BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. merupakan anak dari PT. Star World International. Penelitian akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan salah satu langkah yang umumnya dilakukan untuk

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian

pertama di lapangan. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui informasi terkait strategi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. terletak di Sudirman Plaza Indofood Tower, Jl. Jend. Sudirman Kav 76-78, Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah-masalah yang ditulis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metodologi yang dipakai dalam penelitian kali ini merupakan metodologi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan konstruktivis dan metodologi riset kualitatif. Pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh sound yang diolah sedemikian rupa untuk mendukung tujuan dari produksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi program Icip-icip di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. (Bandung :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis. Post positivis 36 yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi.

Bab III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB. 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 OBYEK PENELITIAN. 3.1 Basement (Music and Recording Studio) Sound Production House

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT Intiland Development Tbk merupakan salah satu pengembang properti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data deskripstif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku

Transkripsi:

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian atau riset berarti to search for, to find. Secara umum penelitian berarti mencari informasi tentang sesuatu (looking for information about something). Bisa juga diartikan sebagai sebuah usaha untuk menemukan sesuatu (Rachmat Kriyantono, 2010, p. 1) Sedangkan menurut Suwardi Endraswara, penelitian adalah langkah untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang menggunakan kelengkapan dan langkahlangkah strategis(endaswara, 2006, p. 2) Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan pemahaman mengenai bagaimana strategi pencitraan program BPJS TK melaluifacebook Fanpage. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Dalam penelitian ini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya (kuantitas) data (Rachmat Kriyantono, 2010, pp. 56-57) Menurut Bogdan dalam buku Pawito yang berjudul Penelitian Komunikasi Kualitatif, metodelogi penelitian kualintatif pada dasarnya adalah, Research procedures which produce descriptive data: people s own written or spoken words and observable behavior prosedur-prosedur penelitian yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif: yang ditulis atau yang diucapkan orang dan perilaku yang dapat diamati (Pawito, 2008, p. 84)

2 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Rachmat Kriyantono dalam bukunya yang berjudul Teknik Praktis Riset Komunikasi (Rachmat Kriyantono, 2010, p. 69) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual, peneliti melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variable beserta indikatornya. Peneliti ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan antarvariabel. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data). Yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis (Rachmat Kriyantono, 2010, p. 65) 3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa metode atau teknik pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif metode pengumpulan data berupa observasi (field observation), focus group discussion, wawancara mendalam atau depth interview dan studi kasus (Wimmer, 2000: 110; Sendjaya, 1997: 32) (Rachmat Kriyantono, 2010, p. 95). Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam sebuah penelitian adalah bagaimana kita memperoleh data. Penggunaan teknik pengumpulan data yang tepat akan mendukung tercapainya tujuan penelitian tersebut dilakukan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari sumber data primer dan data sekunder.

3 3.4.1 Jenis Data Jenis Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 3.4.1.1 Data Primer Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, 2005). Data primer dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan maupun kelompok. 3.4.1.1.1 Wawancara Menurut Berger (2000:111) dalam buku Rachmat Kriyantono yang berjudul Teknik Praktis Riset Komunikasi (Rachmat Kriyantono, 2010, p. 100), Wawancara adalah percakapan antara peneliti (sesorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek). Wawancara ini merupakan salah satu metode pengumpulan data pada riset kualitatif. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untu memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Pada buku yang sama, Rachmat Kriyantono membagi wawancara ke dalam dua kelompok. 1. Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif (intensiveinterview) dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam. 2. Wawancara dalam riset kuantitatif, biasanya bersifat terstruktur (dilengkapi dengan daftar pertanyaan terstruktur) dan sebagai penambah data yang diperoleh dari kuesioner. Terkadang alternatif jawaban sudah disiapkan oleh peneliti. Masri Singarimbun (1995: 9) menyebutkan sebagai upaya memadukan riset semi-kualitatif-kuantitatif.

4 Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semistruktur. Peneliti biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan. Wawancara ini dikenal pula dengan nama wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, tapi terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan disiapkan terlebih dahulu. Disini pedoman permasalahan yang akan ditanyakan merupakan landasan atau pijakan dalam melakukan wawancara. Kemudian peneliti dimungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga dimungkinkan mendapatkan data yang lebih lengkap. Contoh metode pengumpulan data yang menggunakan wawancara semistruktur ini adalah focus group discussion. Focus group discussion adalah bentuk diskusi bebas yang dilakukan sekelompok orang, diatur oleh moderator, didesain untuk mengumpulkan informasi tentang topik tertentu. Moderator ini dilengkapi dengan instrumen wawancara semistruktur. 3.4.1.1.2 Observasi Observasi adalah seluruh kegiatan pengamatan terhadap suatu obyek atau orang lain. Seperti, ciri-ciri, motivasi, perasaan-perasaan,dan iktikad orang lain (Rangkuti F., 2007, p. 42) Menurut Rachmat Kriyantono (Rachmat Kriyantono, 2010, p. 110), observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan pancainderanya yang kita miliki, kita sering mengamati objek-objek disekitar kita. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan, selain membaca koran, mendengarkan radio dan televisi atau berbicara dengan orang lain. Bedanya kegiatan membaca, mendengarkan, dan berbincangbincang adalah kegiatan yang memerlukan mediator tertentu, misalnya koran, radio atau orang lain. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator suatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.

5 Namun, tidak semua observasi bisa disebut sebagai suatu metode dalam riset. Karena metode pengumpulan data melalui observasi memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi kegiatan riset. Suatu kegiatan observasi baru bisa dimasukan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian bila memenuhi syarat sebagai berikut (Nazir, 1985: 234) : 1. Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik. 2. Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan. 3. Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian. 4. Observasi dapat dicheck dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Yang observasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diriset. Sehingga keunggulan metode ini adalah yang dikumpulkan dalam dua bentuk: a. Interaksi b. Percakapan (conversation) Artinya, selain perilaku nonverbal juga mencakup perilaku verbal dari orangorang yang diamati. Ini mencakup antara lain apa saja yang dilakukan, perbincangan apa saja yang dilakukan termasuk bahasa-bahasa gaul serta benda-benda apa yang mereka buat dan gunakan dalam interaksi sehari-hari. Metode observasi partisipan lebih memungkinkan peneliti mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi riil, dimana terdapat setting yang riil tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis seperti riset experimental, misalnya. Seperti namanya, metode ini memungkinkan peneliti terjun langsung dan menjadi bagian dari yang diteliti bahkan hidup bersama-sama ditengah individu atau kelompok yang diobservasi dalam jangka waktu yang cukup lama. Peneliti memungkinkan untuk memahami apa yang terjadi, memahami pola-pola dan interaksi. Disini pada dasarnya, peneliti mempunyai dua peran yaitu sebagai

6 partisipan dan sebagai periset (observer). Selain itu, peneliti dituntut untuk tidak teridentifikasi oleh orang lain. Jika tidak, maka data yang diperoleh bisa tidak valid atau kehilangan objektifitasnya. Karena itu observasi partisipan ini disebut juga sebagai observasi tak mengganggu (unobstrusive) atau tersembunyi (concealed). Misalnya pada riset pola kehidupan pekerja seks komersial (PSK). Untuk mendapatkan data yang mendalam, si peneliti bisa berperan sebagai pelanggan atau bekerja sebagai bartender di tempat prostitusi. Bahkan bila perlu si peneliti bisa berperan sebagai PSK itu sendiri. Disini peneliti bisa mengamati pola kehidupan PSK. Data yang dikumpulkan berupa pola interaksi dan percakapan (conversation) juga simbol-simbol lain yang mereka gunakan baik antara PSK dengan PSK lainnya, dengan pelanggan, dengan germonya, atau dengan lingkungannya. Seperti dikemukakan ada dua jenis observasi partisipan: a. Partisipan sebagai peneliti. Artinya, peneliti (observer) adalah orang dalam atau insider dari kelompok yang diamati yang melakukan pengamatan terhadap kelompok itu. Ini dapat disebut pula sebagai membership. Contoh, seorang PR ingin meneliti bagaimana pola hubungan kerja yang terjadi dikantornya, PR tersebut meneliti objek dimana dia bekerja didalamnya. b. Observer sebagai partisipan Peneliti (observer) adalah orang luar yang netral (outsider) yang mempunyai kesempatan untuk bergabung dalam kelompok berpatisipasi dalam kegiatan dan pola kehidupan kelompok tersebut sambil melakukan pengamatan. Contoh, seorang mahasiswa ingin meneliti interaksi buruh dalam kegiatan demonstrasi, maka dia ikut serta berbaur dengan para buruh sewaktu demonstrasi berlangsung. Menurut Rachmat Kriyantono (Rachmat Kriyantono, 2010, p. 118), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan peneliti saat melakukan observasi, yaitu: a. Setting atau konteks berlakunya observasi. Setting ini sangat menentukan bagaimana orang berperilaku. Orang yang akan berperilaku berbeda tergantung setting-nya. Misalnya di bar sulit sekali kita menemukan orang

7 yang khusyuk berdoa. Perilaku kelompok dalam proses pengambilan keputusan akan berbeda bila dilakukan di ruang tertutup dan ber-ac dengan diruang tertutup tanpa AC. b. Subjek riset. Ini menyangkut siapa yang diobservasi, berapa banyak yang diobservasi, dan data lain menyangkut sosiodemografis, ekonomi dan lainnya. c. Periset harus memahami perilaku kelompok dan individu yang diobservasi. d. Frekuensi dan durasi dari perilaku. Periset dituntut untuk memilah-milah mana perilaku yang dilakukan dengan frekuensi tinggi sehingga menjadi kebiasaan, dan mana perilaku yang terjadi begitu saja. e. Periset dituntut untuk merekam dan mencatat apa yang dilihatnya. Dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipan dimana observer sebagai partisipan. 3.4.1.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh peneliti sendiri. Artinya, peneliti hanya menjadi tangan kedua yang sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut ke pihak lain yang berwenang (Istijanto, Riset: Sumber Daya Manusia, 2010). Dalam teknik pengumpulan data ini menggunakan data internal perusahaan yaitu data internal BPJS Ketenagakerjaan dan juga studi kepustakaan yang diperoleh melalui buku-buku dan internet. 3.5 Teknik Analisa Data Dalam teknik pengolahan data, penelitian menggunakan teknik coding dari Christine Daymon dan Immy Hollowa (Christine Daymon, 2008), yang terdiri dari tiga tahapan coding, yaitu :

8 3.5.1 Open Coding Koding terbuka adalah proses rekapitulasi dan konseptualisasi data. Tahapan ini dimulai ketika memperoleh data dan mengujinya. Masing-masing gagasan dalam data diberi label. Gagasan yang sama diberi label yang sama. Singkatnya,open coding adalah memilah-milah data. 3.5.2 Axial Coding Axial Coding adalah pengumpulan kembali data yang telah di pecah-pecah melalui proses open coding. Dengan meninjau kembali kategori-kategoriawal dalam bentuk baru untuk membangun kategori utama yang kemudian diberi label. Singkatnya, axial coding adalah memunculkan kembali data dalam bentuk baru. 3.5.3 Selective Coding Koding selektif yaitu mengkodekan fenomena utama, kategori inti. Dalam grounded theory, kategori utama menghubungkan yang lain-laindan disebut kategori inti (core cathegory). Singkatnya, selective coding adalah pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain. 3.6 Teknik Keabsahan Data Menurut Rachmat Kriyantono (Rachmat Kriyantono, 2010, pp. 71-73), terdapat beberapa jenis teknik keabsahan data, yaitu: a. Kompetensi Subjek Riset Artinya subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawabanjawaban pertanyaan berkait dengan pengalama subjek. b. Trustworthiess

9 Yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami. Thustworthiess ini mencakup dua hal: 1. Authenticity, yaitu memperluas konstruksi personal yang diungkapkan. Peneliti memberi kesempatan dan memfaisilitasi pengungkapan konstruksi personal yang lebih detail 2. Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subyek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris yang tersedia. Menurut Dwidjowinoto (2002:9) ada beberapa macam triangulasi, yaitu: a) Triangulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi dari sumber yang berbeda. b) Triangulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia karena manusia dapat berubah setiap waktu. c) Triangulasi Peneliti Menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan observasi atau wawancara. d) Triangulasi Metode Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan penelitian. c. Intersubjective Agreement Semua pandangan, pendapat atau data dari suatu subjek di dialogkan dengan pendapat, pandangan, atau data dari subjek lainnya.

10 d. Conscientization Adalah kegiatan berteori, ukurannya: dapat melakukan blocking interpretation. Mempunyai basis teoritis yang mendalam dan kritik harus tajam. Dalam penelitian ini, teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber yaitu membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda (Rachmat Kriyantono, 2010, pp. 71-73). Peneliti memilih triangulasi karena peneliti menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenerannya dengan data empiris yang tersedia. Dan bukan hanya sekedar memberi kesempatan dan memfasilitasi subjek untuk bercerita panjang lebar tentang yang dialaminya seperti teknik keabsahan authenticity. 3.7 Teknik Pemilihan Narasumber Menurut Dr. Said Kelana Asnawi dalam bukunya yang berjudul Riset Keuangan: Pengujian-pengujian Empiris (Dr. Said Kelana Asnawi, 2005, p. 254), dikatakan bahwa teknik pemilihan narasumber purposive sampling adalah pengambilan data disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Teknik ini digunakan karena peneliti memilih langsung siapa narasumber yang berhubungan langsung dengan penelitian.