ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI OLAHAN SINGKONG DI KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI OLAHAN SINGKONG DI KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN LEDRE SEBAGAI AGROINDUSTRI PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BOJONEGORO

III. METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI OLAHAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

KAJIAN KOMODITAS UNGGULAN, ANDALAN DAN POTENSIAL DI KABUPATEN GROBOGAN

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Salah satunya yang terkenal industri sangkar burung di kecamatan Jebres

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODA PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAMU INSTAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF SRI WIDAYATI, SYAMSUL MA ARIF BUNASOR SANIM.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

Analisis Usaha Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Ketela Ungu Sebagai Produk Unggulan Di Kabupaten Karanganyar

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI STROBERI. Oleh CICI AULIA PERMATA BUNDA Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODOLOGI PENELITIAN

USAHA KECIL UNTUK MANFAAT BESAR (Peran Serta Pemda untuk Para Pelaku Usaha Sale Pisang) (Oleh : Subkhan)

BOKS 2. A. Latar Belakang

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yaitu

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Majalengka

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut sangat membutuhkan informasi dan kreativitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Strategi Pengembangan Subsektor Peternakan dalam Rangka Memperkuat Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

POTENSI KOMODITAS LELE SEBAGAI SUPLAI BAHAN PANGAN HEWANI DAN POTENSI AROINDUSTRI OLAHANNYA DI KABUPATEN BOYOLALI

I b M KELOMPOK USAHA TORTILA DESA TULUNG REJO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Alkadri, Muchdie. Suhandojo. Tiga Pilar Pembangunan Wilayah. Penerbit BPPT. Jakarta.

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI BISNIS YANG TEPAT BAGI IKM TAS GADUKAN MOROKREMBANGAN SURABAYA JAWA TIMUR

PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOJONEGORO, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp) DI KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran industri (agroindustri),

Keyword : krecek, marketing strategic, swot analysis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

Transkripsi:

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Kabupaten Bojonegoro sebagai daerah berpotensi banjir mengalami kendala dalam mengembangkan sektor pertanian yang merupakan sektor penopang perekonomian diwilayah ini. Banjir yang sering melanda membuat pembangunan sektor pertanian tidak mampu lagi hanya bersandar pada subsektor on farm. Agroindustri menjadi solusi kreatif untuk meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian dan pendapatan masyarakat. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bojonegoro adalah Kecamatan Ngraho yang memiliki potensi komoditi pertanian yang beragam. Upaya identifikasi potensi dan strategi pengembangan agroindustri unggulan diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi agroindustri unggulan dan merumuskan strategi pengembangan agroindustri unggulan di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan metode survei dan FGD untuk pengumpulan data. Penelitian menggunakan data primer berupa data potensi agroindustri dan data faktor strategis agroindustri unggulan. Alat analisis menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial untuk menentukan peringkat agroindustri dan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan agroindustri unggulan. Hasil penelitian menunjukkan peringkat agroindustri unggulan di Kecamatan Ngraho adalah: Kerajinan pelepah pisang, kasur kapuk, ledre, marning, tempe, anyaman bambu, kacang tolo, kerupuk, keripik singkong dan mebel. Strategi pengembangan kerajinan pelepah pisang sebagai agroindustri unggulan adalah: Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar, Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok, Meningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk, Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi, Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas SDM. Kata kunci: Potensi, Agroindustri Unggulan, Ngraho, Strategi Pengembangan, PENDAHULUAN Agroindustri merupakan kegiatan dengan ciri: (a) meningkatkan nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan daya simpan, dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan produsen. Sifat kegiatannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan, memperbaiki pemerataan pendapatan dan mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk menarik pembangunan sektor pertanian (Tarigan, 2007). Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang sedang bergeliat melakukan pembangunan ditengah potensi banjir yang hampir sepanjang tahun datang. Agroindustri menjadi alternatif solusi untuk terus meningkatkan kinerja sektor pertanian karena tidak lagi mampu mengandalkan pertanian on farm. Hasil

penelitain Agustono et al (2010) menunjukkan bahwa sebenarnya Bojonegoro memiliki komoditi pertanian prima seperti padi sawah, pisang, kedelai, sapi, mangga dan jagung serta berbagai komoditi lainnya. Komoditi pertanian yang ada memiliki potensi untuk diolah menjadi produk turunan sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk dan pendapatan daerah. Salah satu kecamatan berpotensi banjir yang memiliki komoditi pertanian cukup beragam adalah kecamatan Ngraho. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi agroindustri unggulan dan kemudian merumuskan strategi pengembangan agroindustri unggulan di METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis karena itu metode ini sering disebut metode analitik (Surakhmad, 1998). Penelitian dilakukan di kecamata Ngraho Kabupaten Bojonegoro dengan mempertimbangkan bahwa kecamatan Ngraho merupakan salah satu kecamatan dengan potensi banjir cukup parah (Bakorlak Bojonegoro, 20090. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2011. Data yang digunakan meliputi data potensi agroindustri, data kekuatan kelemahan peluang dan ancaman agroindustri. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik survei dan Focus Group Discussion dengan melibatkan BAPPEDA, Dinas pertanian, Desperindagkop, Aspindo dan pelaku agroindustri. Adapun metode analisis yang digunakan sebagai berikut: 1. Penentuan agroindustri Unggulan di kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Untuk memperoleh data agroindustri dengan berbagai karakteristiknya digunakan kuesioner terstruktur yang diadopsi dari Bank Indonesia (2010) dengan criteria: Jumlah unit usaha/rumah tangga pelaku agroindustri, jangkauan pemasaran produk, Ketersediaan bahan baku/sarana produksi dan Kontribusi agroindustri terhadap perekonomian daerah. Analisis untuk penetapan agroindustri unggulan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial yaitu metode yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan menggunakan beberapa kriteria (Marimin, 2004). Pemilihan setiap alternatif agroindustri ditetapkan berdasarkan penelitian/pendapat nara sumber yang diperoleh melalui wawancara ke kecamatan dengan nara sumber yaitu mantri tani, mantri statistik, dan mantri ekonomi. Adapun formulasi analisis Metode Perbandingan Eksponensial diadopsi dari Marimin (2004) yaitu sebagai berikut: Total Nilai (TNi) = (RKij) Keterangan: TNi = Total nilai alternatif ke (i) RK ij = Derajat kepentingan relatif criteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK ij = Derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j, TKK > 0 ;bulat i = 1,2,3 n ; n = Jumlah pilihan keputusan m = Jumlah Kriteria keputusan 2. Perumusan strategi pengembangan agroindustri unggulan di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro Penggalian faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dari agroindustri unggulan dilakukan melalui FGD. Hasil FGD yang dilakukan (kekuatan- m j 1 TKKj

kelemahan-peluang dan ancaman) kemudian diolah menggunakan alat analisis SWOT untuk mendapatkan rumusan strategi pengembangan agroindustri unggulan. Analisis matriks SWOT digambarkan ke dalam Matriks dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies) Sumber : Rangkuti, 2002 Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut : a. Menuliskan peluang faktor eksternal kunci pengembangan agroindustri di b. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci pengembangan agroindustri di c. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci pengembangan agroindustri di d. Menuliskan kelemahan faktor internal kunci pengembangan agroindustri di e. Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan. f. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan. g. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan. h. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Agroindustri Unggulan di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro Hasil pemetaan agroindustri menunjukkan bahwa agroindustri yang ada di Kecamatan Ngraho antara lain sebagai berikut: Tabel 1. Peringkat Agroindustri Unggulan di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro No. Komoditas/Produk Peringkat 1 Kerajinan Pelepah Pisang 1 2 Kasur Kapuk 2 3 Ledre 3 4 Marning 4 5 Tempe 5 6 Anyaman bambu 6 7 Kacang tolo 7 8 Krupuk 8 9 Keripik singkong 9 10 Mebel 10 Sumber: Analisis Data Primer (2011) Agroindustri dikecamatan Ngraho yang menduduki peringkat pertama adalah agroindustri kerajinan pelepah pisang karena pisang merupakan komoditi yang mampu tumbuh dengan baik dan dibudiayakan oleh sebagian besar masyarakat.

Peringkat kedua adalah agroindustri kasur kapuk karena sudah terkenal di luar daerah, bahan baku mudah didapatkan karena tanaman kapuk banyak diusahakan disekitar tempat tinggal dan menyerap banyak tenaga kerja. Peringkat ketiga adalah agroindustri ledre karena bahan baku (pisang) mudah didapatkan dikecamatan Ngraho, dan banyak pengrajin yang memproduksi ledre mengingat ledre adalah produk khas oleh-oleh Bojonegoro. Peringkat ke empat adalah agroindustri marning karena bahan baku (jagung) mudah didapatkan, pemasaran mudah, dan proses produksi sederhana. Peringkat kelima adalah agroindustri tempe karena tempe diproduksi setiap hari, bahan baku mudah didapatkan, dan pemasaran mudah. Sedangkan peringkat 6-10 yaitu berturut-turut anyaman bambu, kacang tolo,kerupuk, keripik singkong dan mebel. 2. Strategi Pengembangan Agroindustri Unggulan di Kecamatan Ngraho Tabel 2. Matriks SWOT Agroindustri Kerajinan Pelepah Pisang di Kabupaten Bojonegoro Peluang 1. Bahan Baku tersedia dan berkualitas 2. Potensi sebagai produk khas Bojonegoro 3. Menyediakan lapangan kerja baru 4. Adanya kerjasama diantara pengrajin Ancaman 1. Musim hujan 2. Dukungan Pemerintah kurang Sumber: Analisis Data Primer (2011) Kekuatan 1. Teknologi pembuatan dikuasai dengan baik 2. Inovasi produk bagus 3. Mindset bisnis pengusaha bagus 4. SDM memerlukan keterampilan unik 5. Jaminan ketersediaan bahan baku Strategi S-O Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar (S1,2,3, O1,1,2,3) Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok (S2,4,5, O2,4) Strategi S-T Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi (S2, 5, T1, 2) Kelemahan 1. Promosi kurang 2. SDM terampil kurang 3. Belum memikirkan pengembangan masa depan usaha Strategi W-O Meningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk (W1,3,O2,4) Strategi W-T Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas SDM (W2,T2) Secara rinci, strategi pengembangan agroindustri kerajinan pelepah pisang sebagai berikut: 1. Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar Agroindustri kerajinan pelepah pisang merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Bojonegoro dimana dalam usaha ini para pengrajin memiliki kemampuan membuat kerajinan pelepah pisang. Selain itu ketersediaan bahan baku dan juga motivasi yang dimiliki oleh pengrajin merupakan hal yang penting untuk mengembangkan usaha ini. Untuk bersaing dengan daerah penghasil

kerajinan pelepah pisang lainnya maka perlu adanya pengembangan produk dengan berbagai macam bentuk yang diinginkan konsumen sehingga mudah untuk dipasarkan. Dengan mengetahui bagaimana perkembangan usaha kerajinan pelepah pisang di daerah lain dapat membantu para pengrajin di Kabupaten Bojonegoro untuk memodifikasi produk dari kerajinan pelepah pisang sehingga lebih menarik para konsumen. 2. Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok Kerajinan pelepah pisang didukung dengan ketersediaan bahan baku berupa pelepah pisang yang dikeringkan. Dengan adanya hal tersebut maka mindset para pengrajin dapat terbentuk dengan baik dan mempunyai motivasi untuk mengembangkan usahanya. Proses produksi yang berjalan setiap hari dengan jumlah permintaan yang tinggi membuat agroindustri kerajinan pelepah pisang ini menyerap banyak tenaga kerja. Oleh karena itu salah satu strategi untuk memperkuat usaha kerajinan pelepah pisang ini yaitu dengan penguatan kerjasama diantara para pengrajin untuk memperbaiki kinerja kelompok dengan cara membentuk suatu asosiasi pengrajin kerajinan pelepah pisang sehingga terdapat hubungan yang kuat diantara para pengrajin dan dapat saling menguntungkan. 3. Meningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk Kerajinan pelepah pisang merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Bojonegoro, namun salah satu kelemahan dalam pengembangan usaha kerajinan pelepah pisang yaitu kurangnya tenaga kerja terampil yang bisa membuat produk dari pelepah pisang ini. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan agar tenaga kerja yang terserap mempunyai keterampilan dalam membuat produk dari pelepah pisang sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi. Apabila sudah mempunyai produk yang baik, maka promosi produk akan berjalan dengan baik dan berpotensi untuk menarik minat konsumen akan produk dari kerajinan pelepah pisang ini sehingga dapat dikenal masyarakat sebagai produk khas Bojonegoro. 4. Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi Keterampilan pengrajin untuk menghasilkan produk dengan inovasi produk yang baik perlu didukung dengan adanya teknologi yang memadai. Faktor cuaca seperti musim hujan juga akan memperlambat proses pengeringan pelepah pisang di tengah permintaan yang tinggi. Kemampuan tenaga kerja dalam menggunakan teknologi serta inovasi yang dimiliki akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu kerajinan pelepah pisang.oleh karena itu perlu adanya dukungan dari pemerintah seperti bantuan alat atau teknologi baru yang mampu memperbaiki mutu kerajinan pelepah pisang meski di musim hujan demi kelangsungan produksi kerajinan pelepah pisang 5. Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas Meskipun ada tenaga kerja terampil pembuatan kerajinan pelepah pisang ini, namun jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan tenaga kerja yang belum terampil. Tidak semua orang mampu mengolah kerajinan pelepah pisang jika tidak memiliki bekal ilmu dan motivasi untuk berkembang. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah dalam memberikan pembinaan soft skill disamping pelatihan untuk meningkatkan kualitas pengrajin agar mempunyai motivasi untuk mengembangkan usaha ini. Dengan demikian, diharapkan bisa bertahan dalam

jangka waktu yang panjang dan juga akan aktif dalam hal pemasaran untuk mengembangkan usaha kerajinan pelepah pisang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Agroindustri unggulan di kecamatan Ngraho adalah Agroindustri Kerajinan Pelepah pisang 2. Strategi pengembangan agroindustri unggulan (kerajinan pelepah pisang adalah sebagai berikut: Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar, 2) Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok, 3) Peningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk, 4) Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi, 5) Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas. Saran 1. Pemerintah hendaknya memfasilitasi program pemberdayaan agroindustri kerajinan pelepah pisang sebagai agroindustri unggulan, mulai dari program pembiayaan, peningkatan skill dan kemampuan manajerial bagi pengrajin. 2. Perluasan pasar kerajinan pelepah pisang perlu mendapat fokus baik dari pengrajin maupun pemerintah setempat mengingat produk yang dihasilkan memiliki keunikan dan nilai seni tersendiri. REFERENSI Agustono, Setyowati.N, Rahayu, W. dan Barokah,U.2010. Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian Unggulan Di Daerah Rawan Banjir Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Otonomi Daerah Di Bojonegoro (Pendekatan Tipologi Klassen Dan Qspm (Quantitative Strategic Planning Matrix. Laporan penelitian. Fakultas Pertanian.UNS Surakarta. Bakorlak Bojonegoro 2010. Peta Banjir Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009. BPBD Bojonegoro. Bojonegoro. Bank Indoensia.2010. Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Eks Karesidenan Madiun. Bank Indonesia.Kediri Marimin, 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Gramedia Widiasarana Indoensia. Jakarta Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. PT Tarsito. Bandung. Tarigan, H dan Ariningsih, E. 2007. Peluang dan Kendala Pengembangan Agroindustri Sagu di Kabupaten Jayapura. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/semnas4des07_mp_b_ena. pdf. Diakses pada tanggal 6 Februari 2009.