PENGARUH PENGATURAN TEMPERATURE CONTROL VALVE PADA FIN FAN COOLER TERHADAP JUMLAH MINYAK KONDENSAT DI STRATIFIER

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN GAS BUANG TERPRODUKSI UNTUK MENAIKKAN TEMPERATUR DI RANTAU BAIS GATHERING STATION

PENENTUAN PERSAMAAN EMPIRIS KORELASI WATER CUT

OPTIMASI LAJU INJEKSI DEMULSIFIER

Optimasi Injeksi Demulsifier Sebagai Respon Terhadap Proses Acidizing

EFFISIENSI COOLING POND UNTUK PENURUNAN KONSENTRASI PHENOL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR BUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Temperatur Terhadap Proses Pemisahan Minyak Di Pematang Gathering Station (GS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

Pengaruh Bahan Bakar dan Excess O2 Terhadap Effisiensi Boiler

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

PROSES KERJA GAS COMPRESSOR DIDALAM PENGOLAHAN GAS ALAM DI PT. CNOOC SES Ltd.

learning, sharing, meaningful

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Baku Mutu Air Limbah. Migas. Panas Bumi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh Steam Quality Terhadap Produksi Minyak di PT CPI. Abstract

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Management yang baik demi mendapatkan perkiraan kebutuhan daya yang efisien untuk masa yang akan datang.

18

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil optimasi sumur gas dan hasil simulasi hysys

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

Komponen mesin pendingin

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG & Moisture Content Gas di Petani Gas Plant

Bab III CUT Pilot Plant

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA DAN PERKIRAAN KEBUTUHAN DAYA MENGGUNAKAN KOMBINASI PENDEKATAN JUMLAH FLUIDA DAN PENAMBAHAN FASILITAS PADA HEAVY OIL OPERATION UNIT

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi )

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 4 HEAT ECHANGER

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

Oleh : Luthfan Riandy*

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

Evaluasi Efisiensi Proses Crude Oil Dehydtation di CGS 5 Lapangan X Provinsi Riau

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah.

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

COOLING WATER SYSTEM

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB IV PROSES PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01)

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN KONDENSOR PERALATAN PIROLISIS SAMPAH PLASTIK

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru ABSTRACT

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Dahlan, Eddy M., Anna Y.

IX Strategi Kendali Proses

Transkripsi:

PENGARUH PENGATURAN TEMPERATURE CONTROL VALVE PADA FIN FAN COOLER TERHADAP JUMLAH MINYAK KONDENSAT DI STRATIFIER Febri Ferdian, Samsul Kislam, Elmi Sundari, Elly Desni Rahman Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No.19, Olo Nanggalo Padang-25143 Abstrak Proses pendinginan/kondensasi uap yang berasal dari annulus casing sumur minyak yang menggunakan metode injeksi uap harus menggunakan metode pendinginan dan pengaturan instrumentasi yang tepat agar proses kondensasi bisa berjalan dengan baik, optimal, dan tentunya sangat murah namun tidak mengabaikan prinsip keselamatan dan pencemaran lingkungan. Adanya minyak kondensat yang terdapat dalam stratifier dalam fasilitas pembakaran uap buangan mengindikasikan bahwa pengaturan instrumentasi yang terpasang pada FFC (Fin Fan Cooler) perlu dipelajari kembali. Dengan merubah setting pada TCV (temperature Control Valve) dibawah setpoint sekarang, minyak kondensat yang terdapat dalam stratifier bisa dikurangi ataupun dihilangkan. Kata kunci: Kondensasi, Minyak Kondensat, FFC, Stratifier, Temperature Control Valve. Abstract Vapour condensation proces from annulus casing oil well that using steam injection method should be use condensation method and good instrumentation setting to make condensation proces running normal, optimal, and cheap but still handling safety principle and environmental concern. Condensate oil found in stratifier at incinerator facility indicated that instrumentation setting installed at FFC (Fin Fan Cooler) must be re-studying. Re-setting TCV under setpoint now, should be reduced or clear up condensate oil in stratifier. Keyword: Condensation, Condensation Oil, FFC, Stratifier, Temperature Control Valve.

PENDAHULUAN Dunia industri migas merupakan industri yang membutuhkan biaya operasional yang tinggi, baik dalam segi pembangunan fasilitas produksi dan pengolahan dan juga dalam segi pemeliharaan. Industri migas harus bisa mengoptimalkan seluruh biaya produksi agar mendapatkan keuntungan yang optimal pula. Hal ini juga tidak terlepas dari cara pengolahan produk utama dan produk sam pingandari sumur minyak produksi. Sumur minyak produksi memiliki produk utama berupa minyak mentah dan produk sampingan berupa kondensat. Kondensat merupakan hasil kondensasi uap yang berasal dari Air Cooled Heat Exchanger (ACHE) yang digunakan untuk mengolah uap yang keluar dari gas outlet tangki Casing vapour Collection (CVC) menjadi produk liquid sebagai hasil dari proses pendinginan (Satam, 2013). Sebelum dialirkan ke incinerator untuk dibakar, uap dialirkan ke stratifier yang berfungsi menangkap butiran uap yang terbawa oleh waste gas. Waste gas merupakan produk akhir pengolahan uap yang tidak bisa diproses lagi di dalam fasilitas pengolahan uap Proses pengolahan kondensat dan alat incinerator dan sratifier dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Saat ini uap yang keluar dari fasilitas kipas pendingin masih mengandung minyak kondensat. Hal ini terlihat pada drainase stratifier yang merupakan sebuah water trap dari uap kondensat Separator sebelum masuk ke incinerator. Setting temperatur keluaran Fin Fan Cooler (FFC) yang sekarang beroperasi adalah 150 o F. Minyak yang terperangkap dalam sratifier diduga dapat diminimalkan dengan mengatur temperatur keluar FFC di bawah 150 o F. Jika temperatur di fasilitas kipas pendingin diatur pada temperatur maksimal 100 o F, diduga minyak kondensat dalam fasa gas yang terikut bersama uap dan gas berbahaya dapat dipisahkan. Minyak kondensat yang tertampung di stratifier dapat diminimalkan dengan mengatur TCV (Temperature Control Valve) sebelum uap minyak masuk ke fasilitas pendingin. Selain itu, biaya untuk mengoptimalkan proses pendinginan uap juga akan lebih murah jika dibandingkan dengan perusahaan harus menambah jumlah kipas pendingin lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi jumlah minyak kondensat yang tertampung di stratifier dengan melakukan setting point temperature pada TCV Fin Fan Cooler. Gambar 1. Diagram Proses Penggolahan Uap. Gambar 2. Incinerator dan Stratifie

METODE PENELITIAN Minyak kondensat yang akan diamati pada peneitian ini adalah minyak kondensat yang terdapat dalam stratifier. Peralatan yang digunakan sebahagian telah terpasang yaitu FFC (sudah terpasang di fasilitas pengolahan uap annulus casing), Temperature Control Valve (sudah terpasang di fasilitas pengolahan uap annulus casing), Stratifier (sudah terpasang di fasilitas pembakaran uap sisa pengolahan Fin Fan Cooler). Alat pendukung lainnya adalah media penampung minyak kondensat (ember) yang terbuat dari logam, gelas ukur berfungsi untuk menghitung jumlah kadar air dan minyak kondensat dalam sampel, Temperature Gun, berfungsi untuk mengambil temperatur uap pada fasilitas, Pressure gauge, berfungsi untuk membaca tekanan masuk uap dalam fasilitas. Penelitian ini dilakukan dengan parameter peubah pengaturan temperatur maksimal keluaran fluida kondensasi di ujung keluaran pipa Fin Fan Cooler 100 o F, 120 o F dan 140 o F. Parameter yang dipertahankan tetap tekanan uap yang masuk ke Fin Fan Cooler yang berkisar antara 1 hingga 3 Psi dan temperatur uap yang masuk ke Fin Fan Cooler o yang berkisar antara 200 hingga 215 F. Tekanan ini sangat fluktuatif dan juga tidak bisa diatur. Tekanan ini bergantung pada tekanan dari annulus casing sumur minyak. Parameter keluaran yang diamati adalah jumlah minyak yang terdapat pada stratifier incinerator. Penelitian ini meliputi beberapa tahap kerja yaitu visual monitoring satu kali setiap satu hari per pengaturan menampung fluida yang ada di dalam stratifer, memisahkan minyak kondensat dan air ke dalam wadah ember, menghitung jumlah minyak kondensat dan air menggunakan gelas ukur, mencatat jumlah minyak kondensat hasil perhitungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data jumlah kondensat pada pengaturan adalah 100 o F. Pengaturan dan pengambilan sampel dilakukan pada sore hari jam 15:00. Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 100 o F dapat dilihat pada Tabel 1. Data jumlah kondensat pada pengaturan Temperature Control Valve maksimal FFC adalah 120 o F. Pengaturan dan pengambilan sampel adalah pada sore hari jam 15:00 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 100 o F Catt: * Tanggal 23 Desember ada program SDCT (Shutdown Control Test), yaitu program pengetesan fungsi safety devices jika terjadi

kondisi abnormal pada fasilitas. Program ini berlangsung selama lebih kurang 3 jam pada pagi hari hingga tengah hari. Tabel 3 Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 140 o F Tabel 2 Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 120 o F Catt: * Tanggal 27 Desember 2013 terjadi hujan lebat selama 3 jam dari jam 11:00 hingga jam 13:00 dan pada hari itu, cuaca sedikit mendung. Tanggal 29 Desember 2013 ketika mengambil sampel cuaca agak mendung. Data jumlah kondensat pada pengaturan adalah 140 o F. Pengaturan dan pengambilan sampel adalah pada sore hari jam 15:00. Data jumlah kondensat pada pengaturan adalah 150 o F. Temperatur ini merupakan temperatur yang diatur saat fasilitas beroperasi dengan normal. Pengaturan dan pengambilan sampel adalah pada sore hari jam 15:00 Catt: * Tanggal 13 Januari 2014 hujan turun selama 2 jam dari jam 9:00 hingga jam 11:00 dan gerimis selama 4 jam dari jam 11:00 hingga jam 15:00 dan pada hari itu, cuaca mendung. Tabel 4. Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 150 o F

Tabel 5. Jumlah kondensat yang tertampung pada stratifier pada 4 perlakuan analisis perpindahan panas bahwa semakin rendah temperatur yang kita atur dalam proses kondensasi uap, maka semakin baik proses kondensasi fluida tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Elmi Sundari,MT dan Ibu Dra.Elly Desni Rahman, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,pengarahan dan koreksi sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Serta semua pihak yang telah banyak membantu terselesainya laporan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Nurul Della dan Samantha Juliana. 2012. Laporan Kerja praktek. Fakultas Teknik Kimia Universitas Indonesia Satam, 2013. Penentuan Persamaan Empiris Korelasi Water Cut Hasil Produk Condensat dengan Temperatur dan Bukaan Valve pada Proses Fin Fan Cooler di Fasilitas Test Station. Universitas Riau, Pekanbaru Tim HR dan OM&C Chevron. 2012. Operation and Mainetance Certification Production Operation Chevron handbook module 5. Duri, Riau Gambar 3. Jumlah minyak kondensat pada 4 perlakuan setting TCV pada FFC KESIMPULAN Dari ketiga data pengaturan temperatur TCV pada FFC diatas, dapat disimpulkan bahwa pengaturan temperatur 100 o F merupakan pengaturan temperatur yang sangat baik dalam mengurangi kondensat yang tertampung di stratifier. Hal ini sejalan dengan teori