BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Bambang Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Karakter Rasa Ingin Tahu Karakter dapat diperoleh melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan karakter non formal dapat diperoleh dari kebiasaan orang tua atau keluarga beserta lingkungan masyarakat, kemudian pendidikan karakter formal dapat diperoleh melalui proses pendidikan di sebuah satuan pendidikan atau sekolah. (Saptono, 2011: 23) pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik berlandaskan kebijakan inti yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Kementerian Pendidikan Nasional terdapat 18 jenis nilai karakter bangsa yang salah satunya adalah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu membuat siswa menjadi aktif, salah satu belajar yang terbaik adalah dengan mengamati siswa pada waktu proses pembelajaran. (Zunaedi 2011:75) mengatakan rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu hal yang belum pernah atau belum dimengerti sebelumnya. Sedangkan (Mustari 2014: 85) mengatakan bahwa rasa ingin tahu adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Berdasarkan pendapat diatas dapat
2 9 disimpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah sebuah sikap siswa yang berusaha untuk mencari tahu yang belum mereka ketahui sebelumnya. b. Indikator Rasa Ingin Tahu Karakter rasa ingin tahu menurut Daryanto (2012: ) memiliki beberapa indikator yaitu : 1) Indikator sekolah a) Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah b) Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu 2) Indikator siswa a) Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pembelajaran. b) Membaca atau mendiskusikan perjuangan mempertahankan kemerdekaan c) Bertanya tentang beberapa yang baru didengar mengenai perjuangan mempertahankan kemerdekaan d) Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran diluar yang dibahas dikelas. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator rasa ingin tahu akan mengalami keberhasilan dalam kelas tersebut siswa merasa antusias dalam pembelajaran, dan siswapun selalu merasa ingin tahu yang dijelaskan oleh guru. Indikator rasa ingin tahu pada siswa ada empat macam yang pertama bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang sedang dipelajari, kedua membaca atau berdiskusi mengenai gejala alam yang baru terjadi, ketiga bertanya tentang berbagai hal yang baru di dengar,
3 10 keempat yaitu bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi yang di luar pembahasan di dalam kelas. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. (Arifin 2013:12) berpendapat bahwa prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa. (Muhibbin 2008: 141) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. Kesimpulan tentang beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari pengalaman, latihan dan faktorfaktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru. b. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar (achievement) Prestasi belajar mempunyai fungsi, (Arifin 2013:12) fungsi belajar diantaranya : 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4 11 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. Fungsi prestasi belajar yang telah dikemukakan, terlihat jelas bahwa prestasi belajar menunjukan kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai siswa. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan cerminan pengetahuan yang didapat oleh siswa. Selain itu prestasi belajar dapat dijadikan inovasi bagi siswa, orang tua siswa, guru karena prestasi belajar berguna untuk memberikan informasi tentang tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Orang tua siswa, guru juga dapat mengetahui yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor sosial budaya, faktor lingkungan sekolah, faktor ekonomi, dan faktor lingkungan keluarga. Keterlibatan orang tua mungkin memiliki arti penting dalam kegiatan berbasis sekolah. Kegiatan ini mungkin melibatkan kontak dengan guru, memeriksa kehadiran siswa di sekolah. Sedangkan menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:138) faktor yang mempengaruhi belajar adalah : 1) Faktor internal
5 12 Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor jasmani (fisiologi), yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi pestasi belajar adalah lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, unsur-unsur penting yang menjadi landasan adalah faktor jasmani dan faktor eksternal. Adanya faktor tersebut maka diharapkan siswa mampu mendapatkan prestasi belajar yang optimal. 3. Metode Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) a. Pengertian Metode Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) Metode pembelajaran Guided Note Taking merupakan metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran Guided Note Taking atau catatan terbimbing adalah metode pembelajaran yang menggunakan suatu bagan, skema (handout) sebagai media yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika seorang guru sedang menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah. Tujuan Metode pembelajaran
6 13 Guided Note Taking adalah agar metode ceramah yang dikembangkan oleh guru mendapat perhatian siswa, terutama pada kelas yang jumlah siswanya cukup banyak (Suprijono, 2015: 124). Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode guide note taking adalah metode pembelajaran yang fungsinya mengarahkan siswa membuat catatan yang sistematis terhadap pembelajaran yang sedang dihadapi dengan cara mengisi bagian yang kosong dari bagan, skema, formulir atau bentuk lainnya yang telah disiapkan guru. Metode Guide Niote Taking sangat membantu dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa menghafal materi pelajaran. b. Manfaat Metode Guide Note Taking Guided Note Taking memiliki manfaat dalam pembelajaran, adapun manaat dari metode Guided Note Taking dalam buku Suprijono (2015: 124) adalah: 1) Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). 2) Membuat siswa tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. 3) Dapat dikembangkan untuk mengetahui stock of knowledge siswa. 4) Membuat metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. 5) Membuat siswa tetap berkonsentrasi dari awal sampai akhir pembelajaran 6) Membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.
7 14 Manfaat metode tersebut diharapkan bisa menambah pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Manfaat lain dari metode Guided Note Taking dapat mempermudah siswa dalam pelajaran IPS yang bersifat menghafal. c. Langkah-Langkah Guide Note Taking Pembelajaran menggunakan metode Guided Note Taking memiliki urutan dalam proses pembelajaranya. Langkah langkah pembelajaran metode Guide Note Taking menurut (Suprijono, 2015: 105) adalah sebagai berikut: 1) Memberi bahan ajar misalnya berupa handout kepada siswa. 2) Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah. 3) Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout tersebut, misalnya dengan mengosongkan istilah atau definisi atau bisa dengan cara menghilangkan beberapa kata kunci. 4) Menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. 5) Selama penyampaian materi berlangsung siswa diminta mengisi bagian-bagian yang kosong. 6) Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada siswa membacakan handoutnya. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai langkah-langkah guide note taking diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Metode pembelajaran Guided Note Taking merupakan pembelajaran dengan metode ceramah dengan memberikan catatan yang telah dikosongi sebagian kata kunci dari materi. Pertama yang dilakukan oleh guru yaitu memuat catatan tentang keseluruhan materi
8 15 pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan beberapa bagian yang penting dari catatan tersebut sengaja dikosongkan. Kegiatan inti membagikan lembar catatan tersebut kepada siswa dan menjelaskan bahwa ada beberapa catatan yang sengaja dikosongkan dan harus diisi siswa saat guru menjelaskan materi tersebut. Kegiatan penutup guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada siswa membacakan lembar catatannya. 4. Media Video a. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran menurut Arsyad (2007: 3) kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah perantara, atau pengantar. Secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media yang akan digunakan dalam penelitian oleh peneliti yaitu media audio visual yang dipercaya mampu untuk menunjang dan mempermudah peneliti dalam menyampaikan materi atau memberi gambaran tentang materi yang akan diajarkan. b. Pengertian Video Video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat fakta (kejadian atau peristiwa penting, berita) maupun fiktif seperti misalnya ceritera, bisa bersifat informatif, edukatif maupun
9 16 instruksional (Sardiman, 2008: 74). Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam berinteraksi yang berlangsung antara siswa dan pendidik, sedangkan video pembelajaran merupakan gambar yang bergerak disertai dengan suara, sehingga dapat dikatakan bahwa video merupakan media audio visual yang dapat dijadikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan atau materi pelajaran. 5. Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah membangun pengetahuan melalui pengalaman, interaksi sosial dan dunia nyata. Pembelajaran berpusat pada siswa, pendidik sebagai moderator, fasilitator, dan sumber belajar dalam pembelajaran menurut Yamin (2012: 10). Diperkuat oleh Trianto (2013: 17) pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, diantara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah diterapkan sebelumnya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan interaksi antar guru dan siswa, siswa sebagai pusat kegiatan dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
10 17 b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting diajarkan di Sekolah Dasar. Menurut Somantri dalam Sapriya (2008: 9), bahwa Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sardjiyo (2012: 126) IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai sapek kehidupan atau satu perpaduan. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang mengajarkan tentang ilmu sosial dengan menelaah, menganalisis secara ilmiah serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan nilai yang di harapkan siswa mampu menjadi warga negara yang baik yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis. c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tujuan pembelajaran IPS menurut Alma Buchari (2003: ) tujuan IPS adalah siswa harus memiliki latar belakang pengetahuan yang dibutuhkan dalam menanggapi masalah sosial,
11 18 sikap bertanggung jawab, dan kemampuan di bidang sosial, belajar, bekerja, bekerjasama dan intelektual. Pembelajaran IPS sangat penting bagi siswa sekolah daar untuk bisa mengetahui hal-hal yang telah terjadi di lingkungan sekitar, sejarah dan ekonomi. (Daldjoeni 1997: 23-24) adalah ilmu pengetahuan sosial yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik. Ilmu pengetahuan IPS mempelajari clossed areas yaitu masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan dimuka umum. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan sosial siswa secara langsung dapat mempelajari dan mengamati norma-norma serta kebiasaan baik ataupun buruk yang berlaku dalam masyarakat tersebut sehingga siswa mendapatkan pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat, serta dapat membentuk dirinya menjadi masyarakat yang baik dengan menaati peraturan yang berlaku dan turut pula mengembangkanya serta bermanfaat pula dalam mengembangkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi. d. Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi Kompetensi dasar 2.Memahami peranan tokoh 2.3 menghargai jasa dan peranan pejuang dan masyarakat dalam tokoh perjuangan dalam mempersiapkan dan memproklamasikan kemerdekaan mempertahankan kemerdekaan Indonesia indonesia Sumber Silabus KTSP
12 19 B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. BochFrançoise. (2005), yang berjudul Note Taking and Learning: A Summary of Research. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan metode catatan terbimbing siswa. Belajar mengambil catatan baik tidak diragukan lagi mengambil waktu sebanyak belajar menulis dengan cara yang relatif berpengalaman setidaknya lima belas tahun. Catatan mengambil dan belajar aspek ringkasan penelitian mencatat yang telah disebutkan, peneliti percaya belajar untuk mencatat pengembangan berbagai keterampilan yang mengambil beberapa tahun untuk menguasai. Tujuan pengajaran untuk membantu kemajuan siswa tidak lebih cepat tetapi dengan cara bahwa keterampilan peneliti dalam menggunakan alat ini sangat diperlukan meningkatkan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan menggunakan metode Guided Note Taking. 2. Lee. (2013), yang berjudul Notetaking Instruction Enhances Students Science Learning. Penelitian ini menggunakan metode catatan terbimbing siswa. Belajar Pengetahuan, daripada diproduksi produk, telah menjadi Pusat kota komoditi ekonomi masyarakat modern. Seperti yang dicatat lebih dari dua dekade sebelumnya, siswa yang memiliki akses pengetahuan memiliki kekuatan dan memiliki kesempatan terbaik untuk sukses. Penelitian telah menunjukkan bahwa didik pengetahuan terbatas mengenai kemampuan belajar adalah besar alasan bahwa pertemuan
13 20 akademis kesulitan di sekolah. Dalam menanggapi hal ini situasi, pendidik sering merekomendasikan model instruksi sebagai wahana meningkatkan hasil pembelajaran bagi anak-anak. Selain itu, tuntutan pengetahuan transfer ke novel konteks juga merekomendasikan model instruksi sebagai cara untuk membantu siswa belajar mendatang alamat kebutuhan. Banyak studi terkait dengan model instruksi menyarankan bahwa siswa harus diajarkan bahwa kemampuan belajar menghasilkan dampak positif pada pembelajaran, harus diajarkan cukup dini. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan menggunakan model Guided Note Taking. 3. Gazali (2013), yang berjudul Eksperimentasi model pembelajaran tipe tipe team assisten individualization Guided Note Taking (TAI GNT) ditinjau dari kemandiran belajar. Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut : (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI GNT memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dibandingkan dengan model TAI dan model pembelajaran konvensional, dan model pembelajaran kooperatif TAI memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dari model pembelajaran konvensional. (2) Siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan rendah, dan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan siswa dengan katergori kemandirian belajar rendah memiliki prestasi belajar yang sama baiknya. (3) Pada masing-masing kategori kemandirian belajar model
14 21 pembelajaran TAI GNT memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari model pemelajaran kooperatip tipe TAI dan model konvensional, dan model TAI memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dari model pembelajaran konvensional. (4) Pada masing-masing model pembelajaran siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan rendah, dan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan siswa dengan katergori kemandirian belajar rendah memiliki prestasi belajar yang sama baiknya. 4. Anggraini dkk. (2014) yang berjudul Eksperimentasi model Think Pair Share (TPS) dengan Guided Note Taking (GNT) pada materi persamaan garis lurus ditinjau dari kemampuan bekerja sama kelas VIII SMP/MTs negeri di kota Surakarta pada tahun 2013/2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah instrumen kemampuan bekerja sama siswa dan intrumen tes prestasi belajar IPS materi persamaan garis lurus kelas VII SMP. Hasil penelitian tersebut yaitu: (1) model pembelajaran kooperatif tipe TPS-GNT memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dari pada model pembelajaran TPS biasa dan pembelajaran langsung, sedangkan model pembelajaran TPS biasa memberikan prestasi lebih baik daripada menggunakan pembelajaran langsung pada materi pokok persamaan garis lurus, (2) siswa dengan kemampuan bekerja sama tinggi mempunyai prestasi belajar IPS yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan bekerja sama sedang dan
15 22 rendah, sedangkan siswa dengan kemampuan bekerja sama sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan kemampuan bekerja sama rendah pada materi pokok persamaan garis lurus, (3) pada masing-masing kemampuan bekerja sama, siswa dengan kemampuan bekerja sama tinggi, kemampuan bekerja sama sedang, dan kemampuan bekerja sama rendah, siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS-GNT, TPS dan Langsung memberikan pretasi belajar yang sama baiknya, (4) pada masing-masing model pembelajaran TPS- GNT, TPS dan pembelajaran langsung memberikan prestasi belajar IPS sama baiknya pada masing-masing kemampuan bekerja sama. C. Kerangka Pikir Setelah dilakukan observasi di kelas V semester II SD Negeri 2 Gumingsir Kecamatan Pagentan, ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Khususnya pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan siswa sulit untuk menerima materi yang di ajarkan oleh guru karena pembelajaran IPS yang bersifat menghafal dan metode yang di gunakan oleh guru hanya ceramah sehingga siswa sulit memahami materi yang disampaikan guru. Munculnya permasalahan tersebut salah satunya karena kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi tidak maksimal, interaksi belajar masih didominasi guru, siswa menjadi pasif, tidak berani bertanya maupun menyampaikan pendapat, sehingga interaksi siswa tidak maksimal. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan siswa kelas V semester II pelajaran 2017/2018 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
16 23 siswa masih belum berhasil menguasai materi menghargai jasa para pahlawan. Melihat kondisi tersebut perlu adanya inovasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Peneliti akan mencoba menggunakan metode pembelajaran Guided Note Taking sebagai bentuk dari inovasi dalam pendidikan. Metode pembelajaran Guided Note Taking akan mendorong siswa untuk mengenal cara belajar untuk memahami materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan baik. Metode ini juga memberikan ruang gerak berpikir yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan menyelesaikan sendiri masalah yang terkait dengan materi yang disampaikan oleh guru. Berikut ini kerangka berpikir dalam bentuk diagram. Sekema kerangka berpikir dalam pembelajaran melalui metode Guided Note Taking. Sebelum menggunakan Kondisi awal model pembelajaran berbasis masalah Rendahnya rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa Tindakan Dalam pembelajaran pendidik menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Siklus 1 Siswa melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Siklus 2 Rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa meningkat Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian
17 24 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Penerapan metode Guided Note Taking dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan di kelas V SD Negeri 2 Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara. 2. Penerapan metode Guided Note Taking dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan di kelas V SD Negeri 2 Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.
BAB I PENDAHULUAN. lewat berpengalaman dan melakukan kegiatan. lingkungan sekitar serta mempelajari berbagai masalah yang ada.
111 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan menjadikan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD). Tujuan mata pelajaran IPS mengajak siswa untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Tanggung Jawab a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab Rasa tanggung jawab merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dan terdekat dengan manusia. Pendidikan merupakan suatu proses untuk menuju kedewasaan dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.
BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika 1. Partisipasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI : 2007) partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan (keikutsertaan/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun peradaban bangsa. Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar guna menyiapkan sumber daya manusia dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang akademik maupun non
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (CATATAN TERBIMBING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KEMUNING NGARGOYOSO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk
Lebih terperinciKALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 5.1, hlm
PENGGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSTENTANG PERJUANGAN MASA KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 BUMIREJO KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016 Mohamad Nur Azis 1, Muhamad
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT Mirna Herawati Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan berguna sekali dalam kehidupan manusia. Bahkan tidak hanya penting bagi individu sendiri melainkan sangat penting bagi pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha mencapai kemajuankemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Percaya Diri 1. Pengertian Percaya Diri Masalah dengan percaya diri hampir dialami oleh setiap individu dari usia remaja hingga dewasa. Percaya diri merupakan hal yang sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab profesional setiap guru. Pengembangan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) Sri Rahayu Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: rarakirana_yunanto@yahoo.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat. Sejalan dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daya saing merupakan indikator untuk dapat bersaing dengan negaranegara lain di dunia pada era globalisasi. Daya saing akan lahir dari sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Melalui pendidikan diharapkan akan terbentuk generasi yang beriman dan memiliki ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Sebagaimana diungkapkan dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional (pasal 1, ketentuan umum)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Ilmu Pengetahuan Sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Arifin (2013:12)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia guna mewujudkan insane pembangunan yang berbudaya dan bermartabat. Untuk mewujudkan
Lebih terperincibelaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran sejarah memiliki andil yang sangat berpengaruh dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam pembentukan karakter manusia
Lebih terperinciini didukung oleh penelitian Sulisworo dan Fadiyah, (2014: 59) bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pembelajarannya, guru akan mengatur seluruh rangkaian pembelajaran mulai dari membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan diberlakukannya Kurikulum 2013. Pelaksanaan Kurikulum 2013 ini dititikberatkan pada peserta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses manusia memperoleh ilmu pengetahuan sangat penting dalam membentuk kemampuan berfikir. Pemahaman manusia terhadap kehidupan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masih menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang tertentu. Menyadari hal tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini berbagai negara mengalami persaingan yang sangat hebat di segala aspek bidang, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. Jadi bukan ditentukan oleh canggihnya peralatan atau megahnya gedung, juga tidak tergantung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SRI SUDARMI A54A100076
MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT BAGI SISWA KELAS IV
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA AUDIO
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN KONSTITUSI PERTAMA PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 ANDONG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui pengalaman atau latihan dan berlangsung secara aktif dengan. keluarga dalam mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada setiap individu yang meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan yang dapat melalui pengalaman
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan. lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang memiliki peranan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan terhadap siswa sebagai bekal dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang tidak hanya mengenakan konsep yang bersifat hafalan namun juga memberikan pengetahuan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi
Lebih terperinciMahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:
PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata presentasi hasil belajar siswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses interaksi bertujuan, interaksi ini terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam dunia internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan. Tujuan pembelajaran
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun. Dewasa ini, Indonesia telah meningkatakan subsidi pendidikan agar semua lapisan masyarakat dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pendidikan. Guru sebagai salah satu komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pendidikan merupakan permasalahan yang masih menjadi bahan kajian dan perhatian sampai sekarang ini. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciCahya Hegar Permana, Hernawan. Key words: Active learning type guided note taking, power point media, student achievement.
TRIAL APLICATION OF ACTIVE LEARNING METHOD TYPE GUIDED NOTE TAKING HELPS BY POWER POINT MEDIA ON THE NATURE RESOURCES CONCEPT IN IV GRADE ELEMENTARY SCHOOL CIJULANG 3 CIJULANG SUB-DISTRICT CIAMIS DISTRICT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Terprogram 1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi (Sapriya 2011:11).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dengan cara memberikan yang terbaik dalam proses pembelajarannya. Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1) Aktivitas Belajar Proses belajar merupakan kegiatan timbal balik antara guru dan peserta didik. Kegiatan belajar mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
102 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu Pembelajaran di kelas perlu menumbuhkan karakter yang ada pada diri siswa, salah satunya adalah rasa ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.
Lebih terperinciBerlian Mangestuti. Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas PGRI Semarang ABSTRAK
Prosiding KEEFEKTIFAN Mathematics MODEL and Sciences PEMBELAJARAN Forum 2014 GUIDED NOTE TAKING... ISBN 978-602-0960-00-5 723 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DAN MODEL PELAJARAN TRADE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta didik dan masyarakat. Pendidikan merupakan modal bagi manusia dalam menapaki kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu mengembangkan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa dalam bentuk interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Belajar merupakan segala proses yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan dalam sistematik itu terdapat suatu interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinci