BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan strategi dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Hakekat Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Bangun Datar Simetris

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yang di pahami dan di mengerti dengan benar. Ernawati (2003;8) mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. pendekatan dalam belajar adalah pendekatan konstruktivisme.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika, menurut Ruseffendi adalah bahasa simbol; ilmu deduktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI PENCERMINAN BANGUN DATAR DI SDN KARANG TANJUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang merupakan makna dari pendidikan. Membentuk manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Pencerminan dan Simetri Lipat

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Efektivitas menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri untuk

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PAKEM DENGAN MEDIA ALAT PERAGA

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematica, yang mulamula

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Percaya Diri 1. Pengertian Percaya Diri Masalah dengan percaya diri hampir dialami oleh setiap individu dari usia remaja hingga dewasa. Percaya diri merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar khususnya bagi siswa Sekolah Dasar, karena tanpa adanya rasa percaya diri semangat belajar akan berkurang dan prestasi juga akan menurun. Kunci utama kesuksesan seseorang adalah mempunyai rasa percaya diri. Sikap individu yang percaya akan kemampuan diri sendiri untuk bertingkah laku seperti yang dinyatakan oleh Willis dalam Risnawati (2010:34) mengemukakan bahwa percaya diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Pendapat tersebut senada dengan yang dinyatakan oleh Lauster dalam Risnawati (2010:34) mengemukakan bahwa percaya diri merupakan keyakinan seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Pendapat kedua ahli tersebut didukung oleh Anthony dalam Risnawati 8

9 (2010:34) yang berpendapat bahwa sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Berdasarkan penjelasan menurut beberapa para ahli maka dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri. subjek sebagi karakteristik pribadi yang didalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis untuk melakukan suatu perubahan pada diri. 2. Ciri ciri Percaya Diri Percaya diri penting dalam hubungan dengan orang lain. Seorang individu yang mempunyai keyakinan pada diri sendiri yang mampu untuk percaya pada orang lain Adywibowo (2010:40) membagi tiga ciri- ciri percaya diri, yaitu: a. Tidak terlalu bergantung dengan orang lain, artinya bahwa pada saat siswa mengerjakan soal atau tugas yang diberikan oleh guru maka siswa tersebut mampu menyelesaikan tugas secara mandiri. b. Mudah berkomunikasi artinya seorang siswa dikatakan percaya diri ketika siswa tersebut mampu bersosialisasi dengan siswa lain dan mudah untuk bergaul.

10 c. Membantu orang lain, ketika seorang siswa membantu siswa yang lain maka dapat dikatakan siswa tersebut mempunyai sikap percaya diri karena mampu dan yakin dengan kemampuan sendiri. 3. Indikator Percaya Diri Indikator percaya diri merupakan suatu hasil yang nampak pada diri seseorang. Apabila seseorang berani melakukan suatu aktivitas dan tidak ragu memilih serta membuat yang harus dibuat. Adapun indikator percaya diri menurut pendapat Mustari (2014:53-57) yaitu : a. Memiliki keyakinan Percaya diri berarti keyakinan pada diri. Untuk memiliki keyakinan pada siswa diperlukan keberanian, kemampuan untuk mengambil resiko, kesediaan untuk menerima penderitaan dan kekecewaan atau tindakan yang dilakukannya. b. Persamaan kesempatan Setiap siswa memiliki potensi yang memadai untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Siswa memiliki kesempatan yang sama dalam terlibat aktif dalam pembelajaran untuk menumbuhkan rasa percaya diri. c. Menghilangkan inferioritas (menghilangkan rasa minder atau rasa rendah diri.

11 B. Prestasi Belajar Prestasi belajar pada umumnya meliputi aspek pengetahuan. Menurut Arifin (2012:12) prestasi merupakan suatu masalah yang bersifat abadi dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan tiap individu. Pendapat tersebut senada yang dikemukakan oleh Hamdani (2011:137) yang berpendapat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan kegiatan. Kegiatan belajar dikatakan efisien jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang hemat atau minim. Pengertian prestasi menurut beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Usaha belajar yang dapat dijadikan pendorong dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Adapun juga beberapa fungsi utama prestasi belajar menurut Arifin (2011: 12-13) antara lain: a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai. b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

12 e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran pada saat proses pembelajaran. C. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning berasal dari kata Cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau tim. Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda Isjoni (2011: 12). Pendapat tersebut senada yang dikemukakan oleh Daryanto dan Rahardjo model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok. Siswa yang ada di dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Kedua pendapat didukung oleh Anita Lie (2008: 29) model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Terdapat unsur dasar pembelajaran Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan dengan tidak sesuai. Pelaksanaan prosedur model Cooperative Learning dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.

13 Pelaksanaan model Cooperative Learning membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative Learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar yang lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar Cooperative Learning adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk mengungkapkan pendapat siswa secara berkelompok Isjoni (2009:21). Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan cara berkelompok tetapi lebih diarahkan atau dibimbing guru. Pembelajaran kooperatif ini merupakan kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa pada saat berkelompok dan siswa bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Tutor Sebaya 1. Pengertian Tutor Sebaya Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa merasa senang belajar. Menurut Arikunto (1986: 63) bahwa pembelajaran tutor sebaya adalah model pembelajaran yang diberikan oleh tutor (siswa) kepada siswa sebangku untuk menjelaskan materi pembelajaran. Keadaan tersebut dapat dimanfaatkan guru untuk meminta bantuan kepada siswa sebagai tutor yang dapat menerangkan

14 kepada siswa lain untuk melaksanakan program perbaikan. Seorang tutor dapat berasal dari teman sekelas ataupun yang mempunyai umur sebaya. Dalam menentukan seorang tutor, diperlukan pertimbangan tersendiri. Belum tentu siswa yang paling pandai menjadi tutor. Adapun hal yang harus diperhatikan sebagai seorang tutor: a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya. b. Dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan. c. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. d. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. 2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Suatu model pembelajaran tentu terdapat kekurangan dan kelebihan, beberapa kelebihan model pembelajaran tutor sebaya menurut Arikunto (1986: 64) menyampaikan tentang kelebihan cara belajar dengan tutor sebaya. Kelebihan tutor sebaya antara lain: a. Adakala hasil lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru. b. Bagi tutor, pekerjaan sebagai tutor akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan

15 memberitahukan kepada siswa lain, maka seolah-olah siswa menelaah serta menghafalkannya kembali. c. Bagi tutor, pekerjaan ini merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas, dan melatih kesabaran. d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. e. Membantu teman yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan kelemahan dalam pelaksanaan tutor sebaya yaitu: a. Beberapa siswa menjadi malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh siswa lain, akan tetapi rasa malu tersebut dapat hilang apabila siswa dalam mengikuti proses pembelajaran merasa senang sehingga siswa akan terfokuskan pada kegiatan pembelajaran. b. Pada kelas tertentu pekerjaan sebagai tutor ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan akan tetapi perbedaan jenis kelamin tersebut tidak menjadi masalah apabila guru mengawasi selama proses kegiatan belajar mengajar. c. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing apabila dikelas tersebut kebanyakan terdapat siswa yang selalu melanggar aturan, akan tetapi hal tersebut dapat berubah apabila dalam kelas tersebut terdapat banyak siswa yang taat

16 dan patuh terhadap guru, guru pun akan merasa senang dan mudah untuk menentukan tutor. 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Tutor Sebaya Model pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu model yang pelaksanaannya menggunakan tutor sebagai teman belajar, tutor tersebut adalah siswa yang memiliki nilai rata-rata yang baik. Pembelajaran tutor sebaya memiliki langkah-langkah dalam pembelajarannya, menurut Arikunto (1986: 72) terdapat beberapa yang harus dilakukan guru. Hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dalam menggunakan tutor sebaya adalah: a. Mengadakan latihan bagi para tutor b. Menyiapkan petunjuk tertulis baik di papan tulis atau dikertas. c. Menetapkan pertanggung jawaban untuk tiap kelompok. d. Sebagai fasilitator dan mengawasi tutor. E. Matematika Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Matematika menurut Ruseffendi (2007:1) berpendapat matematika merupakan bahasa simbolik, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur tentang pola terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak dapat didefinisikan keunsur yang dapat didefinisikan. Pendapat tersebut senada dengan yang diucapkan oleh Karso (2007:14) yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak,

17 bahasa simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Matematika bagi siswa sekolah dasar berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu yang kemudian. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja. Uraian pendapat ahli di atas dapat disimpulkan matematika adalah ilmu pengetahuan tentang logika yang dapat membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. F. Materi Bangun Datar Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas IV Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar 8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris - Menentukan ciri-ciri bangun datar yang simetris - Menggunakan garis simetri pada bangun datar sederhana - Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar - Mengelompokkan dan memberi contoh bangun datar yang simetris dan tidak simetris - Membuat bangun-bangun datar yang simetris

18 Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Bangun simetris adalah bangun yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik bentuk maupun besarnya. Bangun tidak simetris disebut bangun asimetris. Berikut ini tabel 2.2 mengenai Bangun Datar yang termasuk bangun simetris Tabel 2.2 Bangun Datar yang termasuk Bangun Simetris No. Gambar Nama Bangun 1 Segitiga Sama Sisi 2 Segitigas Sama Kaki 3 Persegi panjang 4 Persegi 5 Layang-layang 6 Trapesium

19 Berdasarkan tabel 2.2 bangun datar yang termasuk bangun simetris yaitu segitiga sama sisi, persegi panjang, segitiga sama kaki, layang-layang dan trapesium. Tidak setiap bangun memiliki kesebangunan Menurut Hardi (2009: 214-218) kesebangunan adalah kesamaan perbandingan panjang sisi dan besar sudut antara dua buah bangun datar atau lebih. Dua contoh bangun yang pasti sebangun diantaranya segitiga sama sisi, lingkaran, dan persegi. Dua bangun datar dapat dikatakan sebangun jika: a. Bentuk kedua bangun sejenis. b. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. c. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama. Pada bangun datar tidak semua bangun memiliki simetri lipat, karena simetri lipat adalah banyaknya lipatan pada bangun datar yang bisa membagi bangun datar tersebut sehingga setengah bagian dari bangun datar tersebut bisa menutupi setengah bagian yang lain. Simetri putar merupakan sebuah titik pusat yang apabila bangun datar tersebut dapat kita putar kurang dari satu putaran penuh untuk mendapatkan bayangan yang tepat seperti bangun semula. Cara Menentukan simetri lipat dan simetri putar yaitu: a. Simetri Lipat Suatu bangun dikatakan simetri lipat jika bangun tersebut memiliki sumbu simetri yang membagi bangun tersebut menjadi dua bangunan yang kongruen (sama dan sebangun). Dua bangunan dikatakan

20 kongruen apabila memiliki kesamaan bentuk dan ukuran. Bila dilipat pada sumbu simetrinya, bangun tersebut tepat berhimpit. b. Simetri Putar Suatu bangun datar dikatakan mempunyai simetri putar bila bangun datar tersebut dapat menempati bingkainya tersebut dengan tepat saat diputar pada titik pusatnya. G. Penelitian Yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wisudawati, V. L. N (2015: 10) dengan judul Implementasi Strategi Pembelajaran Active Learning dengan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Perbankan Siswa Kelas X Akuntansi 3 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa pada kompetensi dasar kredit siswa kelas X akuntansi 3 SMK koperasi Yogyakarta tahun Ajaran 2014/2015. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Putu Satyani dengan judul. Pengaruh Model Kooperatif Teknik Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Matematika dengan Pengendalian Kovariabel Kemampuan Penalaran Operasional Konkret. Berdasarkan temuan-temuan disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik tutor sebaya berkontribusi terhadap prestasi belajar Matematika baik sebelum maupun sesudah variabel penalaran operasional konkret siswa dikendalikan

21 H. Kerangka Berpikir Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas, kondisi awal yang peneliti temukan adalah percaya diri dan prestasi belajar siswa yang masih rendah. Percaya diri siswa yang masih rendah dapat dilihat ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, bahwa ketika siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan secara individu tetapi kebanyakan siswa saling mencontek dan bertanya kepada teman satu bangku. Masalah lain yang ditemukan yaitu prestasi belajar siswa dapat dilihat berdasarkan nilai hasil rata-rata ulangan harian yang rendah. Berdasarkan kondisi awal tersebut perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi belajar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran yang bervariatif. Salah satu pembelajaran yang bervariatif adalah pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya yang pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wisudawati,V.L.N (2015) dengan judul implementasi Strategi Pembelajaran Active Learning dengan metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada mata pelajaran dasar-dasar Perbankan Siswa kelas X Akuntansi 3 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan prestasi belajar. Pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide sesama teman. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan melalui dua siklus. Setelah melakukan penelitian diharapkan percaya diri dan prestasi belajar matematika siswa dapat meningkat, seperti yang tergambar pada skema sebagai berikut :

22 kondisi awal percaya diri dan Prestasi siswa rendah Tindakan Dalam Pembelajaran guru menggunakan model tutor sebaya Siklus 1 Dalam Pembelajaran siswa melaksanakan model tutor sebaya Percaya diri dan Prestasi belajar matematika Meningkat Siklus 2 Dalam pembelajaran siswa melaksanakan model tutor sebaya Gambar 2.1 Kerangka Berfikir I. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dirumuskan hipotesis tindakan : 1. Model Pembelajaran kooperatif tipe Tutor Sebaya dapat meningkatkan Percaya Diri siswa kelas IV SD Negeri 4 Gumelar. 2. Model Pembelajaran kooperatif tipe Tutor Sebaya dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Gumelar.