ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE FISHERFACE BERBASIS OUTDOORVIDEO.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

PERBANDINGAN METODE MINIMUM DISTANCE PATTERN CLASSIFIER DAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION DALAM MENGENALI WAJAH MANUSIA DENGAN EKSPRESI YANG BERBEDA

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH DALAM RUANGAN PADA VIDEO MENGGUNAKAN METODE LNMF DAN NMFsc

Pengenalan Bentuk Wajah Manusia Pada Citra Menggunakan Metode Fisherface

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor

Implementasi Metode Fisherface pada Absensi Wajah Karyawan Studi Kasus PT. Illuminati Metamorphosis Makassar

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

REALISASI SISTEM PENJEJAKAN WAJAH DENGAN ALGORITMA FISHERFACE BERBASIS RASPBERRY PI ABSTRAK

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 Landasan Teori

PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

Identifikasi Gender Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Deteksi Tepi dan Backpropagation

PENGENALAN WAJAH MANUSIA DENGAN METODE PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA)

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA

SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

Desain dan Implementasi Sistem Pengolahan Citra untuk Lumen Robot Sosial Humanoid sebagai Pemandu Pameran pada Electrical Engineering Days 2015

RANCANGAN AWAL SISTEM PRESENSI KARYAWAN STMIK BANJARBARU DENGAN PENDEKATAN EIGENFACE ALGORITHM

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

Elisabeth Patricia Chandra 1, Astri Novianty 2, Agung Nugroho Jati 3. Abstrak

JURNAL TEODOLITA. VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN DAFTAR ISI

PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PADA DATABASE MUG)

Principal Component Analysis

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA)

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

Klasifikasi Identitas Wajah Untuk Otorisasi Menggunakan Deteksi Tepi dan LVQ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN PINTU BERBASIS PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE

Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan Balik Untuk Pengenalan Wajah

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA FISHERFACE PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH UNTUK KEAMANAN HANDPHONE BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIANPUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENALAN BAHASA ISYARAT HURUF ABJAD MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB V KESIMPULAN. Wajah pada Subruang Orthogonal dengan Menggunakan Laplacianfaces

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

IDENTIFIKASI PEMBUAT TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN HAAR WAVELET DAN ALGORITMA PROPAGASI BALIK LEVENBERG MARQUARDT

BAB I PENDAHULUAN. sangat berharga bagi perusahaan atau instansi. Pemanfaatan IT oleh instansi akan membantu

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

UNJUK KERJA METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DENGAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA APLIKASI PENGENALAN WAJAH

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE LNMF DAN LPP PADA RUANG TERBUKA

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

Facial Expression Recognition By Using Fisherface Methode With Backpropagation Neural Network

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 140

IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA ADAPTIF K MEANS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

Analisis dan Simulasi Sistem Penilaian Kualitas Gaya Berjalan untuk Sekolah Model Berbasis Video Processing dengan Metode Variable Module Graph

Implementasi Pengenalan Wajah Berbasis Algoritma Nearest Feature Midpoint

1. Pendahuluan Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

Transkripsi:

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE FISHERFACE BERBASIS OUTDOORVIDEO Nurani Fitriyah 1),Dr. Ir. BambangHidayat 2),SuciAulia, ST,MT 3) 1 FakultasTeknikElektro, Telkom University nurani.fitriyah@gmail.com 2 FakultasTeknikElektro, Telkom University bbhavenir@gmail.com 3 FakultasIlmuTerapan, Telkom University suciaulia@telkomuniversity.ac.id Abstract Facial recognition is currently the most developed biometric system that can identify a specific individual in a digital image by analyzing and comparing pattern. Conventional surveillance video recording does not have capability to recognize people automatically. The design of human face recognition as an added value of surveillance video recordings installed in an open space is an appropriate solution.in the previous experimental using Fisherface in image processing has resulted in 83% accuracy rate. Success of Fisherface methods is reached by combining FLD (Fisher Linear Discriminant) and PCA (Principal Component Analysis). In this paper, Fisherface is implemented for face recognition in outdoor video processing with the duration is more than 7 seconds and have 15 frames per second each video. The experiment used captured video sample frames as train database and video as test database. The classifier which is used in this system are Artificial Neural Network (ANN) using Backpropagation algorithm and also Euclidean Distances a comparison. This experimental result in video processing shows that face recognition method proposed in this paper combined with ANN classifier makes impressive performance improvement proved with high accuracy compared with conventional Eigenface methods. Keywords: Fisherface, Eigenface, Fisher Linear Discriminant, Principal Component Analysis, Artificial Neural Network 1. PENDAHULUAN Saat ini pengenalan wajah menjadi daya tarik bagi pengamat computer vision dan peneliti untuk terus mengembangkan sistem ini karena peluang aplikasinya yang luas dalam bidang komersil maupun pemerintahan. Teknologi ini sangat cocok diaplikasikan pada sistem pengawasan, terutama video pengawasan. Saat ini sudah banyak penelitian untuk mencari metode yang baik pada sistem pengenalan wajah. Berbagai metode telah banyak diteliliti untuk sistem ini. Metode yang umum digunakan adalah PCA (Principal Component Analysis). Walaupun PCA merupakan teknik yang terkenal dalam pengenalan citra, ternyata PCA menghadapi permasalahan dalam menghadapi database yang sangat besar, dimana waktu proses dari pengenalan menjadi lama dan akurasinya menjadi menurun dengan cepat apabila jumlah data semakin bertambah banyak (Li, S.Z., Hou, X.W., Zhang, H.J., Cheng, Q.S. 2001). Untuk mengatasi kelemahan metode PCA tersebut, maka pada tahun 1977, Peter N, Belhumeur, Joao P. Hespanha dan David J. Kriegmen telah mengembangkan suatu metode baru yang dinamakan metode Fisherface. Metode ini merupakan gabungan dari metode PCA dengan Fisher s Linear Discriminant (FLD) yang merupakan pengembangan dari metode LDA (Linear Discriminant Analysis). Gambar dibawah ini merupakan posisi metode Fisherface pada sistem pengenalan wajah berbasis video outdoor. Vektor Citra Hasil Metode Fisherface Klasifikasi Vektor Ciri Gambar 1. posisi metode Fisherface pada sistem

Klasifikasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu membandungkan antara klasifikasi Euclidean Distance dan Jaringan Syaraf Tiruan. 2. KAJIAN LITERATUR Pada dasarnya pengenalan wajah membutuhkan memori yang banyak dan perhitungan yang kompleks. Reduksi komponen atau fitur wajah untuk mengurangi memori yang dibutuhkan dan waktu komputasi. Ada dua cara yang digunakan yaitu pemilihan fitur (feature selection) dan ekstraksi fitur (feature extraction). Terdapat dua jenis karakteristik yang disebut sebagai fitur dari citra: - Bagian global dari suatu citra - Bagian khusus dari suatu citra Pada tahun 1997 berkembang penggunaan Fisherface yang merupakan pengembangan dari metode yang ada sebelumnya yaitu PCA dan LDA. Fisherface mengkombinasikan Eigenface dengan Linear Discriminant Analysis (LDA). Dimensi dari masukan direduksi dengan PCA dan kemudian LDA digunakan untuk menghasilkan proyeksi yang memisahkan wajah dari bermacam macam orang.[2] Penelitian pengenalan wajah di ruang terbuka berbasis video pernah dilakukan memiliki tingkat akurasi 40% dengan menggunakan metode ICA (Independent Component Analyis)[3]. Pada penelitian tersebut dijeaskan bahwa ICA adalah sebuah teknik pemprosesan sinyal untuk menemukan faktor faktor atau komponen tersembunyi yang membentuk sekumpulan variabel random (hasil dari pengukuran sinyal atau secara umum data). Penelitian[4] tentang pengenalan wajah pada citra dengan menggunakan metode PCA yang digunakan untuk mereduksi dimensi untuk mengahasilkan vector basis orthogonal yang disebut eigenface dan Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan sebuah penelitian yang memerlukan banyak training data dan memiliki akurasi 60%. Penelitian serupa [5] dengan input berupa citra memiliki akurasi yang cukup tinggi yaitu 83% menunjukkan bahwa performansi metode Fisherface cukup baik untuk diimplementasikan pada sistem pengenalan wajah. 2.1 Fisherface Metode Fisherface merupakan gabungan antara metode pengelompokan pola dengan menggunakan PCA (Principal Component Analysis) dan LDA (Linear Diskriminant Analysis). LDA yang dipakai adalah perkembangannya yaitu FLD (Fishers Linear Discriminant) yang merupakan salah satu contoh metode class spesific. Prinsip dasar metode Fisherface ini yaitu memperbesar rasio jarak antar kelas terhadap jarak intra kelas dari vektor ciri yang merupakan dasar dari metode LDA dan mereduksi dimensi yang didapat dari perhitungan PCA. Semakin besar rasio antar kelas, vektor ciri yang dihasilkan semakin tidak sensitif terhadap perubahan ekspresi maupun perubahan pencahayaan, sehingga dapat menghasilkan klasifikasi yang lebih baik[1]. Metode Fisherface memanfaatkan kedua metode pengelompokan pola tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan rasio penyebaran pola antar kelas dan juga pola penyebaran di dalam kelas itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa Fisherface lebih baik dari PCA atau LDA sendiri dikarenakan Semakin besar rasio, vektor ciri yang dihasilkan semakin tidak sensitif terhadap perubahan ekspresi maupun perubahan pencahayaan, sehingga dapat menghasilkan klasifikasi yang lebih baik Contoh PCA dan FLD adalah sebagai berikut: Gambar 2 Perbandingan metode PCA dan LDA(Belhumeur et al, 1997) Pada gambar diatas terlihat bahwa PCA menyebabkan kedua kelas saling bercampur, sedangkan LDA membuat kelas tersebut terpisah. PCA menghasilkan total-

scatter yang besar dan LDA menghasilkan beetween-class scatter yang lebih besar (Belhumeur et al, 1997). 2.2 Euclidean Distance Euclidean Distance adalah classifier yang paling sering digunakan untuk menghitung kesamaan 2 vektor. Jika jarak antara 2 citra nilainya besar, maka dapat disimpulkan bahwa kedua citra tersebut tidak mirip, sedangkan jika jarak antara 2 citra kecil, maka citra tersebut dapat dikatakan mirip. Persamaan dari jarak euclidean distance adalah sebagai berikut. k d ij = x ik x 2 n=1 jk...(1) 3. METODE PENELITIAN Sistem pengenalan wajah manusia dilakukan melalui beberapa tahap sebelum mendapatkan output database yang diinginkan. Input sebuah video diubah menjadi kumpulan frame dan kumpulan frame inilah yang kemudian diproses lebih lanjut untuk kemudian dijadikan train database. Secara umum sistem ini terdiri dari beberapa tahap diantaranya pengambilan data video, pengolahan citra, ekstraksi fitur, klasifikasi dan evaluasi sistem. Berikut ini diagram alir perancangan sistem MULAI Input Video 2.3 Jaringan Syaraf Tiruan Metode JST ini dilakukan berdasarkan tanggapan suatu neuron jaringan pengolah sinyal terhadap stimulus masukan (pola) dan membentuk generalisasi pola tersebut. Pengetahuan disimpan dalam bobot. Pengenalan pola dengan JST dapat dilatih dan beradaptasi. JST dapat membentuk daerah keputusan rumit dengan jumlah neuron secukupnya. Pada model ini proses pelatihan dilakukan melalui dua tahap, yaitu propagasi maju (feedforward) dan propagasi balik (backward). Feedward dicari dengan mempropagasikan input sampai ke layer output. Dilakukan backward untuk melakukan pemodifikasian bobot, berdasarkan error yang didapat dengan membandingkan keluaran target. Perulangan tersebut akan dihentikan apabila syarat penghentian perulangan telah terpenuhi[6]. Tidak Akuisisi Frame Pre-Processing Blok Frame Difference Objek terdeteksi? Deteksi bentuk Ada manusia? Deteksi wajah Tidak Ekstraksi fitur Klasifikasi Wajah yang dikenal / tidak dikenal Wajah yang dikenal Gambar 3. Arsitektur JST Backpropagation (Fauset,1994) selesai Gambar 4. Diagram alir sistem pengenalan wajah

Pada sistem ini dibagi menjadi 3 tahapan pengenalan wajah, yaitu: 1. TahapInput Pada tahap ini, proses pengambilan video dilakukan di ruang terbuka dan mempunyai resolusi 640x480 piksel berjenis RGB yang telah diambil sebelum proses perancangan pengenalan wajah. Pada penelitian ini diambil 15 Video dengan 105 database. Video yang diambil memiliki frame rate 15 fps. Pengujian Video dilakukan ketika manusia menghadap kamera ketika berjalan lurus menghadap depan, kiri dan kanan. Setelah mendapatkan bentuk manusia, maka langkah selanjutnya adalah pendeteksian wajah. Objek wajah dicari dengan menggunakan metode Viola-Jones yang sering disebut sebagai algoritma Haar Cascade Classifier. Citra Scalling Haar feature Integral Image Wajah atau bukan wajah Gambar 7.Diagram alir Deteksi Wajah Saat dideteksi adanya wajah, maka sistem akan membuat Bonding Box berwarna merah yang kemudian citra wajah tersebut akan disimpan untuk masuk proses ekstraksi fitur. Machine learning AdaBoost Cascade Classifier Gambar 5. Cuplikan Video yang berbentuk frame Sistem dimulai dengan akuisisi frame yang kemudian dilanjutkan dengan preprocessing grayscalling. Setelah preprocessing dilanjutkan dengan deteksi bentuk manusia. Pendeteksian manusia dilakukan dengan menggunakan frame difference yang mendeteksi adanya gerakan. Jika tidak terdeteksi adanya gerakanmaka sistem kembali ke proses akuisisi frame video. Jika kemudian terdeteksi terdeteksi adanya gerakan maka sistem melanjutkan proses untuk mendeteksi wajah dengan menggunakan algoritma Viola Jones. Gambar 6. Citra RGB, Citra grayscale, Citra black and white Gambar 8. Salah satu frames saat terdeteksi wajah 2. Tahap Ekstraksi Fitur Pada penelitian ini digunakan ekstraksi fitur Fisherface. Dimana metode ini merupakan gabungan metode PCA dan FLD. Ekstraksi fitur ini menghasilkan fitur latih yang kemudian menjadi database dan fitur uji yang diujikan untuk menguji apakah wajah dikenali berdasarkan pada database. Adapun langkah langkah metode Fiseherface adalah sebagai berikut. 1. Mencari nilai Eigenface (dengan metode PCA) yaitu Fitur yang signifikan yang merupakan komponen prinsip dari kumpulan wajah dalam database. Eigenface didapat dari eigenvector matrik kovarian dari himpunan citra dalam database. Eigenvektor ini merupakan fitur yang menggambarkan variansi antara citra wajah. Tahapan Tahapan dalam

mengambil fitur dengan metode ini adalah[7] Tahapan Tahapan dalam mengambil fitur dengan metode PCA ini adalah sebagai berikut[7]: - Menghitung nilai rata rata citra μ = 1 N N k=1 x k - Menghitung matriks kovarian citra C = n k=1 x k μ (x k μ) T (1) (2) - Menghitung eigenvalue dan eigenvector PCA Cu n = λ n u n (3) Keterangan u = eigenvector λ = eigenvalue - Mengurutkan nilai eigen dari terbesar hingga kecil dan mengeliminasi nilai eigenvalue yang kecil - Menentukan nilai eigenface yang akan diambil M i=1 μ i M i=1 μ k = A (4) 2. Digunakan Eigenvector PCA yang sudah didapat untuk ekstraksi fitur dan kemudian ditransformasikan ke analisis diskriminan linear. Tahapan untuk mengambil fitur yaitu: - Menghitung nilai rata-rata citra dalam tiap kelas N k μ k = 1 x N km (5) k m=1 - Menghitung kovarian citra antar kelas S B = C k=1 N k μ k μ (μ k μ) T (6) - Menghitung kovarian citra dalam kelas C (7) S W = N k x k μ k (x k μ k ) T k=1 x X k - Menghitung eigenvalue dan eigenvector LDA S B u i = λ i S W u i (8) - Menghitung eigenvalue dan eigenvector gabungan u opt = u PCA u LDA (9) 3. Tahap Klasifikasi Setelah mendapatkan fitur uji dan fitur latih, maka akan diklasifikasikan untuk mendapatkan kelas pengenalan yang sesuai.pada paper ini dibandingkan 2 klasifikasi yaitu klasifikasi menggunakan JST dan klasifikasi menggunakan Euclidean distance. Berikut diagram alir tahap klasifikasi. Pengenalan Selesai Mulai Fitur Uji Klasifikasi 4. Hasil dan Pembahasan Fitur latih (database) Pengujian performansi system dilakukan dengan cara membandingkan tingkat akurasi dan waktu komputasi metode fisherface dengan membandingkan klasifikasi JST dan Euclidean distance. komputasiadalahwaktu yang dibutuhkan oleh system untuk melakukan proses. 4.1 Performansi Fisherface menggunakan klasifikasi Euclidean distance. 4.1.1 Pengujian saat manusia berjalan lurus menghadap kamera Video 1 83.33% 0.0314 Video 2 40% 0.0378 Video 3 100% 0.0581 Video 4 77.78% 0.0266 Video 5 55.56% 0.0316 Rata-rata 71.33% 0.0371

4.1.2 Pengujian saat manusia berjalan miring ke kanan Video 1 73.33% 0.0856 Video 2 100.00% 0.0317 Video 3 70.00% 0.303 Video 4 73.33% 0.039 Video 5 76.67% 0.0294 Rata-rata 78.67% 0.09774 4.1.3 Pengujian saat manusia berjalan miring ke kiri Video 1 0% 0.0452 Video 2 80.00% 0.0416 Video 3 20% 0.0369 Video 4 90% 0.0389 Video 5 86.67% 0.0691 Rata-rata 55.33% 0.04634 Sehingga untuk performansi Fisherface menggunakan klasifikasi Euclidean Distance dapat disimpulkan dengan table sebagai berikut: Pengujian Akurasi Pengujian 1 71.33% 0.0371 Pengujian 2 55.33% 0.04634 Pengujian 3 78.67% 0.09774 Rata-rata 68.45% 0.060393333 Klasifikasi ini merupakan klasifikasi sederhana yang prinsipnya akan mencari jarak terpendek. Klasifikasi ini memiliki waktu komputasi yang singkat namun akurasi tak cukup baik. 4.2 Performansi Fisherface menggunakan klasifikasi Jaringan Syaraf Tiruan. Pada penelitian ini dipakai Hidden neuron sebanyak 30. 4.2.1 Pengujian saat manusia berjalan lurus menghadap kamera Video 1 100% 0.4366 Video 2 73.33% 0.42473 Video 3 100% 0.3809 Video 4 80% 0.3629 Video 5 100% 0.44033 Rata-rata 90.66% 0.409092 4.2.2 Pengujian saat manusia berjalan miring ke kanan Video 1 76.67% 0.5304 Video 2 90% 0.5167 Video 3 86.67% 0.5099 Video 4 83.30% 0.5176 Video 5 100% 0.52684 Rata-rata 87.33% 0.520288 4.2.3 Pengujian saat manusia berjalan miring ke kiri Video 1 93.33% 0.5174 Video 2 73.33% 0.5322 Video 3 80% 0.5319 Video 4 76.67% 0.5192 Video 5 90% 0.5101 Rata-rata 82.67% 0.52216 Sehingga untuk performansi Fisherface menggunakan klasifikasi Jaringan Syaraf Tiruan dapat disimpulkan dengan table sebagai berikut: Pengujian Akurasi Pengujian 1 91% 0.409092 Pengujian 2 87.33% 0.520288 Pengujian 3 83% 0.52216 Rata-rata 86.89% 0.483846667

Klasifikasi ini memiliki waktu akurasi lebih besar dari euclidean distance, Namun klasifikasi ini memiliki akurasi yang baik 5. KESIMPULAN Dalam penelitian ini metode Fisherface sangat efektif untuk sistem pengenalan wajah dikarenakan dia merupakan gabungan 2 metode yaitu metode PCA dan FLD. Metode ini akan memperbesar rasio jarak antar kelas terhadap jarak intra kelas dari vektor ciri mereduksi dimensi. Dengan kata lain Fisherface memperkecil jarak dalam kelas yang sama namun akan memperbesar jarak antar kelas yang berbeda. Akurasi dalam penelitian ini lebih baik dibanding penelitian sebelumnya menggunakan metode ICA ataupun PCA. Disamping metode yang digunakan, klasifikasi juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa klasifikasi Jaringan Syaraf Tiruan yang memiliki tingkat akurasi 87% lebih baik dibandingkan menggunakan klasifikasi Euclidean Distance yang memiliki akurasi 68.45%. Sistem pengenalan wajah ini akan memiliki tingkat akurasi yang lebih baik lagi dengan melalui tahap preprocessing yang lebih baik lagi. [4] Jannah, Miftahul.2012. Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma Backpropagation dengan metode Eigenface PCA. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.repository.upi.edu [5]. Ardiyanto,Febrian. 2007. Sistem Pengenalan Wajah Berbasis Metode Fisherface. Bandung. Institut Teknologi Bandung [6]. Siang, Jong Jek (2005), Jaringan Syarat Tiruan & Pemrogramannya Menggunakan MATLAB. Penerbit Andi [7]. M.Turk, A Pentland (1991). Eigenfaces for Recognition. Journal of CognitiveNeuroscience Vol 3, No 1.71-86 6. REFERENSI [1]. Belhumeur, P.N., J.P. Hespanha, and Kriegman, D.J., Eigenfaces vs Fisherfaces : Recognition Using Class Specific Linear Projection, IEEETransactions on Analysis and MachineIntelligence, Vol. 19, No. 7, July 1997 [2]. Viola, P., Jones, M. J., Rapid Object Detection Using A Boosted Cascade of Simple Features, IEEE Conference on Computer Vision and Pattern Recognition, Jauai, Hawaii, 2001 [3]. Pramesti Festa Perdananti.2013. Implementasi Algoritma Pengenalan Wajah pada Video Pengawasan untuk Ruang Terbuka, Universitas Telkom, Bandung