BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA BAGIAN KNITTING PT MULIA KNITTING FACTORY Ltd.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

Universitas Bina Nusantara

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Universitas Bina Nusantara

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR SIMBOL... xix

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

STIKOM SURABAYA DAFTAR ISI. Halaman. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pembayaran kredit saat ini terus berkembang pesat. Ini

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Pengertian Sistem... 7

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2. Analisa Masalah 3-1.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing perusahaan tersebut. Salah satu contohnya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,

Tugas Final Task. Mata Kuliah: Analisis dan Desain Sistem. Dosen : Henderi, M. Kom.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2005/2006

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 4. Rancangan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bidang memanfaatkan teknologi untuk membantu operasional

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. IRMA GRAHA PRATAMA. Oleh: FERNANDO GUNAWAN SINAGA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dihadapi. Dan agar mempermudah dalam pembuatan perancangan sistem yang

Universitas Bina Nusantara

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan. Diagram alir dibawah ini menunjukkan tahapan-tahapan yang dilakukan :

65 Diagram 4.1 Diagram Alir Metodologi Pemecahan Masalah 1. Observasi Observasi / pengamatan merupakan langkah pertama yang dilakukan. Observasi ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh

66 gambaran mengenai berjalannya kegiatan produksi di perusahaan khususnya pada Bagian Knitting. 2. Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data awal (preliminary data gathering) dilakukan melalui wawancara dengan staf-staf produksi mengenai bagaimana jalannya kegiatan produksi pada Bagian Knitting serta masalah-masalah yang sering terjadi berkaitan dengan produksi. Pengumpulan data awal ini juga didukung dengan studi pustaka melalui pembacaan buku-buku referensi yang berkaitan dan pencarian informasi melalui browsing internet. Manfaat dilakukan studi pustaka ini adalah agar dapat mengetahui ruang lingkup penelitian dan memperoleh pemahaman mengenai konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan masalah yang akan dicari solusinya sebagai dasar untuk melakukan analisa lebih lanjut. 3. Identifikasi dan Perumusan Masalah Untuk identifikasi dan perumusan masalah diperlukan data-data awal yang telah dikumpulkan sebelumnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa terkadang perusahaan mengalami keterlambatan dalam memenuhi pesanan pelanggannya. Hal ini disebabkan karena pesanan yang menumpuk dan kapasitas mesin terbatas sehingga pemakaiannya perlu diatur dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan diusulkan suatu metode penjadwalan yang sesuai dengan karakterisitik perusahaan dimana mesin yang digunakan untuk proses produksi merupakan mesin-mesin paralel. 4. Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan berbagai macam cara dan berasal dari sumber yang berbeda. Data-data ini dikumpulkan untuk keperluan pengolahan data dan analisa

67 dalam penerapan suatu metode tertentu untuk pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan masalah yang akan diselesaikan. Metode pengumpulan data yang digunakan diantaranya : Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan dengan staf-staf produksi untuk memperoleh informasi mengenai proses produksi yang berjalan di Bagian Knitting. Data yang diperoleh dari hasil wawancara : - Waktu proses setiap jenis kain sesuai dengan spesifikasinya (berdasarkan counter dan rpm mesin yang digunakan). - Waktu setting mesin - Jam kerja Bagian Knitting yaitu 2 shift setiap harinya (dan menjadi 3 shift jika pesanan menumpuk). Observasi Observasi / pengamatan langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati pelaksanaan proses produksi secara langsung mulai dari pemrosesan pesanan yang masuk sampai dengan produk hasil proses produksi. Pencatatan Data Pencatatan data dilakukan dengan mencatat data-data perusahaan yang diperlukan untuk keperluan pengolahan data. Data yang diperoleh dari hasil pencatatan data : - Data pesanan pelanggan bulan Agustus 2005 yang terdiri dari : o Nomor Order Sheet (Form Pemesanan) o Nama Pelanggan

68 o Tanggal Pesan o Jumlah Pesan o Spesifikasi Pesanan o Tanggal Pengiriman (Due Date) - Data mesin Bagian Knitting - Data berat kain sesuai dengan spesifikasinya 5. Pengolahan Data Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data-data tersebut. Adapun tahap-tahap pengolahan data tersebut diantaranya : a. Mengelompokkan pesanan per periode mingguan Pengelompokkan pesanan ini dimaksudkan untuk menyeragamkan proses produksi yang akan dijalankan sehingga mengurangi waktu setup untuk mengubah setting jarum pada mesin yang diperlukan untuk merajut setiap jenis kain yang berbeda. Pesanan dalam satu minggu dikumpulkan (pesanan periode n), kemudian diproses pada periode berikutnya (periode n+1) kecuali jika mesin pada periode n sudah selesai mengerjakan pesanan pada periode n-1, maka pesanan periode n dapat diproses pada periode n tersebut. b. Mengelompokkan pesanan berdasarkan kelompok mesin Yang dimaksud dengan kelompok mesin adalah mesin-mesin yang mempunyai ukuran cylinder dan getch yang sama. Ukuran cylinder akan mempengaruhi lebar kain dan ukuran getch akan mempengaruhi kerapatan kain. Pesanan kain dengan spesifikasi cylinder dan getch tertentu akan dikelompokkan berdasarkan kelompok mesin yang akan digunakan

69 memprosesnya. Hal ini untuk mengetahui berapa banyak pekerjaan yang akan ditugaskan pada / dikerjakan oleh sejumlah mesin dalam suatu kelompok mesin pada suatu periode tertentu. c. Menghitung total waktu waktu proses setiap pesanan Waktu proses per roll dihitung dengan cara membagi counter mesin dengan rpm mesin ditambah allowance 20 menit sebagai waktu untuk : - Mengganti jarum yang patah. - Menyambung benang yang putus. - Allowance operator. - Memotong dan mengeluarkan gulungan kain yang sudah jadi dari mesin. Counter dan rpm mesin mempunyai standar tersendiri untuk setiap kelompok mesin yang digunakan. Total waktu proses setiap pesanan dihitung dengan mengalikan waktu proses per roll dengan jumlah roll pesanan. Satuan untuk waktu proses adalah dalam menit. Bagian Knitting berjalan 2 shift setiap harinya dengan waktu kerja 8 jam per shift. Total waktu kerja setiap harinya adalah 2 shift x ( 8jam x 60 menit) = 960 menit. d. Melakukan penugasan pesanan ke kelompok mesin Dengan mengelompokkan pesanan yang sama (berdasarkan setting jarumnya) untuk setiap kelompok mesin merupakan salah satu usaha untuk dapat menyeragamkan proses produksi yang dilakukan sehingga dapat meminimalisasi perubahan setting jarum pada mesin. Perubahan setting jarum pada mesin membutuhkan waktu setup, tenaga, dan biaya yang harus dikeluarkan sehingga

70 harus diminimalkan. Dengan penugasan yang teratur juga diharapkan semua pesanan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 6. Analisis dan Perbandingan Metode Berjalan dan Metode Usulan Analisa dilakukan terhadap metode berjalan yang diterapkan perusahaan dan metode yang diusulkan untuk menjadwalkan pemrosesan pesanan bulan Agustus 2005. Dari contoh penerapan yang dilakukan terhadap metode yang diusulkan dapat dilakukan perbandingan antara metode berjalan dengan metode yang diusulkan tersebut. Tujuan dilakukan perbandingan ini adalah untuk mengetahui apakah metode yang diusulkan sebagai pemecah masalah (problem solving) dapat berfungsi lebih baik daripada sistem yang diterapkan perusahaan saat ini. 7. Definisi Sistem Definisi Sistem (System Definition) dibuat untuk mengetahui gambaran mengenai sistem, informasi apa yang harus dimiliki, fungsi apa yang menyediakannya, dimana akan digunakan. Definisi Sistem akan menjadi pondasi (dasar) untuk melanjutkan aktivitas analisis dan perancangan. 8. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan Model Unified Modelling Language (UML) 1. Class Diagram Class diagram merupakan model hasil dari analisa problem domain. Class diagram menggambarkan kumpulan class yang ada dan hubungan antara classclass tersebut. Penentuan class dan event serta event-event yang terdapat pada suatu class akan dibantu dengan pembuatan event table. Masing-masing class mempunyai atributte dan operation/event/method. 2. Statechart Diagram

71 Setiap class yang ada pada class diagram akan dibuat statechart diagram. Statechart ini berguna untuk menggambarkan daur hidup suatu class berdasarkan event-event yang dimilikinya (urutan operation / event). 3. Use-case Diagram Use-case diagram menggambarkan interaksi antara aktor (pengguna sistem) dengan use case. Use case merupakan abstraksi dari interaksi antara sistem dan aktor. Setiap use case yang ada menggambarkan fungsi-fungsi dari sistem yang akan dibuat. 4. Sequence Diagram Sequence diagram adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan antar objek melalui pesan, dimana sequence diagram ini menitikberatkan pada urutan waktu pengiriman pesan. 5. Navigation Diagram Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. 6. Component Diagram Component Diagram memodelkan komponen software dan hubungannya satu sama lain. 7. Deployment Diagram Deployment diagram ini digunakan untuk menggambarkan arsitektur jaringan dari sebuah sistem. 9. Perancangan Database Perancangan basis data dilakukan untuk menentukan tabel-tabel beserta spesifikasinya yang akan digunakan didalam sistem. Basis data ini digunakan untuk

72 menyimpan sekumpulan data yang dipakai dalam program aplikasi. Software yang digunakan adalah Microsoft Access 2000. 10. Pembuatan Program Program dibuat berdasarkan perancangan sistem dan basis data yang telah dibuat. Pembuatan program ini menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. 11. Pengujian Program Pengujian program dilakukan pada saat pembuatan program dan setelah program selesai dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mencari error yang terdapat pada program dan mengetahui apakah output program sesuai dengan ekspektasi pengguna. 12. Kesimpulan dan Saran Dengan berdasarkan pada semua tahap yang dilakukan dalam penelitian, maka ditarik suatu kesimpulan yang dapat menjawab tujuan yang diinginkan dan memberikan saran yang bermanfaat bagi perusahaan sesuai dengan pengkajian terhadap permasalahan yang ada. 4.2 Teknik Pengumpulan Data dan Penentuan Parameter 4.2.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : Observasi Observasi / pengamatan langsung di lapangan dilakukan agar dapat memahami proses produksi yang diterapkan perusahaan. Wawancara

73 Wawancara dilakukan dengan staf-staf bagian produksi dan juga operator mesin untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai proses produksi yang berjalan. Pencatatan data Data-data selain diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara, juga diperoleh dari pencatatan data-data perusahaan. Diantaranya pencatatan data pesanan pelanggan dari form order sheet. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku referensi yang berkaitan dan mencari artikel serta informasi-informasi tambahan melalui browsing internet. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk dijadikan sebagai landasan teori dan menambah pengetahuan. 4.2.2 Penentuan Parameter Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan diantaranya : Jumlah Pesanan Pelanggan Data jumlah pesanan pelanggan diperlukan untuk menyusun suatu sistem penjadwalan. Sistem penjadwalan yang diusulkan akan mengurutkan pesanan mana yang dikerjakan lebih dulu, kapan suatu pesanan akan selesai dikerjakan. Waktu Proses Data waktu proses dijadikan sebagai parameter karena waktu proses (pengerjaannya) berbeda-berbeda sesuai dengan spesifikasinya. Waktu proses suatu kain tergantung dari spesifikasinya (jenis kain, mesin yang digunakan). Waktu Setup

74 Setup yang dilakukan pada mesin dapat mengurangi waktu operasi mesin. Waktu setup yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung jenis setting (susunan jarum) yang diinginkan. Tanggal Jatuh Tempo (Due Date) Tanggal jatuh tempo merupakan parameter yang harus diperhatikan dimana suatu pesanan seharusnya diselesaikan sebelum tanggal jatuh temponya (due date).