SUSUT PENANGANAN PASGA PANEN UBl RAVU ID1 KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA OIeh FRlDZ PARDAMEAN F 22.0961
Fridz Pardamean. t22.0961. Susut Penanganan Pasca Panen Ubi kayu dl Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Hadi K. Purwadaria dan ir. Suroso. RINGKASAN Sebagai salah satu komoditi tanaman palawija dengan tingkat produksi dari 12 987 891 ton pada tahun 1982 dan rneningkat menjadi 15 471 I1 1 ton pada tahun 19882 pemanfaatan ubi kayu perlu dikembangkan. Pemerintah telah menggalakkan industri pengol ahan ubi kayu untuk bahan panyan maupun pakan, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, sejak PELITA IV. Susut penanganan pasca panen ubi kayu diduga berkisar antara 12.1% susut tercecer dan 6.8% susut mutu untuk penanganan ubi kayu menjadi gaplek secara tradisional di tingkat petani (Purwadaria, 1989), tetap3 sampai sekarang belum ada penelitian untuk mendapatkan angka pasti mengenai berapa besarnya susut. Tujuan penel i ti an ini. adalah ( 1 ) menentukan besarnya susut penanganan pasca panen (panen, peny i rnpanan, perajangan, dan pengerinyan) dan (2) membandingkan besarnya susut berbagai jenis perlakuan penanganan pasca panen pada berbagai tinykat keglatan. Perielitian diiakukan dl Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, dengan daerah penelitian di Kecamatan Siantar dan Kecamatan Pematang Bandar. Penel i tian ini di lakukan pada
berbagai tingkat penanganari pasca panen ubi kayu, yaitu 18 responden pada tingkat petari 1, 6 responden pada tingkat pedagarig pengurnpul, 4 responden pada tingkat KUD dan 4 responden pada tingkat unit pengolahan gaplek. Percobaan panen dengan cara tradisional di lakukan sebanyak 18 kal i, dan dengan pengungkit dilakukan sebanyak 6 kali. Perajangan dengan cara tradisional dilakukan sebanyak 3 kali, dan dengan rnesin perajang dilakukan sebanyak 6 kali. Penjernuran dengan menggunakan lantai jemur dilakukan sebanyak 6 kali, dan dengan rak jemuran dilakukan sebanyak 3 kali. Penyimpanan di bawah tanah dilakukan sebanyak 2 kal i Dari hasi 1 penel i ti an didapatkan susut tercecer panen rata-rata secara tradisional. adalah sebesar 8.25% dengan sirnpangan baku 1.59% dan susut tercecer dengan pengungkit adalah sebesar 2.59% dengan sirnpangan baku 1.05%. Susut tercecer pengeringan rata-r-ata dengan menggunakan lantai jemur adalah sebesar 0.35% dan susut tercecer dengan rnenggunakan rak jernuran adalah sebesar 0.2%. Sedangkan susut tercecer perajangan rata-rata dengan menggunakan rnesin perajang ubi kayu adalah sebesar 1.5% dan susut tercecer perajangan dengan mengunakan parang adalah sebesar 2.5%. Dari hasil analisis rnutu fisik ubi kayu pada tahap panen didapatkan rata-rata umbi pecah adalah sebesar 6.13% dan urnbi rusak 4.32%. Pada tahap perajangan ubi kayu,
dengan menggunakan parang, oidapatkan rata-rata umbi rusak adalah sebesar 0.8% dan umbi pecah 0.6%, dan dengan menggunakan mesin perajang didapatkan umbi rusak sebesar 1.1% dan umbi pecah 0.8%. Pada tahap penjemuran dengan menggunakan lantai jernur didapatkan rata-rata umbi pecah adalah sebesar 2.8% dan umbi rusak 1.78, dan dengan menggunakan rak jernuran didapatkan urnbi pecah adalah sebesar 1.0% dan urnbi rusak 0.6%. Pada tahap penyirnpanan, yaitu penyimpanan di bawah tanah, setiap kerusakan faktor mutu (kadar air, deforrnasi, kepoyoan, pecah dan rusak) mengalami peningkatan pada setiap 10 hari pengarnatan selama 30 hari. Rata-rata peningkatan kerusakan mutu setelah 30 hari peny irnpanan adalah peni ngkatan kadar ai r sebesar 32.09% basis kering (bk), umbi deforrnasi 10.47%. urnbi poyo 26.33%, umbi pecah 14.82% dan umbi rusak 3.62%. Kadar air rata-rata panen dari berbagai varietas ubi (hijau, karet, kuning, putih, begog) adalah sebesar 59.50% bb ( 154.31% basis kering, bk) dengan simpangan baku 4.94% bb (34.25% bk). Pada tahap perajangan terjadi penurunan kadar air rata-rata sebesar 3.86 % bk, sedangkan pada tahap penjemuran dengan menggunakan lantai jemur terjadi penurunan sebesar 137.38% bk, dan dengan menggunakan rak jemuran terjadi penurunan sebesar.l33.70% bk, sehingga didapatkan kadar air akhir rata-rata dengan menggunakan lantai jemur adalah sebesar 11.04% bk, dan dengan menggunakan rak jemuran adalah sebesar sebesar 10.93% bk. Kapasitas panen rata-rata dengan cara tradisional adalah
sebesar 0.0030 ha/jam-orang, dan dengan menggunakan pengungkit adalah sebesar 0.0052 ha/jam-orang. Kapasitas perajangan rata-rata dengan menggunakan parang adalah sebesar 75 kg/ jam--orang, dan dengan menggunakan mesi n perajang adalah sebesar 1714 kg/jarn (karakteristik rnesin adalah 5.2 Hp dengan rpm maksimum 1500), sedangkan waktu penjemuran dilakukan sama yaitu selarna 4 hari baik pada lantai jemur rnaupun pada rak jemuran.
INSTITUT PERTANIAN BOGOK FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN SUSUT PENANGANAN PASCA PANEN UBI RAYU DI KABUPATBN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI Seliagai salaii satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Faku 1 t.as Teknologi Pertanian Tnstitut Pertanian Bogor FRIDZ PARDAMEAN Dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1966 *., 7. ", -,,.,.. G m Ir. Suroso ilosen Pei-ibimbing Pendamping Dosen Pembimbing Utama
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan, karena dengan kasih karunianya maka skripsi ini dapat penulis selesaikan. Penel i tian ini di lakukan dalam rangka program Departemen Pertanian dan Food and Agricultural Organization (FAO), di bawah proyek Development and Utilization Of Post Harvest Tools and Equipment, INS/088/007. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Hadi K. Purwadaria, dan.. Bapak Suroso atas segala bimbingan, saran dan perhatian yang di beri kan sel ama persiapan hingga selesainya skripsi ~ n, i dan kepada Mr. Thomas Graf Strachwitz, Kepala Penase- hat Teknis FA0 yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk rnendapatkan dana penelitian dan juga memberikan saran sel arna penel i ti an berlangsung. Juga teman-teman yang telah rnernbantu penul i san skripsi i ni sampai selesai. Akhirnya kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan tulisan seianjutnya dan semoga skripsi ini membawa rnanfaat bagi orang-orang yang memerlukannya. Praise the Lord! Bogor, Nopember 1989 Penu 1 is
DAFTAR IS1 KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 6. TUJUAN PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA A. UMUM - B. PANEN C. PEMETIKAN UBI KAYU DARI BATANG 11 D. PENGANGKUTAN 13 E. PENY IMPANAN 15 F. PERAJANGAN 17 G. PENGERINGAN 2 1 H. ' PEMASARAN 22 111. PENDEKATAN PENENTUAN SUSUT 24 A. FAKTOR-FAKTOR PENDEKATAN 24 3. PERHITUNGAN SUSUT 28 IV. METODOLOGI PENELITIAN 30 A. WAKTU DAN TEMPAT 30 B. BAHAN DAN ALAT 30 C. METODE PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA 3 1
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KEADAAN UMUM PENANGAN PASCA PANEN UBI KAYU DI KABUPATEN SIMALUNGUN B. SUSUT TERCECER C. ANALISIS MUTU FISIK 0. PERBANDINGAN SUSUT BERBAGAI PERLAKUAN PENANGANAN PASCA PANEN PADA BERBAGAI TINGKAT KEGIATAN VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 3. SARAN" /I1. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL Tabel 1. Produksl nasional ubi kayu pada tahun 1982-1986... Halaman 2 Tabel 2. Luas panen, produksi dan rata-rata produksi ubi kayu per Daerah Tingkat I1 di Surnatera b Utara tahun 1987... Tabel 3. Luas tanarnan, panen dan jurnlah produksi tanarnan ketela pohon di Kabupaten Simalungun diperinci setiap kecarnatan tahun 1987... Tabel 4. Standar rnutu gaplek dari beberapa negara asing (Purwadaria, 1989)... Tabel 5. Persyaratan rnutu gaplek di Indonesia (Direktorat Pertanian Tanarnan Pangan, 1989).... Garnbar 6. Harga dan tingkat kadar air ubi kayu dewasa ini (Purwadaria, 1989)... Tabel 7. Susut tercecer pernanenan ubi kayu dengan cara tradisional... Tabel 8. Susut tercecer pemanenan ubi kayu dengan bantuan pengungkit... Tabel 9. Susut tercecer perajangan rnekanis... Tabel 10. Susut tercecer perajangan secara tradisional.. Tabel 11. Susut tercecer penjernuran di lantai jernur pada tingkat petani dan pedagang pengurnpul atau KUD... Tabel 12. Susut tercecer penjernuran rak... Tabel 13. Analisis rnutu fisik pernanenan dan penyirnpanan ubi Begog... Tabel 14. Analisis rnutu fisik pernanenan dan penyirnpanan. ubi Karet... Tabel 15. Analisis rnutu fisik perajangan ubi kayu dengan rnenggunakan parang dan rnesin perajang ubi kayu...