BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

Lampiran 1. Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Dari 17 perusahaan yang


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 Cetakan V. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan selama periode penelitian yang dilakukan. yang dijadikan bahan kajian penelitian lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: RinekaCipta.

Tabel 4.1 Daftar Populasi Perusahaan Food and Beverages

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

DAFTAR ISI. Halaman. viii

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu dengan objek penelitian yang difokuskan pada Perusahaan

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI

Keywords: Company Size, Sales Growth, Profitability, Asset Structure and Capital Structure

Jumlah nilai maksimal 5 0

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

DAFTAR PUSTAKA. Kedelapan Buku 2. Jakarta: Erlangga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Return On Asset.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Dari 14

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi

DAFTAR PUSTAKA. Gitman, Lawrence J Principles of Managerial Finance, seventeeth edition. Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA. Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2

ABSTRACT. Keywords : Cash turnover, Receivable turnover, Inventory turnover and Firm size

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

No Nama Perusahaan Kode Sampel. PT. Pioneerindo Gourmet Internasional

PENGARUH EARNING PER SHARE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan sampel menggunakan purpose sampling dengan beberapa syarat. Tabel 4.1 Data Sampel yang di Teliti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

Daftar Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja perusahaan tercatat dan factbook terbit tahun pada perusahaan

DAFTAR PUSTAKA. D. Nachrowi.(2006). Ekonometrika Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran C : Berkas Administrasi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perusahaan

Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun

Brealey, Myers, & Marcus. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Perusahaan, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

Kata Kunci : Struktur Aktiva, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Struktur Modal

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Perusahaan yag dimaksud adalah perusahaan yang tergabung dalam kelompok manufaktur sub sektor mkanaan dan minuman. Namun tidak semua perusahaan sub sektor makanan dan minuman dijadikan sampel, tetapi yan memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu perusahaan yang konsisten mencatumkan nilai pasar harga saham dalam annual report selama empat tahun berturut-turut pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Dari kriteria yang ditetapkan diatas, diperoleh daftar perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 59

60 Tabel 4. 1 Daftar Sampel Penelitian No Kode Perusahaan Tanggal IPO 1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 11-Jun-97 2 ALTO PT. Tri Banyan Tirta, Tbk 10-Jul-10 3 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk 9-Jul-96 4 DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk 12-Feb-84 5 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 7-Oct-10 6 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 14-Jul-94 7 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 17-Jan-94 8 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk 4-Jul-90 9 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 18-Oct-94 10 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 28-Jun-10 11 SKBM PT. Sekar Bumi, Tbk 28-Sep-12 12 SKLT PT. Sekar Laut, Tbk 8-Sep-93 13 STTP PT. Siantar Top, Tbk 16-Dec-96 14 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company, Tbk 2-Jul-90 Sumber: www.idx.co.id

61 B. Statisik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan. Table dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang ada pada pemodelan data panel penelitian skripsi ini. Uji normalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah residualnya telah terdistribusi secara normal. Variabel-variabel penelitian tersebut diinterpretasikan dalam nilai mean, median, maximum, minimum, dan probability. Hasil statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Data Penelitian EPS CR DER HARGA SAHAM Mean 1293.20 202.36 6.33 5098 Maximum 17621.38 642.37 1.77 30500 Minimum -33.00 51.39 3.03 122 Std. Dev. 4010.995 114.8375 19.36252 7028.473763 Observations 42 42 42 42 Hasil dari statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa jumlah observasi dari penelitian ini adalh 42, penelitian ini menggunakan analisis data panel. Gabungan antara cross section dan time series, dengan cross

62 section sebanyak 14 perusahaan dan time series selama tiga tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Sehingga didapat jumlah observasi sebanyak 42. Table 4.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan di dalam penelitian ini sebanyak 14 data yang diambil dari Lapoan Keuangan Tahunan yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman periode 2013 2015. Tabel 4.3 Harga Saham 14 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam BEI Periode 2013 2015 No Perusahaan Harga Saham (Rp) 2013 2014 2015 1 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 1,430 2,095 1,210 2 PT. Tri Banyan Tirta, Tbk 570 352 325 3 PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk 1,160 1,500 675 4 PT. Delta Djakarta, Tbk 3,800 3,900 5,200 5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 10,200 13,100 13,475 6 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 6,600 6,750 5,175 7 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 12,000 11,950 8,200 8 PT. Mayora Indah, Tbk 26,000 20,900 30,500

63 No Perusahaan Harga Saham (Rp) 2013 2014 2015 9 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 150 143 122 10 PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 1,020 1,385 1,265 11 PT. Sekar Bumi, Tbk 480 970 945 12 PT. Sekar Laut, Tbk 180 300 370 13 PT. Siantar Top, Tbk 1,550 2,880 3,015 14 PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company, Tbk 4,500 3,720 3,945 Sumber: Data yang telah diolah Dalam table 4.3, data harga saham menunjukkan bahwa harga saham terendah sebesar Rp 122 yaitu PT Prashida Aneka Niaga Tbk. pada periode 2015 dan harga saham tertinggi sebesar Rp 30,500 yaitu PT Mayora Indah Tbk. periode 2015. Perhitungan mean atau rata-rata dari harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2013 2015 sebesar Rp 5,098. Sedangkan standar deviasi sebesar Rp 7,028.473763 menunjukkan data variabel harga saham yang belum baik, karena nilainya yang lebih besar mean-nya.

64 Tabel 4.4 EPS 14 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam BEI Periode 2013 2015 (dalam Rp) No Perusahaan EPS (Rp) 2013 2014 2015 1 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 106.08 113.40 96.45 2 PT. Tri Banyan Tirta, Tbk 5.51 4.61-11.11 3 PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk 218.72 137.82 358.15 4 PT. Delta Djakarta, Tbk 16514.56 17621.38 11895.11 5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 31.63 446.62 514.62 6 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 285.16 442.50 338.02 7 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 555.76 257.00 344.00 8 PT. Mayora Indah, Tbk 1164.83 451.31 1364.15 9 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 10.00-21.00-33.00 10 PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 31.22 37.26 53.45 11 PT. Sekar Bumi, Tbk 67.83 80.23 44.48 12 PT. Sekar Laut, Tbk 16.90 24.56 29.55 13 PT. Siantar Top, Tbk 87.38 94.27 141.78 14 PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company, Tbk 112.60 100.89 179.71 Sumber: Data yang telah diolah

65 Dalam Tabel 4.6, data EPS menunjukkan bahwa nilai terendah sebesar Rp -33.00 pada PT Prashida Aneka Niaga Tbk periode 2015 dan nilai tertinggi sebesar Rp 1,7621.38 pada PT Delta Djakarta Tbk periode 2014. Perhitungan mean atau rata-rata dari EPS pada perusahaan mnufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2013-2015 sebesar Rp 1,293.20. Sedangkan standar deviasi sebesar Rp 4,010.995 menunjukkan data variabel EPS belum baik, karena standar dviasinya lebih besar daripada nilai mean-nya. Tabel 4.5 CR 14 PerusahaanManufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam BEI periode 2013 2015 (dalam %) No Perusahaan CR (%) 2013 2014 2015 1 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 175.03 266.33 162.29 2 PT. Tri Banyan Tirta, Tbk 183.60 307.57 158.27 3 PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk 163.22 146.56 153.47 4 PT. Delta Djakarta, Tbk 470.54 447.32 642.37 5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 241.06 218.32 232.60 6 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 166.73 180.74 270.53

66 Perusahaan CR (%) No 2013 2014 2015 7 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 97.75 51.39 58.42 8 PT. Mayora Indah, Tbk 244.34 208.99 236.53 9 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 168.00 146.00 121.00 10 PT. Nippon Indosari Corporindo, 113.64 136.64 205.34 Tbk 11 PT. Sekar Bumi, Tbk 124.83 147.71 114.51 12 PT. Sekar Laut, Tbk 123.38 118.38 119.25 13 PT. Siantar Top, Tbk 114.24 148.42 157.89 14 PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company, Tbk Sumber: Data yang telah diolah 247.01 334.46 374.55 Dalam table 4.5 diatas, data Current Ratio (CR) menunjukkan data terendah senilai 51.39%, yaitu pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk periode 2014 dan nilai tertinggi sebesar 642.37% yaitu pada PT Delta Djakarta Tbk peiode 2015 dengan mean atau rata-rata sebesar 202.36%, sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 114.8375%, sehingga data CR dapat diikatakan baik karena nilai standar deviasinya lebih kecil dibandingkan nilai mean-nya.

67 Tabel 4.6 DER 14 PerusahaanManufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam BEI periode 2013 2015 (dalam %) No Perusahaan DER (%) 2013 2014 2015 1 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 1.13 1.05 1.28 2 PT. Tri Banyan Tirta, Tbk 1.77 1.33 1.33 3 PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk 1.02 1.39 1.32 4 PT. Delta Djakarta, Tbk 0.28 0.30 0.22 5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 0.60 0.66 0.62 6 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 1.04 1.08 1.13 7 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 0.80 3.03 1.74 8 PT. Mayora Indah, Tbk 1.47 1.51 1.18 9 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 0.65 0.67 0.91 10 PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 1.32 1.23 1.28 11 PT. Sekar Bumi, Tbk 1.47 1.04 1.22 12 PT. Sekar Laut, Tbk 1.16 1.16 1.48 13 PT. Siantar Top, Tbk 1.12 1.08 0.90 14 PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company, Tbk 0.40 0.29 0.27 Sumber: Data yang telah diolah

68 Dalam table 4.4 Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai terendah sebesar 0.22 yaitu pada PT Delta Djakarta Tbk pada periode 2015, dan nilai tertinggi sebesar 3.03 yaitu pada PT Prashida Aneka Niaga Tbk periode 2015 dengan mean atau rata-rata sebesar 6.33. Sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 19.36252, sehingga data variabel DER dapat dikatakan belum baik karena nilai standar deviasinya lebih besar dibandingkan nilai mean-nya. C. Uji Asumsi dan Kualitas Variabel Penelitian 1. Uji Stasioner Dalam penelitian ini uji stasioner data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 9. Untuk mengetahui stasioner data, digunakan metode uji akar unit. Uji akar unit bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar-akar unit) atau tidak stasioner (ada akar-akar unit) (Widarjono, 2007). Dala penelitian ini untuk menguji stasioner data menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF test), dengan hipotesa sebagai berikut. : Terdapat unit root (data tidak stasioner) H 1 : Tidak terdapat unit root (data stasioner) Data dikatakan stasioner apabila nilai ADF statistik lebih kecil dibandingkan nilai critical value 5%. Apabila nilai statistic ADF lebih

69 besar dibandingkan dengan nilai critical value 5%, mkaa perlu dilakukan differencing. Berikut hasil uji stasioner untuk variabel Earning Per Share menggunakan program Eviews 9: Tabel 4.7 Uji Stasioner Earning Per Share Null Hypothesis: EPS has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 8 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.660521 0.0038 Test critical values: 1% level -4.262735 5% level -3.552973 10% level -3.209642 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil uji stasioner diatas (Tabel 4.11) diperoleh nilai ADF test sebesar -4.660521 < -3.552973. Dimana nilai probabilitasnya 0.0038 < 0.005. Artinya, data Earning Per Share tersebut stationer dan dapat Berikut hasil uji stasioner untuk variabel Current Ratio (CR) menggunakan program statistik Eviews 9:

70 Tabel 4.8 Uji Stasioner Current Ratio Null Hypothesis: CR has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.164555 0.1057 Test critical values: 1% level -4.198503 5% level -3.523623 10% level -3.192902 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari output yang dihasilkan (Tabel 4.9), terlihat bahwa nilai ADFtest sebesar -3.164555 > -3.523623. Dimana nilai probabilitasnya 0.1057 > 5%. Artinya data Current Ratio tersebut tidak stasioner dan perlu dilakukan uji lebih lanjut agar data menjadi stationer, yaitu dengan melakukan differencing yaitu data yang asli Yt diganti dengan perbedaan pertama data asli. Berikut hasil uji stasioner dengan melakukan first difference dengan menggunakan program Eviews 9:

71 Tabel 4.9 Uji Stasioner Current Ratio First Difference Null Hypothesis: D(CR) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.953487 0.0000 Test critical values: 1% level -4.205004 5% level -3.526609 10% level -3.194611 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari output yang dihasilkan (Tabel 4.10), terlihat bahwa nilai ADF lebih kecil dari nilai critical value 5% yaitu -7.953487 < -3.526609. Serta nilai probabilitasnya sebesar 0.0000 sudah lebih kecil dari 5% ( 0.0000 < 0.05). Dengan demikian data telah stasioner pada diferensiasi tahap pertama (1 st difference) dan dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Berikut hasil uji stasioner untuk variabel Debt to Equity Ratio menggunakan program statistik Eviews 9:

72 Tabel 4.10 Uji Stasioner Debt to Equity Ratio Null Hypothesis: DER has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.148788 0.1091 Test critical values: 1% level -4.198503 5% level -3.523623 10% level -3.192902 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil uji stasioner (Tabel 4.7)diperoleh nilai ADF-test sebesar -3.148788 > -3.523623. Dimana nilai probabilitasnya 0.1091 > 5%. Artinya data Debt to Equity Ratio tersebut tidak stasioner dan diperlukan uji lebih lanjut agar data menjadi stasioner, yaitu dengan melakukan differencing yaitu data yang asli Yt diganti dengan perbedaan pertama data. Berikut hasil uji stasioner dengan melakukan first differencing dengan menggunakan program Eviews 9:

73 Tabel 4.11 Uji Stasioner Debt to Equity Ratio First Different Null Hypothesis: D(DER) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.289257 0.0006 Test critical values: 1% level -4.219126 5% level -3.533083 10% level -3.198312 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari output yang dihasilkan (Tabel 4.8), terlihat bahwa nilai ADF lebih kecil dari nilai critical value 5% yaitu -5.289257 < -3.533083. Serta nilai probabilitasnya sebesar 0.0006 sudah lebih kecil dari 5% (0.0006 < 0.005). Dengan demikian data telah stasioner pada diferensiasi tahap pertama (1 st difference) dan dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Berikut hasil uji stasioner untuk variabel Harga Saham menggunakan program statistic Eviews 9:

74 Tabel 4.12 Uji Staioner Harga Saham Null Hypothesis: HS has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.011206 0.1416 Test critical values: 1% level -4.198503 5% level -3.523623 10% level -3.192902 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil uji stasioner diatas (Tabel 4.12) diperoleh nilai ADF test sebesar -3.011206 > -3.523623. Dimana nilai probabilitasnya 0.1416 > 5% artinya data harga saham tersebut tidak stasioner dan perlu dilakukan uji lebih lanjut agar data menjadi stasioner, yaitu dengan dilakukan differencing. Proses differensing yaitu data asli Yt diganti dengan perbedaan pertama dan asli. Berikut hasil uji stasioner dengan melakukan first difference menggunakan program statistic Eviews 9:

75 Tabel 4.13 Uji Staioner Harga Saham First Difference Null Hypothesis: D(HS) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.515073 0.0000 Test critical values: 1% level -4.205004 5% level -3.526609 10% level -3.194611 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari output yang dihasilkan (Tabel 4.13), terlihat bahwa nilai ADF test lebih kecil dari nilai critical value 5%, yaitu -8.515073 < -3.526609. Serta nilai probabilitasnya sebesar 0.0000 sudah lebih kecil dari 5% (0.0000 < 0.05). Dengan demikian data telah stasioner pada diferensiasi tahap pertama (1 st difference) dan dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya. D. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Model Regresi Pemodelan dalam menggunakan teknik regresi panel data dapat menggunakan tiga pendekatan alternative metode dalam pengolahannya. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah: common effect, fixed effect dan

76 random effect. Berikut merupakan aplikasi dari model yang diterapkan dalam penelitian ini untuk menentukan model mana yang terbaik. a. Model Common Effect Model Common Effect merupakan model sederhana. Dalam pendekatan ini tidak mempehatikan dimensi individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai rentang waktu. Berikut adalah hasil dari model Common Effect: Tabel 4.14 Model Common Effect Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 08/02/17 Time: 20:25 Sample: 2013 2015 Periods included: 3 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 3741.150 2859.476 1.308334 0.1986 EPS -0.190333 0.410801-0.463322 0.6458 CR 9.943231 14.46540 0.687380 0.4960 DER -64.70900 58.20628-1.111718 0.2732 R-squared 0.049382 Mean dependent var 5097.786 Adjusted R-squared 0.256567 S.D. dependent var 7028.474 S.E. of regression 7118.103 Akaike info criterion 20.66906 Sum squared resid 1.93E+09 Schwarz criterion 20.83456 Log likelihood -430.0503 Hannan-Quinn criter. 20.72972 F-statistic 0.657993 Durbin-Watson stat 0.121586 Prob(F-statistic) 0.582984 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9)

77 Berdasarkan hasil table 4.14 model common effect diatas dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut: Harga Saham = 3741.150 + (-0.190333) EPS + 9.943231 CR + (- 64.70900) DER F Statistik = 0.657993 Prob F Stat = 0.582984 Berdasarkan hasil perhitungan model common effect diatas, dapat dilihat nilai probabilitas EPS yakni sebesar 0.6458, nilai probabilitas CR yakni 0.4960 dan nilai probabilitas DER yakni 0.2732, nilai ketiga probabilitas variabel ini tidak baik digunakan karena nilai probabilitasnya lebih besar dari tingkat kesalahan yaitu 0.05. b. Model Fixe Effect Model Fixed Effect adalah metode yang mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar individu dan antar waktu. (Widarjono, 2007) Berikut adalah hasil dari Metode Fixed Effect:

78 Tabel 4.15 Model Fixed Effect Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 08/02/17 Time: 20:25 Sample: 2013 2015 Periods included: 3 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 3381.241 2075.656 1.628999 0.1159 EPS 0.260445 0.443436 0.587333 0.5622 CR 6.586133 7.600221 0.866571 0.3944 DER 7.421917 79.83778 0.092962 0.9267 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.967773 Mean dependent var 5097.786 Adjusted R-squared 0.947148 S.D. dependent var 7028.474 S.E. of regression 1615.811 Akaike info criterion 17.90379 Sum squared resid 65271138 Schwarz criterion 18.60713 Log likelihood -358.9796 Hannan-Quinn criter. 18.16159 F-statistic 46.92220 Durbin-Watson stat 3.167539 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) DUMMY EFFECT NO KODE EFFECT NO KODE EFFECT 1 AISA -3164.134 8 MYOR 20635.23 2 ALTO -4402.214 9 PSDN -4745.773 3 CEKA -3357.856 10 ROTI -3178.226

79 NO KODE EFFECT NO KODE EFFECT 4 DLTA -6504.695 11 SKBM -3458.572 5 ICBP 7267.088 12 SKLT -3906.026 6 INDF 1369.792 13 STTP -1858.588 7 MLBI 6765.549 14 ULTJ -1461.576 Berdasarkan hasil Tabel 4.15 model fixed effect diatas dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut: Harga Saham = 3381.241 + 0.260445*EPS + 6.586133*CR + 7.421917*DER 3164.134 D1 4402.214 D2 3357.856 D3 6504.695 D4 + 7267.088 D5 + 1369.792 D6 + 6765.549 D7 + 20635.23 D8 4745.773 D9 3178.226 D10 3458.572 D11 3906.026 D12 1858.588 D13 1461.576 D14 Berdasarkan model perhitungan fixed effect diatas, dapat dilihat nilai probabilitas EPS yakni sebesar 0.5622, nilai probabilitas CR sebesar 0.3944 dan nilai probabilitas DER yakni sebesar 0.9267 nilai probabilitas ketiga variabel ini > 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak baik digunakan karena nilai probabilitasnya lebih besar dari tingkat kesalahan yaitu 0.05. c. Model Random Effect Model Random Effect adalah metode yang akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu

80 dan antar individu (Widarjono, 2007). Berikut adalah hasil dari model Random Effect: Tabel 4.16 Model Random Effect Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/02/17 Time: 20:29 Sample: 2013 2015 Periods included: 3 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 42 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 4102.398 2620.534 1.565482 0.1258 EPS 0.115240 0.318675 0.361623 0.7196 CR 4.777445 6.312016 0.756881 0.0453 DER -19.03463 65.04510-0.292637 0.7714 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 7789.723 0.9587 Idiosyncratic random 1615.811 0.0413 Weighted Statistics R-squared 0.021180 Mean dependent var 606.1740 Adjusted R-squared 0.056095 S.D. dependent var 1521.951 S.E. of regression 1564.056 Sum squared resid 92958251 F-statistic 0.274086 Durbin-Watson stat 2.260519 Prob(F-statistic) 0.084374 Unweighted Statistics R-squared 0.018767 Mean dependent var 5097.786 Sum squared resid 1.99E+09 Durbin-Watson stat 0.105735 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9)

81 Berdasarkan hasil table 4.16 model random effect diatas dapat dilihat dengan persamaan sebagi berikut: Harga Saham = 4102.398 + 0.0115240 EPS + 4.477445 CR 19.43063 DER F.statistik = 0.274086 Prob F stat = 0.084374 Dan dapat dilihat nilai probabilitas EPS yakni sebesar 0,7196 > 0,05, nilai probabilitas CR sebesar 0.0453 < 0.05 dan probabilitas DER sebesar 0.7714 > 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini kurang baik digunakan. Namun, untuk perbandingan dalam menentukan model mana yag paling tepat digunakan, dilakukan pengujian chow test dan hausman test. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut: 2. Pemilihan Model a. Chow Test Chow test dalam enelitian ini menggunakan program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah sebagai berikut:

82 : Model Common Effect H 1 : Model Fixed Effect ditolak jika probabilitas lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, diterima jika probabilitas lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%. Berikut adalah hasil pengujian menggunakan Chow Test: Tabel 4.17 Hasil Uji Chow Test Redundant Fixed Effects Tests Equation: FIXED Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 54.803632 (13,25) 0.0000 Cross-section Chi-square 142.141385 13 0.0000 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa model hipotesis memiliki nilai probabilitas cross section yang lebih kecil dari α (5%) yaitu sehingga ditolak yang artinya common effect 0,0000 < 0,05 bukan metode yang cocok, sehingga metode yang cocok untuk model tersebut adalah fixed effect model. Karena dari hasil uji Chow ditolak, maka pengujian dilanjutkan ke uji selanjutnya yaitu uji Hausman, untuk menentukan model yang terbaik antara Fixed Effect atau Random Effect.

83 b. Uji Hausman Test Uji hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect dan random effect yang paling tepat digunakan, apabila dari hasil Uji Chow tersebut ditentukan bahwa metode fixed effect yang digunakan, maka ada uji lanjutan yaitu Uji Hausman untuk memilih antara metode fixed effect atau metode random effect yang akan digunakan untuk mengestimasi regresi data panel. Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah bahwa model yang tepat untuk regresi data panel adalah model random effect dan hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah fixed effect. Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka probabilitas > 0,05 maka diterima. ditolak. Sebaliknya jika Hipotesis : : Random effect model H 1 : Fixed effect model Tabel 4.18 Hasil Uji Hausman Test Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: RANDOM Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 0.604654 3 0.8954

84 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa model hipotesis memiliki nilai probabilitas cross section yang lebih besar dari α (5%) yaitu 0,8954 sehingga diterima, yang berarti Random Effect model yang tepat. Karena dari hasil uji Hausman, menyatakan Random Effect Model yang tepat, maka diperlukan uji LM sebagai tahap akhir untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling tepat. c. Uji Lagrange Multiplier Test Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah model Random Effect atau model Common Effect (OLS) yang paling tepat digunakan. Uji signifikasi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch Pagan. Metode Breusch Pagan untuk uji signifikasi Random Effect didasarkan pada nilai residual dari metode OLS. Hipotesis: H 1 = Common Effect Model = Random Effect Model Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-squares dengan degree of freedom sebesar jumlah variabel independen. Kriteria pengujian hipotesis yaitu jika probabilitasnya < 0.05 maka ditolak jika probabilitasnya > 0.05 maka diterima.

85 Tabel 4.19 Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and onesided (all others) alternatives Test Hypothesis Cross-section Time Both Breusch-Pagan 37.27977 1.603662 38.88344 (0.0000) (0.2054) (0.0000) Honda 6.105716-1.266358 3.421943 (0.0000) -- (0.0003) King-Wu 6.105716-1.266358 1.050577 (0.0000) -- (0.1467) Standardized Honda 6.998257-1.048630 1.036803 (0.0000) -- (0.1499) Standardized King- Wu 6.998257-1.048630-0.936233 (0.0000) -- -- Gourierioux, et al.* -- -- 37.27977 (< 0.01) *Mixed chi-square asymptotic critical values: 1% 7.289 5% 4.321 10% 2.952 Sumber : (Hasil olah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa model hipotesis memiliki nilai probabilitas cross section yang lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,0000

86 sehingga ditolak, yang berarti estimasi yang paling tepat digunakan dalam regresi data panel adalah metode Random Effect 3. Analisis Model Regresi Data Panel Setelah melakukan pemilihan model persamaan dengan Uji Chow test, Uji Hausman test, dan Uji Lagrange Multiplier test maka didapatkan hasil model persamaan yang paling tepat untuk penelitian ini adalah model persamaan random effect model dengan persamaan sebagai berikut:. Harga Saham = 4102.398 + 0.0115240 EPS + 4.477445 CR 19.43063 DER a. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang dhasilkan dari variabel bebas yang meliputi EPS, CR, DER terhadap variabel terikat yaitu perubahan harga saham. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, apabila nilai koefisien yang dihasilkan mendekati 1 (satu) maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas memberikan kontribusi besar terhadap variabel terikat. Tabel 4.20 Hasil Koefisien Determinasi (R²) Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 7789.723 0.9587 Idiosyncratic random 1615.811 0.0413 Weighted Statistics R-squared 0.021180 Mean dependent var 606.1740

87 Adjusted R-squared 0.056095 S.D. dependent var 1521.951 S.E. of regression 1564.056 Sum squared resid 92958251 F-statistic 0.274086 Durbin-Watson stat 2.260519 Prob(F-statistic) 0.084374 Berdasarkan hasil perhitungan Eviews seperti pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen harga saham terlihat dari nilai Adjusted R-squared yaitu sebesar 0,056095 atau 5,0560%. hal ini berarti 5,0560% dari fluktuasi harga saham yang bisa dijelaskan oleh variasi dari seluruh variabel independen yaitu EPS, CR dan DER. sedangkan sisanya sebesar 100% - 5,0560% = 94,9440% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar dari variabel independen. Nilai R² yang hanya mencapai 5,0560% dalam model ini, terbilang sangat kecil, dengan kata lain fluktuasi harga saham secara keseluruhan tidak dapat diterangkan oleh variabel independen yaitu EPS, CR dan DER. b. Pengujian Model Regresi Data Panel (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi sudah benar yaitu bahwa Harga Saham dipengaruhi oleh Earning per share (EPS), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER). Dimana tingkat signifikansi yang digunakan adalah 10% atau 0,1. Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan, sebagai berikut: diterima jika probabilitas tingkat signifikansi F hitung >α = 0,1 ditolak jika probabilitas tingkat signifikansi F hitung <α = 0,1

88 Apabila diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependen dan sebaliknya. Apabila ditolak, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Tabel 4.21 Hasil Pengujian Model Regresi Data Panel (Uji F) Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 7789.723 0.9587 Idiosyncratic random 1615.811 0.0413 Weighted Statistics R-squared 0.021180 Mean dependent var 606.1740 Adjusted R-squared 0.056095 S.D. dependent var 1521.951 S.E. of regression 1564.056 Sum squared resid 92958251 F-statistic 0.274086 Durbin-Watson stat 2.260519 Prob(F-statistic) 0.084374 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,084374 lebih kecil dari pada α (10%) sehingga ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kenaikan atau penurunan harga saham tidak dipengaruhi oleh EPS, CR dan DER. 4. Analisis Koefisien Regresi Data Panel (Uji t)

89 a. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka Hipotesis : diterima. : Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Earning Per Share terhadap variabel Harga Saham. H 1 : Secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara variabel Earning Per Share terhadap variabel Harga Saham. H1 : Diduga EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman. Tabel 4.22 Hasil Analisis Koefisien Regresi Data Panel EPS Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/02/17 Time: 20:29 Sample: 2013 2015 Periods included: 3 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 42 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 4102.398 2620.534 1.565482 0.1258 EPS 0.115240 0.318675 0.361623 0.7196 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9)

90 Nilai probabilitas EPS lebih besar dari nilai α 0,05 (0,7196 > 0,05). Sehingga hal ini berarti diterima dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil Penelitian ini tidak mendukung penelitian Reynard valintino dan lana sularto (2013), Zulia hanum (2012), Rosdian widiawati watung dan Ventje ilat (2016), Putu dina aristya dewi dan I.G.N.A suaryana (2013), Henny yulsiati (2016), Jeni wardi (2015), Aditya pratama dan Teguh erawati (2014) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Tetapi hasil penelitian ini mendukung penelitian Aranda dedhe febriano dan Budi rustandi kartawinata (2014) yang mengatakan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menurunnya nilai EPS tiap perusahaan, maka semakin menurun juga harga saham tiap perusahaan tersebut. Maka minat para investor pun berkurang jika harga per lembar saham tiap perusahaan itu kecil, para investor pun lebih tertarik dengan nilai EPS yang tinggi, karena EPS menggambarkan keuntungan yang akan di dapatkan setiap lembar sahamnya. b. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka Hipotesis : diterima.

91 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio terhadap variabel Harga Saham. H 1 : Secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio terhadap variabel Harga Saham. H2 : Diduga CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman. Tabel 4.22 Hasil Analisis Koefisien Regresi Data Panel CR Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/02/17 Time: 20:29 Sample: 2013 2015 Periods included: 3 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 42 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 4102.398 2620.534 1.565482 0.1258 CR 4.777445 6.312016 0.756881 0.0453 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Nilai probabilitas CR lebih kecil dari nilai α 0,05 (0,0453 < 0,05). Sehingga hal ini berarti ditolak dan diterima sehingga dapat H 1 disimpulkan bahwa secara parsial Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

92 Hasil Penelitian ini mendukung penelitian Reynard valintino dan lana sularto (2013), Aditya pratama dan Teguh erawati (2014) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Jeni wardi (2015) yang mengatakan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibanding dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang berlebih-lebihan. Current ratio yang tinggi tersebut memang baik dari sudut pandang kreditur, tetapi dari sudut pandang pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak didaya gunakan secara efektif. Sebaliknya Current ratio yang rendah lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Saldo kas dibuat minimum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran piutang dan persediaan diusahakan maksimum. c. Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Kriteria pengujian hipotesis yaitu, jika probabilitas < 0,05 maka ditolak. Sebaliknya, jika probabilitas > 0,05 maka Hipotesis : diterima.

93 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Debt to Equity Ratio terhadap variabel Harga Saham. H 1 : Secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara variabel Debt to Equity Ratio terhadap variabel Harga Saham. H 3 : Diduga DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman. Tabel 4.23 Hasil Analisis Koefisien Regresi Data Panel DER Dependent Variable: HS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/02/17 Time: 20:29 Sample: 2013 2015 Periods included: 3 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 42 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 4102.398 2620.534 1.565482 0.1258 DER -19.03463 65.04510-0.292637 0.7714 Sumber : (Hasil olah data menggunakan Eviews 9) Nilai probabilitas DER lebih besar dari nilai α 0,05 (0.7714 > 0,05). Sehingga hal ini berarti diterima dan dapat disimpulkan bahwa

94 secara parsial Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. DER bukan merupakan pertimbangan utama bagi investor ketika akan membeli saham. DER menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari utang dan ekuitas. Semakin tinggi DER berarti resiko perusahaan relatif tinggi. Hal ini karena ketika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pembayaran kewajiban kepada kreditur lebih didahulukan daripada membagikan hak kepada para pemegang saham. Investor cenderung eghindari saham yang memiliki nilai DER tinggi karena ada kemungkinan harga sahamnya akan turun.