BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di bagian barat kota Demak. Pasar Sayung berada di pinggir

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Obyek Penelitian pasar tradisional Mranggen. 1. Letak Pasar Tradisional Mranggen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Pasar Tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. kamus bahasa Indonesia karangan Badudu-Zain kata tiba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

Draft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tentang latar belakang berdirinya pasar ini, pasar Gorong ini sudah ada

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI SEBARAN MINIMARKET DI KELURAHAN TIGARAKSA KECAMATAN TIGARAKSA, KABUPATEN TANGERANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

BAB III KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Keywords : Analisis Karakteristik Konsumen, Konsumen, Beras.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel

BAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar-pasar modern yang berkembang pesat di tiap-tiap kota. Pada prinsipnya, kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai

STANDARISASI PENATAAN PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA (STUDI KASUS REVITALISASI PASAR DI KOTA SEMARANG)

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

yang pasti,apakah jumlah pembeli lebih banyak,sama saja atau lebih sedikit setelah adanya pasar modern? a. Lebih banyak b. Sama saja c.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Nuraeni Kusumawardani, 2014

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pasar Smep merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah dikenal oleh

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PASAR SELASA PANAM PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Pasar Selasa Panam Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak Pasar Tradisional Ngaliyan Pasar Ngaliyan secara administratif terletak di kecamatan Ngaliyan yang berada di bagian barat kota semarang. Pasar Ngaliyan berada di pinggir jalan raya Ngaliyan-Boja, yang jauhnya hanya beberapa puluh meter saja dari kantor kecamatan Ngaliyan, sehingga menjadi sentra ekonomi utama disana. Ngaliyan yang berada di bagian barat kota semarang mempunyai posisi yang setrategis karena menjadi penghubung antara semarang dan Kendal. Selain itu lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini bebas banjir dan sangat cocok dijadikan kawasan hunian. Ngaliyan bisa di bilang mempunyai fasilitas umum yang relatif baik. Mulai dari sekolah umum, sarana peribadahan (masjid dan gereja), perumahan, perguruan tinggi dan pasar tradisional. Namun keberadaan pasar tradisional ngaliyan belakangan ini digerogoti kehadiran pusat-pusat perniagaan seperti jaringan toko ritail modern Indomaret, alfamart, ruko dan swalayan disekitar. 60

61 Gambar 3.1 Peta Kecamatan Ngaliyan Sumber Data: Bappeda Semarang Tahun 2010. 2. Sejarah singkat pasar Ngaliyan Pasar Ngaliyan di dirikan pada tahun 1977-1978 dan mulai beroperasi mulai tahun 1979 dengan luas lahan 1520 M2 dan luas bangunan 900 M2, pasar Ngaliyan berada di Jl. Prof. Dr. Muh Hamka, Kel. Ngaliyan, Kec. Ngaliyan dan digolongkan sebagai pasar Wilayah dibawah naungan UPTD Pasar Wilayah yaitu Pasar Karang Ayu, pasar ini buka mulai pagi hingga sore hari. Barang-barang yang dijual beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok, sayur mayur, ikan, bumbu, buahbuahan, peralatan rumah tangga, dan pakaian. Penjual yang berdagang disini cukup banyak untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat keterangan di bawah ini : a. Jumlah Bangunan di Pasar Ngaliyan 1) Kios : 12 Petak Luas 153 M2 2) Los : 64 Petak Luas 372 M2 3) Dasaran Terbuka : 112 Petak Luas 286 M2

62 4) Pancaan : 36 Petak Luas 54 M2 5) PKL : 120 Petak Luas 1127 M2 b. Jumlah Pedagang di Pasar Ngaliyan 1) Kios : 12 Orang Tidak Aktif 0 Orang Luas 0 M2 2) Los : 59 Orang Tidak Aktif 4 Orang Luas 15 M2 3) Dasaran Terbuka : 93 Orang Tidak Aktif 8 Orang Luas 16 M2 4) Pancaan : 36 Orang Tidak Aktif 15 Orang Luas 22 M2 5) PKL : 120 Orang Tidak Aktif 57 Orang Luas 558 M2 c. Fasilitas Umum 1) Parkir : Tidak Ada 2) Mushola : Tidak Ada 3) Reklame : Tidak Ada 4) TPS : a) Volume sampah : 3 m3 / Hari b) Jumlah Kontener : 1 Buah Ukuran 6 M3 c) Pengelola : Dinas 5) Daya Listrik : 5500 Waat 6) Drainase : Dalam pasar rusak dan sebagian tidak ada drainase 7) MCK: a) Jumlah : 1 Buah 2 Kamar Ukuran 8 M2 b) Sumber Air : PDAM c) Pengelola : UPTD

63 d. Pemeliharaan Bangunan, air dan Listrik 1) Sebagian dalam pasar belum ada drainse sehingga pada waktu hujan banjir. 2) Jalan lorong DT 64 m2 berlantai tanah sehingga becek. 3) Talang 54 m bocor. 4) Lampu penerangan rusak. 5) 12 Kios relokasi belum terpasang MCB seghingga pemakaian listrik tidak terkontrol. B. Karakteristik Pedagang Responden Pasar Tradisional Ngaliyan dan Konsumen Responden Tabel 3.1 Jumlah seluruh pedagang tradisional sesuai jenis dagangannya Pedagang menurut jenis Jumlah Prosentase dagangannya Kelontong 73 20,917% Buah 14 4,011% Pecah belah / Gerabah 15 4,298% Daging 31 8,882% Tempe/Tahu 7 2,006% Roti/Makanan 47 13,467% Pakaian /Konveksi 20 5,730% Telur 1 0,286% Warung makan 50 14,327% Bumbon 35 10,029% Aksesoris 6 1,719% Jamu sedu 2 0,573% Jasa 25 7,163%

64 Hasil Bumi/Sayur 23 6,590% 349 100% Sumber: Arsip pasar Ngaliyan Dari tabel 3.1 di atas dapat dilihat banyaknya pedagang yang berjualan di Pasar Ngaliyan menurut jenis dagangannya, pedagang Kelontong ada 73, pedagang Buah ada 14, pedagang pecah belah/gerabah ada 15, pedagang Daging ada 31, pedagang Tempe/Tahu ada 7, pedagang Roti/Makanan ada 47, pedagang Konveksi (Pakaian) ada 20, pedagang telur ada 1, pedagang Warung Makan ada 50, pedagang Bumbon ada 35, pedagang Aksesoris ada 6, pedagang jamu Sedu ada 2, pedagang Jasa ada 25, Pedagang Hasil Bumi (Sayur) ada 23, jumlah pedagang yang paling banyak adalah pedagang kelontong. Dan jumlah keseluruhan pedagang yang ada di Pasar Ngaliyan ada 349 Orang. 1 Dari seluruh populasi pedagang di pasar Ngaliyan yang menjadi responden berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut : Tabel 3.2 Jumlah pedagang yang menjadi responden Pedagang menurut Jumlah Prosentase jenis dagangannya Kelontong 71 48,96% Buah 12 8,27% Sayur 23 15,86% Pakaian 19 13,10% Daging dan Ikan 20 13,79% 145 100% Sumber data : Data primer diolah, 2011 1 Dokumen Pasar Ngaliyan Tahun 2010.

65 Dari tabel 3.2 di atas dapat dilihat banyaknya pedagang yang berjualan di Pasar Ngaliyan menurut jenis dagangannya yang menjadi responden, pedagang kelontong ada 71 (48,96%), pedagang buah 12 (8,27%), pedagang sayur 23 (15,86%), pedagang pakaian 19 (13,10%), pedagang daging dan ikan 20 (13,79%). Tabel 3.3 Jumlah pedagang berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah Prosentase Laki-laki 13 8,96% Perempuan 132 91,03% 145 100% Dari tabel 3.3 dapat dilihat banyaknya pedagang yang dijadikan responden dalam penelitian berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 13 Orang (8,96%) dan Perempuan sebanyak 132 Orang( 91,03%). Pedagang di pasar tradisional Ngaliyan didominasi perempuan (Ibu rumah tangga) yang ingin mencari kesibukan dan membantu perekonomian untuk keluarganya daripada hanya duduk di rumah, dan lainnya memang memilih bekerja menjadi pedagang karena latar belakang keluarganya para pedagang. Ini dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah perempuan (132 Orang atau 91,03%). Hal ini menunjukkan bahwa usaha ritel tradisional merupakan usaha sampingan yang digunakan untuk membantu menopang perekonomian keluarga, dimana laki-laki lebih berperan untuk bekerja pada sektor formal.

66 Tabel 3.4 Jumlah pedagang berdasarkan umur Umur Jumlah Prosentase 21-30 27 18,62% 31-40 66 45,51% 41-50 32 22,07% Lebih dari 51 20 13,79% 145 100% Dari tabel 3.4 dapat dilihat jumlah pedagang responden berdasarkan umur, jumlah pedagang yang berumur 21-30 sebanyak 27 orang (18,62%), 31-40 sebanyak 66 orang (45,51%), 41-50 sebanyak 32 orang (22,07%), lebih dari 51 sebanyak 20 orang (13,79%). Untuk usia responden, baik laki-laki maupun perempuan semuanya berada dalam usia produktif. Dalam hal ini usia produktif bisa dikatakan juga sebagai usia kerja yaitu usia antara 21 tahun sampai 65 tahun. Dengan kondisi tersebut bisa dikatakan bahwa para pengusaha ini masih memiliki semangat kerja yang tinggi untuk menjalankan usahanya dan dimungkinkan juga untuk dilakukan pengembangan terhadap usaha mereka. Tabel 3.5 Jumlah pedagang berdasarkan pendidikan Pendidikan Jumlah Prosentase SD 69 47,58% SLTP 43 29,65% SMA 33 22,76% Perguruan Tinggi - - 145 100%

67 Dari tabel 3.5 menunjukkan banyaknya pedagang menurut pendidikan, jumlah pedagang yang pendidikan akhirnya SD sebanyak 69 orang (47,58%), SLTP sebanyak 43 orang (29,65%), SMA sebanyak 33 orang (22,76%). Dengan kondisi ini bisa dikatakan bahwa tingkat pendidikan yang rendah ini akhirnya memaksa atau menuntut mereka untuk menciptakan suatu usaha yang sesuai dengan kemampuan mereka sehingga pilihan terakhir adalah dengan menjadi pengusaha ritel tradisional. Juga dipengaruhi oleh pola pemikiran yang sederhana bahwa pendidikan tinggi tidak diperlukan tetapi yang terpenting adalah bagaimana bisa mencari nafkah dan menambah pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Sedangkan 33 orang atau 22,76% reponden lulusan SMA memilih menjadi pengusaha ritel tradisional karena beberapa sebab, yaitu: jiwa wirausaha yang tinggi, sulitnya mencari pekerjaan, serta tuntutan kebutuhan. Tabel 3.6 Jumlah pedagang berdasarkan lamanya berdagang Lamanya berdagang Jumlah Prosentase 1-5 tahun 17 11,72% 6-10 tahun 34 23,45% 11-15 tahun 54 37,24% 16-20 tahun 29 20% Lebih dari 21 tahun 11 7,586% 145 100% Dari tabel 3.6 menunjukkan jumlah pedagang responden berdasarkan lamanya berdagang. Jumlah pedagang yang lama berdagangnya 1-5 tahun sebanyak 17 orang (11,72%), 6-10 tahun sebanyak 34 orang (23,45%), 11-15

68 tahun sebanyak 54 orang (37,24%), 16-20 tahun sebanyak 29 orang (20%), lebih dari 21 tahun sebanyak 11 orang (7,58%). Lama usaha yang telah dijalani oleh pengusaha ritel tradisional paling banyak berkisar antara 11 sampai 15 tahun, dimana kisaran lama usaha antara 1 tahun sampai 30 tahun. Dari rata-rata lama usaha dapat dikatakan bahwa pengusaha ritel tradisional sudah berpengalaman dalam menjalankan usahanya dan sudah memikirkan berbagai strategi untuk menjaga kelangsungan usaha mereka. Tetapi harus pula dicermati bahwa usaha mereka tidak mungkin berhasil baik bila tidak ada dukungan dari pihak-pihak yang terkait (pemerintah) baik dari sisi peraturan, maupun fasilitas yang lain (permodalan). Tabel 3.7 Jumlah konsumen berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah Prosentase Laki-laki 9 13,84% Perempuan 56 86,15% 65 100% Sumber data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel 3.7 di atas, dapat diketahui jenis kelamin responden konsumen yang pernah belanja di pasar tradisional Ngaliyan dan minimarket sekitar yang diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan, yaitu sebanyak 56 orang (86,15%), sedangkan sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 9 orang (13,84% ). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden konsumen yang diambil menjadi responden adalah perempuan.

69 Tabel 3.8 Jumlah konsumen berdasarkan umur Umur Jumlah Prosentase Kurang dari 20 4 6,15% 21-30 26 40% 31-40 22 33,84% 41-50 10 15,38% Lebih dari 51 3 4,61% 65 100% Berdasarkan tabel 3.8 ini menunjukkan bahwa konsumen yang menjadi responden seebagian besar berumur 21-30 tahun berjumlah 26 orang (40%), sedangkan yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 4 orang (6,15%), 31-40 tahun sebanyak 22 orang (33,84), 41-50 tahun sebanyak 10 orang (15,38%), dan yang lebih dari 51 tahun sebanyak 3 orang (4,61%). Tabel 3.9 Jumlah konsumen berdasarkan pendidikan Pendidikan Jumlah Prosentase SD 3 4,61% SLTP 7 10,77% SMA 16 60% Perguruan tinggi 39 60% 65 100% Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa konsumen yang diambil menjadi responden, sebagian besar berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 39 orang (60%), sedangkan yang berpendidikan SMA sebanyak 16 orang (60%) SLTP sebanyak 7 orang (10,77%), SD sebanyak 3 orang (4,61%).

70 Tabel 3.10 Jumlah konsumen berdasarkan pekerjaannya, Pelajar/Mahasiswa Pekerjaan Jumlah Prosentase Pelajar/Mahasiswa 16 24,61% Pegawai Negeri 12 18,46% Wiraswasta 8 12,30% Pegawai swasta 11 16,92% Lainnya 18 27,69% 65 100% Sumber data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan banyaknya konsumen responden berdasarkan pekerjaannya, Pelajar/Mahasiswa sebanyak 16 orang (24,61%), pegawai negeri sebanyak 12 orang (18,46%), wiraswasta sebanyak 8 orang (12,30%), pegawai swasta sebanyak 11 orang (16,92%) dan pekerjaan lainnya sebanyak 18 orang (27,69%).