BAB I PENDAHULUAN. FREKUENSI KERUSAKAN PER BULAN (Times)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan produk makanan ternak ikan. Proses pembuatan pakan ternak ikan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

Universitas Widyatama I -1

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Industri

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB V ANALISA. 5.1 Analisa Tahapan Define

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkala untuk

ELIMINASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLYWOOD DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PANCA EKA BINA PLYWOOD INDUSTRY (PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kepercayaan yang tinggi dari para konsumen, berlomba-lomba untuk

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan tingkat efisiensi dan efektifitas mesin/peralatan juga mengakibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

BAB III METODE PENELITIAN

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan industri sekarang ini, banyak perusahaan yang mencari alternatif untuk meningkatkan usaha perbaikan untuk menunjang produktivitas dalam produksinya. Usaha perbaikan dapat dilakukan dengan penerapan teori-teori yang dapat menunjang tingkat produktivitas dari mesin yang digunakan. PT. Panca Eka Bina Plywood Industry Unit Pabrik (PT.PEBPI) adalah salah satu perusahaan yang mengolah hasil hutan kemudian memproduksinya menjadi kayu lapis atau triplek. Triplek menjadi salah satu barang yang dibutuhkan dalam pembangunan rumah dan bangunan lainnya. Hasil produk lebih banyak di ekspor ke beberapa negara seperti Singapura, Korea Selatan, India, Belanda, Jerman, dan Italia. Permasalahan yang terjadi saat ini di lantai produksi PT.PEBPI Unit Pabrik adalah tingkat kerusakan mesin yang cukup tinggi sehingga mengganggu kelancaran produksi. Tata cara yang dilakukan saat ini di perusahaan adalah memperbaiki sekaligus perawatan ketika mesin sudah rusak atau breakdown maintenance. Berikut data yang diperoleh mengenai frekuensi kerusakan mesinmesin di lantai produksi ; Tabel 1.1 Data frekuensi kerusakan mesin periode Desember 2012- September 2013 NO BAGIAN / MESIN FREKUENSI KERUSAKAN PER BULAN (Times) TOTAL Des-2012 Jan-2013 Feb-2013 Mar-2013 Apr-2013 Mei-2013 Jun-2013 Jul-2013 Agust-2013 Sep-2013 (times) 1 Chain Saw 4 9 5 11 8 6 3 2 7 9 64 2 Rotary 19 35 18 16 25 12 34 18 24 36 237 3 Core 1 8 12 2 3 26 4 Dryer / Klin Dryer 9 25 8 25 16 37 12 7 6 145 5 Meinan/ Compuser 0 6 Veneer Auto Clipper 1 1 2 4 7 Glue Spreader 1 2 3 8 Cold Press 2 3 1 6 9 Hot Press 3 1 1 3 3 3 14 10 Sander 3 3 1 3 5 3 5 23 11 Sizer TOTAL 0 522

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa hampir setiap periode mesin produksi mengalami kerusakan. Kerusakan dari tertinggi ke terendah terlihat mulai dari mesin rotary, dryer, chain saw, core, hot press, sander, veneer auto clipper, glue speader, dan cold press. Mesin yang tidak terjadi kerusakan hanya 2 (dua) yaitu meinan/ compuser dan sizer. Seluruh mesin memiliki tugas dan kriteria masingmasing dalam proses operasi di lantai produksi. Untuk melihat mesin yang perlu ditinjau secara mendalam maka digunakan Pareto Chart sehingga memperlihatkan mesin yang lebih didahulukan untuk diberikan perawatan atau tindakan pencegahan. Pareto Chart sebagai berikut ; Gambar 1.1 Pareto Chart Kerusakan Mesin PT.PEBPI Unit Pabrik Berdasarkan ketentuan yang digunakan pada Pareto Chart diketahui ada dua mesin yaitu rotary dan dryer yang perlu dilakukan tindakan perawatan terlebih dahulu. Kerusakan kedua mesin tersebut membawa pengaruh terhadap hasil olahan yang diprosesnya sehingga tidak sesuai ketentuan. Saat ini, apabila terjadi kerusakan saat produksi namun masih bisa ditoleransi maka mesin akan tetap beroperasi hingga waktu jeda ditentukan untuk pengecekkan. Dalam hal ini operator kurang mengetahui pengaruh kerusakan mesin baik kecil atau besar terhadap keadaan bahan. Keadaan seperti ini dapat mengakibatkan produk memiliki kriteria kecacatan dari bahan setengah jadi pada saat proses produksi itu sendiri. Produk bisa saja termasuk dalam kategori reject I-2

karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Menurut Departemen Quality, kecacatan bahan setengah jadi akibat kerusakan mesin akan tampak pada produk jadi dan termasuk dalam kriteria pengecekkan atau masuk dalam checksheet quality. Berdasarkan data yang dihimpun dari bulan Juli 2012 hingga Juni 2013 mengenai presentasi kecacatan yang dihasilkan kedua mesin terhadap produk adalah sebagai berikut Tabel 1.2 Hubungan Kerusakan Mesin Dengan Kecacatan Produk No Mesin/ Bagian Kerusakan Mesin Presentase Sumbangan Kriteria Kecacatan Pada Produk 1 Rotary 45,402% 51,5935% 2 Dryer 27,778% 0,721% Sumber : Pengumpulan data PT.PEBPI Unit Pabrik, 2013 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa mesin rotary dan dryer sering mengalami kerusakan kemudian menyumbangkan kriteria kecacatan sehingga kondisi kedua mesin tidak layak dibiarkan secara terus menerus. 1 2 Gambar 1.2 Tahapan Pembuatan Plywood Sumber : Departemen Produksi PT.PEBPI Unit Pabrik Gambar 1.2 menunjukkan bahwa mesin rotary merupakan alur produksi yang kedua setelah mesin chainsaw dengan output 2 (dua) jenis lembaran kayu disebut core dan veneer. Kemudian diteruskan ke mesin dryer untuk dikeringkan. Mesin rotary merupakan mesin pengupas kayu menjadi lembaran kayu dan dari mesin ini ketebalan plywood ditentukan. Lembaran kayu merupakan barang setengah jadi. Kedua komponen tersebut merupakan bahan utama yang nantinya I-3

disusun menjadi sebuah plywood. Mesin dryer merupakan mesin pengering hasil kupasan rotary. Saat ini terdapat 8 (delapan) unit mesin rotary sedangkan mesin dryer terdapat 4 (empat ) unit dilantai produksi yang layak pakai. Selama produksi berlangsung tidak pernah keseluruhan mesin beroperasi secara bersamaan karena salah satu dalam kondisi rusak. Keadaan seperti ini hampir terjadi selama waktu yang tersedia untuk berproduksi. Pada kenyataan yang ada di lapangan, mesin selalu mengalami kerusakan baik skala besar maupun kecil sehingga memakan waktu proses produksi serta menurunnya output karena terjadi waktu menunggu saat mesin diperbaiki. Terjadinya kerusakan menyebabkan proses produksi saat itu dihentikan sementara waktu, apabila sudah siap maka mesin akan bekerja lebih keras untuk mencapai perencaanaan produksi yang dibuat oleh bagian produksi. Tentunya operator bekerja lebih ekstra dan jam kerja bisa saja bertambah untuk menutupi kekurangan produksi saat terjadi hambatan tersebut. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya suatu perhitungan mengenai produktivitas dari proses produksi khususnya terhadap mesin rotary dan mesin dryer yang digunakan di lantai produksi. Penentuan perlakuan yang bersifat pencegahan berguna meminimasi kerusakan yang terjadi. Metode Overall Equipment Effectiveness diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kerugian-kerugian. Serta dapat mengetahui pengaruh kerusakan dengan Failure Mode and Effect Analysis. Pengamatan dan penelitian dilanjutkan untuk melihat akibat dari kerugian yang kemudian dapat diambil langkah pengendalian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan Bagaimana menentukan tindakan perawatan preventive untuk mencegah terjadinya kerusakan dengan Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis sehingga meningkatkan kinerja mesin rotary dan mesin dryer yang mempengaruhi kualitas produk di PT.PEBPI?. I-4

1.3 Tujuan yang dilakukan ini memiliki beberapa tujuan yang dapat menjadi awal dimulainya penelitian ini adalah 1. Menentukan nilai Overall equipment effectiveness terhadap mesin rotary dan mesin dryer. 2. Menentukan komponen kritis yang ditimbulkan dari kerusakan mesin menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). 3. Memberikan usulan prosedur tindakan perawatan terhadap kerusakan mesin yang mempengaruhi hasil produksi kepada pihak perusahaan. 1.4 Manfaat Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui nilai Overall Equipment Effectiveness sehingga dapat diketahui seberapa efektif mesin yang digunakan di PT. PEBPI. 2. Mengetahui penyebab dan tingkat pengaruh dari kerusakan komponenkompenen penting pada mesin sesuai dengan faktor-faktor yang dialami di PT.PEBPI. 3. Memberikan suatu pandangan kepada departemen engineering mengenai cara perawatan agar bisa dilakukan lebih awal sebelum terjadi kerusakan. 1.5 Batasan Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukan ruang lingkup atau batasan yang jelas agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah. Adapun batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. yang dilakukan tidak menganalisa tentang biaya perawatan dan pengadaan spare part mesin dikarenakan sebagian besar kerusakan spare part dapat diperbaiki dan dimodifikasi sendiri oleh bagian bengkel PT.PEBPI Unit Pabrik. 2. Data - data yang diambil adalah data histori perusahaan dari bulan Januari sampai Desember 2013. I-5

3. Tidak terjadi perubahan sistem produksi dan tata cara perawatan dan perbaikan terhadap mesin selama penelitian ini dilakukan. 1.6 Posisi mengenai TPM juga pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa orang peneliti. Agar dalam penelitian ini tidak terjadi penyimpangan dan penyalinan maka perlu ditampilkan posisi penelitian, berikut adalah tampilan posisi penelitian. Tabel 1.3 Posisi Tugas Akhir Kriteria Judul Tujuan Lokasi Metode Miko Hasriyono Evaluasi efektivitas mesin dengan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan mesin/peralatan produksi Susanti Oktaria Perhitungan dan Analisa Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada proses awal Pengolahan Kelapa Sawit Memperoleh nilai OEE dari mesin dan peralatan produksi, Mengetahui Akar Penyebab dari permasalahan, Mengajukan Strategi pemecahan masalah Agus Jiwantoro, dkk Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan Total Productive Maintenance Nilai efektivitas mesin penggiling tebu dengan menggunakan OEE (Overall Equipment Effectiveness), mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya kinerja mesin Didi Eka Putra MS. Penerapan Overall Equipment Effectiveness Dan Failure Mode And Effect Analysis Sebagai Dasar Peningkatan Kinerja Mesin Rotary Dan Dryer Menentukan nilai OEE, Menganalisa kerusakan komponen mesin rotary dan mesin dryer menggunakan FMEA kemudian memberikan usulan kepada perusahaan terkait tindakan perawatan terhadap kerusakan mesin PT. Hadi Baru PT.X PG. Jatitujuh. PT.PEBPI Unit Pabrik Penerapan TPM dan analisa Six Big Losses Penerapan TPM dan analisa Six Big Losses Penerapan TPM dengan Overall Equipment Effectiveness dan Histogram Total Productive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode And Effect Analysis Tahun 2009 2011 2012 2014 1.7 Sistematika Penulisan Penyusunan laporan ini dibagi dalam enam bab, uraian dan penjelasan secara singkat adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan. I-6

BAB II LANDASAN TEORI Berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian serta teori pendukung dalam penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisikan penjelasan secara skematis langkah-langkah pembahasan yang digunakan dalam proses penelitian, sesuai dengan metodologi penelitian yang sedang dibuat. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisikan tentang data-data yang diperoleh di lapangan yang digunakan untuk diolah sesuai dengan masalah yang sedang diteliti, sedangkan pengolahan data berisikan tentang proses perubahan data mentah menjadi suatu hasil yang bisa dipahami sehingga membantu didalam menganalisa. BAB V ANALISA Analisa dari hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan teori yang digunakan. BAB VI PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil penelitian. I-7