BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan belajarberupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Izin UJI Coba Instrumen dari kampus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

BAB III METODE PENELITIAN

2 Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Degeng (Uno, 2010: 3) Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dapat dipahami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini memiliki

Adapun dalam Didactical Design Reasearch (DDR) siklus tahapannya yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa, dengan siswa perempuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub-bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai setting dimana

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

2015 DESAIN DIDAKTIS KONSEP ASAS BLACK DAN PERPINDAHAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN SURAT IJIN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDITAS SOAL VALIDITAS

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Penelitian Tindakan kelas (PTK) diperkenalkan

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian dari Kampus

Desain Didaktis Konsep Mengukur Sudut di Kelas V Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

Elyas Narantika NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS PENDIDIKAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KRADENAN SD NEGERI 3 GRABAGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Nilai Semester 1 Mata Pelajaran IPA SDN Gendongan 01 Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar proses penelitian dapat berjalan dengan mudah dan terarah maka dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan desain riset yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yang mengimplementasikan metode penelitian Didactical Design Research (DDR). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktif pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan Carr dan Kemmis, (dalam buku Kunandar 2013. hlm. 43). Menurut Kunandar (2013, hlm. 44) ada tiga prinsip dalam penelitian tindakan kelas yaitu: 1. Adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan. 2. Adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut. 3. Adanya tindakan tretment untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan nyata guru dalam kegiatan pembagian profesinya. (Kunandar 2013:45) Jadi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang menitik beratkan pada proses penelitian guru terhadap peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas dengan cara melakukan kegiatan perencanaan, melaksanakan hasil perencanaan, dan merefleksi hasil tindakan. 20

21 Metode penelitian Didactical Design Research (DDR) menurut Suryadi (2010, hlm.12) metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menitik beratkan pada proses pengembangan situasi didaktis, analisis situasi belajar yang terjadi sebagai respon atas situasi didaktis, yang dikembangkan serat keputusan-keputusan yang diambil guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu Suryadi (dalam buku Suryadi & Suratno, 2014, hlm. 134) mengemukakan pula bahwa Proses berpikir guru dalam konteks pengajaran dan pembelajaran yang berkembang di Eropa Sejak tahun 2007 dirumuskan sebuah kerangka berfikir reflektif. Kerangka tersebut meliputi tiga hal, yakni berfikir sebelum, pada saat dan setelah pengajaran dan pembelajaran. Ketiga proses berpikir tersebut mencerminkan kerangka pengembangan kurikulum pada level implementasi praktis (enacted curriculum) di kelas (pembelajaran) dan disebut sebagai penelitian Didactical Design Reaserch (DDR). Melalui kegiatan Lesson Study para guru dibimbing untuk terus meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik profesional. Siklus Plan-Do-See menyediakan aktivitas berpikir guru yang alamiah sejalan dengan aktivitas rutin sehari-hari. Namun demikian, potensi tersebut dirasakan belum terwujud secara optimal (Suratno, 2012). Hubungan guru, siswa dan materi tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajran maka Hubungan Guru-Siswa-Materi digambarkan oleh Kansanen dalam Suryadi (2013. Hlm. 9) sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari Kansanen tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam konteks pembelajaran. Dalam pandangan penulis, hubungan didaktis dan pedagogis tidak bisa dipandang secara parsial melainkan perlu dipahami secara utuh karena pada kenyataannya kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara bersamaan. Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respons siswa atas situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis baru.

22 Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi, akan tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun kelompok atau kelas. Atas dasar hal tersebut, maka pada segitiga didaktis Kansanen perlu ditambahkan suatu hubungan antisipatif guru-materi yang selanjutnya bisa disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP) Gambar 3.1 Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi Dari gambar segitiga didaktis diatas dapat diartikan bahwa hubungan antara guru, materi dan siswa memiliki keterkaitan. Didactical Design Research (DDR). Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu: 1. analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain Didaktis Hipotetis termasuk ADP, 2. analisis metapedadidaktik, dan 3. analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.

23 Jadi Penelitian Tindakan Kelas meiliki kesamaan komponen dalam prosedur penelitian metode DDR yaitu adanya perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. B. Prosedur Penelitian Model PTK Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat atau untaian-untaian dengan atu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan serta refleksi.yang keempatnya merupakan satu siklus. (Tukirah Taniredja, dkk. 2012. Hlm. 24). Tahapan-tahapan tersebut dalam Didactical Design Research yaitu prospektif, metapedadidaktik dan retrospektif. Sedangkan tahapan PTK yang diterapkan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, perencanaan (prospektif), pelaksanaan & pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif). Berikut ini merupakan penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian ini.

24 Tabel 3.1 Siklus PTK yang Menerapkan DDR Siklus PTK model Kemmis Prasiklus Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Praimplementasi Lesson Design Siklus DDR Implementasi Refleksi Proses Pemetaan Kurikulum Pembuatan maind map dari materi ajar Analisis penyajian buku teks Repersonalisasi Learning Obstacle Prediksi respon siswa Chapter Desain Lesson Design Fleksibilitas Unity Coherence (observasi kelas) Bagaimana hubungan antara desain desain dengan implementasi pembelajaran 1. Perencanaan (Prospektif) Pada tahap ini peneliti merumuskan perencanaan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang telah ditemukan. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat

25 instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama tindakan berlangsung. 2. Tindakan Pada tahapan ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan pada pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sebagai upaya perbaikan. 3. Pengamatan (Metapedadidaktik) Pada tahapan ini Peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang terjadi. 4. Refleksi (Retrospektif) Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung. Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik. Perencanaan Tindakan (Prosfektif) Refleksi (Retrospektif) Pengamatan (Metapedadidaktik) Bagan 3.1 Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart dengan Penerapan DDR.

26 C. Prosedur Tindakan Siklus 1 Pengamatan Refleksi Mengamati situasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai observer Mengamati cara guru menyajikan materi yang ada dalam buku pegangan Repersonalisasi buku teks Merumuskan yang ditemukan pada proses pembelajaran Siklus 2 Perencanaan (Prospektif) Melakukan pretest pada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa Membuat Chapter Design Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA tentang sifat-sifat cahaya Tindakan (Metapedadidaktik) Menerapkan desain pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya Refleksi (Retrospektif) Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian Pengamatan (Metapedadidaktik) Mengamati, apakah ada kesulitan dan kemajuan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut

27 Jika hasil pembelajaran belum maksimal, maka melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk siklus berikutnya 1. Prasiklus Bagan 3.2 Modifikasi a. Alur Observasi Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Takirah Taniredja, Dkk.) dengan Penerapan DDR dalam pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya Berbasis model 1) Repersonalisasi Cooperative Learning Learning Tipe Obstacle Number pada Head Buku Together Teks (NHT). Tahapan ini merupakan suatu tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kesulitan belajar siswa melalui analisis materi yang akan dipelajari oleh siswa. Pada tahapan ini peneliti membaca buku IPA siswa dan mencoba menjadi siswa kelas V Sekolah Dasar yang sedang belajar materi tentang sifat-sifat cahaya. Dengan menjalankan kegiatan tersebut menjadi langkah awal untuk menganalisis kesulitan belajar siswa ketika memahami materi tentang sifat-sifat cahaya. 2) Observasi kelas Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran IPA di kelas V SDN Kadumerak 5, peneliti mengamati kegiatan guru salama proses kegiatan pembelajaran mengenai materi yang didajarkan yaitu pada materi sifat-sifat cahaya. 3) Pretest Langkah ini merupakan tahapan penilaian dengan memberikan soal ujian kepada siswa untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal mengenai materi sifat-sifat cahaya. Peneliti melakukan pretest kepada siswa kelas V Sekolah Dasar mengenai sifat-sifat cahaya. Siswa mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 dengan klasifikasi kesulitan soal mulai dari sukar, sedang dan mudah. Tiap soal yang dijawab dengan benar maka akan diberi skor 1. 4) Refleksi

28 Pada tahapan ini peneliti dan guru mitra melkukan diskusi mengenai kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil observasi yang peniliti lakukan ketika kegiatan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya berlangsung. Dari kegiatan refleksi ini akan didapatkan suatu masukan yang dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka peneliti an dilanjutkan ke siklus berikutnya. 2. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan Tahapan perencanaan ini meliputi kegiatan: 1) Tahap Pembuatan Chapter Design Tahap ini merupakan rancangan peta konsep materi yang sesuai dengaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada di dalam kurikulum.peneliti membuat rancangan peta konsep untuk materi sifatsifat cahaya. Dalam peta konsep yang dibuat memuat materi yang akan diajarkan beserta analisis keterkaitan materi ajar di kelas IV, V dan VI serta kelas VIII SMP. Apakah materi sifat-sifat cahaya tersebut sudah perah dipelari atau belum di kelas tersebut. 2) Pembuatan Lesson Design Tahap ini merupakan sebuah rancangan pembelajaran atau yang disebuut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat Komponen RPP hampir sama dengan RPP pada uumumnya, didalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi esensial, media belajar, tahapan kegiatan pembelajaran, terdapat pula prediksi respon siswa disertai dengan antisipasi didaktis guru dan kegiatan evaluasi. Peneliti membuat RPP yang meliputi serangkaian kegiatan mulai dari analisis SK dan KD, menganalisis tujuan pembelajaran agar desain RPP mencangkup tujuan dari pembelajarn, analisis materi esensial, menentukan metode pembelajaran dan media sesuai kebutuhan penyampaian materi. Peneliti juga memprediksikan respon siswa yang akan mempelajari sifat-

29 sifat cahaya berdasarkan disain pembelajaran yang sudah peneliti rancang hal ini untuk menentukan antisipasi didaktik apa yang harus diberikan oleh peneliti untuk membantu ketika siswa mengalami kesulitan belajar. 3) Prediksi respon siswa merupakan suatu analisis memprediksikan situasi belajar siswa berdasarkan respon siswa ketika mempelajari materi tentang sifat-sifat cahaya. Dengan memperhatikan respon siswa, akan membantu peneliti untuk menentukan apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak dan membantu pula untuk memberikan antisipasi didaktis pada siswa. b. Tahap Tindakan Pada tahapan tindakan ini meliputi kegiatan menerapkan desain pembelajran yang sudah dibuat peneliti sekaligus untuk mengamati kesulitan belajar selama proses pembelajran berlangsung. Terdapat tiga komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi. Maksud dari kesatuan, fleksibilitas dan koherensi dalam tahapan penelitian ini adalah: 1) kesatuan (unity) adalah kesatuan utuh dari komponen-komponen situasi didaktis. 2) fleksibilitas (flexibility) adalah intervensi guru dalam mengantisipasi dan mengembangkan alur belajar siswa. 3) koherensi (coherence) adalah keterpaduan logis antar situasi didaktis (situasi aksi-formulasi-validasi) yang dikembangkan. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu: a) menerapkan desian pembelajran (RPP) yang menerapkan model pembelajaran kooperatife learning tipe Number Head Together (NHT). Adapun langkah-langkah pembelajraan dengan menerapkan model pembelajaran pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number Head Together (NHT) adalah sebagai berikut: (1) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. (2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.

30 (3) Guru member tugas/pertanyaan pada masing-masing siswa dalam kelompok untuk mengerjakannya. (4) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. (5) Guru memanggil salah satu nomor secara acak. (6) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka. (7) Tahap pengamatan merupakn tahapan melakukan analisis kesulitan dan kemajuan siswa dalam belajar yang baru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number Head Together (NHT). c. Tahap Refleksi Pada tahapan ini meliputi kegiatan menganalisis hubungan antara desain dengan implementasi pembelajaran. D. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian yang berjudul Desain Pembelajaran Konsep Cahaya Berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas V Semester 2, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi kelas dan tes. Teknik pengumpulan data dengan, observasi, wawancara dan juga tes. 1. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2013, hlm. 143). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Observasi Langsung, cara mengumpulkan data yang dilakukan yaitu

31 melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian secara langsung, mengobservasi keadaan atau situasi yang terjadi di tempat penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap guru dan siswa. Observasi guru dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas guru dalam proses mengajarkan sifat-sifat cahaya. sedangkan observasi siswa dimaksudkan untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui kesulitan siswa ketika mempelajari sifat-sifat cahaya. Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT). No Indikator 1 Kegiatan Orientasi a. Menentukan unit pebelajaran b. Menarik perhatian siswa c. Menumbuhkan motivasi siswa d. Menyampaikan tujuan pembelajaran Nilai 1 2 3 4 2 Kegiatan penyajian materi, metode, media pembelajaran a. Kejelasan materi b. Metodebelajar Cooperative Learning Tipe Number Head

32 Together (NHT) c. Penggunaan alat peraga yang sesuai 3 Kegiatan belajar mengajar a. Guru membagi Siswa ke dalam kelompok-kelompok. b. Guru memberi nomor pada Masingmasing siswa dalam kelompok c. Guru memberi tugas untuk semua kelompok d. Guru memberi pertanyaan pada masing-masing siswa dalam kelompok untuk mengerjakannya. e. Guru memberikan kesempatan kepada Setiap kelompok untuk memulai diskusi menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. f. Guru memanggil salah satu nomor secara acak. g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka. Jumlah skor Nilai rata-rata Tingkat penguasaan Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

33 4 = Sangat Baik Skor maksimal = Jumlah deskriptor x Nilai tertinggi Presentasi Pencapaian = Skor yang diperoleh skor maksimal X 100% = Nilai rata-rata skor yang diperoleh = jumlah deskriptor = Kriteria penilaian kemampuan mengajar guru dalam pendekatan pembelajaran Cooperative Tipe Number Head Together. 2. Tes Tes adalah pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat dan lainnyadapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal atau hasil belajar dengan berbagai prosedur penelitian (Kunandar, 2013, hlm.186). Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Peneliti memilih tes tertulis yang berbentuk tes objektif yaitu dibuat dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) yang berjumlah 10 soaldengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b,c, dan d., dan 10 soal isian singkat Setiap soal diberi skor 1 pada jawaban yang benar. Kriteria pengkategorian nilai hasil belajar siswa sebagai berikut; 85-100 = Baik Sekali (A) 65-84 = Baik (B) 45-64 = Cukup (C) 25-44 = Kurang (D) 0-24 = Gagal (E) (Dalam Sudjana Nana, 2010, hlm.204)

34 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Pretest Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : V / 2 Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. Kompetensi Dasar Menjelaskan Sifat- Sifat Cahaya Indikator Mengidentifikasi cahaya merambat lurus (sifat-sifat cahaya) Tingkat Kesulitan Ingatan Pemahaman Aplikasi PG Isian PG Isian PG Isian Jumlah Mudah 1 1 Sedang 2 1 Sukar

35 Membedakan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap). Mudah 1,4 2 Sedang 5, 6 2 Sukar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Mudah 7 7 2 3 Sedang 3 3 2 1 5 Sukar Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan. Mudah 4 8 2 Sedang 8 9 2 Sukar 10 1 Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Mudah Sedang Sukar 6 10 2 9 1 Jumlah 5 10 5 20

36 A. Isilah soal di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada a, b, c, d dengan jawaban yang benar! 1. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk sifat-sifat cahaya. a. Cahaya merambat lurus c. cahaya dapat diuraikan b. Cahaya dapat dipantulkan d. cahaya dapat menembus dinding 2. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus adalah a. Terbentuknya pelangi saat turun hujan b. Pemantulan cahya pada cermin c. Rambatan cahaya matahari lurus ketika melewati genting kaca d. Cahaya menembus benda bening 3. Jarak bayang-bayang ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. Itu adalah salah satu sifat bayang-bayang pada. a. Cermin datar b. Cermin cekung c. Cermin cembung

37 d. Cermin lengkung 4. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukan pembiasan cahaya adalah.. a. Pelangi b. Fatamorgana c. Terbentuknya bayang-bayang d. Dasar kolam tampak lebih dangkal 5. Jika cahaya mengenai cermin datar maka sifat bayangan dari cermin tersebuut adalah a.maya, tegak, sama besar b. nyata tegak diperkecil c. maya, tegak lebih, besar d. maya, terbalik, lebih besar 6. di bawah ini manakh yang menunjukan peristiwa cahaya terdiri dari beberapa warna a. fatamorgana b. pelangi c. gerhana d. hujan 7. permukaan air kolam jika dilihat dari atas kolam akan nampak terlihat.. a. dalam b. surut c. dangkal d. sedang 8. kaca spion termasuk kedalam cermin. a. lengkung b. cekung c. datar d. cembung

38 9. dibawah ini manakah yang termasuk kedalam warna pelangi a. jingga kuning, abu-abu, nila, hijau b. coklat, biru, hijau unggu, c. merah kuning, biru, hitam, putih d. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu 10. jika sebuah pensil dimasukan kedalam segelas air bening maka pinsil akan nampak terlihat a. patah b. lurus c. tegak d.terbalik A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda. 2. Jika berkas cahaya seajar jatuh pada permukaan yang licin, maka akan terjadi pemantulan. 3. Benda terlihat lebih besar jika dipantulkan oleh cermin.. 4. Benda-benda yang dapat meneruskan cahaya secara sempurna disebut 5. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai benda yang permukaannya 6. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda. 7. Benda terlihat lebih besar daripada benda aslinya jika dipantulkan oleh cermin 8. Pada saat melihat dari permukaan air, dasar bak mandi tampak.. dari pada ukuran sebenarnya

39 9. Pembiasan cahaya menghasilkan warna-warna cahaya. Peristiwa itu disebt 10. Cahaya putih matahari jika diuraikan akan menghasilkan warna. Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda 1. c 2. c 3. a 4. a 5. a 6. b 7. a 8. d 9. d 10. c Soal Isian 1. benda bening 2. teratur 3. cembung 4. benda bening 5. kasar 6. bening 7. cembung 8. dangkal 9. dispersi cahaya 10. me ji ku hi bi ni u (warna pelangi) E. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut yaitu: 1. Pengolahan Data Hasil Observasi

40 Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang diamati adalah aktivitas belajar siswa. Sebelum data diolah terlebih dahulu membuat aspek-aspek yang dinilai.setiap aspek dibuat kriteria pengamatan dan melakukan pengamatan di kelas V SDN Kadumerak 5 terhadap aktivitas yang diamati baru dikumpulkan. Rumus tabel observasi hasil belajar dalam pembelajaran IPA dengan model Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) pada materi sifat-sifat cahaya. Nilai: 1 = Kurang 3 = Baik 2 = Cukup 4 = SangatBaik nilai rata rata = Skor yang diperoleh Skor maksimal (Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006 hlm. 67) 2. Pengolahan Data dari Tes Hasil Belajar Siswa Untuk memperoleh data yang reliable dengan tes yang akan diberikan yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan soal isian singkat sebanyak 5 soal. Makaskor tes hasil belajar siswa ditentukan dengan rumus: S = R N X 100 Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari) R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto Ngalim, 2009, hlm. 112)

41 Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus: X = X N Keterangan: X X N = rata-rata (mean) = jumlah seluruh skor = banyaknya subjek (Sudjana Nana, 2010, hlm. 109) F. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN Kadumerak 5 pada mata pelajaran IPA khususnya materi sifatsifat cahaya. Jumlah murid kelas V di SDN Kadumrak 5 berjumlah 20 orang, yang terdiri dari laki-laki 10 siswa perempuan 10 siswa. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN Kadumerak 5 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang. Adapun alasanpenelitian ini dilakukan di SD tersebut yaitu: 1. Lokasi dekat dengan peneliti sehingga lebih memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

42 2. Pada sekolah tersebut siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep cahaya. 3. Pada sekolah tersebut nilai siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya masih di bawah KKM.