BAB 1 PENDAH ULU AN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki cakupan wilayah sangat luas, yang terdiri dari daerah daratan dan lautan. Indonesia terletak pada 6 o Lintang Selatan - 11 o Lintang Utara dan 95 o o Bujur Timur, serta dikelilingi oleh 2 samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia serta 2 benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Indonesia memiliki luas wilayah total sebesar km 2 dengan pembagian luas wilayahnya daratan seluas km² dan lautan seluas km². Dengan besarnya cakupan wilayah lautan di Indonesia, sebenarnya Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Namun dengan luas daratan yang mencapai km² Indonesia juga merupakan negara dengan daratan terluas ke-15 di dunia. Besarnya luas wilayah Indonesia tersebut tentu sangat mempengaruhi semua sisi kehidupan dalam berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia. Pemenuhan kebutuhan di tiap daerah pun menjadi sebuah permasalahan yang akan selalu timbul mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang masih memiliki banyak daerah terpencil. Tidak hanya daerah terpencil yang terpisahkan oleh lautan, daerah-daerah terpencil yang berada di daratan pun masih banyak yang belum maksimal pemerataan kesejahteraannya. Untuk menanggulangi hal tersebut, Indonesia sebagai negara yang besar diharuskan memiliki sistem transportasi yang terintegrasi dengan baik sehingga dapat mencakup seluruh wilayah kedaulatannya secara merata. Transportasi sendiri memiliki banyak arti menurut beberapa ahli. Tamin (1997) menyebutkan bahwa transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari prasarana atau sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan ke seluruh wilayah sehingga terakomodasi mobilitas penduduk, dimung kinkan adanya pergerakan barang dan dimungkinkannya akses ke semua wilayah. 1

2 2 Sementara itu menurut Morlok (1978), fungsi transportasi adalah untuk menggerakkan atau memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sistem tertentu untuk tujuan tertentu. Berdasarkan definisi di atas, transportasi memiliki fungsi untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Dengan luasnya wilayah Indonesia dibutuhkan jaringan transportasi yang memadai baik itu moda transportasi darat, laut maupun udara. Khususnya pada moda transportasi darat, dikenal banyak jenis alat transportasi darat yang dapat digunakan tergantung pada kebutuhan yang harus dipenuhi, salah satunya kereta api. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya. Diantara moda transportasi darat lain, kereta api adalah moda transportasi darat yang sangat efektif dan efisien. Esveld (2001) menyebutkan penggunaan kereta api memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut. 1. Penggunaan ruang untuk jalur kereta api yang terbatas dibandingkan dengan daya angkut kereta yang besar. 2. Memiliki faktor keandalan dan keamanan yang tinggi. 3. Operasional dan manajemen kereta dapat dilaku kan secara otomatis dengan bantuan alat elektronik. 4. Efek terhadap lingkungan tergolong kecil. Selain itu, Esveld (2001) juga menyebutkan kereta api memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pesawat udara untuk kelompok transportasi yang berjarak sedang sebagai berikut. 1. Transportasi perkotaan dan komuter yang berkualitas tinggi. 2. Transportasi antar kota yang berkecepatan tinggi dengan jangkauan hingga 800 km. 3. Transportasi malam antar kota yang nyaman dengan jangkauan hingga 1500 km. 4. Sebagai alat transportasi yang dapat disewa dengan jangka waktu tertentu.

3 3 Untuk mendukung lancarnya pengoperasian perkeretaapian di Indonesia, tentu diperlukan ketersediaan prasarana yang baik. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perawatan Prasarana Perkeretaapian menyebutkan yang dimaksud dengan prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. Jalur kereta api sendiri kemudian terbagi menjadi tiga bagian, yaitu jalan rel, terowongan dan jembatan. Jembatan kereta api adalah suatu struktur bangunan yang digunakan untuk menyambungkan jalur kereta api yang terputus, baik karena adanya sungai, lembah, persimpangan dengan jalan raya dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhannya, jembatan kereta api memiliki bentuk struktur yang sangat bervariasi dari struktur berbentuk sederhana seperti beam hingga struktur yang rum it seperti bentuk truss dan lain-lain. Dalam perencanaan dan perancangannya jembatan kereta api harus mampu menahan beban saat pengoperasian kereta api, baik berupa beban dinamis maupun beban statis. Selain itu perencanaan jembatan kereta api juga harus memikirkan nilai ekonomis dari jembatan tersebut. Jembatan kereta api direncanakan untuk memiliki masa layan yang sesuai dengan umur rencananya. Kegiatan perawatan jembatan mutlak diperlukan demi menjaga masa layan jembatan kereta api agar sesuai dengan perencanaan. Kegiatan perawatan jembatan juga harus dilaksanakan dengan tanpa mengganggu perjalanan kereta api. Untuk dapat melakukan kegiatan perawatan yang tidak mengganggu kegiatan operasional kereta api, maka perencana wajib mengetahui tentang Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) dan window time. Pada pekerjaan perawatan jalur kereta api, Gapeka dan window time merupakan dua hal yang sangat berhubungan erat. Gapeka adalah jadwal perjalanan kereta api yang memuat jadwal berhenti yang sudah ditentukan sejak awal, baik itu berhenti untuk naik atau turun penumpang di stasiun kereta api, atau berhenti karena silangan atau disusul. Istilah window time masih kurang dikenal selain oleh pihak-

4 4 pihak yang berhubungan dalam kegiatan perkeretaapian. Studi yang mempelajari dan informasi tentang window time pun termasuk masih sangat terbata s walaupun pemanfaatan window time memberikan keuntungan yang sangat besar pada kegiatan perawatan di jalur kereta api. Oleh karena hal tersebut perlu diadakan penelitian yang membahas mengenai window time dan implikasinya pada suatu pekerjaan di jembatan kereta api. Penelitian ini mengambil studi kasus pada pekerjaan penggeseran jembatan yang belum banyak diulas kasus pembahasannya. Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini semakin banyak pihak mengenal mengenai window time dan aplikasinya pada pekerjaan jembatan kereta api. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini. Permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan, yaitu: 1. Apakah yang dimaksud dengan window time? 2. Apa peran window time pada pekerjaan jembatan kereta api? 3. Bagaimana pemanfaatan window time pada pekerjaan penggeseran jembatan kereta api? Dengan diadakannya penelitian tugas akhir ini, diharapkan permasalahan - permasalahan yang telah disebutkan di atas dapat dijawab dengan jelas. 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendefinisikan window time pada pekerjaan penggeseran jembatan kereta api. 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan window time. 3. Mengetahui pengaruh perhitungan alokasi window time terhadap kebutuhan waktu pekerjaan penggeseran jembatan kereta api.

5 5 4. Mengevaluasi aplikasi pelaksanaan window time pada pekerjaan penggeseran jembatan kereta api. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai seberapa besar pengaruh efektivitas dari suatu pekerjaan jembatan kereta api dengan pemanfaatan window time secara optimal. 2. Memberikan masukan dan evaluasi bagi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan PT KAI Indonesia dalam pelaksanaan pekerjaan jembatan kereta api dengan memperhitungkan window time sehingga mendapatkan keuntungan dan hasil yang optimal serta metode pekerjaan yang paling efisien. 3. Memberikan pertimbangan bagi pihak terkait dalam mengambil keputusan pada saat melaksanakan pekerjaan jembatan kereta api. 4. Memberikan informasi tambahan bagi masyarakat um um mengenai istila h dan penggunaan window time untuk perkerjaan jembatan kereta api dan pekerjaaan perawatan jalur kereta api. 1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Window time dianalisis pada pekerjaan penggeseran Jembatan BH 16 A jalur lintas Duri Tangerang, tepatnya di antara Stasiun Pesing Stasiun Taman Kota KM Pekerjaan pra-pelaksanaan penggeseran jembatan dan kelistrikan tidak menjadi fokus pada penelitian ini. 3. Pekerjaan pembongkaran jembatan lama tidak dibahas pada penelitian ini. 4. Penelitian tidak melakukan perhitungan pembebanan jembatan. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait tema yang berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

6 6 1. Zhang et al (2010) meneliti mengenai metode konstruksi untuk penggantian jembatan kereta api lama secara cepat. Penelitian bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai metode kerja yang efektif untuk mengganti jembatan kereta api yang sudah rusak parah. Dalam penelitian ini dijelaskan 2 metode untuk mengganti jembatan kereta api secara efektif dan efisien, yaitu dengan metode penggunaan overline gantry cranes dan traversing loop wheel machines. 2. Lin et al (2014) meneliti tentang rehabilitasi dan restorasi pada jembatanjembatan besi kereta api yang sudah tua. Penelitian ini dilakukan untuk memperkenalkan metode perkuatan untuk jembatan-jembatan kereta api baja tua dengan menggunakan karet lateks m ortar, piringan polimer yang diperkuat serat kaca, beton ringan yang cepat mengeras dan tulangan perkuatan. Pada penelitian ini digunakan hasil tes laboratorium dan hasil tes lapangan untuk mengkonfirmasi efek dari penggunaan metode perkuatan tersebut. 3. Putera (2007) meneliti tentang kekuatan struktur atas jembatan kereta api rangka baja tipe Warren truss dengan penambahan batang vertikal. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tata cara perhitungan struktur jembatan rel kereta api dan mengetahui kekuatan serta kemampuan layanan bagian-bagian struktur jembatan. Hasil dari penelitian ini adalah jembatan kereta api BH 1947 Km daerah Bogowonto, lintas Kutoarjo Yogyakarta telah memenuhi persyaratan dari segi bentuk, struktur atas jembatan, stabilitas struktur jembatan dan profil yang digunakan berdasarkan peraturan serta ketentuan yang berlaku. 4. Higgins (1998) meneliti mengenai penjadwalan pada kebutuhan tenaga kerja dan aktivitasnya di pekerjaan perawatan jalur kereta api. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kom binasi dari biaya perawatan jalur kereta api seminimal mungkin namun tetap menjaga kondisi jalur kereta api pada batas yang diizinkan. Penelitian dilakukan pada jalur kereta api sepanjang 305 km selama 4 hari pengamatan dan pengujian masalah yang

7 7 terdiri dari 90 jenis aktivitas perawatan dan 23 tena ga perawat jalur kereta api. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas terletak pada lokasi penelitian, objek penelitian dan metode pekerjaan yang digunakan. Pada penelitian ini objek penelitian adalah jembatan BH 16 A jalur lintas Duri Tangerang yang berada di Daop I Jakarta, PT KAI dan metode pekerjaan yang digunakan adalah metode penggeseran jembatan. Selain itu penelitian ini lebih menitikberatkan pada memaksimalkan alokasi penggunaan window time untuk melaksanakan pekerjaan penggeseran jembatan tanpa mempengaruhi operasional kereta api yaitu KRL yang setiap hari melayani perjalanan lintas Duri - Tangerang.