research 2010 PEMBELAJARAN TENTANG MIXED-METHOD PADA PENELITIAN PERUMAHAN PASCA BENCANA

dokumen-dokumen yang mirip
penelitian 2010

DAFTAR ISI. Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

KKPP Perumahan & PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK REHABILITASI PERMUKIMAN PASKA-BENCANA DENGAN PENDEKATAN BERTUMPU MASYARAKAT

Penataan Kota dan Permukiman

REALITA DAN VISI KE DEPAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

pembangunan (misalnya dalam Musrenbang). Oleh sebab itu, pemerintah tidak mengetahui secara tepat apa yang sebenarnya menjadi preferensi lokal

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

penelitian Langkah Strategis menulis proposal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar SAPPK ITB - 17 Oktober 2009

Aplikasi Penelitian Mixed Method (Metode Campuran) dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. interpretif. Ilmu interpretif sosial (iss) adalah salah satu dari tiga pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan, Pelaksanaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima,

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN. dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab Metode Penelitian ini terdiri atas delapan pokok bahasan. Pokok

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch),

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun

Lingkungan Rumah Ideal

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERUBAHAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA TSUNAMI DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN UNTUK PENATAAN KOTA DAN PERMUKIMAN

3. METODOLOGI ' ' ' ' ' Tg. Gosong. Dongkalang ' ' ' ' '

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Mixed method menghasilkan fakta yang lebih komorehensif dalam meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

METODE PENELITIAN. menggunakan alat pengungkap data yang utama adalah observasi (sumber data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Research Proposal. Studi Kepemilikan Lahan Kaitannya Dengan Peran, Akses dan Kontrol Perempuan (Land Tenure Research)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Teknik penulisan METHODOLOGY

BAB II METODE PENELITIAN. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni

Transkripsi:

PEMBELAJARAN TENTANG MIXED-METHOD PADA PENELITIAN PERUMAHAN PASCA BENCANA Studi Kasus: Penelitian di Aceh dan Pangandaran oleh Tim Riset Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman, ITB Dr. Allis Nurdini, ST, MT dan Ir. Wiwik Dwi Pratiwi, MES, PhD Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Seminar Nasional Metodologi Riset dalam Arsitektur. Universitas Udayana. Juni 2010 Pendahuluan Mixed-method atau seringkali disebut dengan multi methodology merupakan penggabungan dua atau lebih metode inti di dalam menjalankan penelitian, yang selanjutnya akan digunakan istilah mixed-method. metode inti yaitu cara pengumpulan data hingga analisis yang tertentu, khusus atau relatif berbeda dengan cara lainnya. Yang paling dikenal di dalam mixed-method adalah penggabungan dua atau lebih pendekatan penelitian yang berbeda (Tashakkori dan Teddlie, 1998; Kiessling dan Harvey, 2005; Morse, 2009), yaitu: penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif penggabungan dua metode kuantitatif penggabungan dua metode kualitatif www.ar.itb.ac.id/wdp 1

Perbedaan antara kuantitatif, kualitatif dan mixed-method meliputi lima hal yaitu : pendefinisian masalah dan pengembangan hipotesis, konstruksi rancangan riset, prosedur pengumpulan data, pemilihan metodologi untuk analisis data, serta evaluasi hasil dan kesimpulan (Kiessling dan Harvey, 2005). Deskripsi Kuantitatif Kualitatif Mixed-methods 1. Definisi Masalah dan Pengembangan Hipotesis Hipotesis yang sangat spesifik dikembangkan untuk mengembangkan definisi operasional dan diujikan Masalah dinyatakan dengan jelas dalam format paragraf berupa dua atau tiga kalimat yang menjelaskan latar belakang dan tujuan. 2. Konstruksi Kontrol terhadap variabel Bagian ini merupakan rancangan riset eksternal dan perhatian langkah persiapan karena utama diberikan untuk studi kualitatif seringkali mempertahankan kondisi disusun sesuai lokasi dan yang diperbandingkan dan partisipan. mengurangi error dan bias. Oleh karena itu sampel diambil secara acak agar tidak bias. 3. Prosedur Kuesioner yang terbuka dan Interview, kuesioner pengumpulan tertutup, pengujian, data terbuka dan tertutup, data numerik (waktu, panjang, partisipan sebagai berat, dsb.) observer, focus group. 4. Pemilihan Uji statistik parametrik, Pengukuran yang metodologi untuk pengukuran dengan angka interpretatif dengan katakata, analisis data di mana nilai modus dan median bisa diperoleh. 5. Evaluasi hasil dan Hasil digeneralisasi, temuan Reduksi data menjadi kesimpulan yang banyak tidak bentuk yang manageable seluruhnya dikembangkan dibutuhkan melalui lebih lanjut. penyusunan kategorisasi. Masalah merefleksikan realitas eksternal dengan penjelasan bahwa cara terbaik untuk menuju capaian/outcomes dengan menyusun hubunganhubungan. Kombinasi kontrol terhadap variabel eksternal dan mengurangi beragam error melalui triangulasi atau mencari konvergensi hasil. Rencana digunakan, dengan sejumlah batasan pada prosedur pengumpulan data secara kualitatif. Pilihan untuk mengkonversi data kuantitatif menjadi kualitatif atau sebaliknya sebagai perbandingan. Cerita dikembangkan untuk menjelaskan fenomena yang dipelajari dan dapat digeneralisai. Tabel 1. Perbandingan metode kuantitatif, kualitatif dan mixed-method www.ar.itb.ac.id/wdp 2

MIXED-METHOD PADA KASUS PENELITIAN PERUMAHAN PASCA BENCANA DI ACEH DAN DI PANGANDARAN Penelitian Perumahan Pasca Bencana Tsunami di Aceh oleh Suparti, dkk.(2006) dilakukan lebih dahulu daripada Penelitian Permukiman Pasca Bencana di Pangandaran oleh Pratiwi (2009), di mana kedua penelitian tersebut sama-sama berada di dalam pelaksanaan riset Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman (KKPP), Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Institut Teknologi Bandung (ITB). Metode penelitian yang dirintis pada penelitian di Aceh digunakan kembali pada penelitian di Pangandaran dengan beberapa perbedaan sesuai dengan lingkup dan batasan penelitian. Keduanya menggunakan kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif yang oleh penulis diistilahkan dengan salah satu ragam mixed-method. Pemaparan tentang perbandingan mixed-method pada kedua penelitian meliputi: 1) teknik sampling, 2) pengumpulan data, 3) analisis data (isu statistik dan atau isu kualitatif), dan 4) pencapaian kesimpulan. www.ar.itb.ac.id/wdp 3

Penelitian perumahan pasca bencana di Aceh memiliki pilihan sampel lokasi yang berbeda dengan penelitian di Pangandaran. Teknik Sampling Penelitian di Aceh memilih berfokus pada daerah pinggiran kota dan tidak mengalami kerusakan penuh oleh bencana Tsunami (Lam Awe) yang diistilahkan dengan medium damage area, Sementara pada penelitian di Pangandaran mengambil tiga lokasi yang merepresentasikan low damage area (Pantai Batu Karas), medium damage area (permukiman di sepanjang Pantai Pananjung Pangandaran) dan highly damage area (Dusun Cantigi, Desa Cikembulan). Untuk mengetahui transformasi yang terjadi, maka data dan informasi yang menunjukkan sosial dan spasial harus dilihat dalam perpektif historis. Pengumpulan data melalui kuesioner Teknik yang digunakan adalah dengan metode kuisioner wawancara. Bentuk pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner merupakan pertanyaan tertutup, di mana responden diberikan beberapa pilihan jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Kuesioner dirancang untuk dapat mengoleksi data mengenai aspek-aspek pendorong yang meliputi kekerabatan dan ikatan sosial yang lebih luas, akses menuju lingkungan hidup dan pekerjaan, kepemilikan lahan dan status kepemilikan lahan (kepemilikan, sewa dan status lahan) dan akses kepada fasilitas sosial. Selain itu juga ditanya persepsi responden terhadap yang mereka alami. Pengisian kuisioner dilakukan dengan cara tanya jawab. Pengumpulan Data Pengumpulan data melalui wawancara Teknik kualitatif dilakukan dengan mewawancarai informan-informan kunci yang memiliki pengetahuan yang terkait dengan berbagai isu yang diteliti. Informan kunci yang menjadi subjek wawancara meliputi sesepuh, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat yang tinggal di wilayah studi kasus yang mengenal dan mengetahui latar belakang terbentuknya kawasan hingga menjadi kondisi yang sekarang ini. Informasinya kadang-kadang menentukan tepat tidaknya informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Informasi yang ingin diperoleh mellalui wawancara bebas ini adalah terutama untuk dapat mengungkapkan lebih jelas tumbuh-kembang wilayah, termasuk karena bencana yang terjadi; mengenal kaitan kaitan peristiwa untuk melihat hubungan sebab akibat, dalam hal ini untuk memahami faktor pendorong transformasi, baik menyangkut kependudukan dan fisik spasial. Tim peneliti juga sempat mengikuti rapat kedinasan lokal, di mana dari isu pembicaraan rapat dapat diperoleh gambaran umum tentang kecenderungan pengendalian bangunan, hubungan dan peran di antara lembaga lokal. Pengumpulan data spasial Data fisik dan spasial primer dikumpulkan melalui teknik pengamatan langsung terhadap kondisi fisik spasial di lapangan, dan dari hasil wawancara dengan penduduk yang ada di lokasi pengamatan. Pemetaan seluruh fungsi-fungsi bangunan yang ada di dalam dusun.. Pemetaan kepemilikan tanah serta mendata rumah milik dan rumah sewa. Pemetaan - yang terjadi setelah bencana. Pemetaan kondisi infrastruktur kawasan, yang meliputi: jalan, drainase, sanitasi, listrik, dan air bersih. Pengumpulan data sekunder Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data tentang kependudukan, kelembagaan, rencana rencana pembangunan, dan peraturan menyangkut kelembagaan dan fisik ruang. Jenis informasi yang dikumpulkan berupa literatur yang sifatnya teoritik serta hasil penelitian, data statistik, laporan resmi lembaga terkait, dan peta peta. Data tentang subjek tersebut diperoleh pada waktu pengamatan lapangan dilakukan di lembaga-lembaga yang bersangkutan, dan pada waktu lain sejak dimulainya pekerjaan studi kasus melalui eksplorasi website serta perpustakaan. www.ar.itb.ac.id/wdp 4

Tahap analisis merupakan upaya menyelidiki peristiwa atau gejala, untuk mengetahui penyebab dan bagaimana duduk persoalannya dengan menguraikan masing-masing bagian. Tujuannya adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dipahami dan diinterpretasikan. Analisis Data Dalam kedua studi ini analisis dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan yaitu analisis kuantitatif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan statistik korelasi, analisis kualitatif menggunakan analisis institusional, analisis spasial. Hasil semua analisis tersebut ditelah secara terintegrasi untuk dapat menjawab pertanyaan studi, yaitu mengungkapkan transformasi yang terjadi di lokasi studi kasus, faktor penyebabnya dan pengaruh terhadap kualitas lingkungan serta implikasinya terhadap kebijakan lokal. Metoda Kuantitatif Pengumpulan Kualitatif dan Analisis Data Spasial Pengumpulan Data Penyebaran Kuesioner Kekerabatan dan ikatan sosial yang lebih luas Akses pada fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan tempat kerja Kepemilikan tanah Jaminan penyewa (status kepem ilikan, penyewaan, dan tanah) Akses pada fasilitas sosial Pendanaan pengeluaran untuk Mewawancarai Informan Kunci Pengelompokan dan integra si, atau disintegrasi, yang terjadi pada para pengungsi di lingkungan atau komunitas yang baru, termasuk keluarga tempat pengungsi tersebut menumpang/tinggal Hubungan antar institusi Mendokumentasi Informasi dalam Format Diagram dan Grafis Penggunaan ruang binaan Tata guna lahan Pem bangunan rumah Analisis Distribusi Frekuensi dan Statistik Korelasi Analisis Institusional Analisis Spasial Sintesis Rekomendasi Kebijakan untuk Membangun Kembali Komunitas www.ar.itb.ac.id/wdp 5

Kedua penelitian menghasilkan uraian tentang jenis dan sifat fisik dan non fisik yang terjadi, faktor-faktor yang mendorong terjadinya transformasi permukiman di kawasan studi kasus, dilanjutkan dengan pembahasan isu seputar pemacuan dan pengendalian perkembangan serta pemeliharaan lingkungan permukiman, isu permasalahan dan pemberdayaan kelembagaan pembangunan dan pemeliharaan permukiman, isu partisipasi dan pemberdayaan komunitas. Pencapaian Kesimpulan Paparan diakhiri dengan kesimpulan dan rekomendasi tentang implikasi kebijakan, kebijakan pengendalian perkembangan dan pemeliharaan lingkungan, kebijakan pemberdayaan kelembagaan pembangunan lokal dan pemeliharaan permukiman, serta kebijakan peningkatan partisipasi dan pemberdayaan komunitas. Perspektif histories /, pra pasca tsunami Sosial-Kependudukan - Jumlah dan kepadatan - Migrasi & motivasinya - Mata pencaharian & pendapatan - Pendidikan - Hubungan Kekerabatan Fisik buatan/ spasial: - Penggunaan dan status tanah - Kepadatan perumahan - Infrastruktur akses - Sarana sosial ekonomi - Status penguasaan bangunan - Kondisi & gaya arsitektural bangunan Kelembagaan - Pembangunan fisik/ rumah: o Mekanisme & prosedur formal o Cara / sumberdaya membangun setempat - Struktur dan peran lembaga local - Cara / sumberdaya membangun Perubahan - Jenis & sifat - Faktor pendorong Isu permasalahanpengendalian - pemberdayaan kelembagaan pemb. & pemeliharaan -partisipasi dan pemberdayaan komunitas Implikasi kebijakan di tingkat lokal www.ar.itb.ac.id/wdp 6

Tabel 2. Perbandingan mix-method penelitian pasca bencana di Aceh dan di Pangandaran Deskripsi Penelitian Pasca Bencana di Aceh Penelitian Pasca Bencana di Pangandaran 1. Teknik sampling Medium damage area Low damage area Highly damage area Medium damage area 2. Pengumpulan data Jenis data : Kondisi sosial ekonomi, Kependudukan, Spasial dan Kelembagaan. Teknik kuesioner, wawancara, survai lapangan, dan pencarian data sekunder. 3. Analisis data Analisis statistik deskriptif Analisis statistik korelasional Analisis spasial Analisis kelembagaan 4. Pencapaian kesimpulan Hasil analisis digunakan untuk menyimpulkan: Jenis fisik dan non-fisik Faktor-faktor yang mendorong Implikasi terhadap kualitas fisik lingkungan buatan Kebijakan pengelolaan lingkungan permukiman di tingkat komunitas dari sudut keberlanjutan. Jenis data : Kondisi sosial ekonomi, Kependudukan, Spasial dan Kelembagaan. Teknik kuesioner, wawancara, survai lapangan, dan pencarian data sekunder. Analisis statistik deskriptif Analisis statistik korelasional Analisis spasial Analisis kelembagaan Hasil analisis digunakan untuk menyimpulkan: Jenis fisik dan non-fisik Faktor-faktor yang mendorong Implikasi terhadap kualitas fisik lingkungan buatan Kebijakan pengelolaan lingkungan permukiman di tingkat komunitas dari sudut keberlanjutan. KESIMPULAN : PROSPEK PENERAPAN MIXED-METHOD BAGI PENELITIAN PERUMAHAN PASCA BENCANA Simpulan Mixed-method untuk Penelitian Pasca Bencana 1. Triangulasi Tercapai melalui penggabungan beragam sudut pandang (tokoh, warga, peneliti, pemerintah setempat, dll.), data sosial kependudukan, data spasial, data kelembagaan dan data numerik sekunder. 2. Complementarity Kelemahan generalisasi statistik dilengkapi dengan narasi dari hasil wawancara tokoh masyarakat dan pemerintah setempat. 3. Pengembangan Data, pengambilan data dan analisis dapat berkembang dan tidak terbatas pada yang direncanakan di awal. 4. Inisiasi Memungkinkan untuk menjadi dasar dan dikembangkan untuk penelitian sejenis di tempat yang berbeda. 5. Ekspansi pengetahuan Kriteria perencanaan dan perancangan perumahan pasca bencana berdasarkan optimasi beragam sudut pandang. www.ar.itb.ac.id/wdp 7

UCAPAN TERIMA KASIH Disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Bandung, yang telah membiayai penelitian Permukiman Perdesaan dan Pariwisata di Pantai Selatan Jawa Barat: Eksplorasi Rancangan Transformatif lingkup Kelompok Keahlian Perumahan Permukiman dan Program Studi Arsitektur ITB pada tahun 2010. Tulisan ini merupakan salah satu publikasi penelitian tersebut. Disampaikan pula kepada: Tim Peneliti Transformasi Permukiman Pasca Tsunami di Aceh (UN HABITAT dan KKPP ITB 2006) yang diketuai Ibu Dr. Suparti Amir Salim, MSP. Tim Peneliti Pengelolaan Lingkungan dan Transformasi Permukiman Pasca-Tsunami di Pantai Selatan Jawa Barat (http://www.ar.itb.ac.id/wdp/wpcontent/uploads/2008/12/isi_laporan_pasca_tsunami_wdp.pdf) REFERENSI Greene, J.C. (2008). Is Mixed Methods Social Inquiry a Distinctive Methodology, Journal of Mixed Methods Research, 2, p.7. Greene, J. C., Caracelli, V. J., & Graham, W. F. (1989). Toward a conceptual framework for mixed-method evaluation designs. Educational Evaluation and Policy Analysis, 11(3), p.255. Morse, J.M. (2009). Mixing Qualitative Methods, Qualitative Health Research, 19, p.1523. Kiessling, T. dan Harvey, M. (2005). Strategic global human resource management research in the twenty-first century: an endorsement of the mixed-method research methodology, The International Journal of Human Resource Management, 16:1, p.22. Pratiwi, W.D. dkk (2009). Pengelolaan Lingkungan dan Transformasi Permukiman Pasca Tsunami di Jawa Barat Selatan/Pangandaran, Laporan Hibah Penelitian Unggulan, Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Bandung. Suparti; Pratiwi, W.D.; Nurdini, A.; Vitriani, A.; dkk (2006). Transformasi Perumahan Pasca Tsunami di Aceh, Laporan Hibah Kompetisi Penelitian dari UNDP-Habitat bekerjasama dengan Kelompok Keahlian Perumahan Permukiman, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Tashakkori, A. dan Teddlie, C. (1998): Mixed Methodology: Combining Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks, CA: Sage. www.ar.itb.ac.id/wdp 8