Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora Persica)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

PENGARUH LARUTAN KUMUR EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP ph SALIVA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kerusakan pada gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang umum

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei s/d juni Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta yang berusia tahun. Penelitian ini. n= Z 2 p.q d 2 n= 1,96 2.0,5.0,25 0,25 2 n= 7,68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci : Plak gigi, pasta gigi, pasta gigi herbal, metode O Leary

ABSTRAK. Kata kunci:berkumur, infusa jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle), plak gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pohon Arak (salvadora persica) (Almas,2002). dan minyak atsiri untuk meningkatkan air liur (Zaenab dkk,2004)

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Volume 47, Number 3, September 2014

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. American Association of Orthodontists menyatakan bahwa Ortodonsia

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

PERBEDAAN EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

ABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh keseluruhan (Tambuwun et al., 2014). Kesehatan gigi dan mulut tidak

Kata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

ABSTRAK. Kata kunci: alat ortodontik cekat, menyikat gigi, chlorhexidine 0,2%, plak dental, indeks plak modifikasi dari PHP Index.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kelompok mikroba di dalam rongga mulut dan dapat diklasifikasikan. bakteri aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

UJI EFEKTIVITAS BERKUMUR MENGGUNAKAN AIR SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK

PERBEDAAN INDEKS PLAK PADA PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT YANG MENGGUNAKAN SIKAT GIGI KHUSUS ORTODONTIK DENGAN DAN TANPA OBAT KUMUR

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menjadi perhatian khusus

BAB IV METODE PENELITIAN. pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun di kota tersebut merupakan urutan ke-2

ABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

ABSTRAK. Kata kunci: Pasta gigi herbal, pasta gigi non herbal, indeks plak, ortodontik cekat.

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : Plak gigi; susu murni; indeks plak; O Leary

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

BAB 4 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional (>25,9%) dan sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Rongga mulut manusia tidak pernah terlepas dari bakteri. Dalam rongga mulut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi juga merupakan hasil interaksi antara kondisi fisik, mental dan

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

BAB 4 METODE PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SIKAT GIGI ELEKTRIK DAN SIKAT GIGI KONVENSIONAL TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. golongan usia (Tarigan, 1993). Di Indonesia penderita karies sangat tinggi (60-

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Transkripsi:

Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora Persica) Endarti*, Fauzia*, Erly Zuliana** * Departemen Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas ndonesia, Jakarta ** Fakultas Kedokteran Gigi Universitas ndonesia, Jakarta Abstrak: Plak bakteri dan produknya merupakan faktor penyebab utama karies dan penyakit periodontal. ndeks plak, ph plak dan ph saliva dapat mewakili keadaan kesehatan mulut seseorang.penelitian ini untuk membuktikan manfaat berkumur dengan menggunakan larutan ekstrak siwak dapat menurunkan indeks plak, meningkatkan ph plak dan meningkatkan ph saliva. Dengan melibatkan 40 sukarelawan.30 orang berkumur dengan larutan ekstraks siwak dan 10 rang sebagai kontrol.ndeks plak, ph plak dan saliva plak diukur pada hari 1, ke 4 dan ke 8.Hasil yang didapat berkumur dengan larutan ekstrak siwak tidak efektif dalam menurunkan indeks plak, namun efektif dalam meningkatkan ph plak dan ph saliva. Kata kunci: ekstrak siwak, kebersihan mulut Abstract Bacterial plaque and its products were determine as the main cause of caries and the periodontal disease. t is considered that plaque index, plaque ph and saliva ph could represent the oral status.siwak could be used to improved the oral hygiene status. The aim of this study was to investigate the effectivity of siwak as mouthrinse in decreasing the plaque index, increasing the plaque and saliva ph, using 40 th subyects. 30 th subjects in the study group have to raise with extract siwak twice daily and 10 th subjects in the control group have to brush the teeth with convensional tooth brush withouth tooth paste for eight days.the plaque index, plaque ph and saliva ph were measured in the 1 st, 4 th and 8 th day.t is concluded that siwak as mouthrinse is not effective to reduce the plaque index, but can effective in increasing the plaque ph and saliva ph. Keywords: extract siwak, oral hygiene PENDAHULUAN Siwak sudah digunakan berabad abad tahun yang lalu pada masa kekaisaran Yunani dan Romawi. Kemudian berkembang siwak semakin dikenal diwilayah Timur Tengah dan Amerika Selatan. 1,2,3. Penyakit yang sering terjadi di rongga mulut adalah karies dan periodentitis.sebagai penyebabnya adalah plak bakteri baik sebagai pencetus maupun faktor yang memperparah kondisi penyakit.dirongga mulut 1,2 Penggunaan obat kumur adalah salah satu cara yang dianggap cukup berhasil dalam menjaga kebersihan rongga mulut. 4.5 Larutan ekstrak siwak berbeda dengan obat kumur lain karena ekstrak siwak tidak mengandung bahan kimia dan tidak mengan dung alkohol.6 Salah satu indikator untuk melihat status higiene mulut adalah dengan melihat indeks plak. Semakin rendah indeks plak berarti semakin baik status higiene mulut individu yang bersangkutan. Adanya kandungan minyak esensial di dalam batang siwak dapat merangsang aliran saliva. Dengan adanya aliran saliva yang cepat ini, penurunan ph plak dapat dihambat, karena di dalam saliva ditemukan adanya bufer utama yaitu bikarbonat yang merupakan pertahanan efektif terhadap produksi asam dari bakteri kariogenik. 7 Siwak mempunyai efek bakterisida terhadap beberapa bakteri yang ada di dalam plak, termasuk di antaranya bakteri penghasil asam. Sehingga metabolisme makanan oleh bakteri tersebut tidak terjadi, yang mengakibatkan produk asam tidak terbentuk, sehingga ph plak tidak mengalami penurunan. 7 Bikarbonat adalah sistem bufer yang terpenting di dalam saliva. Konsentrasi bikarbonat dalam saliva berbanding lurus dengan kecepatan sekresi saliva yang artinya Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006 393

Karangan Asli semakin tinggi konsentrasi bikarbonat, semakin tinggi kapasitas bufernya yang mengakibatkan semakin tinggi pula ph saliva. 8 Siwak, seperti telah diungkapkan di atas, mengandung minyak esensial yang berfungsi meningkatkan aliran saliva. Peningkatan aliran saliva ini akan meningkatkan aktifitas bufer saliva sehingga ph saliva juga akan meningkat. 8 Plak gigi adalah lapisan berwarna putih kekuningan yang melekat pada permukaan gigi di bagian bukal, lingual, dan interproksimal gigi. ndeks Plak (modifikasi Spolsky 1996; Joelimar 1997) adalah jumlah deposit bakteri pada empat permukaan gigi yaitu bukal atau fasial, mesial, lingual atau palatal, dan distal semua gigi yang ada. HPOTESS 1. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari dapat menghambat pembentukan plak supragingival. 2. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari dapat menurunkan indeks plak. 3. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari dapat meningkatkan ph plak. 4. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari dapat meningkatkan ph saliva. METODE PENELTAN Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan 40 orang sukarelawan yang bersedia dijadikan obyek dalam penelitian dan mencari siwak untuk ekstrak siwak. Siwak didapat dari Jedah dalam satu ikatan berasal dari satu pohon. Dari 40 orang sukarelawan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: a. Kelompok yang berkumur 2 kali sehari dengan larutan ekstrak siwak setelah makan pagi dan sebelum tidur malam tanpa menyikat gigi. b. Kelompok kontrol yang menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional tanpa pasta gigi. Kriteria inklusi: - Dewasa muda (18-28 tahun) - Keadaan umum baik - Bersedia mengisi informed consent - Bersedia untuk tidak menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional yang digunakan bersama pasta gigi selama waktu penelitian bagi kelompok perlakuan dan bersedia hanya menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional tanpa pasta gigi. - Gigi anterior rahang atas dan rahang bawah teratur atau berjejal derajat ringan. Kriteria eksklusi: - Memiliki kelainan sistemik (diabetes melitus, penyakit jantung, dll) - Memiliki kelainan periodontal - Menggunakan protesa atau alat ortodonti - Memiliki kebiasaan merokok - Sedang memakai obat kumur - Pengukuran ph Plak Derajat keasaman plak yang didapat dengan cara melarutkan 0,5 mg plak dari masing-masing individu ke dalam 5 ml aquades kemudian diukur dengan menggunakan alat ph meter. - Pengukuran ph Saliva Derajat keasaman saliva yang didapat dengan cara mengumpulkan saliva istirahat dari masing-masing individu hingga + 5 ml, kemudian diukur dengan menggunakan alat ph meter. - Pengukuran ndeks Plak (modifikasi Spolsky 1996; Joelimar 1997) Skor 0 : Tidak ada plak Skor 1 : Plak tidak terlihat mata tapi terambil oleh probe pada saat sondasi Skor 2 : Plak terlihat mata Skor 3 : Jumlah plak banyak Kemudian skor tersebut dijumlahkan menjadi indeks plak individu yang bersangkutan. Nilai setiap individu bervariasi antara (0-3) x 4 permukaan x 32 gigi atau 0-384. Skor 0 128 = kriteria rendah Skor 129 256 = kriteria sedang Skor 257 384 = kriteria tinggi - Pembuatan Larutan Ekstrak Siwak Batang-batang siwak yang masih segar dipotong-potong hingga halus. Kemudian dibiarkan dalam ruangan dengan suhu kamar selama dua hari. Setelah itu, timbang siwak yang sudah dihaluskan tadi sebanyak 10 gram dan rendam dalam aqua deionisasi selama 48 jam dengan temperatur 4 o C, pisahkan dengan sentrifugasi selama 10 menit, ambil cairan supernatannya dan saring kembali dengan saringan 0,45 μm/saringan Whatman. Lalu buat konsentrasi 50%, artinya larutan tersebut diencerkan 2 kali. Tambahkan bahan anti jamur atau pengawet karena pemakaian larutan lebih dari 7 hari. Pengawet yang digunakan adalah methyl paraben, dengan konsentrasi 0,1-0,2%. 5 394 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006

Endarti dkk. Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak PENELTAN 1. Peserta dalam penelitian diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya selama penelitian. Apabila menyetujuinya maka dapat mengisi lembar persetujuan (informed consent) untuk kemudian mendapat perlakuan. 2. Pada masa penelitian, kelompok perlakuan tidak diperkenankan untuk menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional selama 8 hari. Penelitian dilakukan pada 40 orang dibagi menajdi dua kelompok: a. Kelompok perlakuan yang berkumur 2 kali sehari dengan larutan ekstrak siwak. b. Kelompok kontrol yang menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional tanpa pasta gigi. Kepada kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak diberi penjelasan untuk berkumur 2 kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Setiap kali berkumur dilakukan selama 30 detik sebanyak 10 ml. Mula-mula, masukkan obat kumur sebanyak 5 ml ke dalam mulut, lalu dengan tekanan kuat, arahkan ke seluruh permukaan dan lekuk gigi selama kurang lebih 15 detik. Dilanjutkan dengan 5 ml obat kumur sisanya dengan cara yang sama. Pengambilan data dilakukan pada hari pertama penelitian sebelum mulai berkumur dengan larutan ekstrak siwak, hari keempat, dan hari kedelapan untuk melihat perkembangan indeks plak supragingival, ph plak supragingival, dan ph saliva. Plak sebanyak + 0,5 mg diambil dan dimasukkan ke tabung plastik dengan menggunakan instrmen plastis, segera ditutup dan disimpan di dalam termos dengan dryice. Lalu saliva dikumpulkan + 5 ml ke dalam tabung reaksi dan ditutup dengan wrap plastic. Selanjutnya sampel ini disimpan dalam lemari es hingga saat pengukuran. ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik hingga sebanyak 0,5 mg. Plak tersebut dilarutkan ke dalam 5 ml aquades. Kemudian dilakukan pengukuran nilai ph plak dengan menggunakan alat ph meter. Pengukuran ph saliva dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel saliva dari masingmasing individu sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan corong. Saliva yang sudah terkumpul kemudian diukur dengan menggunakan alat ph meter.. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh berupa data interval. Dilakukan penghitungan apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Pada data dengan sebaran normal dilakukan uji T, sedang pada data dengan sebaran tidak normal dilakukan uji Wilcoxon untuk analisis inter kelompok dan uji U-Mann Whitney untuk analisis antar kelompok. Penghitungan statistik dilakukan dengan derajat kepercayaan 95% dan dengan program SPSS. Alat dan Bahan Penelitian Bahan : Larutan ekstrak siwak dari batang S.persica Betadine, alkohol, aquadest, dryes, Gloves, masker, kapas, wrap, plastic, tissue Alat : Timbangan analitik, ph meter, Gelas takar, tabung plastik, tabung reaksi, corong, kaca, sonde, kaca mulut, instrumen plastik. HASL PENELTAN Diperoleh sebanyak 40 orang sukarelawan yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu 30 orang dalam kelompok berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari dan 10 orang dalam kelompok kontrol yang menyikat gigi 2 kali sehari tanpa pasta. Data klinis yang didapat penelitian adalah indeks plak, ph plak dan ph saliva yang diperiksa pada hari pertama, keempat dan kedelapan. Perbedaan data-data yang didapat dari kedua kelompok dapat dilihat pada Gambar 1.2.3 dan Tabel 1,2,3,4,5,6. Pengambilan Data Plak yang diperoleh dari masing-masing individu diletakkan di atas tabung plastik dan Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006 395

Karangan Asli Gambar 1. Perbedaan rerata indeks plak pada hari pemeriksaan ke-1, ke-4, ke-8 pada kedua kelompok Tabel 1. Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok pada setiap saat pengukuran 1 75,43 + 31,77 4 126,37 + 47,97 4 126,37 + 47,97 0,709 8 129,37 + 43,23 1 75,43 + 31,77 8 129,37 + 43,23 Keterangan: Kelompok Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari Tabel 2. Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok pada setiap saat pengukuran 1 58,6 + 35,85 0,976* 4 58,3 + 34,23 4 58,3 + 34,23 0,867 8 59,6 + 29,66 1 58,6 + 35,85 0,906 8 59,6 + 29,66 Keterangan: Kelompok Kontrol Gambar 2. Perbedaan rerata indeks plak pada hari pemeriksaan ke-1, ke-4, ke-8 pada kedua kelompok Tabel 3. Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok pada setiap saat pengukuran 1 6,32 + 0,40 4 7,12 + 0,23 4 7,12 + 0,23 0,001* 8 6,90 + 0,38 1 6,32 + 0,40 8 6,90 + 0,38 Keterangan: Kelompok Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari 396 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006

Endarti dkk. Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak Tabel 4. Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok pada setiap saat pengukuran 1 7,04 + 0,38 0,758 4 7,16 + 0,40 4 7,16 + 0,40 0,539 8 6,86 + 0,29 1 7,04 + 0,38 0,610 8 6,86 + 0,29 Keterangan: Kelompok Kontrol Rerata ph saliva 7.6 7.4 7.2 7 6.8 6.6 6.4 1 4 8 Hari pemeriksaan Berkumur Kontrol Gambar 3. Perbedaan rerata ph saliva pada hari pemeriksaan ke-1, ke-4, ke-8 pada kedua kelompok Tabel 5. Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok pada setiap saat pengukuran 1 6,83 + 0,44 0,002* 4 7,47 + 0,24 4 7,47 + 0,24 0,006* 8 7,56 + 0,26 1 6,83 + 0,44 8 7,56 + 0,26 Keterangan: Kelompok Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari Tabel 6. Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok pada setiap saat pengukuran 1 7,46 + 0,38 0,438 4 7,57 + 0,53 4 7,57 + 0,53 0,074 8 7,38 + 0,33 1 7,46 + 0,38 0,386 8 7,38 + 0,33 Keterangan: Kelompok : Kontrol Dari Gambar 1, dapat dilihat adanya perbedaan rerata indeks plak pada kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari lebih tinggi daripada kelompok kontrol, baik pada pemeriksaan hari ke-1, ke-4, ke-8. Dengan uji T dapatkan bahwa perubahan rerata indeks plak kelompok antara pemeriksaan hari ke-1 dan ke-4 serta antara hari ke-1 dan ke-8 tidak bermakna (p < 0,005) (Tabel 1). Tetapi dalam kelompok ditemukan perubahan tidak bermakna dari indeks plak antara hari-hari pemeriksaan (p > 0,005) (Tabel 2). Dari Gambar 2 menunjukkan bahwa rerata ph plak pada hari ke-1 dan ke-4 kelompok lebih rendah dibandingkan kelompok. Pada hari ke-8 rerata ph plak kelompok lebih tinggi dibandingkan kelompok. Pada rerata indeks plak antara hari-hari pemeriksaan kelompok dengan uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0,005) (Tabel 3). Namun analisis uji T terhadap perubahan yang terjadi dalam kelompok antara hari-hari pemeriksaan menunjukkan tidak berbeda bermakna (Tabel 4). Dari Gambar 3 terlihat bahwa rerata ph saliva pada pemeriksaan hari ke-4 kelompok 1 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006 397

Karangan Asli lebih tinggi dari hari ke-1, namun keduanya masih lebih rendah dari pada kelompok. Sedangkan rerata ph saliva kelompok relatif sama pada setiap saat pemeriksaan. Hasil analisis uji T terhadap perbedaan rerata ph saliva kelompok antara hari-hari pemeriksaan menunjukkkan perubahan yang bermakna (p < 0,005) (Tabel 5). Sedangkan uji T terhadap perbedaan rerata ph saliva kelompok antara hari-hari pemeriksaan menunjukkan perubahan yang tidak bermakna (Tabel 6). Analisis Statistik Untuk mengetahui perbedaan indeks plak, ph plak dan ph saliva antara kedua kelompok, dilakukan uji T untuk data dengan sebaran normal, uji U-Mann Whitney untuk analisis antar kelompok dan uji Wilcoxon untuk analisis inter kelompok. Data indeks plak kedua kelompok pada hari pemeriksaan ke-4 dan ke-8 menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Demikian pula mengenai data ph plak kedua kelompok pada hari pemeriksaan ke-1 serta data ph saliva kedua kelompok pada hari pemeriksaan ke-1. Tabel 7. Analisis data indeks plak antara kelompok dan kelompok pada setiap saat pemeriksaan Hari ke- Kelompok (p) 1 75, 43 + 31,77 58,6 + 35,85 0,207 4 126,37 + 47,97 58,3 + 34,23 8 129,37 + 43,23 59,6 + 29,66 Keterangan: Kelompok berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari Kelompok kontrol Tabel 8. Analisis data ph plak antara kelompok dan kelompok pada setiap saat pemeriksaan Hari ke- Kelompok (p) 1 6,32 + 0,40 7,04 + 0,38 0,001* 4 7,12 + 0,23 7,16 + 0,40 0,435 8 6,90 + 0,38 6,86 + 0,29 0,472 Keterangan: Kelompok berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari Kelompok kontrol Tabel 9. Analisis data ph saliva antara kelompok dan kelompok pada setiap saat pemeriksaan. Hari ke- Kelompok (p) 1 6,83 + 0,44 7,46 + 0,38 0,000 4 7,47 + 0,24 7,57 + 0,53 0,590 8 7,56 + 0,26 6,38 + 0,33 0,195 Keterangan: Kelompok berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari Kelompok : kontrol PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, sukarelawan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang berkumur dengan larutan siwak 2 kali sehari sebanyak 30 orang dan kelompok kontrol yang menyikat gigi tanpa pasta sebanyak 10 orang. Selama tiga kali pemeriksaan, rerata indeks plak pada hari ke-1, ke-4, ke-8, kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari mengalami peningkatan. Secara statistik rerata indeks plak pada hari ke-1 dibandingkan hari ke-4 juga antara hari ke-1 dibandingkan dengan hari ke-8 menunjukkan peningkatan hari ke-8 juga menunjukkan peningkatan, namun tidak bermakna. Sedangkan pada kelompok yang menyikat gigi tanpa pasta, rerata indeks plak relatif sama. Pemeriksaan indeks plak pada hari ke-1, ke-4, dan ke-8 antara kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak dibandingkan dengan kelompok kontrol juga menunjukkan adanya perbedaan. Namun pada uji statistik hanya rerata indeks plak pada pemeriksaan hari ke-4 dan ke-8 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p < 0,05) antara kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak dibandingkan kelompok kontrol. 398 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006

Endarti dkk. Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak Peran obat kumur sebagai kontrol plak hanya sebagai penunjang dari perlakuan mekanis. Pada penelitian ini, akumulasi plak pada kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak mengalami peningkatan. Bahkan pada hari ke-4 sudah terlihat perbedaan bermakna antara hanya berkumur dengan larutan ekstrak siwak dengan mekanik penyikatan gigi dengan sikat gigi konvensional. Berarti pembersihan geligi dengan cara mekanik tetap diperlukan, dan tidak dapat digantikan dengan cara hanya berkumur. Hal ini berbeda dengan yang dituliskan oleh Almas mengenai penelitian yang dilakukan oleh Mostafa yang menyatakan bahwa penggunaan siwak sebagai obat kumur dapat mereduksi jumlah plak. 9 Lampiran 1 memperlihatkan hasil pemeriksaan ph plak selama 8 hari pada kelompok berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari. Uji statistik yang digunakan adalah uji non-parametrik Wilcoxon. Hasil yang didapat menunjukkan nilai rerata ph plak antara hari ke-1 dan hari ke-4 mengalami peningkatan yang bermakna. Hal yang sama juga terjadi antara nilai rerata ph plak hari ke-1 dan hari ke-8. Sedangkan antara hari ke-4 dan hari ke-8, nilai rerata ph plak mengalami penurunan yang juga bermakna. Keadaan rerata nilai ph plak pada hari pemeriksaan ke-1, ke-4, dan ke-8 pada kelompok berkumur dengan larutan ekstrak siwak dibandingkan dengan kelompok kontrol menunjukkkan perbedaan bermakna. Hasil uji U-Mann Whitney mengenai rerata ph plak antara kedua kelompok baik pada hari pemeriksaan ke-4, dan ke-8 tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Sedangkan uji T yang dilakukan pada hari ke- 1, menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Namun hal tersebut dapat diabaikan mengingat saat itu belum ada perlakuan apapun atau belum ada pengaruh siwak saat itu. Bahkan penemuan perbedaan bermakna ini menunjukkan keadaan dasar individu kedua kelompok sudah berbeda. Dalam penelitian ini terbukti bahwa penggunaan larutan ekstrak siwak selama 4 hari sudah dapat menaikkan ph plak individu yang bersangkutan. Sedangkan penyikatan gigi cara konvensional tanpa pasta gigi tidak berpengaruh sama sekali terhadap ph plak (Gambar 2, Tabel 4). Penurunan ph plak yang terjadi antara hari ke-4 dan ke-8, dipengaruhi banyak faktor. Antara lain, kepatuhan sukarelawan.mengingat masa penelitian yang relatif cukup lama, yang mengharuskan sukarelawan untuk tidak menyikat gigi selama delapan hari, ada kemungkinan sukarelawan tidak meneruskan penggunaan obat kumur secara teratur dan dengan teknik yang benar. Analisis statistik yang dilakukan pada pemeriksaan ph saliva hari ke-1, ke-4, ke-8, pada kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak menunjukkan peningkatan yang bermakna. Uji statistik yang digunakan adalah uji T dan uji U-Mann Whitney. Nilai rerata ph saliva kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok berkumur dengan larutan ekstrak siwak menunjukkan adanya perbedaan. Namun berdasarkan uji statistik, perbedaan pada hari ke-4 dan ke-8 tidak bermakna (p > 0,05). Sedangkan pada hari ke-1 memperlihatkan perbedaan yang bermakna. Seperti yang terjadi pada ph plak, kemaknaan ini dapat diabaikan karena sukarelawan belum menerima perlakuan apapun. Perbedaan nilai ph plak dan ph saliva yang bermakna pada pemeriksaan hari ke-1, yaitu saat sukarelawan belum menerima perlakuan, dapat dihubungkan dengan macam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat olahan cenderung memiliki nilai ph plak dan ph saliva lebih rendah bila dibandingkan dengan yang banyak mengkonsumsi makanan berserat KESMPULAN - Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat kumur larutan ekstrak siwak 2 kali sehari efektif dalam meningkatkan ph plak dan meningkatkan ph saliva namun tidak efektif dalam menurunkan indeks plak supragingival. - Penggunaan obat kumur larutan ekstrak siwak harus digunakan bersama alat penyikat gigi untuk memberikan aksi mekanis. Karena, obat kumur hanya memiliki aksi kimiawi saja yang berfungsi sebagai pelengkap dalam usaha meningkatkan status higiene mulut. SARAN 1. Memberikan pengarahan yang jelas kepada peserta mengenai ketepatan menggunakan larutan obat kumur dan mengenai cara berkumur yang benar. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006 399

Karangan Asli 2. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan teknik dan prosedur pengambilan data. 3. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat lain dari siwak. 4. Apabila saat pengambilan plak dan saliva tidak segera dilakukan pengukuran ph, sebaiknya sampel disimpan didalam kulkas atau wadah berisi dry ice, agar tidak terjadi penurunan ph. 5. Dilakukan penelitian serupa pada dua kelompok berbeda dengan jumlah sukarelawan yang sama, namun setiap kelompok pada selang waktu berbeda menjadi kelompok kontranya, untuk mempertegas hasil penelitian ini, karena terlihat adanya basis yang berbeda sejak awal penelitian sebelum diberikan perlakuan. DAFTAR PUSTAKA 1. Almas K, Al-Sadhan R. Miswak (Chewing Stick): A Cultural and Scientific Heritage. Saudi Dent 1999; 11: 80-7. 2. Almas K, Al-Sadhan R. Miswak (Chewing Stick): A Cultural and Scientific Heritage. Saudi Dent 1999; 11: 80-7. 3. Almas K. The Effect of Salvadora Persica Extract (Miswak) and Chlorhexidine Glucunateon Human Dentin. Available in http://www.thejcdp.com/issue011/almas/ almas.pdf. Accepted on March, 5 th 2004. 4. Haake SK. Periodontal Microbiology. Dalam: Carranza FA Jr, Newman MG, eds. Carranza s Clinical Periodontology, 8 th ed. Philadelphia: Saunders, 1996: 84-102 5. Darout A. Miswak as an Alternative to the modern Toothbrush in Preventing Oral Diseases. Available in http://www.ssgrr.it/en/ssgr2003w/papers/1 02ceo.pdf. Accepted on February, 18 th 2004. 6. El Rahman HF, Skaug N, Francis GW. n Vitro Antimicrobial Effects of Crude Miswak Extract on Oral Pathogens. Saudi Dent J 2002; 14: 26-32. 7. El Rahman HF, Skaug N, Francis GW. n Vitro Antimicrobial Effects of Crude Miswak Extract on Oral Pathogens. Saudi Dent J 2002; 14: 26-32. 8. Zaenab. Penapisan Kandungan Kimia dan Uji Antibakteri Siwak (Salvadora persica Linn). Terhadap Streptococcus mutans dan Bacteroides melaninogenicus. FMPA STN. Jakarta., 2002. 9. Almas K. The Antimicrobial Effects of seven Different Types of Asian Chewing Sticks. Available in http://www.santetropicale.com/resume/49 604.pdf. Accepted on April, 2 nd 2004. LAMPRAN A Tabel 1. Tabel induk kelompok berkumur larutan ekstra siwak 2 kali sehari No. Umur Pemeriksaan hari ke-1 Pemeriksaan hari ke-4 Pemeriksaan hari ke-8 P ph plak ph Saliva P ph plak ph Saliva P ph plak ph Saliva 1 21 56 5.99 6.91 189 7 7.24 113 6.99 7.67 2 21 125 6.27 6.99 87 6.98 7.58 75 6.76 7.79 3 19 53 5.84 7.32 126 7.14 7.65 95 6.92 7.37 4 21 78 6.12 6.58 140 7.05 7.45 145 6.71 7.22 5 21 66 6.7 6.4 152 7.07 7.56 175 7.27 7.69 6 20 98 6.1 6.45 121 7.16 7.25 132 6.6 8.16 7 23 76 5.84 7.26 100 7.07 7.39 103 6.71 7.69 8 20 128 6.4 5.93 191 7.1 7.36 204 6.73 7.82 9 20 79 6.64 7 129 7.02 7.77 97 6.74 7.91 10 20 85 6.1 7.16 147 7.09 7.69 181 6.95 7.82 11 22 171 6 7.05 232 7.18 7.58 193 6.69 7.4 12 21 79 6.02 6.76 199 7.11 7.31 107 7.7 7.47 13 20 41 6.71 5.97 110 6.98 7.43 104 6.92 7.62 14 20 80 6.15 6.64 106 6.86 7.67 208 6.56 7.38 15 20 51 6.03 6.94 92 7.06 7.54 91 6.79 7.78 16 21 93 5.87 6.22 75 7.15 7.62 163 6.61 7.75 17 20 97 6.07 6.55 250 7.25 7.67 200 6.84 7.42 18 20 90 6.21 6.58 88 6.8 7.21 57 7.02 7.26 19 20 66 5.89 7.09 121 7.09 7.79 102 6.91 7.81 20 20 98 6.14 5.95 126 6.95 7.21 175 5.83 7.58 400 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006

Endarti dkk. Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak 21 22 58 6.04 6.96 154 7.11 8.06 158 6.73 7.58 22 20 94 6.08 7.62 124 7.31 7.23 68 6.86 7.5 23 23 79 6.47 6.62 115 6.9 7.68 125 6.71 7.75 24 21 48 6.25 6.67 98 7.41 7.79 159 6.96 7.83 25 28 66 6.99 7.06 83 8.11 6.69 120 8.03 7.12 26 24 88 7.18 7.36 153 6.95 7.31 147 6.36 7.25 27 22 29 6.93 7.29 92 7.06 7.34 103 7.12 7.31 28 21 32 6.87 7.21 59 7.31 7.29 93 7.19 7.33 29 21 28 6.85 7.14 60 7.24 7.32 89 7.26 7.19 30 22 31 7.01 7.24 72 7.16 7.28 99 7.23 7.3 LAMPRAN B Tabel 1. Tabel induk kelompok kontrol No. Umur Pemeriksaan hari ke-1 Pemeriksaan hari ke-4 Pemeriksaan hari ke-8 P ph plak ph Saliva P ph plak ph Saliva P ph plak ph Saliva 1 22 56 6.91 7.22 51 7.14 7.76 33 6.71 7.59 2 20 81 7.4 7.51 20 7.65 7.96 53 7.03 7.61 3 19 31 6.61 6.91 32 7.28 7.39 51 7.06 7.26 4 20 50 6.66 7.53 87 7.21 7.72 56 6.63 7.37 5 21 27 6.69 7.8 47 6.99 8.52 35 7.12 7.54 6 20 124 7.2 7.83 102 7.32 7.62 105 7.11 7.46 7 20 111 7.14 7.54 105 7.12 7.37 108 6.99 7.26 8 20 42 7.51 7.9 24 7.34 7.6 32 6.25 7.69 9 19 16 7.6 7.63 25 7.38 7.34 36 7.02 7.52 10 21 48 6.65 6.78 90 6.12 6.43 87 6.64 6.53 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 4 Desember 2006 401