BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kekerasan dalam pacaran bukan hal yang baru lagi, sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah yang dalam masa perkembangannya berada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

PERSEPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PERLINDUNGAN DIRI ANAK Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum, S.Psi., M.A.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar dari konsep diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak. Nur Fajrie PGSD FKIP Universitas Muria Kudus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BULLYING. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sama lain dan saling mempengaruhi. Semua manusia awalnya polos dan tak

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifatsifat

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut: A. Analisis Pelaksanaan Life-Script Analysis Untuk Meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisik, tetapi juga perubahan emosional, baik remaja laki-laki maupun perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Ruben (2006 : 17) berpendapat komunikasi manusia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tindak: kekerasan seksual kian marak terjadi di sekitar kita saat ini. Hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan di depan anak-anak apalagi untuk mengajarkannya kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM

PENGENALAN KARAKTER UTAMA DALAM KOMIK PENCEGAHAN KEKERASAN TERHADAP ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari ketiga subjek pada penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I. Seks dan Problematikanya. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

Pendahuluan. Dedi Mahardi 1


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejahatan terhadap anak kerap kali terjadi di Indonesia. Kondisi ini begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

Sosialisasi Perlindungan Anak Terhadap Tindak Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada tahun 2016 membuat keprihatinan bagi seluruh masyarakat Bekasi. Catatan pada Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kota Bekasi, angka kekerasan seksual anak hingga Juni 2016 sebanyak 44 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 33 kasus kekerasan seksual anak pada Juni 2015. Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak juga dipicu oleh faktor perkembangan teknologi yang sangat pesat, tanpa kita sadari perkembangan teknologi khususnya internet selain memberikan dampak positif juga membawa dampak negatif bagi penggunanya terutama anak-anak. Kita dapat melihat betapa mudahnya anak-anak mengakses konten-konten yang berbau pornografi, hal ini tentu dapat memicu anak untuk mengetahui pornografi secara lebih mendalam. jika kita berbicara pelaku maka dibedakan menjadi dua, yang pertama orang dewasa yang kedua adalah anak-anak dan faktor yang mempengaruhi anak-anak itu adalah internet, karena dia melihat secara langsung perbuatan yang tidak senonoh itu terus dipraktekan dikehidupannya ujar ibu Hj. Mini, ketua sub bidang perlindungan anak terhadap kekerasan Kota Bekasi. Kondisi ini membuat para orang tua di wilayah Bekasi menjadi cemas dan khawatir dalam menghadapi keadaan yang semakin berbahaya. Orang tua manapun 1

tentu tidak menginginkan apabila anak mereka menjadi korban dari kekerasan seksual, karena akan berdampak buruk bagi masa depan sang anak. Dampak dari kekerasan seksual anak ini dapat berupa terguncangnya psikis anak yang menimbulkan trauma mendalam, dan menutup diri dari lingkungan sosial. Menurut Indriati (2014:57), Anak yang mengalami kekerasan seksual dan tidak mendapatkan terapi ada kemungkinan ketika anak memasuki masa remaja akan timbul berbagai gejolak amarah dan depresi, karena pada masa pubertas ini hormon seks berkembang pesat dan seksual sekunder berkembang dapat memunculkan ingatan kembali (Trauma bond) pada peristiwa masa kecilnya dulu. Menurut ibu Hj. Mini ia pernah menangani kasus pelecehan seksual anak dan ternyata setelah di telusuri dulunya pelaku adalah korban dari pelecehan seksual, dan anak tersebut menjadi ketagihan dan suka melakukan seks oral sendiri dengan bantuan pelepah pisang. Melihat sangat berbahayanya efek yang dapat ditimbulkan maka peran aktif orang tua sangat dibutuhkan sebagai langkah pencegahan, karena itu pendidikan seks perlu dikenalkan sejak dini, agar anak tidak turut menjadi korban dan mengerti akan bahaya yang bisa saja mengancam mereka dimanapun dan kapanpun, namun terkadang banyak dari orang tua yang merasa ragu untuk memberikan pendidikan seks kepada anaknya, dalam Madani (2014: Kata pengantar) Sebagian dari mereka masih banyak orang tua yang merasa rikuh dan tidak mengerti kapan dan bagaimana harus memulainya, bahkan sebagian diantara mereka beranggapan bahwa membicarakan masalah seks apalagi kepada anak-anak adalah sesuatu yang kotor dan tidak pantas. 2

Pendidikan seks perlu diberikan orang tua kepada anaknya karena orang tua merupakan faktor utama yang memegang peranan potensial sebagai pondasi utama mendidik anak, di dalam keluarga, orang tua adalah guru utama dalam pendidik serta mengarahkan anak, sekaligus guru utama dalam mendidik agar anak dapat memahami nilai-nilai, norma serta moral yang nantinya akan menjadi bekal bagi si anak dalam menjalani kehidupan. Pemahaman yang baik merupakan pondasi bagi orang tua dalam memberikan pengetahuan kepada si anak, tentunya pemberian pemahaman tersebut dilakukan dengan komunikasi dua arah dan dengan teknik yang sesuai karena melihat komunikannya adalah anak-anak usia 6-12 tahun, teknik dalam penyampaian tersebut disebut gaya komunikasi, gaya komunikasi adalah cara berkomunikasi antara komunikator kepada komunikan yang nantinya komunikan akan memahami maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator, dapat dilihat berdasarkan pesan nada, ekspresi dan intonasi dari komunikator. Pola asuh juga menentukan keberhasilan orang tua dalam memberikan pemahaman pendidikan anak, karena dengan pola asuh orang tua dapat membentuk karakter anak kelak dalam mengahadapi lingkungan luar. Pola asuh otoriter adalah pola asuh otoriter ialah suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah), Orang tua seperti ini mengiginkan anaknya menjadi apa yang mereka inginkan. 3

Pendidikan seks juga harus didukung oleh komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak karena komunikasi efektif adalah bagian dari deteksi dini bila terjadi kekerasan seksual anak, karena segian besar kejahatan seksual anak terungkap melalui percakapan antara orang tua dari anak yang bercerita, Indriati (2014:63) dalam bukunya mengungkapkan komunikasi efektif adalah komunikasi dua arah, seyogyanya dengan kontak mata, yang menunjukkan fokus menyimak perkataan, bertanya, mendengarkan jawaban, dan merespons jawaban dengan pertanyaan. Komunikasi yang efektif tentu harus didukung oleh suasana yang kondusif antar orang tua dan anak menurut Indriati (2014:55) menciptakan suasana yang akrab antar orang tua dan anak sangat diperlukan agar anak dapat terbuka dengan orang tua, berikan situasi yang nyaman apabila anak sedang mencurahkan isi hatinya sehingga ia terbiasa untuk selalu bercerita kepada orang tua, maka orang tua haruslah lebih memahami faktor-faktor tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh penulis, maka dari itu penulis merumuskan judul penelitian kepada GAYA KOMUNIKASI ORANG TUA OTORITER DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS KEPADA ANAK ( Studi Deskriptif Anak Usia 6-12 tahun) 1.2 Fokus Penelitian Setelah dilakukan penjabaran mengenai latar belakang penelitian maka penulis merumuskan fokus penelitian adalah Bagaimana Gaya Komunikasi Orang Tua Otoriter dalam Memberikan Pendidikan Seks Anak Usia 6-12 Tahun. 4

1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana gaya komunikasi yang digunakan pada orang tua otoriter dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia 6-12 tahun? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui bagaimana gaya komunikasi yang digunakan pada orang tua otoiter dalam memberikan pendidikan seks anak usia 6-12 tahun? 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah sebagai sumbangsi pemikiran bagi kajian ilmu komunikasi dalam titik fokus komunikasi efektif dengan melihat kepada aspek kepentingan serta aspek psikologi komunikan itu sendiri. 1.5.2 Kegunaan Praktis Manfaat praktis pada penelitian ini adalah memberikan pemahaman mengenai pemberian pendidikan seks yang sesuai kepada orang tua agar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terciptanya pemahaman pendidikan seks edukasi yang efektif dan menghindari bahaya kekerasan seksual anak. 5

1.6 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini berisi Latar Belakang dalam melakukan penelitian, yang membahas tentang pokok permasalahan pelecehan seksual pada anak yang semakin meningkat di Kota Bekasi, serta memfokuskan kepada key informant yang akan bagaimana gaya komunikasi orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya serta apa yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan seks. BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang teori-teori yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, dimana fungsi dari teori-teori tersebut adalah sebagai dasar penulisan skripsi. BAB III Metode Penelitian Bab ini berisi metode penelitian yang mengemukakan tentang motodemetode yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam penelitian. Di mana fungsi dari teori-teori tersebut adalah sebagai dasar penulisan skripsi ini, yang nantinya akan dikaitkan dengan teknik yang diambil oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan, yaitu hasil wawancara dengan narasumber, yang nantinya akan dikaitkan atau dihubungkan dengan teori yang ada. 6

BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari analisi atas temuan-temuan data dan saran yang berisi mengenai penelitian yang telah penulis jabarkan didalam karya hasil penelitian ini. 7