`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Pengaruh Kemampuan Membaca Terhadap Kemampuan Menganalisis Resensi Buku Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PREVIEW, READ, REVIEW (P2R) SISWA KELAS IV SD KARTIKA 1-10 PADANG

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE

Hubungan Kemampuan Membaca Intensif Terhadap Kemampuan Ide Pokok Dalam Wacana Siswa Kelas VII MTs Muhammadyah 25 Marubun Jaya

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

PALENTINA MIGIARI NIM

Keyword : activity, result of learning, activity reading directed ( DRA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rerata berada di bawah standar KKM yang ditentukan. Kemampuan membaca

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

BAB I PENDAHULUAN. karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama, terutama di Sekolah

KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat kemampuan berpikir

PENERAPAN TEKNIK GROUP CLOSE DALAM MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN UNP PADANG

TEXT WRITING SKILLS CLASS PERSONAL LETTER VII MTs AL-ITTIHAD RUMBAI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL MODELLING THE WAY

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREDICTION GUIDE

ABSTRAK. Kata kunci: membaca cepat, media audio visual

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online

BAB II KAJIAN TEORI. komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS IVB PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif siswa kelas XI SMA Negeri I Dua Koto Kabupaten Pasman.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

Ahmad Nurul Hidayat. Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: korelasi, strategi metakognitif, menyimak, membaca

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

THE CAPACITY TO UNDERSTAND THE INTRINSIC ELEMENTS OF A SHORT STORY STUDENT OF CLASS XI SMA NEGERI 1 KUANTAN HILIR SEBERANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

KEMAHIRAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

Pengaruh Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Metode Gambar Siswa Kelas VII SMP Tamansiswa Tapian Dolok Tahun Pelajaran 2014/2015

Abstract. Pendahuluan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PLUS AT-THOIBA KOTA PEKANBARU T.A 2013/2014 DALAM MEMBACA CEPAT

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAHIRAN MENULIS RINGKASAN TEKS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS MAITREYAWIRA

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGHUBUNGKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD NEGERI 35 PAGAMBIRAN PADANG

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Bung Hatta Abstract

PENGARUH STRATEGI POINT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMPN 3 TALAMAU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTA GORONTALO MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI PADA EDITORIAL GORONTALO POST OLEH ABSTRAK

THE ABILITY ON READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE FIRST YEAR STUDENTS OF MAN MANDAH INDRAGIRI HILIR

BAB II KAJIAN TEORI. hubungannya dengan tiga kemampuan lainnya, yaitu berbicara, membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN PECAHAN KELAS VIII SMP 19 MANOKWARI

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII MTs. Abdullah Mojo Kediri Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN Iryanita 1, Gusnetti 2, Dainur Putri 3 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X2 SMA Negeri 1 Solok Selatan. Metode penelitian adalah kualitatif dengan mempergunakan analisa deskriftif dan teknik menceritakan kembali. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman dengan teknik menceritakan kembali di kelas X2 SMA Negeri 1 Solok Selatan berada pada presentase tingkat penguasaan 3 %, artinya berada pada klasifikasi lebih dari cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman membaca dengan mempergunakan analisa deskriptif dan teknik menceritakan kembali berada pada tingkat presentase penguasaan 66% - 5% dengan klasifikasi lebih dari cukup dan hal ini perlu menjadi perhatian bersama mulai dari tenaga pendidik sampai pada penanggungjawab kependidikan. Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Tehnik Menceritakan Kembali Pendahuluan korelasi komunikasi antara penulis dan Sejalan dengan perkembangan pembaca yang bersifat langsung. ilmu pengetahuan dan teknologi yang Bagi siswa, membaca tidak hanya semakin pesat, terutama teknologi percetakan berperan dalam menguasai bidang studi yang maka semakin banyak informasi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga tersimpan di dalam buku. Pada semua berperan dalam mengetahui berbagai macam jenjang pendidikan, kemampuan membaca kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi skala prioritas yang harus dikuasai yang terus berkembang. Melalui membaca, siswa. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Kegiatan membaca juga merupakan dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat aktivitas berbahasa yang bersifat aktif diaplikasikan. reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam Keterampilan membaca adalah salah kegiatan membaca sesungguhnya terjadi satu keterampilan berbahasa yang menjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan kunci dari keterampilan berbahasa yang dikatakan reseptif, karena si pembaca lainnya, seperti keterampilan menyimak, bertindak selaku penerima pesan dalam suatu bicara, dan menulis. Pentingnya keterampilan

membaca dalam proses pembelajaran, karena tidak semua materi dapat disajikan pada setiap kali tatap muka dapat dipahami dan dicerna dengan mudah dan tepat. Salah satu pembelajaran membaca di dalam kurikulum KTSP (2006) tertuang pada kompetensi dasar merangkum seluruh isi informasi teks buku kedalam beberapa kalimat. Oleh sebab itu semua siswa harus mampu membaca dengan baik. Keterampilan membaca perlu dilatih secara terus menerus. Keterampilan membaca yang baik tidak akan datang dengan sendirinya dan harus dilakukan usaha yang keras. Siswa harus rajin berlatih membaca dan juga paham tentang jenis membaca. Akan tetapi kemampuan siswa untuk berlatih kurang terlihat. Hal ini terbukti dari pengamatan yang peneliti lakukan pada tanggal 3 Oktober 2012. Siswa akan membaca kalau dituntut untuk merangkum bacaan atau meringkas bacaan. Tugas yang dikerjakan siswa itu pun tidak dilakukan dengan maksimal. Siswa kurang mampu mengungkapkan pemahamannya dengan bahasa yang benar. Selain itu, siswa hanya menyalin tugas temannya tanpa membaca bahan bacaan terlebih dahulu. Hal tersebut dibuktikan dengan tugas yang sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Oleh sebab itu penulis menduga bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa SMA Negeri 1 Solok Selatan relatif masih kurang, terutama terkait dengan pemahaman bacaan. Metodologi Penelitian ini menggunakan instrument tes. Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah seretetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang keteterampilan siswa dalam membaca pemahaman dengan menggunakan teknik menceritakan kembali. Bentuk tes yang digunakan dalam mengumpulkan data ini adalah tes lisan. Tes lisan yang diberikan adalah tes membaca pemahaman menggunakan teknik menceritakan kembali. Aspek yang dinilai dalam tes membaca pemahaman ini meliputi struktur dan ketepatan pengungkapan ide. Berikut ini adalah contoh bentuk soal yang akan digunakan dalam penelitian. Soal. 1. Ceritakan kembali secara lisan isi teks bacaan di bawah ini dengan struktur kalimat yang tepat. 2. Ceritakan kembali secara lisan isi teks bacaan di bawah ini dengan ide yang tepat. 2

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Solok Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Solok Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X sebanyak delapan kelas yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari kelas X1 sampai X. Dari populasi 24 orang yang berjumlah delapan kelas, sementara dalam penelitian ini mengingat sampel yang dibutuhkan hanya satu kelas, maka penulis mengambil sampel satu kelas yaitu kelas X2 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang Hasil dan Pembahasan Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa. Hasil tes membaca pemahaman siswa terdiri atas hasil tes membaca dan memahami bacaan dengan hasil tes lisan, menceritakan kembali isi teks bacaan sesuai dengan ide dan struktur yang tepat. Data 01 Pada data 01, skor membaca pemahaman dengan menceritakan kembali mendapat nilai 2, karena ada 3 kesalahan struktur kalimat yang diungkapkan data 01, serta penyampaian ide yang terkandung dalam bacaan mendapat nilai 2, karena ada 3 ide yang tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh data 01 adalah 4 x 0 = 40 Data 02 Pada data 02, skor membaca pemahaman dengan teknik menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan kurang dan mendapat nilai 2, karena ada 3 kesalahan struktur kalimat yang diungkapkan data 02, dan ada 3 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan dengan tepat, serta dalam menyampaikan ide juga kurang. Nilai yang diperoleh dari data 02 4 adalah x 0 = 40 Data 03 Pada data 03 memperoleh skor 4 untuk membaca pemahaman. Skor 2 diperoleh dari menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan kurang, karena ada 3 kesalahan struktur kalimat dan skor 2 diperoleh dari peyampaian ide, karena ada 3 tidak diungkapkan dengan tepat. Nilai yang diperoleh dari data 03 adalah 4 x 0 = 40 Data 04 3

Pada data 04 memperoleh skor untuk membaca pemahaman. Diperoleh skor 3 untuk struktur kalimat, karena ada 2 kesalahan. Dan skor 4 untuk ide karena hanya 1 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan dengan tepat. Nilai yang diperoleh dari data 04 adalah x 0 = 0 Data 05 Pada data 05 membaca pemahaman hanya dapat skor 2. Isi bacaan dinyatakan buruk karena lebih dari 3 kesalahan struktur kalimat dan memperoleh skor 1. Ada lebih dari 3 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan, juga memperoleh skor 1. Nilai yang diperoleh data 05 adalah 2 x 0 = 20 Data 06 Pada data 06 membaca pemahaman dengan menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan baik sekali, karena hanya ada 1 kesalahan struktur kalimat sehingga mendapat skor 4 dan dapat mengungkapkan keseluruhan ide yang terdapat dalam teks bacaan mendapat skor 5. Nilai yang diperoleh data 06 adalah 9 x 0 = 90 Data 0 Pada data 0 memperoleh skor diperoleh data 0 adalah x 0 = 0 Data 0 Pada data 0 membaca pemahaman membaca memperoleh skor yang diperoleh skor 3 dari struktur kalimat karena ada 2 lebih dari cukup. Diperoleh skor 4 dari ide karena ada 1 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh dari data 0 adalah x 0 = 0 Data 09 Pada data 09 membaca pemahaman memperoleh skor, skor 4 diperoleh dari struktur bacaan dan dinyatakan baik, karena hanya ada 1 kesalahan struktur kalimat. Untuk ide juga didapat skor 4, karena cuma ada 1 ide yang tidak bisa diungkapkan. Nilai yang diperoleh data 09 adalah x 0 = 0 4

Data Pada data memperoleh skor 9 untuk membaca pemahaman, skor 4 dari menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan baik sekali karena hanya 1 kesalahan struktur kalimat dan keseluruhan ide yang terdapat dalam bacaan sudah diungkapkan dengan baik dan memperoleh skor 5. Nilai yang diperoleh data adalah 9 x 0 = 90 Data 11 Pada data 11 membaca pemahaman membaca memperoleh skor yang diperoleh skor 3 dari struktur kalimat, karena ada 2 lebih dari cukup. Diperoleh skor 4 dari ide karena ada 1 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh dari data 11 adalah x 0 = 0 Data 12 Pada data 12 diperoleh skor 3 untuk membaca pemahaman, karena ada 2 lebih dari cukup dan diperoleh skor 3 dari ide, karena ada 2 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan Nilai yang 6 diperoleh dari data 12 adalah x 0 = 60 Data 13 Pada data 13 memperoleh skor diperoleh data 13 adalah x 0 = 0 Data 14 Pada data 14 memperoleh skor diperoleh data 14 adalah x 0 = 0 Data 15 Pada data 15 membaca pemahaman dengan menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan sangat baik, karena tidak membuat kesalahan struktur kalimat dan dapat mengungkapkan keseluruhan ide yang terkandung dalam bacaan yang diungkapkan. Skor data 15 adalah 5 untuk struktur kalimat dan 5 untuk ide yang terkandung dalam bacaan yang diungkakan. 5

Nilai yang diperoleh data 15 adalah x 0 = 0 Data 16 Pada data 16 memperoleh skor 9 untuk membaca pemahaman, skor 4 dari menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan baik sekali karena hanya 1 kesalahan struktur kalimat dan keseluruhan ide yang terdapat dalam bacaan sudah diungkapkan dengan baik dan memperoleh skor 5. Nilai yang diperoleh data 16 adalah 9 x 0 = 90 Data 1 Pada data 1 membaca pemahaman dengan menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan sangat baik, karena tidak membuat kesalahan struktur kalimat dan dapat mengungkapkan keseluruhan ide yang terkandung dalam bacaan yang diungkapkan. Skor data 15 adalah 5 untuk struktur kalimat dan 5 untuk ide yang terkandung dalam bacaan yang diungkakan. Nilai yang diperoleh data 1 adalah x 0 = 0 Data 1 Pada data 19 memperoleh skor diperoleh data 1 adalah x 0 = 0 Data 19 Pada data 19 memperoleh skor diperoleh data 19 adalah x 0 = 0. Data 20 Pada data 20 memperoleh skor diperoleh data 20 adalah x 0 = 0 Data 21 Pada data 21 memperoleh skor 6

diperoleh data 21 adalah x 0 = 0 Data 22 Pada data 22 memperoleh skor 9 untuk membaca pemahaman, skor 4 dari menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan baik sekali karena hanya 1 kesalahan struktur kalimat dan keseluruhan ide yang terdapat dalam bacaan sudah diungkapkan dengan baik dan memperoleh skor 5. Nilai yang diperoleh data 22 adalah 9 x 0 = 90 Data 23 Pada data 23 membaca pemahaman membaca memperoleh skor yang diperoleh skor 3 dari struktur kalimat, karena ada 2 lebih dari cukup. Diperoleh skor 4 dari ide karena ada 1 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh dari data 23 adalah x 0 = 0 Data 24 Pada data 24 membaca pemahaman membaca memperoleh skor yang diperoleh skor 3 dari struktur kalimat, karena ada 2 lebih dari cukup. Diperoleh skor 4 dari ide karena ada 1 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh dari data 24 adalah x 0 = 0 Data 25 Pada data 25 memperoleh skor diperoleh data 25 adalah x 0 = 0 Data 26 Pada data 26 membaca pemahaman membaca memperoleh skor yang diperoleh skor 3 dari struktur kalimat, karena ada 2 lebih dari cukup. Diperoleh skor 4 dari ide karena ada 1 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh dari data 26 adalah x 0 = 0 Data 2 Pada data 2 membaca pemahaman membaca memperoleh skor yang diperoleh skor 3 dari struktur kalimat, karena ada 2

lebih dari cukup. Diperoleh skor 4 dari ide karena ada 1 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh dari data 2 adalah x 0 = 0 Data 2 Pada data 2 memperoleh skor 9 untuk membaca pemahaman, skor 4 dari menceritakan kembali isi bacaan dinyatakan baik sekali karena hanya 1 kesalahan struktur kalimat dan keseluruhan ide yang terdapat dalam bacaan sudah diungkapkan dengan baik dan memperoleh skor 5. Nilai yang diperoleh data 2 adalah 9 x 0 = 90 Data 29 Pada data 29 diperoleh skor 3 untuk membaca pemahaman, karena ada 2 lebih dari cukup dan diperoleh skor 3 dari ide, karena ada 2 ide yang terkandung dalam bacaan yang tidak diungkapkan Nilai yang 6 diperoleh dari data 29 adalah x 0 = 60 Data 30 Pada data 30 orang siswa yang melakukan membaca pemahaman memperoleh skor yang diperoleh skor 3 dari struktur kalimat, karena ada 2 kesalahan struktur kalimat dan dinyatakan lebih dari cukup. Diperoleh skor 4 dari ide karena ada 1 tidak diungkapkan. Nilai yang diperoleh dari data 30 orang adalah x 0 = 0. x 0 = 0 Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X2 SMAN 1 Solok Selatan dengan menceritakan kembali jumlah soal tes lisan sebanyak 2 butir, diperoleh hasil sebagai berikut: siswa dengan kemampuan membaca pemahaman klasifikasi sempurna adalah 2 orang, yaitu nomor 15 dan 1, siswa dengan kemampuan membaca pemahaman klasifikasi baik sekali adalah 5 orang, yaitu nomor 6,, 16, 22 dan 2. Mahasiswa dengan kemampuan membaca pemahaman klasifikasi baik yaitu 9 orang yaitu nomor, 9, 13, 14, 1, 19, 20, 21, dan 25. Mahasiswa dengan kemampuan membaca pemahaman klasifikasi lebih dari cukup yaitu orang yaitu nomor 4,, 11, 23, 24, 26, 2, dan 30. Mahasiswa dengan kemampuan membaca pemahaman klasifikasi cukup adalah 2 orang yaitu nomor 12 dan 29. Mahasiswa dengan kemampuan membaca pemahaman

klasifikasi kurang adalah 3 orang yaitu Berdasarkan analisis data tes nomor 1, 2, dan 3. Mahasiswa dengan membaca pemahaman dengan menceritakan kemampuan membaca pemahaman kembali isi teks bacaan dapat diketahui klasifikasi buruk adalah 1 orang yaitu bahwa kemampuan siswa dalam membaca nomor 5. Klasifikasi data tersebut dapat pemahaman tergolong lebih dari cukup. dilihat pada table berikut ini. Hasil penelitian ini menyatakan Tabel 4.5 Klasifikasi Penguasaan Siswa kemampuan membaca pemahaman kelas X2 SMA Negeri 1 Solok Selatan tergolong lebih dari cukup. Hal ini dibuktikan 6.6% Klasifikasi Jumlah Siswa kemampuan membaca pemahaman berada pada klasifikasi sempurna, 16.6% Tingkat Penguasaan kemampuan membaca pemahaman berada Sempurna 2 orang 6.6% pada tingkat lebih baik, 30% kemampuan Baik sekali 5 orang 16.6% membaca pemahaman berada pada tingkat baik, 26,66% kemampuan membaca Baik 9 orang 30% pemahaman berada pada tingkat lebih dari Lebih dari Cukup orang 26,66% cukup, 6,6% kemampuan membaca pemahaman berada pada tingkatan cukup, Cukup 2 orang 6,6% % kemampuan membaca pemahaman Kurang 3 orang % berada pada tingkatan kurang, dan 3,33% kemampuan membaca pemahaman berada Buruk 1 orang 3,33% pada tingkatan buruk. Hal ini dapat dilihat Jumlah 30 orang 0 dari nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman adalah 3 Keterangan: Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca Jumlah siswa pemahaman siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Solok Selatan di atas dapat dideskripsikan Nilai = bahwa membaca pemahaman dengan x 0% menjawab pertanyaan tergolong lebih dari Jumlah Keseluruhan Siswa cukup. Kesimpulan 9

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Solok Selatan dengan teknik menceritaka kembali tergolong lebih dari cukup dengan nilai ratarata 3% berada pada tingkat prosentase antara 66% - 5%. Daftar Pustaka Agustina. 200. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang: Universitas Negeri Padang. Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru Karyawan dan Penelitian Muda. Bandung: Alfabeta. Soedarso. 2004. Sistem Mencari Ide Pokok dan Efektif (cet 11). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.. 2005. Speed Reading.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa. Tarigan, Djago. 196. Teknik pengajaran keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung Agustina. 2000. Pembelajaran Membaca (Teori dan Latihan). Padang: UNP Press Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.. 200. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.. Jakarta:Depdikbud Republik Indonesia. Defita, Setia. 2012. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Solok selatan. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Gusnetti. 2005. Bahan Ajar Membaca. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Harjasujana, Ahmad Slamet dan Yeti Mulyati. 1996. Membaca 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Harjasujana, Ahmad Slamet. 19. Materi Pokok Membaca. Jakarta: Kurinika. Muaddab, Hafis. 20. Metode menceritakan Kembali. http://duniahafis.blogspot. com/20/01/metode-menceritakankembali.html. (20//2012). Nursito. 2000. Kiat Menggali Kreativitas. Jakarta: Mitra Gama Widya. Rahim, Farida. 200. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Padang: Bumi Aksara. Razak, Abdul. 2000. Membaca Pemahaman Teori dan Aplikasi Pengajaran. Pekanbaru: Autografika.

11

12