DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

dokumen-dokumen yang mirip
PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

PARIPURNA 05 Desember 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2014

WALIKOTA BIMA KOTA BIMA KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) TAHUN ANGGARAN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl.

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Nomor : 050 / 1447 / / 2015 Nomor : 170 / 1070 / / 2015 Tanggal : 24 Juli 2015 Tanggal : 24 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Analisis Isu-Isu Strategis

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

Pemerintah Provinsi Bali

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/ NOMOR : 910/2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) 1 2. Tujuan Penyusunan KUA 2 3. Dasar Hukum Penyusunan KUA 3

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

8.1. Keuangan Daerah APBD

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU APBD) TAHUN ANGGARAN 2013

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I.1 1.2 Tujuan... I.4 1.3 Dasar Hukum... I.4 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Kondisi Ekonomi Makro Daerah Tahun 2012 - Tahun 2013 dan Proyeksi Tahun 2014... II.1 2.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016... II.8 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN 2015 3.1 Asumsi Dalam APBN...III.1 3.2 Laju Inflasi...III.1 3.3 Pertumbuhan Ekonomi...III.2 3.3 Asumsi Lainnya...III.2 BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 4.1 Kebijakan Pendapatan Daerah... IV.1 4.2 Kebijakan Belanja Daerah... IV.8 4.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah... IV.17 4.4 Kebijakan Pembangunan Daerah... IV.21 4.5 Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Bekasi Tahun 2015... IV.28 BAB V PENUTUP... V-1 Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 Daftar Isi- i

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Perkiraan Tahun 2013-2014... II.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, 2008-2012 (%)... II.4 Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi, 2009-2012... II.6 Perkembangan Ekspor Impor Kota Bekasi, 2008-2012... II.7 Indikator Makro Ekonomi Kota Bekasi... II.7 Proyeksi PDRB Kota Bekasi menurut Lapangan Usaha Atas Harga Dasar Harga Konstan Tahun 2015-2016... II.10 Proyeksi Distribusi PDRB Kota Bekasi menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015-2016... II.11 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2008-2013... IV.2 Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan daerah Kota Bekasi 2008-2013... IV.3 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2008-2013... IV.3 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2016... IV.7 Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Bekasi, 2009-2013... IV.9 Proporsi Realisasi Komponen Belanja Terhadap Total Belanja Daerah Kota Bekasi, 2009-2012... IV.10 Proyeksi Keuangan Daerah (Rp) dan Pertumbuhan Keuangan Daerah (%) sesuai RPJMD Kota Bekasi 2013-2018... IV.11 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2015... IV.13 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2015... IV.18 Tabel 4.10 Proyeksi Keuangan Daerah Tahun 2015-2016... IV.19 Tabel 4.11 Program Strategis Pembangunan Tahun 2015... IV.27 Tabel 4.12 Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2015... IV.29 Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 Daftar Isi- ii

DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bekasi 2011-2012 Grafik 2.2 Grafik 4.1 dan Proyeksi LPE tahun 2013-2016 (%)... II.5 Laju Inflasi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia 2008-2012 (%)... II.4 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2008-2013... IV.4 Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 Daftar Isi- iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD, merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah, komponennya meliputi: (a) asas umum pengelolaan keuangan daerah; (b) pejabat-pejabat yang mengelola keuangan daerah; (c) struktur APBD; (d) penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan RKA SKPD; (e) penyusunan dan penetapan APBD; (f) pelaksanaan dan perubahan APBD; (g) penatausahaan keuangan daerah; (h) pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; (i) pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD; (j) pengelolaan kas umum daerah; (k) Pengelolaan piutang daerah; (l) Pengelolaan investasi daerah; (m) Pengelolaan barang milik daerah; (n) Pengelolaan dana cadangan; (o) Pengelolaan utang daerah; (p) Pembinaan dan penggawasan pengelolaan keuangan daerah; (q) penyelesaian kerugian daerah; (r) pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah; (s) pengaturan pengelolaan keuangan daerah. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Kota Bekasi Tahun 2015 disusun dengan mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Bekasi Tahun 2015 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018. Dalam RPJMD Tahun 2013-2018, telah ditetapkan visi yang ingin dicapai yaitu BEKASI MAJU, SEJAHTERA DAN IHSAN. Visi Pembangunan Kota Bekasi tahun 2013-2018 ini menggambarkan kondisi Kota Bekasi, yaitu Bekasi Maju, Bekasi Sejahtera, dan Bekasi Ihsan. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 I- 1

Bekasi Maju menggambarkan pembangunan Kota Bekasi dan kehidupan warga yang dinamis, inovatif, dan kreatif yang didukung ketersediaan prasarana dan sarana sebagai bentuk perwujudan kota yang maju. Bekasi Sejahtera menggambarkan derajat kehidupan warga Kota Bekasi yang meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan, terbukanya kesempatan kerja dan berusaha, serta lingkungan fisik, sosial dan religius sebagai bentuk perwujudan masyarakat yang sejahtera. Bekasi Ihsan menggambarkan situasi terpelihara dan menguatnya nilai, sikap dan perilaku untuk berbuat baik, dalam lingkup individu, keluarga dan masyarakat Kota Bekasi. Kedisiplinan, ketertiban sosial, keteladanan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tumbuh seiring dengan meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mewujudkan kehidupan yang beradab. Visi ini akan dicapai melalui misi yaitu: 1. Menyelenggarakan tata kelola kepemerintahan yang baik. 2. Membangun prasarana dan sarana yang serasi dengan dinamika dan pertumbuhan kota. 3. Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan pendidikan kesehatan dan layanan sosial lainnya. 4. Meningkatkan perekonomian melalui pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah, peningkatan investasi, serta penciptaan iklim usaha yang kondusif. 5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tenteram dan damai. Misi pertama bermakna bahwa tata kelola kepemerintahan dalam mewujudkan Visi Pembangunan Kota Bekasi tahun 2013-2018 dilakukan melalui fungsi pengaturan, pelayanan, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan serta menempatkan aparatur sebagai pamong praja yang menjunjung tinggi integritas terhadap amanah, tugas dan tanggung jawab berdasarkan sepulu prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yaitu: partisipasi masyarakat; tegaknya supremasi hukum; transparansi; kesetaraan; daya tanggap kepada pemangku kepentingan (stakeholders); berorientasi kepada visi; akuntabilitas; pengawasan; efektivitas dan efisiensi; profesionalisme. Pendekatan yang dilakukan untuk aktualisasi misi ini melalui penataan sistem, peningkatan kinerja dan penguatan integritas aparatur. Misi kedua bermakna bahwa pembangunan prasarana diarahkan untuk terpenuhinya kelengkapan dasar fisik lingkungan kota bagi kehidupan yang Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 I- 2

layak, sehat, aman dan nyaman; terpenuhinya sarana perkotaan untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi; serta terpenuhinya kelengkapan penunjang (utilitas) untuk pelayanan warga kota. Misi ini juga ditujukan untuk mengarahkan pembangunanprasarana dan sarana yang meningkat dan serasi, untuk memenuhi kehidupan warga kota yang dinamis, inovatif dan kreatif, dengan memperhatikan prinsip pengelolaan, pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan kota yang maju, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Misi ketiga memiliki makna bahwa layanan pendidikan, kesehatan dan layanan sosial lainnya diarahkan untuk meningkatkan derajat kehidupan sosial masyarakat seiring dengan terbangunnya kehidupan keluarga sejahtera, terkelolanya persoalan dan dampak sosial perkotaan, meningkatnya partisipasi perempuan dan peran serta pemuda dalam pembangunan, aktivitas olahraga pendidikan, rekreasi dan prestasi serta aktualisasi budaya daerah sebagai fungsi sosial, normatif dan apresiasi. Misi keempat memiliki makna upaya untuk meningkatkan perekonomian ditempuh melalui peningkatan kapasitas dan perluasan sektor usaha bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM), pengembangan industry kreatif, peningkatan daya tarik investasi, dan penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang bermuara pada pembentukan lapangan kerja baru dan kesempatan berusaha, terbentuknya daya saing perekonomian kota, dan laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Misi kelima bermakna bahwa dinamika pembangunan dan kehidupan warga Kota Bekasi harus diimbangi dengan upaya pengendalian terhadap potensi kerawanan sosial, gangguan ketertiban, penegakan Peraturan Daerah Penanggunalan Bencana serta kesatuan dan ketahanan bangsa, kerukunan hidup dan umat beragama, serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 I- 3

1.2. Tujuan Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Menyediakan dokumen kebijakan umum pembangunan tahunan agar berbagai kegiatan pembangunan terarah dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. b. Menyediakan kerangka acuan dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang memuat prioritas program dan pagu anggaran SKPD. 1.3. Dasar Hukum Landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 I- 4

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4700); 10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 11. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 I- 5

14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 I- 6

22. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 26. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Bekasi; 27. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi; 28. Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-2031; 29. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi; 30. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun 2013-2018; 31. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Bekasi Tahun 2015. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 I- 7

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Kondisi Ekonomi Makro Daerah Tahun 2012 dan Tahun 2013 dan Proyeksi Tahun 2014 Indikator ekonomi makro suatu daerah dapat menunjukkan kondisi perekonomian daerah tersebut. Beberapa indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian suatu daerah diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tingkat inflasi, pendapatan per kapita, dan eksporimpor. a. PDRB Kota Bekasi PDRB Kota Bekasi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada tahun 2013, PDRB Kota Bekasi atas dasar berlaku diperkirakan sebesar Rp51.683.549 juta, bertambah sebesar Rp5.826.165 juta atau tumbuh 12,57 persen dari tahun 2012 yang sebesar Rp45.857.384 juta. Sedangkan atas dasar harga konstan, PDRB Kota Bekasi pada tahun 2013 diperkirakan sebesar Rp18.801.814 juta, bertambah Rp1.095.412 juta atau tumbuh 6,19 persen dari tahun 2012 yang sebesar Rp17.706.402 juta. Pada tahun 2014 diperkirakan PDRB Kota Bekasi atas dasar harga berlaku akan meningkat menjadi Rp57.882.555 juta atau tumbuh sebesar 11,99 persen. Sedangkan atas dasar harga konstan diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,23 persen menjadi Rp19.973.122 juta. Pertumbuhan PDRB Kota Bekasi disebabkan oleh tumbuhnya beberapa sektor ekonomi seperti bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor-sektor ini meskipun bukan dominan tetapi menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun. Bila dilihat dari sektor tradables (penghasil barang) dan non-tradables (jasa), kinerja pertumbuhan sektor tradables kalah cepat dibandingkan laju sektor non- Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 1

tradables. Laju pertumbuhan sektor tradables (sektor pertanian dan sektor industri pengolahan) selalu di bawah laju pertumbuhan PDRB rata-ratanya. Lambatnya pertumbuhan sektor pertanian tidak terlalu mengkhawatirkan, karena kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kota Bekasi relatif kecil. Namun lambatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan perlu mendapatkan perhatian karena kontribusinya yang cukup dominan terhadap pembentukan PDRB Kota Bekasi. Struktur perekonomian Kota Bekasi menunjukkan dua sektor utama yang berperan penting dalam pembentukan PDRB Kota Bekasi, yakni sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2013, atas dasar harga berlaku, sektor industri pengolahan diperkirakan menyumbang 41,44 persen terhadap pembentukan PDRB, sedikit turun dari tahun 2012 yang sebesar 42,23 persen. Sementara kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 31,64 persen atau sedikit meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 31,14 persen. Pada tahun 2014, kontribusi sektor industri pengolahan diperkirakan akan sedikit menurun menjadi 40,71 persen, sedangkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran kembali akan sedikit meningkat menjadi 32,10 persen. Secara rinci perkembangan PDRB, Distribusi dan Pertumbuhan PDRB Kota Bekasi dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut : Tabel 2.1 PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Perkiraan Tahun 2013-2014 LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013* 2014* (1) (2) (3) (4) (5) PDRB Harga Berlaku (Juta Rupiah) dan Distribusi PDRB (%) 1. Pertanian 341.294 368.028 410.617 449.345 0,84 0,80 0,79 0,78 2. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 0 0 3. Industri Pengolahan 17.168.824 19.367.482 21.418.267 23.565.073 42,36 42,23 41,44 40,71 4. Listrik, Gas, dan Air 1.607.057 1.792.140 2.068.580 2.371.633 3,97 3,91 4,00 4,10 5. Bangunan 1.376.313 1.719.379 1.945.442 2.187.899 Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 2

LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013* 2014* (1) (2) (3) (4) (5) 3,40 3,75 3,76 3,78 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.2491.928 14.281.124 16.353.303 18.582.956 30,82 31,14 31,64 32,10 3.572.443 3.937.104 4.541.827 5.177.072 8,81 8,59 8,79 8,94 8. Keuangan, 1.566.220 1.763.490 2.000.675 2.253.771 Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,86 3,85 3,87 3,89 9. Jasa-jasa 2.404.729 2.628.637 2.944.837 3.294.806 5,93 5,73 5,70 5,56 PDRB 40.528.808 45.857.384 51.683.549 57.882.555 100 100 100 100 PDRB Harga Konstan (Juta Rupiah) dan Pertumbuhan PDRB (%) 1. Pertanian 135.208 135.523 136.782 137.854 1,78 0,24 0,93 0,78 2. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 0 0 3. Industri Pengolahan 6.868.060 7.297.552 7.562.872 7.824.484 5,03 6,25 3,64 3,46 4. Listrik, Gas, dan Air 696.315 755.785 831.761 916.347 10,92 8,54 10,05 10,17 5. Bangunan 620.425 695.464 747.671 801.609 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,85 12,09 7,51 7,21 4.782.975 5.170.903 5.532.243 5.938.215 8,10 8,11 6,99 7,34 1.707.287 1.763.144 1.975.557 2.195.379 10,08 3,27 12,05 11,03 8. Keuangan, 704.352 765.229 825.149 890.551 Persewaan dan Jasa Perusahaan 8,93 8,64 7,83 7,93 9. Jasa-jasa 1.056.921 1.122.802 1.189.778 1.268.683 6,82 6,23 5,97 6,63 PDRB 16.571.540 17.706.402 18.801.814 19.973.122 Sumber : Bekasi Dalam Angka 2012 *) hasil Proyeksi 7,08 6,85 6,19 6,23 b. Laju Pertumbuhan Ekonomi Selama kurun waktu tahun 2008-2012, laju pertumbuhan PDRB Kota Bekasi atas dasar harga konstan terlihat mengalami fluktuasi. Pertumbuhan tertinggi dicapai tahun 2011 yakni 7,08 persen dan terendah pada tahun Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 3

2009 sebesar 4,13 persen. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi pada tahun 2009 ini tak terlepas dari dampak adanya krisis ekonomi dunia pada tahun 2008. Pada krisis ekonomi dunia tahun 2008, sektor industri pengolahanlah yang paling terkena dampaknya. Maka, tidak mengherankan apabila sektor industri pengolahan yang paling mengalami perlambatan pertumbuhannya. Mengingat sektor industri pengolahan masih dominan dalam struktur ekonomi Kota Bekasi, maka melambatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi pada tahun 2009. Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat maupun Indonesia, ternyata 2009 juga menjadi tahun terendah tingkat pertumbuhan ekonominya, baik Provinsi untuk Jawa Barat maupun Indonesia. Dalam periode 2008-2010, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi masih tertinggal dari Provinsi Jawa Barat maupun Indonesia. Namun tahun 2011-2012, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi lebih cepat dari Provinsi Jawa Barat maupun Indonesia. Perbandingan laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut. Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, 2008-2012 (%) Tahun Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat Indonesia 2008 5,94 6,21 6,47 2009 4,13 4,19 5,00 2010 5,84 6,20 6,60 2011 7,08 6,48 6,98 2012 6,85 6,21 6,85 Sumber : BPS tahun 2012 Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi periode 2001-2012 dan proyeksi tahun 2013-2016 dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 4

7.2 7 6.8 6.6 6.4 6.2 6 5.8 Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bekasi 2011-2012 dan Proyeksi LPE Tahun 2013-2016 (%) 7.08 6.85 6.19 6.23 6.57 6.7 5.6 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber : BPS, 2012 (diolah) c. Tingkat Inflasi Inflasi merupakan indikator penting dalam perekonomian yang berkaitan erat dengan daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi makro yang perlu mendapat perhatian pemerintah untuk dikendalikan. Laju inflasi di Kota Bekasi selama kurun waktu tahun 2008-2013 menunjukkan pergerakan yang fluktuatif, dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 10,10 persen dan terendah pada tahun 2009 sebesar 2,63 persen. Pergerakan laju inflasi Kota Bekasi sejalan dengan laju inflasi Provinsi Jawa Barat dan Indonesia. Tingkat inflasi Jawa Barat dan Indonesia tertinggi juga terjadi pada tahun 2008 dan terendah pada tahun 2009. Laju inflasi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia dapat dilihat pada Grafik 2.2 berikut ini. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 5

Grafik 2.2 Laju Inflasi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, 2008-2012 (%) 12 10 10.1 9.46 8 7.88 Bekasi 6 Jawa Barat 4 2.63 3.45 3.46 Indonesia 2 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : BPS dan RPJMD Prov. Jawa Barat 2013-2018 d. Pendapatan per Kapita PDRB per Kapita Kota Bekasi atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2009 PDRB per Kapita sebesar Rp13.894.462 (ADHB) dan Rp6.454.982 (ADHK) tumbuh menjadi Rp18.175.506 (ADHB) dan Rp7.017.906 (ADHK) pada tahun 2012. Namun laju pertumbuhan PDRB per Kapita ini masih kalah cepat dengan pertumbuhan PDRB-nya. Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi, 2009-2012. Tahun PDRB per Kapita (Rp) Pertumbuhan PDRB per Kapita (%) ADHB ADHK ADHB ADHK 2009 13.894.462 6.454.982 2010 15.280.958 6.628.250 9,98 2,68 2011 16.727.244 6.839.486 9,46 3,19 2012 18.175.506 7.017.906 8,66 2,61 Sumber : Kota Bekasi dalam Angka 2012 Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 6

e. Ekspor-Impor Ekspor dan impor Kota Bekasi selama kurun waktu tahun 2008-2012 menunjukkan perkembangan yang cukup baik, karena menghasilkan ekspor neto yang selalu positif dengan pertumbuhan ekspor yang selalu tinggi. Perkembangan ekspor Kota Bekasi menunjukkan bahwa ekspor pada tahun 2008 baru sebesar US$167.814.950,94 meningkat menjadi US$983.515.665,83 pada tahun 2012. Sementara angka impornya pada tahun 2008 sebesar US$52.493.273,75 meningkat menjadi US$122.847.383,89 pada tahun 2012. Perkembangan ekspor-impor Kota Bekasi secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. berikut ini. Tahun Tabel 2.4 Perkembangan Ekspor-Impor Kota Bekasi, 2008-2012 Nilai (US$) Pertumbuhan (%) Ekspor Impor Ekspor Neto Ekspor Impor 2008 167.814.950,94 52.493.273,75 115.321.677,19 Ekspor Neto 2009 268.158.088,20 63.790.255,84 204.367.832,36 59,79 21,52 77,22 2010 315.480.103,77 66.403.991,29 249.076.112,48 17,65 4,10 21,88 2011 536.478.650,91 33.201.995,65 503.276.655,26 70,05-50,00 102,06 2012 983.515.665,83 122.847.383,89 860.668.281,94 83,33 270,00 71,01 Sumber : Kota Bekasi Dalam Angka 2012 Perkembangan capaian Indikator kesejahteraan ekonomi Kota Tangerang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.5 Indikator Makro Ekonomi Kota Bekasi No. Indikator 2011 2012 1. PDRB ADH Konstan (juta 16,571,540 17,706,402 rupiah) 2. Pertumbuhan Ekonomi (%) 7.08 6.85 3. PDRB ADH Berlaku (juta 40,528,808 45,857,384 rupiah) 4. PDRB Perkapita ADH 16,727,244 18,175,506 Berlaku (rupiah) 5. Laju Inflasi (%) 3.45 3.46 6. Ekspor (USD) 536,478,650 983,515,065 Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 7

No. Indikator 2011 2012 7. Impor (USD) 33,201,995 122,847,383 8. Pendapatan Pajak Daerah 375,978,082,270 497,855,029,475 (Rp) 9. DAU (Rp) 736,741,305,000 935,205,053,000 10. Angkatan Kerja (org) 1,106,920 1.070.719 11. Jumlah Usia Kerja (15+) (org) 12. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 13. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sumber : Kota Bekasi Dalam Angka, 2012. 1,735,336 1.765.956 63.79 60.63 8.80 8.75 2.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016 Kondisi perekonomian di Kota Bekasi pada tahun 2015 akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia, kondisi perekonomian nasional, dan kondisi perekonomian Provinsi Jawa Barat. Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan kondisi perekonomian di tingkat internasional antara lain krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, yang menyebabkan melemahnya perekonomian dunia sampai dengan akhir tahun 2013, dimungkinkan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada daya tahan perekonomian Indonesia. Selain itu, situasi dalam negeri terkait dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, juga akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang kesemuanya akan berimbas pula pada kondisi perekonomian di Jawa Barat dan Kota Bekasi pada tahun 2015. Berlakunya perdagangan bebas Asean Economic Community (AEC) tahun 2015 dan berlanjutnya perdagangan bebas antara Asia Tenggara dan China (ACFTA) sejak tahun 2010. Dengan adanya AEC tahun 2015 ada potensi terjadinya perubahan pola kerjasama ekonomi, dan struktur dan komponen perekonomian yang ada. AEC juga membuka peluang pengembangan ekspor oleh masing-masing negara ASEAN yang membuat pasar domestik terancam. Semakin intensifnya pasar bebas/globalisasi menuntut peningkatan kualitas Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 8

produk barang dan jasa secara lebih kompetitif. Untuk itu dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi dan daya saing produk-produk lokal di pasar regional ataupun global, tantangan ke depan adalah meningkatkan kualitas dan produktivitas barang dan jasa secara bertahap dengan tetap mengacu pada Standar Mutu Nasional maupun Standar Mutu Internasional. Tantangan lainnya adalah tingginya permintaan impor produk bahan baku industri. Kondisi ini menjadikan perekonomian indonesia belum kokoh dan rentan terhadap gejolak global. Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku dari negara lain berpotensi menimbulkan guncangan ekonomi pada kondisi perekonomian dunia yang kurang baik, seperti nilai tukar rupiah yang melemah, sehingga terjadi inflasi yang tinggi. Beberapa kebijakan pemerintah juga menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas perekonomian daerah, antara lain longgarnya penerapan kebijakan pengurangan subsidi BBM dan tarif dasar listrik. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi beberapa tahun sebelumnya dan mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dan dunia, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi pada tahun 2015 dan 2016 diperkirakan sebesar 6,57 persen dan 6,70 persen. Laju pertumbuhan ekonomi ini sedikit menurun dibandingkan dengan tahun-tahun 2011 dan 2012. Hal ini disebabkan antara lain oleh lambatnya laju pertumbuhan sektor industri pengolahan yang merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Bekasi. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 4,29 persen dan tahun 2016 sebesar 4,53 persen atau masih di bawah pertumbuhan PDRB-nya. Sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor-sektor yang diperkirakan laju pertumbuhannya pada tahun 2015 dan 2016 konsisten tinggi. Sementara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa diperkirakan masih memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari laju PDRB-nya. Proyeksi Pertumbuhan PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 9

Tabel 2.6 Proyeksi PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2015-2016 2015 2016 LAPANGAN USAHA Nilai (juta Rp) Pertumbuhan (%) Nilai (juta Rp) Pertumbuhan (%) (1) (2) (3) (2) (3) 1. Pertanian 139.301,08 1,05 140.632,02 0,96 2. Pertambangan - - - - 3. Industri 8.160.081,06 4,29 8.529.992,40 4,53 Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan 1.010.276,96 10,25 1.111.162,03 9,99 Air 5. Bangunan 866.964,92 8,15 944.677,52 8,96 6. Perdagangan, 6.379.856,30 7,44 6.864.447,96 7,60 Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan 2.414.976,38 10,00 2.639.694,32 9,31 dan Komunikasi 8. Keuangan, 965.007,90 8,36 1.045.479,93 8,34 Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 1.349.830,30 6,40 1.436.337,63 6,41 PDRB 21.286.294,90 6,57 22.712.423,81 6,70 Sumber : Hasil Proyeksi Berdasarkan distribusi PDRB Kota Bekasi atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, dua sektor yang diperkirakan tetap memberikan kontribusi terbesar pada tahun 2015 dan 2016 adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sementara sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan perkembangan yang baik dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB pada urutan ketiga. Proyeksi distribusi PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 10

Tabel 2.7 Proyeksi Distribusi PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga BerlakuTahun 2015-2016 2015 2016 LAPANGAN USAHA Nilai (juta Rp) Distribusi (%) Nilai (juta Rp) Distribusi (%) (1) (2) (3) (2) (3) 1. Pertanian 497.143,76 0,76 543.469,03 0,74 2. Pertambangan - - - - 3. Industri Pengolahan 26.344.789,99 40,27 29.451.785,37 39,87 4. Listrik, Gas, dan Air 2.737.038,67 4,18 3.146.573,90 4,26 5. Bangunan 2.493.272,20 3,81 2.879.450,91 3,90 6. Perdagangan, Hotel 21.189.726,01 32,39 24.125.278,73 32,66 dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5.908.556,17 9,03 6.706.715,33 9,08 2.556.754,50 3,91 2.900.656,96 3,93 9. Jasa-jasa 3.685.685,44 5,63 4.121.111,90 5,58 PDRB 65.412.966,75 100,00 73.875.042,12 100,00 Sumber : Hasil Proyeksi Untuk mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi sesuai dengan atau melebihi proyeksi tersebut, maka : Kinerja sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Kota Bekasi harus diusahakan untuk bisa ditingkatkan laju pertumbuhannya dengan mendorong investasi di sektor ini. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya adalah mempermudah dan mempercepat proses perizinan usaha serta mengembangkan infrastruktur yang mendukung sektor industri pengolahan. Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memiliki kontribusi terhadap PDRB dan laju pertumbuhan yang tinggi terus dipertahankan dan didorong agar bisa lebih produktif. Sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa yang tumbuh pesat seiring pesatnya perkembangan sektor bangunan di Kota Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 11

Bekasi perlu didorong untuk bisa meningkatkan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kota Bekasi. Secara umum kebijakan ekonomi daerah Kota Bekasi tahun 2015 diarahkan pada : 1. Mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan sektor industri pengolahan dengan tingkat pertumbuhan minimal 6,5% melalui paket pemberian intensif kemudahan perijinan; 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah menjadi di atas 7% per tahun; 3. Meningkatkan kualitas belanja pemerintah melalui peningkatan belanja investasi; 4. Meningkatkan investasi daerah melalui intensifikasi promosi potensi daerah; 5. Menggali dan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, khususnya lapangan usaha ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas UMKM dan koperasi. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 II- 12

BAB III ASUMSI ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar Dalam APBN Tahun 2015 Beberapa asumsi yang digunakan oleh pemerintah dalam penyusunan APBN tahun 2015 sebagai berikut: 1. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diperkirakan lebih baik dari tahun 2014 yaitu pada kisaran 5,8%. 2. Laju inflasi pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 3,0% sampai dengan 5,0%. Upaya menjaga inflasi tersebut didukung upaya pemerintah menjamin pasokan kebutuhan pokok masyarakat, perbaikan distribusi barang kebutuhan ke seluruh pelosok nusantara. 3. Nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat, pemerintah memperkirakan masih dipengaruhi bauran beberapa faktor baik dari luar maupun luar negeri. Nilai rupiah tahun 2015 diperkirakan akan bergerak relatif stabil pada kisaran 11.500-12.000 per dollar AS. 4. ICP (harga minyak mentah Indonesia) pada tahun 2015 diperkirakan pada kisaran 95-110 per barel per hari. 5. Lifting gas bumi pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 1.200.000-1.250.000 barel setara minyak per hari. 3.2. Laju Inflasi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, disertai tingkat perkembangan harga (inflasi) juga tinggi akan berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat. Sementara itu dalam dimensi makro, inflasi yang tinggi juga dapat mengurangi daya saing atas produk barang dan jasa. Laju inflasi Kota Bekasi tahun 2015 sesuai dengan RPJMD ditargetkan kurang dari 6%. Keterlibatan langsung pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai kebijakan sangat diperlukan guna menjaga stabilitas harga. Laju inflasi akan dapat tercapai apabila tidak ada kebijakan kenaikan harga BBM, gas, dan tarif dasar listrik. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 III- 1

3.3. Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan kegiatan perekonomian Kota Bekasi pada tahun 2015 dapat pulih kembali walaupun masih dirasakan akibat dampak krisis perekonomian global sehingga pertumbuhan dari masing masing sektor dapat memberikan kontribusi yang lebih terhadap PDRB. Prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 7,12%, dan tahun 2015 sebesar 7,29% dapat tercapai jika stabilitas harga barang dan jasa terjaga. 3.4. Asumsi Lainnya Beberapa asumsi lain yang digunakan dalam penyusunan APBD tahun 2015 sebagai berikut: 1. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kota Bekasi diharapkan dapat meningkat menjadi sebesar Rp 24.372.801,00 pada tahun 2015 seiring dengan peningkatan PDRB. 2. Tingkat pengangguran terbuka Kota Bekasi diharapkan menurun menjadi 10,1% pada tahun 2015. Pengangguran diharapkan semakin menurun apabila didukung peningkatan investasi. Oleh karena itu perlu diciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga dapat meningkatkan minat dan realisasi investasi di Kota Bekasi. 3. Diharapkan jumlah penduduk miskin diharapkan dapat menurun seiring dengan peningkatan pendapatan perkapita penduduk. Persentase penduduk miskin ditargetkan menurun menjadi sebesar 5,72% pada tahun 2015. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 III- 2

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 4.1 Kebijakan Pendapatan Daerah 1. Kinerja Pendapatan Daerah Komponen pendapatan daerah Kota Bekasi meliputi Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan. Kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Kelompok pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Pendapatan daerah Kota Bekasi meningkat dari tahun ke tahun, baik dari target maupun realisasinya yang terlihat pada Tabel 3.1. Selama periode tahun 2008-2013, kinerja realisasi pendapatan daerah Kota Bekasi lebih dari 100 persen atau melebihi dari target, kecuali tahun 2010 dan 2013 yang kurang dari target. Kinerja realisasi pendapatan yang lebih dari 100 persen menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bekasi berhasil menghimpun sumbersumber pendapatannya melebihi dari target yang ditetapkannya pada awal tahun rencana. Pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Kota Bekasi tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 40,09 persen, sedangkan pertumbuhan realisasi pendapatan yang terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 7,33 persen. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 1

Tahun Anggaran Tabel 4.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2008-2013 Target (Rp) Realisasi (Rp) Kinerja (%) Pertumbuhan (%) Target Realisasi 2008 1.235.060.641.143 1.262.616.978.684 102,23 2009 1.435.060.590.072 1.476.770.000.162 102,91 16,19 16,96 2010 1.680.955.925.686 1.584.979.043.254 94,29 17,13 7,33 2011 2.143.872.427.118 2.220.351.536.783 103,57 27,54 40,09 2012 2.665.100.361.841 2.683.641.254.948 100,70 24,31 20,87 2013 2.973.216.093.959 2.962.428.650.336 99,64 11,56 10,39 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, diolah Berdasarkan proporsi realisasi komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah Kota Bekasi periode 2008-2013 terlihat kecenderungan terjadinya peningkatan proporsi PAD dan lain-lain pendapatan yang sah serta penurunan proporsi dana perimbangan. Proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah pada tahun 2008 sebesar 15,05 persen meningkat menjadi 33,80 persen pada tahun 2013. Sementara proporsi dana perimbangan menurun dari 63,34 persen pada tahun 2008 menjadi 40,10 persen pada tahun 2013. Apabila tahun 2008 PAD Kota Bekasi baru sebesar Rp.178.369.891.660 secara bertahap meningkat dari tahun ke tahun menjadi Rp.971.578.762.110 pada tahun 2013. Kenaikan PAD yang cukup signifikan dipengaruhi oleh adanya pelimpahan kewenangan pengelolaan beberapa pajak diantaranya Pajak Bumi dan Bangunan serta BPHTB (berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009). Meningkatnya proporsi PAD berarti meningkatnya kemandirian daerah. Semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD, maka semakin besar pula diskresi daerah untuk menggunakan PAD tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas pembangunan daerah. Secara rinci proporsi realisasi komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah Kota Bekasi periode 2008-2013 terlihat pada Tabel 4.2. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 2

Tabel 4.2. Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2008-2013 (Dalam Rupiah dan %) Tahun PAD Lain-lain Dana Pendapatan Perimbangan yang Sah Total 2008 178.369.891.660 785.277.602.038 271.413.147.445 1.235.060.641.143 15,05 63,34 21,61 100 2009 231.694.925.185 854.402.676.930 390.672.398.047 1.476.770.000.162 15,69 57,86 26,45 100 2010 298.584.837.239 916.219.421.376 370.174.784.639 1.584.979.043.254 18,84 57,81 23,36 100 2011 568.344.278.997 960.002.856.824 692.004.400.962 2.220.351.536.783 25,60 43,24 31,17 100 2012 735.485.659.293 1.216.694.015.646 731.461.580.009 2.683.641.254.948 27,41 45,34 27,26 100 2013 971.578.762.110 1.187.995.922.096 802.853.933.130 2.962.428.650.336 32,80 40,10 27,10 100 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, diolah Apabila dana alokasi khusus komponen pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan serta dana penyesuaian dan otonomi khusus dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya yang merupakan komponen lain-lain pendapatan yang sah dikeluarkan dari perhitungan pendapatan daerah, maka realisasi pendapatan daerah Kota Bekasi kurun waktu 2008-2013 akan terlihat seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2008-2013 Penerimaan Pertumbuhan Tahun Daerah*) (%) (Rp) 2008 1.208.093.781.424 2009 1.373.652.514.862 13,70 2010 1.391.024.357.226 1,26 2011 1.822.818.192.534 31,04 2012 2.359.889.440.875 29,46 2013 2.629.168.232.883 11,41 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, diolah Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 3

*)Tanpa Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2008-2013 3.000.000.000.000 2.500.000.000.000 2.000.000.000.000 1.500.000.000.000 1.000.000.000.000 500.000.000.000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Melihat Tabel 3.3 dan diagram diatas, menunjukkan perkembangan pendapatan daerah Kota Bekasi yang tanpa memasukkan Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Pada tahun 2008 pendapatan daerah sebesar Rp.1.208.093.781.424 meningkat menjadi Rp2.629.168.232.883 pada tahun 2013 atau tumbuh dengan rata-rata 17,38 persen per tahun. 2. Proyeksi Pendapatan Daerah Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah periode 2008-2013 tercatat sebesar 17,38 per tahun, sedangkan pertumbuhan pendapatan daerah pada tahun 2015 berdasarkan RPJMD diproyeksikan sebesar 11,48 persen. Berdasarkan data pertumbuhan realisasi pendapatan daerah 2008-2013 dan proyeksi pertumbuhan pendapatan daerah RPJMD untuk tahun 2015 tersebut maka pendapatan daerah tahun 2015 diprediksi akan Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 4

mengalami pertumbuhan antara 11,48 persen sampai dengan 17,38 persen, sedangkan untuk tahun 2016,berdasarkan proyeksi RPJMD pendapatan daerah Kota Bekasi diperkirakan akan tumbuh sebesar 11,72 persen. a. Pendapatan Asli Daerah Perkembangan realisasi penerimaan PAD Kota Bekasi menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. PAD Kota Bekasi pada tahun 2013 sebesar Rp.971.578.762.110,00 atau tumbuh 32,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp.735.257.580.800,00. Pertumbuhan PAD yang tinggi ini terutama ditopang oleh tingginya pertumbuhan pendapatan pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yang masing masing tumbuh sebesar 45,37 persen dan 30,68 persen. Tingginya pertumbuhan pendapatan pajak daerah disebabkan oleh implementasi pengalihan kewenangan pengelolaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari pemerintah Pusat ke Daerah. Berdasarkan APBD tahun 2014, PAD Kota Bekasi sebesar Rp1.042.728.151.600,00. Sementara untuk PAD tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp1.325.896.803.750,00. b. Dana Perimbangan Dana Perimbangan Kota Bekasi pada tahun 2013 sebesar Rp1.187.995.922.096,00 atau tumbuh negatif sebesar 2,36 persen dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp1.216.694.015.646,00. Penurunan dana perimbangan ini terkait dengan pengalihan kewenangan pengelolaan bagi hasil pajak dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kota. Berdasarkan APBD Kota Bekasi tahun 2014, dana perimbangan sebesar Rp 1.349.293.645.316,00. Untuk tahun 2015 dana perimbangan diperkirakan sebesar Rp.1.377.110.515.316,00 dan tahun 2016 diperkirakan Rp.1.427.640.347.171,04. Besarnya perkiraan Dana Perimbangan tahun 2015 telah memasukkan besaran Dana Alokasi Khusus (DAK), sedangkan tahun 2016 belum memasukkan perkiraan Dana Alokasi Khusus (DAK). Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 5

c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Pada tahun 2013 realisasi sumber pendanaan yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kota Bekasi sebesar Rp.802.853.966.130,00 atau meningkat 9,76 persen dari tahun 2012 sebesar Rp. 731.461.580.009,00. Berdasarkan APBD Kota Bekasi tahun 2014, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp. 1.025.032.528.063,00. Proyeksi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp. 828.806.978.063,00 dan pada tahun 2016 sebesar Rp. 615.904.137.478,38. Besarnya Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah untuk tahun 2015 dan 2016 ini belum memasukkan komponen Bantuan Keuangan dari Provinsi. Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 4.4. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 6

Tabel 4.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2016 Jumlah (Rupiah) No Uraian Proyeksi/ Target Proyeksi/Target Realisasi Tahun 2012 Realisasi Tahun 2013 Tahun Berjalan 2014 *) Tahun 2015 **) Tahun 2016 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.1. Pendapatan Asli Daerah 735.257.580.800,00 971.578.762.110,00 1.042.728.151.600,00 1.325.896.803.750,00 1.448.222.789.149,50 1.1.1 Pajak Daerah 497.757.701.597,00 723.599.671.379,00 811.861.720.700,00 1.006.583.747.200,00 1.124.555.362.371,84 1.1.2 Retribusi Daerah 46.058.116.333,00 44.290.272.442,00 46.268.522.350,00 57.868.951.200,00 64.651.192.280,64 1.1.3 Hasil pengelolaan keuangan 8.701.219.586,00 11.371.037.252,00 11.827.021.850,00 11.827.021.850,00 Daerah Yang Dipisahkan 13.213.148.810,82 1.1.4 Lain-Lain PAD yang sah 182.740.543.284,00 192.317.781.037,00 172.770.886.700,00 249.617.083.500,00 245.803.085.686,20 1.2. Dana Perimbangan 1.216.694.015.646,00 1.187.995.922.096,00 1.349.293.645.316,00 1.377.110.515.316,00 1.494.672.347.171,04 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi 256.758.124.646,00 123.113.143.096,00 144.456.312.316,00 154.456.312.316,00 172.558.592.119,44 Hasil Bukan Pajak 1.2.2 Dana Alokasi Umum 935.205.053.000,00 1.051.235.707.000,00 1.133.417.253.000,00 1.183.417.253.000,00 1.322.113.755.051,60 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 24.730.838.000,00 13.647.072.000,00 71.420.080.000,00 39.236.950.000,00-1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah 731.461.580.009,00 802.853.966.130,00 1.025.032.528.063,00 828.806.978.063,00 615.904.137.478,38 yang Sah 1.3.1 Hibah 3.192.073.260,00 - - - - 1.3.2 Dana Darurat - - - - - 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari 429.476.609.169,00 483.240.620.677,00 551.292.640.063,00 551.292.640.063,00 615.904.137.478,38 Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi 174.552.873.000,00 213.125.791.500,00 347.669.888.000,00 277.514.338.000,00 - Khusus 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi 124.240.024.580,00 106.487.553.953,00 126.070.000.000,00 - - atau Pemerintah Daerah Lainnya A. JUMLAH PENDAPATAN DAERAH (1.1+1.2+1.3) 2.683.413.176.455,00 2.962.428.650.336,00 3.417.054.324.979,00 3.531.814.297.129,00 3.558.799.273.798,92 *) APBD Kota Bekasi Tahun 2014**) Hasil proyeksi, belum memasukkan komponen DAK, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda lainnya. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 7

3. Kebijakan Peningkatan Pendapatan Daerah Berdasarkan RPJMD 2013-2018, beberapa kebijakan yang akan dilakukan untuk mencapai proyeksi pendapatan daerah antara lain adalah : a. Peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari Pajak dan Retribusi Daerah, terutama pada pos BPHTB dan PBB. b. Penyempurnaan regulasi pajak dan retribusi daerah. c. Identifikasi objek-objek pajak dan objek retribusi. d. Intensifikasi pendapatan melalui penyesuaian tarif pajak dan retribusi. e. Penyempurnaan sistem pemungutan pajak dan retribusi daerah. f. Peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah melalui pengelolaan sumberdaya daerah secara profesional dan marketable. 4. 2. Kebijakan Belanja Daerah 1. Kinerja Belanja Daerah Belanja daerah dibagi dalam dua kelompok belanja, yakni belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak terkait langsung dengan program dan kegiatan antara lain gaji dan tunjangan pegawai, belanja bunga, belanja bantuan sosial, bantuan hibah, belanja tak terduga. Sementara itu belanja langsung adalah belanja yang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau yang terkait dengan program dan kegiatan. Selama periode 2008-2012, target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Bekasi terlihat peningkatan dari tahun ke tahun seperti tergambar dalam Tabel 3.5. Kinerja realisasi belanja daerah Kota Bekasi selama kurun waktu 2009-2013 menunjukkan bahwa realisasi belanja daerah selalu berada di bawah pagu atau targetnya. Kinerja realisasi belanja tertinggi terjadi pada tahun 2000, yakni sebesar 94,48 persen dari pagu/target, sedangkan terendah pada tahun 2012 yakni sebesar 86,21 persen dari pagu/target. Berdasarkan pertumbuhan realisasi belanja daerah, terlihat bahwa pertumbuhan realisasi belanja daerah tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 26,15 persen dan terendah pada tahun 2010 sebesar 6,12 persen. Kinerja realisasi belanja daerah Kota Bekasi dan pertumbuhannya dari tahun 2009-2013 menunjukkan perkembangan yang baik, Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2015 IV- 8