BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

PERANCANGAN PRASARANA JALAN KERETA API ANTARA STASIUN CICURUG DAN PT.DANONE AQUA MEKARSARI SUKABUMI

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

D3 TEKNIS SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat dapat dikatakan baik apabila transportasi tersebut dapat

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sumatera Tahun 2030 (sumber: RIPNAS, Kemenhub, 2011)

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAH ULU AN 1.1 Latar Belakang

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

ANALISIS ANGKUTAN KERETA API DAN IMPLIKASINYA PADA BUMN PERKERETAAPIAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUPADI NIM : NIRM :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

-2- perawatan oleh tenaga yang telah memiliki kualifikasi keahlian sesuai dengan bidangnya. Dalam rangka meningkatkan keselamatan atas pengoperasian p

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Model ekonomi keseimbangan umum digunakan untuk menganalisis secara

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta sebagai metropolitan dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat menghasilkan permasalahan mendasar yang pelik dan salah satunya adalah ketersediaan air minum akan menjadi persoalan besar di masa mendatang bila tidak diantisipasi dari sekarang. Khusus untuk Jakarta, persoalan yang sudah mengemuka sejak sepuluh tahun terakhir adalah menyangkut sumber air baku dan kontinuitas pasokan, pola kerja sama antarpihak yang terkait penyediaan air bersih, dan pengembangan infrastruktur serta teknologi pengolahan air bersih. Persoalan yang saling kait-mengkait ini menjadi semacam bom waktu yang akan meledak kapan saja. Berdasarkan data dari Asosiasi Air Kemasan Indonesia tahun 2011, yang dapat ditunjukan dengan grafik dibawah ini. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 1

Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.2 Grafik persentase konsumsi air minum berdasarkan jenis kemasan Dari grafik diatas menunjukkan volume konsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) diperkirakan bisa mencapai 19,8 miliar liter pada tahun 2012 dimana pada tahun 2011, konsumsi mencapai 17,9 miliar liter. Konsumsi AMDK terus mengalami peningkatan. Rata-rata tumbuh 11-12 persen per tahun. Saat ini, ada sekitar 1.500 merek AMDK di Indonesia, kata Ketua Umum Asosiasi Air Kemasan Indonesia (AMDK) Hendro Baruno di Jakarta. Berdasarkan jenis, konsumsi kemasan galon masih mendominasi hingga sekitar 70 persen. Sisanya, jenis small packages size (SPS). Dari total konsumsi AMDK jenis SPS, kemasan 600 mililiter (ml) mendominasi sekitar 42 persen, menyusul kemasan 240 ml dengan 30 persen, dan 1.500 ml dengan porsi 28 persen. Konsumsi tertinggi terjadi di kawasan Jabodetabek yakni 39 persen. Dengan untuk keseluruhan pulau Jawa adalah 40% dan daerah lainnya 21 persen. PT Tirta investama atau Danone Aqua sebagai salah satu produsen AMDK terkemuka di Indonesia, memenuhi kebutuhan akan air minum kota Jakarta setiap harinya dengan kisaran 200-250 truk container yang bergerak pulang-pergi dari Cicurug ke Jakarta. Selama perjalanan, tentunya dengan kondisi kinerja jaringan jalan dan lalu lintas yang ada, kendala kemacetan menjadi perhatian serius bagi PT. Danone Aqua. ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 2

Untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan di kota Jakarta dan sekitarnya, PT. Danone Aqua menggarap memorandum of understanding (MoU) dengan PT KAI, di Jakarta pada, Jumat, 9 Desember 2011. Keberadaan sarana transportasi alternatif untuk membawa produk air mineral Aqua sebesar 4000 ton perhari (setara dengan 100 truk kontainer) dengan menggunakan kereta api tentunya merupakan salah satu solusi positif dalam usaha mengurangi kepadatan jalan raya sekaligus perintis dalam mengalihkan sistem angkutan barang bagi pebisnis di Jabodetabek. Kelebihan dari moda angkutan kereta api ini menurut Utomo (2005), yaitu : a. Mempunyai jangkauan pelayanan transportasi barang dan orang untuk jarak pendek, sedang dan jauh dengan kapasitas angkut yang besar b. Penggunaan energi relatif kecil. Dalam hal ini penggunaan energi untuk kereta api relatif kecil dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 1.1 dan Tabel 1.2. Tabel 1.1 Konsumsi penggunaan energi BBM berbagai moda transportasi No. Moda Transportasi Konsumsi Konsumsi Volume angkut energi BBM energi BBM (orang) (ltr/km) (ltr/orang) 1. Kereta Api 1500 3 0,002 2. Pesawat Terbang 500 40 0,08 3. Kapal Laut 1500 10 0,006 Sumber : Utomo (2005) Tabel 1.2 Besarnya daya yang diperlukan oleh moda transportasi untuk memindahkan 1 ton barang Moda Transportasi Daya untuk memindahkan 1 ton barang(tenaga kuda) Pesawat Jet 300 Truk Jalan Raya 20 Kapal Laut 1,5 Kereta Api 3 Sumber : Utomo (2005) ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 3

c. Kehandalan keselamatan perjalanan lebih baik dibandingkan dengan moda lain. Hal ini karena kereta api mempunyai jalur tersendiri yaitu berupa jalan rel, dan fasilitas terminal yang tersendiri pula sehingga tidak terpengaruh oleh kegiatan lalu lintas transportasi non kereta api, yang dengan demikian terjadinya konflik dengan moda lain sangat kecil. d. Mempunyai kehandalan dalam ketepatan waktu. Hal ini karena kereta api mempunyai jalur sendiri sehingga memungkinkan kecepatan relatif konstan, sehingga memudahkan dalam pengaturan waktu perjalanan. Perjalanannya tidak terpangaruh oleh keadaan cuaca. e. Ekonomis dalam hal penggunaan ruang untuk jalurnya dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. f. Polusi, getaran dan kebisingan relatif kecil. Dalam aspek lingkungan, pada umumnya pengaruh transportasi dianggap negatif, yaitu menghasilkan polusi udara, kebisingan, getaran dan penggunaan energi. Khusus kereta api, teknologi sarana dan prasarana terus berkembang termasuk dalam mengatasi masalah polusi. Polusi udara, baik oleh gas buang,maupun partikel dan kebisingan serta getaran oleh kereta api dibandingkan dengan moda transportasi kendaraan bermotor darat lainnya relatif kecil,dibandingkan truk yang lebih polutif apalagi untuk jenis kereta listrik. g. Sangat baik untuk pelayanan khusus dalam aspek pertahanan keamanan, karena mempunyai kapasitas angkut yang besar dan dapat dilaksanakan tanpa banyak memberikan dampak sosial. h. Kecepatan perjalanan dapat bervariasi dari yang lambat sampai cepat. i. Mempunyai aksesibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan transportasi air dan udara. Pabrik PT. Danone Aqua Mekarsari secara administrasi terletak di Kabupaten Sukabumi. Secara posisi topografi terletak pada posisis 06⁰47 39.27 LS 106⁰46 29.86 BT sampai dengan 06⁰47 39.27 LS 106⁰46 40.69 BT. Lokasi pabrik terletak di sebelah selatan stasiun Cicurug dengan jarak sekitar 600 m dengan luas sekitar 6 hektar dengan lahan belum terbangun seluas 2 hektar yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai prasarana pendukung produksi pabrik Mekarsari ini. ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 4

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan tugas akhir Diploma- IV jurusan teknik sipil ini, judul tugas akhir yang akan diambil adalah Perancangan Prasarana Jalan Kereta Api Antara Stasiun Cicurug dan PT. Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi. 1.2 Lokasi Perancangan Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini mengambil lokasi Antara Stasiun Cicurug dan Pabrik PT. Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi Pabrik Mekarsari Sumber : Google Earth Gambar 1.3 Peta Jawa Barat ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 5

Sumber : Data Konsultan Gambar 1.4 Situasi Pabrik PT.Danone Aqua Mekarsari 1.3 Tujuan dan Manfaat Perancangan 1.3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah: a. Merancang prasarana jalan rel antara Stasiun Cicurug menuju PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi meliputi perhitungan, draft spesifikasi teknis dan pelaksanaan, serta gambar perancangan. b. Menghitung nilai konstruksi hasil perancangan prasarana jalan rel antara Stasiun Cicurug menuju PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi dengan metode E-E. c. Merancang tahapan pelaksanaan dan estimasi waktu dari perancangan prasarana jalan rel antara Stasiun Cicurug menuju PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi. 1.3.2. Manfaat Perancangan Sedangkan manfaat dari perancangan ini antara lain: a. Bagi Perancang Dapat mendesain prasarana jalan kereta api antara Stasiun Cicurug menuju PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi. ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 6

b. Bagi Pihak Terkait Dapat menggunakan desain prasarana jalan kereta api menuju pabrik PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi. 1.4 Ruang Lingkup Pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, hal-hal yang dapat disajikan dalam laporan ini meliputi : 1. Perancangan prasarana jalan kereta api difokuskan pada aspek teknis yang dibutuhkan untuk penyediaan akses trase jalan rel dari stasiun ke areal pabrik (terminal bongkar muat). 2. Aspek teknis yang akan ditinjau adalah perancangan ruang pada jalan rel yang meliputi ketersediaan RUMAJA (Ruang Manfaat Jalan), RUMIJA (Ruang Milik Jalan), dan RUWASJA (Ruang Pengawasan Jalan), Ruang banguan dan Ruang bebas untuk penyediaan akses trase jalan rel dari Stasiun Cicurug ke terminal bongkar muat di areal pabrik. 3. Aspek teknis berikutnya yang akan ditinjau adalah perancangan geometrik yang meliputi desain alinemen horizontal dan alinemen vertikal untuk penyediaan akses trase jalan rel dari Stasiun Cicurug ke terminal bongkar muat di areal pabrik. 4. Untuk konstruksi badan jalan rel hanya meninjau dari rel, penambat rel, bantalan rel, lapisan balas dan sub balas, serta perhitungan volume galian dan timbunan untuk badan jalan rel. 5. Tinjauan pada bangunan hikmat (jembatan) untuk perancangan prasarana jalan kereta api ini hanya berupa pemilihan tipikal penanganan yang akan dilakukan pada bangunan hikmat (jembatan) saat akses trase jalan kereta api dari stasiun menuju area pabrik akan dirancang dimana pemilihan tipikal penanganan didasarkan pada pemilihan bentang, bahan dari bangunan hikmat yang akan digunakan. 6. Serta pola perjalanan kereta api antara Stasiun Cicurug dan PT.Danone Aqua Mekarsari, dalam hal ini kemampuan pengangkutan dari pihak kereta api dan pihak PT. Danone Aqua Mekarsari. 7. Dimana semua item perancangan akan menghasilkan output berupa perhitungan, draft spesifikasi teknis dan pelaksanaan, serta perancangan prasarana jalan rel untuk penyediaan akses trase. gambar ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 7

8. Merancang tahapan pelaksanaan dari perancangan prasarana jalan rel antara Stasiun Cicurug menuju PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi. 9. Menghitung nilai konstruksi hasil perancangan prasarana jalan rel antara Stasiun Cicurug menuju PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi (dengan metode E-E). 10. Melakukan estimasi waktu untuk pelaksanaan yang didasarkan pada hasil desain, perkiraan volume pekerjaan, tahapan pelaksanaan yang akan dikerjakan. 11. Perancangan mengacu pada Peraturan Dinas PJKA No.10 Tahun 1986, UU No 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan turunannya (peraturan lainnya yang relevan). 1.5 Sistematika Penulisan Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dibuat 6 bab,dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab.keenam bab itu adalah : BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang Latar Belakang, Lokasi Pengamatan, Tujuan dan Manfaat Perancangan, Ruang Lingkup, Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi kajian pustaka dari literatur tentang prasarana jalan kereta api. BAB III DASAR TEORI Berisi teori teori serta rumusan yang relevan dengan perancangan prasarana jalan kereta api. BAB IV METODOLOGI Berisi tentang prosedur perancangan yang akan dilakukan sehingga menghasilkan desain prasarana jalan kereta api antara Stasiun Cicurug dan PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi dimana akan digunakan sebagai jalur alternatif untuk masa yang akan datang. BAB V PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang perancangan dan pembahasan dari perancangan prasarana jalan kereta api antara Stasiun Cicurug dan PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi. ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 8

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai hasil dari perancangan prasarana jalan kereta api antara Stasiun Cicurug dan PT.Danone Aqua Mekarsari, Sukabumi. ASEP HENDRIK RUSTENDI, PERANCANGAN PRASARANA JALAN... I - 9