Diagnosa Jenis Tuberculosis Dengan Algoritma Bayes

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYES

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT MENTAL PADA ANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYES

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELITUS MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES

Sistem Pakar Deteksi Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Bayesian Berbasis Web

PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI HAMA PADA TANAMAN ALPUKAT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES NASKAH PUBLIKASI

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT BUAH NANAS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYES BERBASIS WEB

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT) PADA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE ANDROID

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ANEMIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN. Soal Soal Kunci Rubrik Mendeskripsi kan fungsi tulang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Madiun, untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Definisi Integral Tentu

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

A. Pengertian Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

Pendahuluan. dan Inggris. Pada tanggal 11 Juni 2009, WHO

III. METODELOGI PENELITIAN. Metodelogi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi. dalam penelitian. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29)

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

Cara Pengisian Pada File Excel

Bab 3 Metode Interpolasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI PELUANG CROSSOVER DAN MUTASI DALAM ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH KNAPSACK. Sutikno

Statistika Inferensia: Pengujian Hipotesis. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.

Bab III Metoda Taguchi


Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Transkripsi:

Koferesi Nasioal Sistem & Iformatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Diagosa Jeis Tuberculosis Dega Algoritma Bayes Hartatik 1) STMIK AMIKOM Yogyakarta Jala Rig Road Utara Codog Catur Depok-Slema Telpo : 0274 884201 e-mail: hartatik@amikom.ac.id Abstrak Maurut data dari WHO pada tahu 2012, Tuberculosis atau yag biasa disigkat TB adalah salah satu peyakit meular yag meyebabka masalah kesehata terbesar kedua di duia. Peyakit Tuberculosis tidak haya meyerag bagia perapasa paru-paru (disebut Pulmoary Tuberculosis) saja seperti aggapa kebayaka orag, amu juga dapat meyerag orga tubuh lai seperti otak (disebut Miigitis Tuberculosis), kalejar getah beig (Lymphedeopathy Tuberculosis), paru-paru bagia luar (Pleyrisy Tuberculosis), kulit (Miliary Tuberculosis), tulag (Spi of Tuberculosis), da salura urogeital (Urogeital Tuberculosis). Lama tidakya pegobata bagi pederita Tuberculosis tergatug pada jeis Tuberculosis yag diderita, parah tidakya ifeksi yag terjadi da lama peagaa pederita dari awal terifeksi higga waktu pegobata. Semaki cepat seseorag sadar terdiagosa peyakit Tuberculosis da melakuka pemeriksaa, maka proses peyembuha yag dilakuka dimugkika aka semaki cepat dega asumsi semaki dibiarka peyakit ifeksi Tuberculosis aka semaki berat. Merujuk pada alasa tersebut, maka dibuatlah sistem pakar utuk medeteksi ifeksi Tuberculosis da kemugkia jeis Tuberculosis yag megifeksi megguaka Algoritma Bayes. Algoritma Bayes aka meghitug ilai probabilitas pada semua hipotesa (jeis TB). Nilai probabilitas hipotesa yag terbesar aka keluar sebagai solusiya. Kata kuci: TB, Metode Bayes 1. Pedahulua Tuberculosis (TB) adalah salah satu peyakit meular yag disebabka oleh jeis bakteri Mycobacteria seperti Mycobacterium. tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium africaum, Mycobacterium microti da Mycobacterium. Caetti [1]. Peulara peyakit Tuberculosis dari mausia ke mausia sagatlah mudah. Tuberculosis ditularka melalui droplet (percika dahak) pederita Tuberculosis ketika orag tersebut bersi, batuk da berbicara [1]. Umumya peyakit Tuberculosis meyerag bagia paru-paru yag serig disebut juga dega istilah Pulmoary TB. Peyakit Pulmoary TB merupaka salah satu peyakit TB yag memiliki jumlah pederita terbayak di seluruh duia. Selai Pulmoary TB, jeis TB yag lai adalah Extra-Pulmoary TB. Disebut Extra-Pulmoary TB karea TB jeis ii mejagkiti orga tubuh selai paru-paru seperti kalejar getah beig atau limfa, salura kemih, kulit, peceraa da otak [2]. Pegobata pada pederita TB bergatug pada tigkata peyakit da bagia orga tubuh yag diserag. TB Meigitis merupaka jeis TB yag cukup berat dega resiko kematia sebesar 90% [2]. TB jeis ii meyerag susua syaraf mausia. Lalu ada juga TB yag disebut Lymphadeopathy Tuberculosis. TB jeis ii megifeksi orga limfa atau kalejar getah beig. Ada juga Pleural Tuberculosis yag meyerag bagia terluar dari paru-paru. Pleural Tuberculosis merupaka Extra- Pulmoary Tuberculosis kedua terbayak setelah Lymphadeopathy Tuberculosis [3]. Jeis laiya adalah Tuberculosis of The Spie. TB jeis ii meyerag pada bagia tulag terutama tulag bagia belakag [2]. Nama lai dari Tuberculosis of The Spie adalah Spodilitis Tuberculosa atau Tuberculosa Vertebral Osteomyelitus [2]. Peyakit Tuberkulosis laiya adalah Urogeital Tuberculosis. Urogeital Tuberculosis adalah salah satu jeis TB yag megifeksi salura kemih, salura urogeital da bisa juga megifeksi sistem reproduksi mausia. TB jeis ii berawal dari peyebara Tuberculosis paru-paru yag kemudia berjala melalui alira darah da megifeksi salura geiyouriary [2][4] Peulara peyakit Tuberculosis yag relatif mudah (melalui udara), da jeisya yag cukup bayak tidak haya meyerag paru-paru saja membuat perlu dibuatya suatu sistem (sistem pakar) yag dapat membatu utuk melakuka diagosa da deteksi awal peyakit Tuberculosis. Dega deteksi awal, pegobata peyakit Tuberculosis bisa dilakuka da agka kematia bisa dituruka. 630

Bayak peelitia yag memafaatka algoritma Bayes pada aplikasi sistem pakar. Salah satuya adalah peelitia yag dilakuka oleh Adam da Parvee (2012) [5]. Peelitia ii meyebutka bahwa metode Bayes dapat diguaka utuk megembagka Sistem Cerdas utuk diagosa peyakit. Pada peelitia ii metode Bayes diimplemetasika utuk mediagosis peyakit jatug da membatu praktisi kesehata utuk membuat keputusa kliis yag cerdas. Hasil peelitia dapat memberika pegobata yag efektif, da juga membatu utuk meguragi biaya pegobata. 2. Metode Peelitia Metode peelitia yag diguaka utuk meyelesaika peelitia ii adalah metode waterfal dega skema yag ada di gambar 1. Gambar 1. Keragka berfikir peelitia 1. Idetifikasi Masalah. Dalam tahap ii dilakuka megidetifikasika permasalaha potesial yag aka dijadika permasalaha. Masalah yag aka dibahas dalam peelitia ii adalah bagaimaa meracag suatu sistem pakar utuk melakuka deteksi dii peyakit TB yag mugki di derita oleh seseorag megguaka Algoritma bayes. 2. Tijaua Pustaka. Tijaua Pustaka dilakuka utuk memperoleh data yag diperluka baik data yag berasal dari jural, buku maupu literatur lai seperti artikel da prosedig. Kosep da teori yag diperluka pada peelitia ii adalah kosep sistem pakar, peyakit TB da jeis-jeisya, gejala pada masig-masig jeis TB (dapat dilihat pada tabel 1), proses pealara sistem pakar da perhituga Algoritma Bayes. Teori Bayes merupaka kaidah yag memperbaiki atau merevisi suatu probabilitas dega cara memafaatka iformasi tambaha. Maksudya, dari probabilitas awal (prior probability) yag belum diperbaiki yag dirumuska berdasarka iformasi yag tersedia saat ii, kemudia dibetukla probabilitas berikutya (posterior probability) [6]. Rumus utuk probabilitas bersyarat P(Fi E) utuk sembarag kejadia E dalam algoritma Bayes dapat dituliska dega rumus 1 [6] : P(Fi E) = P(Fi). P(E F i) P(F 1). P(E F 1) + P(F 2). P(E F 2) +. + P(F ). P(E F ) (1) Keteraga : P(Fi E) : Probabilitas akhir bersyarat (coditioal probability) suatu hipotesis Fi terjadi jika diberika bukti (evidece) E terjadi P(E Fi) : Probabilitas sebuah bukti E terjadi aka mempegaruhi hipotesis Fi P(Fi) : Probabilitas awal (priori) hipotesis Fi terjadi tapa memadag bukti apapu P(E) : Probabilitas awal (priori) bukti E terjadi tapa memadag hipotesis / bukti yag lai. 3. Aalisis. Proses aalisis dilakuka utuk megetahui kebutuha apa saja yag diperluka dalam meracag da membuat model sistem dega baik da tepat, spesifikasi user yag aka 631

megguaka aplikasi ii, da juga meilai kesesuaia pegetahua rekayasa tekologi yag aka dipakai dalam pembuata sistem. 4. Spesifikasi. Tahapa ii dilakuka dialog da taya jawab dega pakar. Pembagu aplikasi bekerja bersama pakar utuk meyusu da membuat atura, basis pegetahua da recaa pegembaga sistem yag aka dibuat. 5. Pegembaga. Tahap ii dilakuka proses akuisisi pegetahua tetag bagaimaa cara seorag pakar atau ahli melakuka diagosa atau pearika kesimpula dalam berbagai kasus. Proses akuisisi pegetahua juga dilakuka dega mempelajari kasus saat ii, history da hipotesa yag diambil. Kasus saat ii diambil dega megamati seorag pakar dalam melakuka tugas sedagka kasus history da hipotesa diperoleh dega mempelajari kasus yag lampau da bagaimaa seorag pakar meragkumya mejadi suatu hipotesa. 6. Pegujia Aplikasi. Pegujia aplikasi dilakuka dega melakuka uji coba fugsioalitas sistem da pearika kesimpula yag dilakuka oleh Algoritma Bayes 7. Peyebara. Setelah aplikasi selesai dibuat da diuji, maka dapat didistribusika utuk membatu diagosa awal peyakit Tuberculosis. 3. Hasil da Pembahasa Jeis peyakit tuberkulosis yag aka coba utuk didiagosa dalam peelitia ii ada 6 yaitu Pulmoary Tuberculosis, Lymphadeopathy Tuberculosis, Tuberculosis of The Spie, Meigitis Tuberculosis, Pleural Tuberculosis da yag terakhir Urogeital Tuberculosis. Gejala dari masigmasig jeis TB tersebut dapat dilihat pada tabel 1 [2][4][7][8] : Tabel 1. Gejala masig-masig jeis TB No. Gejala x1 x2 x3 x4 x6 x7 1. Batuk tidak kujug sembuh > 2 bula 2. Demam dega suhu di atas 38,5 0 C lebih dari 2 miggu 3. Kerigat digi pada waktu malam hari 4. Berat bada turu tapa alasa yag jelas 5. Dada terasa sakit 6. Napas sesak 7. Mudah marah (emosi) 8. Gelisah 9. Meggigil 10. Kepala terasa yeri 11. Leher terasa kaku 12. Nyeri pada kuduk 13. Mual atau mutah 14. Nafsu maka berkurag 15. Nyeri pada puggug da sedi 16. Perubaha perilaku metal 17. Kejag 18. Koma 19. Lemah da lemas (tidak berteaga) 20. Mucul bejola di kalejar getah beig (leher, ketiak atau lipata paha) yag cukup besar > 2 cm 21. Bejola beraah da membesar 22. Megi (muculya buyi yag khas) ketika batuk 23. Malaise 24. Mucul gejala Pleural Effusio 25. Mucul yeri terlokalisir pada satu regio tulag belakag 26. Mucul gejala yeri yag mejalar 27. Pola jala merefleksika rigiditas protektif dari tulag belakag 28. Lagkah kaki pedek tidak seperti biasaya 29. Muculya darah pada uri ketika buag air kecil 632

30. Nyeri ketika buag air kecil 31. Mucul yeri pada satu bagia tubuh atara perut da puggug Keteraga : x 1 = Pulmoary TB x 2 = TB Miigitis x 3 = TB Lymphadeopathy x 4 = TB Pleurisy x 5 = TB of The Spie x 6 = Urogeital TB Jumlah pederita TB pada tahu 2011 berdasarka data WHO utuk wilayah regioal Eropa berjumlah 70.837 pederita. Dari jumlah tersebut sebayak 78% mederita Pulmoary TB da sisaya yaitu sebayak 22% mederita Extra-Pulmoary TB [1]. Adapu ilai probabilitas awal (priori) masigmasig jeis peyakit TB terjadi tapa memadag bukti apapu (Fi) didapat dega meghitug jumlah pederita TB dibagi dega jumlah semua data sample yag dilakuka. Nilai ii dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2. Nilai probabilitas awal masig-masig hipotesa No Jeis TB Jumlah Pederita H(Fi) 1. Pulmoary TB 54.955 78% 2. TB Miigitis 268 0,38% 3. TB Lymphadeopathy 3413 4,8% 4. TB Pleurisy 3062 4,3% 5. TB of The Spie 463 0,65% 6. Urogeital TB 585 0,83% Sedagka utuk ilai probabilitas evidece pada setiap hipotesa didapat dega meghitug jumlah kemucula gejala dibagi dega jumlah hipotesa pada setiap jeis TB yag aka dicari. Perhituga algoritma bayes ketika ada seorag pasie megalami gejala sesak afas da mucul bejola di kalejar getah beig dapat dihitug dega cara : = (P(E 6 F x1) * P(E 20 F x1) * P(F x1)) + ( P(E 6 F x2) * P(E 20 F x2) * P(F x2)) + (P(E 6 F x3) * P(E 20 F x3) * P(F x3)) + (P(E 6 F x4) * P(E 20 F x4) * P(F x4)) + (P(E 6 F x5) * P(E 20 F x5) * P(F x5)) + (P(E 6 F x6) * P(E 20 F x6) * P(F x6)) = (0,82*0*0,78) + (0,75*0*0,038) + (0,2*0,9*0,48) + (0,78*0*0,43) + (0,15*0*0,065) + (0,25*0*0,083) = 0,0864 P(F x1 E 6,E 20) = P(E 6 F x1) * P(E 20 F x1) * P(F x1) = (0,82*0*0,78)/0,0864 = 0 P(F x2 E 6,E 20) = P(E 6 F x2) * P(E 20 F x2) * P(F x2) = (0,75*0*0,038)/0,0864 = 0 P(F x3 E 6,E 20) = P(E 3 F x1) * P(E 20 F x3) * P(F x3) P(F x4 E 6,E 20) = P(E 6 F x4) * P(E 20 F x4) * P(F x4) = (0,78*0*0,43)/0,0864 = 0 P(F x5 E 6,E 20) = P(E 6 F x5) * P(E 20 F x5) * P(F x5) = (0,15*0*0,065)/0,0864 = 0 P(F x6 E 6,E 20) = P(E 6 F x6) * P(E 20 F x6) * P(F x6) = (0,25*0*0,083)/0,0864 = 0 633

= (0,2*0,9*0,48)/0,0864 = 1 Dari hasil perhituga diatas, kemugkia besar pasie tersebut terkea peyakit TB Lymphadeopathy. 3.1 Atar muka aplikasi Tampila atar muka sistem pakar diagosa jeis TB dapat dilihat pada gambar 2 sampai dega gambar 5. Gambar 2 merupaka atar muka utuk megiputka jeis peyakit. Gambar 3 adalah atar muka utuk megiputka gejala dari semua peyakit. Iput gejala yag dialami pasie dapat dilihat pada atar muka yag ada di gambar 4. Hasil diagosa ditujukka di atarmuka gambar 5. Gambar 2. Atar muka iput jeis peyakit TB Gambar 3. Atar muka iput gejala semua peyakit TB 634

Gambar 4. Atar muka utuk melakuka diagosa Gambar 5. Atar muka hasil diagosa 4. Simpula Metode Bayes dapat diguaka utuk melakuka diagosa jeis peyakit Tuberculosis berdasarka gejala-gejala yag dimiliki pasie terduga TB. Kebeara dari hasil output sistem ditetuka oleh ilai probabilitas hipotesa tapa memadag gejala apapu da ilai probabilitas kemucula evidece pada setiap hipotesa yag diiputka pada basis pegetahua. Daftar Pustaka [1] WHO. Health Topics Tuberculosis (TB). 2013. [2] Dept. Health Republic of South Africa. Natioal Tuberculosis Maagemet Guidelies 2014. 2014. [3] A. Jati. Pleuritis TB. 2015. [4] V. Agrawal, et al. Tuberculosis of Spie. Joural of Craiovertebral Juctio & Spie. 2010; 1(2) : 75-85 [5] S.P. Adam, A., Parvee. Predictio System For Heart Disease Usig Naive Bayes. 2012; 3(3) : 290-294. [6] Y. Wibisoo. Metode Statistik. 1. Yogyakarta : Adi. 2009 : 45. [7] Zuwada, R. Jaitra. Diagosis da Peatalaksaaa Spodalitas Tuberkulosis. CDK-208. 2013; 40(9) : 661-673. [8] A.A. Fogueiredo, A.M. Luco. Urogeital Tuberculosis : Update ad Review of 8961 Cases From bthe World Literatures. Urology Joural. 2008; 10(3) : 207-217. 635