BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan material keramik komposit LSM-YSZ-GDC

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

PENGARUH PENAMBAHAN BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

ABSTRAK. Kata kunci: Sel bahan bakar oksida padat, CSZ, CaO, PVA, Slip casting.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Bab III Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Karena tujuan dari

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

PENGARUH DOPING MgO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK KERAMIK CSZ UNTUK SOFC

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padilah Muslim, 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

METODOLOGI PENELITIAN

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN MgO TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK KERAMIK CSZ UNTUK ELEKTROLIT PADAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi, sintesis material konduktor ionik dan uji kinerja material

KETANGGUHAN RETAK, KEKERASAN DAN KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI ELEKROLIT PADAT SOFC DENGAN PENAMBAHAN CuO

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Peralatan dan Bahan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Metodologi Penelitian

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC. CSZ dibuat dengan menggunakan metode sol gel kemudian dicampur dengan NiO secara konvensional di dalam mortar. 1.2 Lokasi Penelitian Penelitian mengenai keramik CSZ-NiO untuk elektrolit SOFC, dilaksanakan di kelompok Fisika Bahan Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTNBR-BATAN) yang beralamat di Jalan Tamansari, No. 71, Bandung 40132. 3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan 1.3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Neraca digital (Metler Tolledo) 2. Sendok 3. Becker glass 4. Pipet 5. Mangkuk keramik 6. PH meter

29 7. Kertas timbang 8. Tungku carbolite 9. Tungku pembakar 10. Alat Pengepres 11. Mortar 12. LCR meter 13. Keramik tempat sampel 14. Alat Screen 15. Pengggaris 16. Spidol 17. Kamera 18. Plastik tempat sampel 19. Alat penjepit 3.3.2 Bahan-bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Serbuk ZrCl 4 2. Serbuk CaO 3. HCl 4. Serbuk NiO (Nikel Oxide) 5. Serbuk Asam Sitrat 6. Serbuk CSZ (Calcia Stabilized Zirconia) 7. Aquades 8. Larutan NH 4 OH

30 9. Ethanol 10. Aseton 11. Alkohol 12. Perak 1.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, dari mulai peroses pembuatan keramik CSZ, kemudian dilanjutkan dengan pencampuran keramik CSZ yang telah dibuat dengan NiO dalam konsentrasi yang berbedabeda. Hasil campuran keramik CSZ dan NiO kemudian dicetak dalam bentuk pelet-pelet, setelah itu disenter pada suhu yang tinggi dan yang terakhir dilakukan karakterisasi terhadap sampel yang telah dibuat. Karakterisasi yang pertama dimulai dari analisis struktur kristal keramik CSZ-NiO, kemudian dilanjutkan dengan analisis struktur mikro dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) terhadap sampel CSZ-NiO, dan yang terakhir karakterisasi sifat listrik (Konduktivitas ionik) melalui pengukuran impedansi dengan mengguanakan LCR meter dari rentang 20Hz-5MHz. Kemudian dari data impedansi dihitung konduktivitas ioniknya. 1.4.1 Proses pembuatan keramik CSZ Serbuk CSZ dibuat dengan menggunakan teknik Sol-Gel. Teknik ini bertujuan untuk membuat partikel serbuk yang sangat kecil atau partikel nano.

31 Asam Sitrat + H 2 O CaO + HCl ZrCl 4 + H 2 O Aduk hingga homogen Larutan Ukur ph Pengaturan ph Panaskan pada suhu 80, 200, 400 dan 800 o C Serbuk CSZ Gambar 3.1. Diagram alir pembuatan serbuk CSZ 1. Pembuatan Larutan Keramik CSZ dibuat dengan menggunakan metode Sol Gel. Serbuk dibuat dengan mencampurkan asam sitrat+air (di dalam glas beker), CaO+Hcl (di dalam gelas beker), kemudian campur kedua larutan tersebut sampai homogen (Larutan A). Setelah itu, masukan ZrCl 4 yang telah dicampur dengan air ke dalam larutan A, aduk sampai homogen (larutan terlihat bening). Setelah itu atur ph-nya dengan menambahkan NH 4 OH (Amoniak) hingga PH-Nya lima (asam), sebagai indikatornya dapat menggunakan warna indikator universal untuk pengukuran ph. Setelah ph-nya lima, maka warna indikator akan menunjukkan warna jingga.

32 2. Pemanasan Larutan yang dihasilkan kemudian dimasukan kedalam tungku pembakaran dan dipanaskan pada suhu 80 0 C sampai larutan berbentuk sol gel. Pemanasan ini bertujuan untuk menguapkan pelarut yaitu air atau aquades dalam larutan. Setelah larutan berbentuk gel, kemudian pindahkan dalam mangkuk keramik, lalu panaskan pada suhu 200 o C sampai kering. Setelah kering, taikan suhunya menjadi 400 o C selama 1 jam (hasilnya seperti terumbu karang berwarna hitam). Dan yang terakhir, taikan lagi suhunya sampai 800 o C selama 4 jam (hasilnya seperti terumbu karang dengan warna putih. Proses pemanasan yang terakhir ini sering disebut juga kalsinasi. Setelah mengalami proses kalsinasi maka diperoleh gundukan CSZ seperti terumbu karang. Setelah digerus, maka terbentuklah serbuk CSZ. 3.4.2 Proses pembuatan pelet CSZ-NiO Dalam pembuatan pelet CSZ-NiO melalui beberapa tahapan seperti penimbangan, pencampuran, penggerusan, pemanasan, pressing sampai dengan karakterisasi terhadap pelet yang telah dibuat. Seperti ditunjukan dalam diagram alir berikut ini:

33 CSZ NiO 0, 0,5 dan 1% wt Campur dan gerus Penggerusan kembali Pengepresan tahap awal Sintering Pressing Sintering Pelet CSZ-NiO Karakterisasi Struktur kristal, struktur mikro dan sifat listrik Gambar 3.2. Diagram alir pembuatan dan karakterisasi pelet CSZ-NiO 1. Pencampuran dan Penggerusan Dari serbuk CSZ yang telah dibuat, di ambil sebanyak 2 gram untuk masingmasing komposisi. Kemudian tambahkan NiO dengan komposisi 0% wt, 0,5% wt dan 1% wt sehingga jumlah total NiO+CSZ untuk masing-masing komposisi seberat 2gr untuk masing-masing sampel. Setelah itu campurkan masing-masing komposisi {(0%wt NiO+100%wt CSZ), (0,5%wt NiO+99,5%wt CSZ), (1%wt NiO+99%wt CSZ)}dengan cara digerus di dalam mortar kurang lebih selama satu jam untuk masing-masing komposisi. Dalam proses pembubukan/penggerusan tersebut, seringkali ditambahkan

34 bahan bahan organik yang berfungsi sebagai pengikat atau pelunak serbuk sehingga mudah dibentuk. 2. Pressing dan sintering tahap awal Pressing (kompaksi) merupakan suatu proses untuk memadatkan serbuk sesuai denagan bentuk yang diinginkan dengan menggunakan cetakan. Proses kompaksi pada umumnya dilakukan dengan penekanan satu arah dan dua arah (Rusianto, 2009). Pada penekan satu arah penekan atas bergerak ke bawah. Sedangkan pada dua arah, penekan atas dan penekan bawah saling menekan secara bersamaan dalam arah yang berlawanan(rusianto, 2009). Pengepresan awal dilakukan hanya untuk memudahkan pembentukan zirkonia kubik. Alat yang digunakan berupa alat pengepres manual, dengan tekanan yang diberikan tidak terlalu besar supaya nantinya memudahkan dalam penggerusan. Suhu yang digunakan untuk penyinteran awal bisa sama ataupun berbeda dengan suhu sintering akhir, tergantung dengan kebutuhan. 3. Pressing tahap akhir Setelah serbuk mengalami pengepresan dan penyinteran tahap awal, maka serbuk tadi akan terbentuk pelet-pelet berukuran besar, kemudian gerus kembali masing-masing pelet tersebut untuk masing-masing sampel selama kurang lebih 1 jam sampai terbentuk serbuk kembali. Setelah itu timbang seberat 0,3 gr sebanyak 3 sampel untuk masing-masing komposisi. Serbuk yang telah ditimbang siap untuk di press kembali. Pressing tahap akhir tekanannya harus besar, supaya diperoleh pelet dengan densitas yang tinggi.

35 Pada penelitian ini Pengepresan dilakukan pada tekanan 4 ton/cm 2 dengan diameter pelet yang dibuat adalah 8mm. 4. Sintering Sintering adalah suatu proses pemadatan dari sekumpulan serbuk pada suhu tinggi mendekati titik lelehnya hingga terjadi perubahan struktur mikro seperti terjadinya pertumbuhan butir, berkurangnya porositas pada batas antar butir dan penyusutan butir akibat pertumbuhan butir yang lain. Pada penelitian ini pelet hasil pengepresan disinter pada suhu 1450 0 C selama 4 Jam. 5. Karakterisasi keramik CSZ-NiO a. Analisis struktur kristal Untuk menganalisis struktur kristal, orientasi kristal dan parameter kisi kristal yang terbentuk pada keramik CSZ sebelum maupun sesudah ditambah NiO, dilakukan analisis dengan menggunakan XRD. Selain itu juga, analisis ini penting dilakukan untuk mengetahui fasa-fasa yang terbentuk dalam sampel. b. Analisis struktur mikro Untuk mengetahui struktur mikro dari bahan keramik CSZ yang ditambahkan dengan NiO dilakukan analisis SEM (Scanning Electron Microscope) yang bertujuan untuk mengetahui ukuran butir dan porositas. Pada penelitian ini, pembesaran yang digunakan untuk melihat struktur mikro keramik CSZ-NiO adalah 2500x untuk masing-masing sampel.

36 c. Uji sifat listrik Sampel yang akan diuji sifat listriknya terlebih dahulu harus diukur masa, diameter dan tebalnya sehingga dapat dihitung kerapatan (densitas) dari sampel yang telah dibuat. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan persamaan di bawah ini : ρ = m v (3.1) Dengan : ρ = densitas keramik (g/cm 3 ) v = volume (cm 3 ) m = massa keramik (g) Setelah dihitung densitas dari keramik CSZ-NiO selanjutnya dilakukan pengukuran impedansi untuk mengetahui konduktivitas ioniknya. Ketika akan dilakukan pengukuran impedansi dengan menggunkan LCR meter, sampel harus dilapisi dengan pasta perak di kedua permukaannya dengan menggunakan teknik screen printing. Pertama, lapisi salah satu permukaan pelet dengan pasta perak kemudian pansakan pada suhu 500 0 C. Kemudian, lapisi permukaan lainnya dan panaskan pada suhu 550 0 C, setelah mencapai suhu 550 0 C tahan selama 5 menit. Untuk menghitung konduktivitas ionik keramik CSZ-NiO dilakukan dengan cara mengukur impedansi dengan menggunakan LCR meter presisi dengan rentang frekuensi 20Hz-5MH pada suhu 300-700 0 C, dengan selang kenaikan atau penurunan suhu 50 0 C.

37 1.4.3 Proses Pembuatan Grafik Untuk Karakterisasi Listrik Untuk membuat grafik hubungan antara impedansi real (Z ) dan impedansi imaginer (Z ) dari masing-masing sampel CSZ-NiO dilakukan dengan cara: 1. Masukkan sampel ke dalam tungku pemanas yang sudah disambungkan dengan LCR meter, kemudian nyalakan. Taikan suhu tungku pemanas sampai 700 o C. 2. Lakukan pengambilan data dengan mengatur frekuensi pada tombol yang terdapat pada alat LCR meter mulai dari 20Hz, 50Hz, 70Hz, 100Hz, 200Hz, 300Hz, 500Hz, 700Hz, 1KHz, 3KHz, 5KHz, 10KHz, 30KHz, 50KHz, 70KHz, 100KHz, 200KHz, 400KHz, 600KHz, 800KHz, 1MHz, 2MHz, 3MHz, 4MHz dan 5MHz. Ketika menekan tombol frekuensi dengan nilai tertentu, di dalam layar LCR meter akan terbaca nilai impedansi real dan sudut. 3. Pada selang penurunan suhu 50 o C, yaitu pada suhu 650 o C lakukan pengambilan data kembali dari rentang frekuensi 20Hz-5MHz. 4. Setelah diperoleh 40 data impedansi real dan sudut dari rentang frekuensi 20Hz-5MHz, kemudian cari nilai impedansi imaginer yaitu dengan mengalikan impedansi real dengan tangen dari nilai sudut yang diperoleh. 5. Buat grafik hubungan antara impedasi real dengan impedansi imaginer dengan cara memplot impedansi real pada sumbu-x dan impedansi imaginer pada sumbu-y. 6. Lakukan pengukuran yang sama untuk masing-masing sampel dengan penambahan NiO.

38 Dari grafik hubungan impedansi real dengan impedansi imaginer, dapat diketahui nilai impedansi (hambatan) total yang digunakan untuk menghitung nilai konduktivitas ionik dan membuat grafik hubungan antara ln konduktivitas dengan 1/T untuk masing-masing sampel CSZ-NiO. Nilai konduktivitas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: σ = t L Z (3.2) Dengan: t = tebal dari pelet (cm) L = luas dari pelet (cm 2 ) Z = Impedansi total (Ω) σ = Konduktivitas ionik ( Ω -1 cm -1 ) atau (S/cm)