BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BIAYA PERBAIKAN ULIR DI PT. ALLOY MAS OILFIELD SERVICES DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. 1. LAMPIRAN I : Format Rekapitulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Barang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

MEMPELAJARI PROSEDUR PENYEDIAAN TABUNG GAS ELPIJI 3 KG DI SPPBE PT. AL-FATH DISUSUN OLEH : NAMA : REPALDI ABDUL AGI NPM :

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian R.I. Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Dalam Rangka Investasi

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Kekayaan yang diperoleh dapat berupa kekayaan material (material

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Penjadwalan job..., Cecep Muntako, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: Analisis Profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

1. Project Management Awareness

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006

BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com)

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

BAB IV 4 STUDI KASUS

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

B A B I I LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Diajukan oleh : Yunanto D

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DAN TRADITIONAL COSTING UNTUK PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA UKM BALI SARI)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

PENDAHULUAN. jalan, alat alat pertanian dan perkebunan, Stone / Coal Crusher Plant & Mobile,

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usaha pelayanan jasa. Sehingga menuntut adanya persaingan atas pelayanan jasa dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. operasionalnya berdasarkan tingkat biaya pelanggan dan aktivitas masing- masing

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB III PROSES PRODUKSI. III.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong. persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya.

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Didirikan pada tahun 2008, PT. Alloy Mas Oilfield Services berdiri di atas lahan seluas +/- 10.000m 2 berada di Kawasan Berikat Nusantara Marunda Cilincing Jakarta Utara Jalan Denpasar nomor 12. Di area seluas itu terdiri dari 2 bangunan yaitu area perkantoran dan area workshop. Area perkantoran yang terdiri dari 4 lantai digunakan untuk keperluan administrasi sedangkan area workshop diperuntukan untuk proses produksi. PT Alloy Mas Oilfield Services awalnya sebuah perusahaan kecil di bidang perminyakan. Perusahaan ini dirintis dari kerja sama pengusaha asal Medan bernama Susanto Salim dengan Bapak Bakri yang diangkat sebagai Plant Manager. PT. Alloy Mas Oilfield Services (AMOS) spesialis dalam pembuatan, servis dan mesin peralatan pengeboran yang digunakan dalam berbagai industri, seperti Industri Minyak dan Gas, Eksplorasi pertambangan dan industri Fabrikasi. PT. AMOS dibawah lisensi API Spec.Q1, Spec. 7-1 dan Spec. 5CT sejak Juli 2011. Kompetensi inti PT. Alloy Mas Oilfield Services adalah dalam fabrikasi, 46

47 modifikasi dan perbaikan Stabilizer & Motor Sleeve (Hard Facing, Gerinda). PT. Alloy Mas Oilfield Services juga mengkhususkan diri dan berlisensi di bawah API untuk penguliran pipa baja (casing & tubing) dan elemen alat pengeboran (Kelly, HWDP, Drill Pipe, stabilizer, dll). Dalam rangka untuk menyediakan layanan yang lebih lengkap dengan pelanggan, PT. Alloy Mas Oilfield Services juga berpengalaman untuk melakukan layanan reklamasi tubular, pelapisan untuk pipa bor, Offshore Keranjang, Tool Box fabrikasi (sesuai spesifikasi DNV) dan berbagai mesin sesuai persyaratan / gambar pelanggan. Beberapa pelanggan kami termasuk Pertamina Drilling Services Indonesia, FMC Technologies, Schlumberger dan CNOOC. 4.2 Visi dan Misi PT. AMOS bertujuan untuk menjadi, tidak hanya sebagai pemasok, tapi mitra pilihan dari perusahaan Anda. Kami bangga sebagai organisasi sadar kualitas yang terusmenerus berupaya memperbaiki dalam semua aspek untuk melayani perusahaan wisata yang lebih baik. Misi kami untuk mengikuti dengan ketat bentuk tertinggi dari manual mutu dan spesifikasi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Profesionalisme, keunggulan dan kompetensi adalah keyakinan inti dalam organisasi kami.

4.3 Penyajian Data Dalam pemberian harga jasa perbaikan ulir di PT. Alloy Mas Oilfield Services dilakukan untuk setiap jenis koneksi yang dihasilkan. Sehingga biaya-biaya yang diperhitungkan merupakan biaya-biaya yang terjadi pada perbaikan jenis ulir tersebut maupun hasil dari alokasi biaya umum dari produk. Besarnya alokasi biaya tersebut didasarkan pada masing-masing jenis koneksi yang dihasilkan dari perbaikan ulir pada barang Drill Pipe. Dimana jenis koneksi ulir yang akan dihitung dalam proses perbaikan ulir di PT. Alloy Mas Oilfield Services antara lain sebagai berikut: 1. Koneksi NC 38 PIN 2. Koneksi NC 38 BOX 3. Koneksi NC 50 PIN 4. Koneksi NC 50 BOX 5. Koneksi 6 5/8 REG PIN 6. Koneksi 6 5/8 REG BOX Penghitungan biaya aktivitas dengan metode tradisional untuk masing-masing koneksi adalah: 48

49 Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Koneksi NC 38 Pin dengan Metode Tradisional Jenis Biaya Total Biaya Jumlah Produksi Biaya per Unit Biaya Bahan Baku Rp 75,826,180 338 Rp 224,338 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 46,717,878 338 Rp 138,219 Biaya Overhead Rp 213,524,259 338 Rp 631,729 Rp 994,285 Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Koneksi NC 38 Box dengan Metode Tradisional Jenis Biaya Total Biaya Jumlah Produksi Biaya per Unit Biaya Bahan Baku Rp 79,639,923 355 Rp 224,338 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 49,067,594 355 Rp 138,219 Biaya Overhead Rp 223,976,495 355 Rp 630,920 Rp 993,476 Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Koneksi NC 50 Pin dengan Metode Tradisional Jenis Biaya Total Biaya Jumlah Produksi Biaya per Unit Biaya Bahan Baku Rp 192,930,518 860 Rp 224,338 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 118,867,974 860 Rp 138,219 Biaya Overhead Rp 542,769,707 860 Rp 631,128 Rp 993,684

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Koneksi NC 50 Box dengan Metode Tradisional Jenis Biaya Total Biaya Jumlah Produksi Biaya per Unit Biaya Bahan Baku Rp 167,580,345 747 Rp 224,338 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 103,249,275 747 Rp 138,219 Biaya Overhead Rp 471,843,817 747 Rp 631,652 Rp 994,208 Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Koneksi 6 5/8 REG Pin dengan Metode Tradisional Jenis Biaya Total Biaya Jumlah Produksi Biaya per Unit Biaya Bahan Baku Rp 28,490,902 127 Rp 224,338 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 17,553,759 127 Rp 138,219 Biaya Overhead Rp 79,884,950 127 Rp 629,015 Rp 991,572 Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Koneksi 6 5/8 REG Box dengan Metode Tradisional Jenis Biaya Total Biaya Jumlah Produksi Biaya per Unit Biaya Bahan Baku Rp 15,927,985 71 Rp 224,338 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 9,813,519 71 Rp 138,219 Biaya Overhead Rp 44,795,299 71 Rp 630,920 Rp 993,476 Untuk jumlah perbaikan ulir pada Drill Pipe di PT. Alloy Mas Oilfield Services dari bulan April 2014 sampai dengan bulan September 2014 tertera pada tabel berikut: 50

51 Tabel 4.7 Data produksi Bulan NC 38 Pin NC 38 Box NC 50 Pin NC 50 Box 6 5/8 Reg Pin 6 5/8 Reg Box April 42 44 80 45 48 19 Mei 71 100 122 122 14 16 Juni 15 12 284 245 25 19 July 86 84 151 119 15 4 Agustus 2 0 44 23 8 4 September 122 115 179 193 17 9 Total 338 355 860 747 127 71 Jumlah pendapatan yang diperoleh dari perbaikan ulir periode April 2014 sampai dengan September 2014 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pendapatan perbaikan Ulir April-September Jenis Koneksi Harga/koneksi Jumlah yang diperbaiki (koneksi) Pendapatan dari perbaikan ulir NC 38 Pin Rp1,944,000 338 Rp657,072,000 NC 38 Box Rp2,112,000 355 Rp749,760,000 NC 50 Pin Rp2,028,000 860 Rp1,744,080,000 NC 50 Box Rp2,208,000 747 Rp1,649,376,000 6 5/8 REG Pin Rp2,724,000 127 Rp345,948,000 6 5/8 REG Box Rp2,988,000 71 Rp212,148,000 Total pendapatan Rp5,358,384,000 Setelah diketahui total pendapatan yang diperoleh dari perbaikan ulir, sekarang waktunya menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dalam perbaikan dengan mulai mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui keakuratan biaya pada kegiatan perbaikan ulir di PT. Alloy Mas Oilfield Services sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas Dalam mengidentifikasi aktitivitas-aktivitas yang terjadi, penulis mengamati secara langsung dari barang datang dari customer hingga barang tersebut siap dikirim kembali ke customer. -aktivitas yang ada sebagai berikut: 52

53 a. penerimaan barang ini dilakukan saat barang baru datang ke workshop PT. Alloy Mas Oilfield Services. ini meliputi unloading barang dari truk, penulisan nomor unique AMOS. b. pengecekan barang ini dilakukan oleh departemen QC untuk mencatat kerusakan yang ada pada barang, memastikan barang yang dikirim sesuai dengan surat jalan. Pada aktivitas ini juga memerlukan bantuan forklift untuk mengangkat dan memindahkan barang. c. penguliran ini merupakan aktivitas utama dalam perbaikan ulir. nya meliputi loading dan unloading dengan over head crane,penguliran, serta pengecekan dimensi ulir oleh departemen QC. d. Cold Roll ini merupakan lanjutan dari penguliran, dimana ulir mendapat perlakuan rolling dengan pressure sampai 2000 psi. nya meliputi penekanan dengan alat pressure dibantu over head crane dan pengecekan oleh bagian QC.

e. Pencelupan larutan Mangan ini bertujuan untuk memberi perlindungan pada ulir agar meminimalkan gesekan yang terjadi saat ulir digabung. Meliputi aktivitas pemanasan tangki larutan mangan, loading dan unloading dengan forklift, pengecekan oleh bagian QC. f. Pengiriman ini meliputi loading ke truk dengan forklift. 2. Membebankan Biaya masing-masing Setelah tiap aktivitas diidentifikasi, selanjutnya menghitung biaya-biaya dan sumber daya yang timbul dari tiap aktivitas tersebut. Sebisa mungkin pembebanan biaya seaktual mungkin untuk mendapatkan perhitungan yang valid dan teruji. a. penerimaan barang Biaya yang timbul dari aktivitas ini meliputi Unloading barang dari truk dilakukan dengan 2 orang operator forklift dengan gaji masing-masing Rp 2,445,000 dan Rp 3,400,000 per bulan sehingga jumlah total dalam kurun 6 bulan Rp 35,070,000. 54

55 b. pengecekan barang Pengecekan barang dilakukan oleh departemen QC dengan 3 orang pekerja masing-masing dengan gaji Rp 2,600,000 sebanyak 2 orang dan Rp 2,700,000 sehingga total gaji dalam periode yang diteliti penulis sepanjang 6 bulan Rp 47,400,000. c. penguliran Penguliran ini dilakukan oleh 8 orang operator bubut dengan gaji Rp 5,400,000 sebanyak 2 orang, yang lainnya ada yang Rp 4,000,000, Rp 3,800,000, Rp 3,700,000, Rp 3,350,000, Rp 3,050,000, dan Rp 2,800,000. Sehingga total untuk 6 bulan sebanyak Rp 189,000,000. d. Cold Roll Cold Roll ini dilakukan oleh helper operator bubut yang bergaji standar UMR yaitu sekitar Rp 2,450,000 sebanyak 4 orang.total gaji untuk mereka selama 6 bulan sebanyak Rp 58,800,000. e. Pencelupan larutan Mangan pencelupan larutan mangan dilakukan oleh satu orang yang memiliki gaji Rp 2,500,000. Sehingga untuk periode 6 bulan totalnya Rp 15,000,000.

f. pengiriman ini dilakukan oleh bagian Shipping dan Receiving dimana bagian ini juga dilakukan oleh orang yang sama saat aktivitas penerimaan barang sehingga gajinya sudah termasuk melakukan aktivitas ini. Selain rincian gaji dari aktivitas aktivitas di atas ada juga pemakaian barang konsumsi untuk aktivitas di atas diantaranya sebagai berikut : Tabel 4.9 Pemakaian pencelupan larutan Mangan Pemakaian Pencelupan larutan Mangan LPG Mangan Phospate Neutralizer Bestolife 7 pcs 100 liter 30 liter 2 pail Tabel 4.10 Pemakaian penerimaan dan pengiriman barang Pemakaian aktivitas Penerimaan dan pengiriman Barang Solar Solid Marker 1660 liter 86 pcs 56

57 Tabel 4.11 Pemakaian penguliran Pemakaian Pemakaian Pemakaian Pemakaian Pemakaian NC 38 NC 38 Pemakaian NC 50 6 5/8 REG 6 5/8 REG PIN BOX NC 50 PIN BOX PIN BOX CNMG 190608 8 2 15 5 5 1 CNMG 190612 2 0 3 1 2 0 CNMG 120408 4 2 13 4 5 1 DNMG 150608 0 10 0 24 0 6 TNEGX 3824 10 10 21 19 0 0 TNEGX 2524 0 0 0 0 19 4 SNMG 120408 3 3 8 7 3 1 RCMX 120400 3 0 5 0 5 0

3. Menentukan pemicu biaya Selanjutnya setelah tahap pembebanan aktivitas adalah tahap menentukan pemicu biaya dari masing-masing aktivitas. a. penerimaan barang Hal yang memicu biaya pada aktivitas penerimaan barang ialah jumlah barang Drill Pipe yang masuk ke PT. Alloy Mas Oilfield Services. Semakin meningkat jumlah barang yang masuk maka semakin meningkat pula biayanya. Tarif per unit cost driver = Rp 56,708,167 / 1546 = Rp 36,680.57 b. pengecekan barang Pemicu biaya aktivitas ini adalah jumlah barang masuk yang hendak diperbaiki ulirnya di PT. Alloy Mas Oilfield Services. Jumlah barang ini yang menentukan besarnya biaya yang tertanggung. Tarif per unit cost driver = Rp 92,611,584 / 1546= Rp 59,904 c. penguliran Pada aktivitas penguliran yang menjadi pemicu biaya adalah jumlah koneksi. Semakin banyak koneksi yang diperbaiki semakin meningkat juga biayanya. Tarif per unit cost driver = Rp 664,904,760 / 2498= Rp 266,174.84 58

59 d. Cold Roll Sama dengan aktivitas penguliran pemicu biaya aktivitas ini juga jumlah koneksi. Tarif per unit cost driver = Rp 62,736,768 / 2498= Rp 25,114.80 e. pencelupan larutan Mangan Pemicu biayanya jumlah koneksi yang diperbaiki, semakin banyak semakin meningkat biaya. Tarif per unit cost driver = Rp 28,704,575 / 2498= Rp 11,491.02 Untuk biaya aktivitas pengiriman sudah termasuk di dalam aktivitas penerimaan barang. Untuk biaya overhead dalam proses pengerjaan perbaikan ulir di PT. Alloy Mas Oilfield Services terdiri dari biaya air, biaya listrik, telepon dan gaji managemen yang terlihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.12 Biaya Air dan Listrik Bulan Biaya Air Biaya Listrik Biaya Telepon April Rp 2,678,755 Rp 22,797,905 Rp 584,112 Mei Rp 3,206,755 Rp 20,823,127 Rp 438,095 Juni Rp 2,550,755 Rp 16,207,539 Rp 568,505 Juli Rp 3,318,755 Rp 23,082,642 Rp 792,553 Agustus Rp 3,430,755 Rp 23,419,157 Rp 582,989 September Rp 2,806,755 Rp 24,578,540 Rp 526,833 Total Rp 17,992,530 Rp 130,908,910 Rp 3,493,087 Tabel 4.13 Biaya Overhead Gaji Managemen Rp 1,424,400,000 Biaya Air Rp 17,992,530 Biaya Listrik Rp 130,908,910 Biaya Telepon Rp 3,493,087 Total Rp 1,576,794,527 Untuk biaya overhead yang dibebankan sekitar 65% saja. Pemicu biaya dari overhead ini adalah jumlah koneksi yang diperbaiki. Tarif per unit cost driver = ( Rp 1,576,794,527 x 65% ) / 2498= Rp 410,295 60

61 4. Mengitung harga pokok dari perbaikan ulir Untuk mendapatkan harga tarif per koneksi dari masing-masing jenis bisa dilakukan dengan tahap sebagai berikut: a. Menghitung semua biaya yang terbeban pada masing-masing jenis koneksi b. Menjumlahkan semua biaya aktivitas c. Membagi total biaya aktivitas dengan jumlah koneksi yang diperbaiki

Tabel 4.14 Total Biaya Akitivitas perbaikan NC 38 Pin dengan ABC Tarif Cost Driver Driver Jumlah penerimaan Barang Rp 36,681 458 Rp 16,799,701 pengecekan barang Rp 59,904 458 Rp 27,436,032 penguliran Rp 266,175 338 Rp 89,967,096 Cold Roll Rp 25,115 338 Rp 8,488,802 pencelupan larutan Mangan Rp 11,491 338 Rp 3,883,965 pengiriman Rp 36,681 458 Rp 16,799,701 Biaya Overhead Rp 410,295 338 Rp 138,679,710 Total biaya yang dibebankan Rp 302,055,007 Jumlah koneksi yang diperbaiki 338 Tarif per koneksi Rp 893,654 62

63 Tabel 4.15 Total Biaya Akitivitas perbaikan NC 38 Box dengan ABC Tarif Cost Driver Driver Jumlah penerimaan Barang Rp 36,681 458 Rp 16,799,701 pengecekan barang Rp 59,904 458 Rp 27,436,032 penguliran Rp 266,175 355 Rp 94,492,068 Cold Roll Rp 25,115 355 Rp 8,915,754 pencelupan larutan Mangan Rp 11,491 355 Rp 4,079,312 pengiriman Rp 36,681 458 Rp 16,799,701 Biaya Overhead Rp 410,295 355 Rp 145,654,725 Total biaya yang dibebankan Rp 314,177,293 Jumlah koneksi yang diperbaiki 355 Tarif per koneksi Rp 885,006

Tabel 4.16 Total Biaya perbaikan NC 50 Pin dengan ABC Tarif Cost Driver Driver Jumlah penerimaan Barang Rp 36,681 958 Rp 35,139,986 pengecekan barang Rp 59,904 958 Rp 57,388,032 penguliran Rp 266,175 860 Rp 228,910,362 Cold Roll Rp 25,115 860 Rp 21,598,728 pencelupan larutan Mangan Rp 11,491 860 Rp 9,882,277 pengiriman Rp 36,681 958 Rp 35,139,986 Biaya Overhead Rp 410,295 860 Rp 352,853,700 Total biaya yang dibebankan Rp 740,913,072 Jumlah koneksi yang diperbaiki 860 Tarif per koneksi Rp 861,527 64

65 Tabel 4.17 Total Biaya perbaikan NC 50 Box dengan ABC Tarif Cost Driver Driver Jumlah penerimaan Barang Rp 36,681 958 Rp 35,139,986 pengecekan barang Rp 59,904 958 Rp 57,388,032 penguliran Rp 266,175 747 Rp 198,832,605 Cold Roll Rp 25,115 747 Rp 18,760,756 pencelupan larutan Mangan Rp 11,491 747 Rp 8,583,792 pengiriman Rp 36,681 958 Rp 35,139,986 Biaya Overhead Rp 410,295 747 Rp 306,490,365 Total biaya yang dibebankan Rp 660,335,522 Jumlah koneksi yang diperbaiki 747 Tarif per koneksi Rp 883,983

Tabel 4.18Total Biaya perbaikan 6 5/8 REG Pin dengan ABC Tarif Cost Driver Driver Jumlah penerimaan Barang Rp 36,681 130 Rp 4,768,474 pengecekan barang Rp 59,904 130 Rp 7,787,520 penguliran Rp 266,175 127 Rp 33,804,205 Cold Roll Rp 25,115 127 Rp 3,189,580 pencelupan larutan Mangan Rp 11,491 127 Rp 1,459,360 pengiriman Rp 36,681 130 Rp 4,768,474 Biaya Overhead Rp 410,295 127 Rp 52,107,465 Total biaya yang dibebankan Rp 107,885,077 Jumlah koneksi yang diperbaiki 127 Tarif per koneksi Rp 849,489 66

67 Tabel 4.19 Total Biaya perbaikan 6 5/8 REG Box dengan ABC Tarif Cost Driver Driver Jumlah penerimaan Barang Rp 36,681 130 Rp 4,768,474 pengecekan barang Rp 59,904 130 Rp 7,787,520 penguliran Rp 266,175 71 Rp 18,898,414 Cold Roll Rp 25,115 71 Rp 1,783,151 pencelupan larutan Mangan Rp 11,491 71 Rp 815,862 pengiriman Rp 36,681 130 Rp 4,768,474 Biaya Overhead Rp 410,295 71 Rp 29,130,945 Total biaya yang dibebankan Rp 67,952,840 Jumlah koneksi yang diperbaiki 71 Tarif per koneksi Rp 957,082