SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK. Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Dalam organisasi proyek pembangunan Rusun Pasar Lokasi Binaan Rawa Buaya,


Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu


BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK


BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara

BAB 3 UNSUR UNSUR PEMBANGUNAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

Owner (Pemilik Proyek)

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Unsur-unsur Pembangunan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

SEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB II DATA PROYEK. tempat tinggal juga perkantoran yang semakin meningkat, PT. lokasi yang strategis, nyaman dan memiliki fasilitas penunjang


BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah sistem

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Salah satu unsur yang sangat. pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi

BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa 2.2 Karakteristik Jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. perencana, manajemen kontruksi, kontraktor dan sub kontraktor dimaksudkan

ΜΑNAJEMEN PROYEK 3.3. Struktur Organisasi Kontraktor a. General Superintendent b. Deputy General Superintendent

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Transkripsi:

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN 3.1. Struktur Organisasi Diagram 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1. Organisasi dan pihak yang terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain. Keterkaitan tersebut digambarkan dalam suatu struktur organisasi, dimana pihak-pihak tersebut memiliki tugas dan wewenang masing masing terhadap proyek yang sedang dilaksanakan. Pada proyek pembangunan Apartement dan SOHO, organisasi organisasi yang terlibat baik dari III - 1

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, serta pembiayaan, adalah sebagai berikut: a. Pemilik Proyek (Owner) Pemilik proyek adalah seseorang atau suatu instansi baik itu pemerintah maupun swasta yang mempunyai keinginan untuk mendirikan suatu bangunan dengan dana yang dimilikinya, baik bangunan tersebut didirikan untuk kepentingan sendiri atau untuk suatu pelayanan publik dengan alasan tertentu. Kemudian Owner akan memberikan wewenang pada pihak lain dalam merencanakan dan melaksanakan sesuai dengan kontrak yang berlaku. Dalam proyek Roseville Soho & Suite, yang bertindak sebagai Owner adalah POHON GROUP- PT INTAN ANUGRAH PERSADA. 1. Hubungan antara Owner dengan Konsultan Perencana & Konsultan Pengawas Owner memberikan wewenang pada konsultan perencana untuk merencanakan pembangunan (Arsitektur, Struktur, Mekanikal & Elektrikal). Konsultan pengawas memberikan suatu jasa pengawasan dan manajemen proyek untuk jalannya proses konstruksi sehingga pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Sedangkan Owner membayar sejumlah biaya atas semua jasa yang telah dikerjakan III - 2

kepada semua konsultan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. 2. Hubungan antara Owner dengan Kontraktor Kontraktor memiliki kewajiban dan wewenang untuk melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek sesuai kontrak yang berlaku. Pelaksanaan harus dilakukan dengan baik, tepat waktu, sesuai dengan spesifikasi atau standar yang diinginkan,dan dapat dipertanggung jawabkan pada waktu penyerahan pekerjaan. Sedangkan Owner membayar biaya pelaksanaan kepada kontraktor sesuai dengan kontrak yang disepakati. Kontrak yang disepakati oleh Owner dengan Kontraktor adalah Kontrak Lump Sum Tugas dan wewenang dari pemilik proyek (Owner), meliputi : a. Mengusahakan izin yang diperlukan untuk membangun proyek konstruksi (IMB). b. Mengadakan pembebasan lahan. c. Melakukan pemilihan konsultan dan kontraktor dengan pelelangan maupun penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian (kontrak). d. Menyediakan dana pembangunan proyek. e. Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan (tambahan atau pengurangan pekerjaan). III - 3

f. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan pekerjaan, waktu, dan biaya. g. Menghadiri rapat rapat dengan pelaksana proyek dan memantau perkembangan proyek. h. Mengadakan pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang ditetapkan. a. Konsultan Perencana Konsultan Perencana adalah perorangan atau instansi baik pemerintah maupun swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi bangunan, yang memiliki kemampuan merancang, merencanakan, atau memberikan konsultasi kepada pihak Owner. Dimana konsultasi tersebut berdasarkan sesuai permintaan, keinginan dan kebutuhan Owner. 1. Antara Konsultan Perencana dengan Kontraktor Setiap konsultan perencana harus melakukan koordinasi rencana pekerjaan dengan kontraktor. Agar pelaksanaan pekerjaan proyek dapat sesuai dengan rencana yang diinginkan oleh Owner. Jika kontraktor mendapati perbedaan baik pada gambar kerja maupun metode pelaksanaan dapat langsung dikoordinasikan dengan konsultan perencana. Pada proyek Apartement dan SOHO, jasa konsultan perencana dipegang oleh : III - 4

a) Arsitektur : PT.ARKITEKTON LIMATAMA b) Struktur : PT.CIPTA SUKSES c) MEP : PT.METAKOM INTI PERKASA Tugas dan wewenang dari konsultan perencana, meliputi: a. Memberikan konsultasi kepada Owner saat tahap perencanaan mengenai desain, kekuatan konstruksi, dan scheduling. b. Memberikan masukan dan usulan mengenai konstruksi pendukung bangunan. c. Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya, jika ada yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada Owner maupun pelaksana proyek tentang pelaksanaan pekerjaan. e. Menghadiri rapat rapat teknis dan koordinasi agar bila ada perubahan perubahan bisa cepat diketahui dan diantisipasi. b. Konsultan Pengawas Kosultan Pengawas adalah pihak yang mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek untuk mengetahui apakah rencana yang dilaksanakan benar benar sesuai dengan desain dan aturan yang telah direncanakan. Dalam proyek ini PT.POLABAJA PANTONGRAHA sebagai Construction Management. III - 5

c. Kontraktor Kontraktor adalah pihak atau suatu instansi baik pemerintah maupun swasta yang menerima tugas untuk mewujudkan secara fisik pembangunan berdasarkan gambar kerja. Dalam pelaksanaannya kontraktor dibantu oleh pelaksana lain, seperti sub kontraktor (jika ada). Pada proyek Apartement dan SOHO yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT.POLABAJA PANTONGRAHA Tugas dan wewenang dari kontraktor meliputi : 1. Menyusun dan memperhitungkan Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek (RAPP) untuk keperluan pendanaan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi. 2. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk, volume, mutu, dimensi dan lainnya dari stiap bagian pekerjaan 3. Memilih dan menetapkan Metode Pelaksanaan Konstruksi yang akan dipakai. 4. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan rencana rencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian waktu dan mutu. III - 6

5. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada konsultan perencana dan konsultan pengawas setiap ada perubahan. 6. Menyiapkan sumber daya manusia seperti tenaga ahli sampai dengan pekerja bangunan dalam berbagai bidang pekerjaan. 7. Menyediakan alat alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila ada kerusakan, dan jika pekerjaan telah selesai, wajib menyingkirkan alat alat tersebut dari lokasi dan membersihkan berkas berkasnya. 8. Membuat laporan pekerjaan harian, mingguan, bulanan sesuai dengan keperluan Owner dan Kontraktor. 3.1.2. Organisasi Proyek Kontraktor PT.POLABAJA PANTONGRAHA Struktur organisasi yang terlibat pada aktivitas diatas disusun dalam bagan struktur organisasi dengan hubungan kerja organisasi di atas digambarkan secara umum dalam skema pada gambar : III - 7

III - 8

3.2 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah salah satu cabang yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada baik itu tenaga kerja, dana, bahan dan material, metode pelaksanaan serta alat-alat berat yang diperlukan pada suatu proyek pembangunan. Manajemen Proyek sebisa mungkin mengatur segalanya secara efisien dan efektif, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan spesifikasi, biaya dan waktu yang direncanakan. Tujuan dari proses Manajemen Proyek adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian pekerjaan: a. Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budgeting yang telah ditentukan, jangka waktu yang ditetapkan, dan kualitas bangunan proyek yang sesuai dengan spesifikasi teknis. b. Bagi Kontraktor yang Bonafide, yaitu untuk mengembnagkan reputasi akan kualitas pekerjaannya (Workmanship) serta dapat mempertahankannya. c. Menciptakan organisasi dikantor pusat maupun di lapangan, yang menjamin beroperasianya secara Team Work. d. Menciptakan iklim kerja yang mendukung, baik dari sarana, kondisi kerja, keselamatan kerja, dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dengan bawahan. e. Menjaga keselarasan hubungan antar pekerja sehingga terdorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian masing- masing pekerja. III - 9

Pada pelaksanaan proyek pembangunan Apartement dan SOHO, tahapan proses manajemen proyek terbagi menjadi 3 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan dan pengendalian (Controlling). 1. Perencanaan (Planning) Kegiatan perencanaan dibagi menjadi 2 tahap, Planning dalam garis manajemen Konsultan dan garis manajemen Kontraktor. Perencanaan yang ditangani oleh Konsultan mecakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada RAB dan Durasi Pekerjaan. Sedangkan yang ditangani oleh Kontraktor mencakup RAPP dalam pelaksanaan, dan Perencanaan Administrasi Lapangan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Kegiatan organizing berupa kegiatan mengatur dan menyusun organisasi atau kegiatan proyek konstruksi yang akan dilaksanakan agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan sasaran pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja diantara unsur-unsur organisasi. Yang masing masing pihak memiliki tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang telah ditetapkan. III - 10

3. Pelaksana dan Pengendalian (Controlling) Dalam tahap ini, dilakukan pelaksanaan fisik bangunan sesuai gambar kerja. Kontraktor dan seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan berkewajiban melakukan tugas dan wewenang masing- masing pekerjaan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini, proses penetapan apa yang telah dicapai dibuat dalam bentuk suatu laporan pekerjaan, adanya evaluasi kerja, pengawasan, dan langkah perbaikan yang diperlukan jika ada sesuatu yang diluar tahap perencanaan. Kegiatan pengendalian dilakukan mulai dari bahan dasar dan proses olah output yang diaplikasikan dalam suatu bentuk, antara lain : a. Pelaksanaan tes uji material, kegiatan ini untuk menjaga dan memastikan kualitas dari material yang akan digunakan. b. Pembuatan master schedule (daily/weekly/monthly report). c. Pembuatan S curve, untuk mengetahui seberapa jauh progress yang telah dicapai dalam proses pelaksanaan. d. Kegiatan checklist,pengawasan dsb. III - 11