Simulasi Mikromagnetik dari Proses Switching dalam Nano Dot Permalloy Magnetik

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Simulasi Mikromagnetik Ketergantungan Tipe-nukleasi Magnetisasi Reversal terhadap Waktu pada Nano Dot Permalloy

SIMULASI MIKROMAGNETIK MAGNETISASI REVERSAL PADA NANO-PARTIKEL MAGNETIK PERMALLOY

ABSTRACT STUDY OF THE EFFECT OF DIMENSION AND GEOMETRIC TOWARD MAGNETIC DOMAIN WALL PROPAGATION ON PERMALLOY THIN LAYER ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkaman magnetik berbantukan panas atau Heat Assisted Magnetic

UNIVERSITAS INDONESIA. DINAMIKA DOMAIN WALL DAN EFEK ANISOTROPI PADA MATERIAL FERROMAGNET Co DAN Ni BERBENTUK NANOWIRE TESIS MARDONA

Gambar 1.1 Ilustrasi struktur MTJ (tanpa skala) dengan arah lapisan magentisasi (Ali, 2013)

Studi Mikromagnetik Dinamika Domain Wall pada Material Permalloy Berbentuk Nanowire dengan Injeksi Arus Terpolarisasi

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI MICROMAGNETIC PROSES MAGNETISASI DAN SPEKTRUM SUSEPTIBILITAS FERROMAGNETIK ELEMEN DIAMOND-SHAPED TESIS ISMAIL

STUDI MAGNETISASI PADA SISTEM SPIN MENGGUNAKAN MODEL ISING 2D

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AMPLITUDO OSILASI POSISI DOMAIN WALL BAHAN FEROMAGNETIK NANOWIRE BERKONTRIKSI SEGITIGA KETIKA DIBERI MEDAN LUAR AC DENGAN AMPLITUDO 2 MILITESLA

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

KAJIAN NUMERIK PENGARUH DIMENSI PADA PARAMETER BENAHAN SUPERKONDUKTOR TIPE II BERBENTUK PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

d) Dipol magnet merupakan sebuah magnet dipol, akselerator partikel, magnet yang dibangun untuk menciptakan medan magnet homogen dari jarak tertentu.

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet

BAB 2 Teori Dasar 2.1 Konsep Dasar

UNIVERSITAS INDONESIA. ANALISIS OSILASI DAN STRUKTUR DOMAIN WALL DI DALAM KONSTRIKSI NOTCH PADA BAHAN FEROMAGNETIK (Fe, Co, Ni) BERBENTUK NANOWIRE

Magnet Rudi Susanto 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN PERNYATAAN PRAKATA DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

UM UGM 2017 Fisika. Soal

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Fisika. Oleh Nur Aji Wibowo NIM S

UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK DARI GERAK RELATIF PERISAI MAGNETIK TERHADAP MAGNET DAN KUMPARAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

BAB I PENDAHULUAN. magnet berasal dari Bahasa Yunani magnetis litious yang berarti batu magnet. Magnet

ketebalan lapisan Cromium (Cr) sebagai lapisan coupling dengan menggunakan metode Current in line with Plane (CIP). Penelitian di bidang lapisan

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

KAJIAN EFEK MAGNETOIMPEDANSI FREKUENSI RENDAH PADA MULTI LAPISAN [Ni 80Fe 20/Cu] N KAWAT Cu HASIL ELEKTRODEPOSISI TESIS

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

Sumber medan magnet. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0

STUDI TENTANG PENGARUH LEDAKAN 3 BAHAN PELEDAK BERKEKUATAN TINGGI PADA DINDING KONKRET BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

MEDAN DAN GAYA MAGNET

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Dinamika Model Spin XY 2 Dimensi

Pemodelan axial permanent magnetic bearing untuk aplikasi turbin angin horisontal

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2.

Ferdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).

Bahan Magnetik. oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

Kajian Model Ising 2 Dimensi untuk Bahan Antiferromagnet

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

APLIKASI METODE EULER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL DALAM SIMULASI OBAT BERBAHAN MAGNETIK. Aida (H ) SARI BACAAN

STUDI PEMBANGKITAN TORSI PADA CAKRAM BAJA MENGGUNAKAN GAYA-MEDAN MAGNET NEODYMIUM

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

OPTIMASI DESAIN PERMANENT MAGNETIC BEARING UNTUK APLIKASI TURBIN ANGIN DAYA 10 KW

Bahan Listrik. Bahan Magnet

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

PENGARUH TEKANAN SPUTTERING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN INTERAKSI BUTIRAN MAGNETIK DALAM LAPISAN TIPIS COBALT-SAMARIUM

Medan magnet bumi, Utara geografik D. Utara magnetik I. Timur

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber-Sumber Medan Magnetik

Pemutaran Bidang Getar Gelombang Elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN. paramagnet, ferromagnet, antiferromagnet dan ferrimagnet. Bahan yang tidak mempunyai momen magnet permanen disebut diamagnet.

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Detektor Medan Magnet Tiga-Sumbu

Medan Magnetik Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Muatan dan Gaya Listrik

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)

Reproduksi Kurva Magnetisasi bagi Superkonduktor Mesoskopik Tipe II Berdasarkan Simulasi Numerik Persamaan TDGL

KAJIAN NUMERIK PENGARUH LUASAN TERHADAP SIFAT MAGNET SUPERKONDUKTOR TIPE II PADA KEADAAN ADA EFEK PROKSIMITAS

2 A (C) - (D) - (E) -

SIMAK UI Fisika

BAB II DASAR TEORI. commit to user

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

KARAKTERISTIK MAGNETIK LAPISAN TIPIS Ni-Fe SEBAGAI FLAT CORE FLUX GATE SENSOR

Simulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

Transkripsi:

Simulasi Mikromagnetik dari Proses Switching dalam Nano Dot Permalloy Magnetik F Rohmah, Utari, B Purnama Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 5726 ABSTRAK Simulasi mikromagnetik digunakan untuk mengevaluasi medan eksternal minimum yang dibutuhkan untuk switching berbantukan vortex. Nano dot magnetik yang dikaji berdimensi 00 50 60 nm diasumsikan sebagai material permalloy berukuran nano. Urutan evaluasi mekanisme reversal dilakukan untuk membangkitkan kondisi awal berupa vortex dengan memberikan medan pulsa sebesar 000 oersted. Kemudian dievaluasi proses switching berbantukan vortex dengan memberikan pulsa medan tertentu. Hasil visualisasi mekanisme reversal memperlihatkan, bahwa medan eksternal yang dibutuhkan untuk switching dari keadaan awal vortex lebih kecil dari pada keadaan yang bukan vortex atau polarisasi magnetisasinya seragam. PENDAHULUAN Material feromagnetik guna mencapai energi minimum akan membentuk konfigurasi domain kecil magnetik. Secara alami wall akan muncul antara dua domain yang mempunyai arah magnetisasi yang berbeda. Umumnya terdapat dua tipe domain wall yaitu Bloch wall dan Neel wall. Bloch wall mengharuskan momen magnetnya mengarah tegak lurus terhadap bidang. Apabila ketebalan bahan lebih kecil dari lebar Bloch wall, maka digunakan Neel wall yang mana momen magnetnya sejajar dengan bidang. Sebuah fenomena menarik akan terjadi ketika dua Neel wall saling berpotongan. Vortex magnet akan keluar pada perpotongan dua Neel wall tersebut. Beberapa tahun terakhir fenomena vortex tersebut membuat ketertarikan para peneliti [3,5,6,7] untuk mengkaji secara eksperimen maupun teoritik [2]. Vortex magnetik adalah sebuah keadaan magnetik fluks tertutup [2,5] yang terdiri dari magnetisasi dengan struktur melingkar berorientasi in-plane [5] dan sebuah komponen tegak lurus [3] dengan orientasi outplane [5]. Inti vortex teramati dalam berbagai macam bentuk diantaranya elips, persegi panjang, lingkaran dan bentuk-bentuk yang lainnya [3]. Penelitian sebelumnya menunjukkan ketergantungan vortex dan anti vortex dalam dimensi nano dot magnetik dikaji dengan menggunakan simulasi mikromagnetik. Hasil

menegaskan bahwa durasi waktu yang dibutuhkan untuk reversal magnetisasi dengan variasi ketebalan adalah sama tanpa adanya pengaruh dari medan eksternal [4]. Oleh karena itu pada penelitian ini, kami akan mengevaluasi medan eksternal minimum yang dibutuhkan untuk switching berbantukan vortex. Mula-mula disimulasikan material permalloy berukuran nano yang memiliki polarisasi magnetik seragam dengan memberikan pulsa medan untuk membangkitkan kondisi awal berupa vortex. Kemudian kita akan mengevaluasi proses switching berbantukan vortex dengan memberikan pulsa medan tertentu yang terungkap dari hasil visual gambar mikromagnetik. Perlu untuk dinyatakan bahwa sistem besaran dan satuan yang digunakan adalah sistem CGS. METODE Untuk mempelajari dinamika vortex pada nano partikel permalloy, proses magnetisasi reversal disimulasikan dengan menyelesaikan persamaan Landau-Lifshitz-Gilbert (LLG) dirumuskan seperti berikut [] dm i dt = γ Mi i H eff + α M s M i dmi dt () dengan γ merupakan rasio gyromagnetic ( γ =,76 07 oe - s - untuk elektron bebas), Heff adalah medan efektif, α adalah parameter redaman Gilbert dan Ms adalah magnetisasi jenuh ( Saturation Magnetization). Medan efektif atau Heff pada persamaan Landau-Lifshitz-Gilbert (LLG) merupakan rapat energi terhadap magnetisasi yang secara umum merupakan total dari komponen penyusunnya yang dituliskan dalam persamaan seperti berikut H eff = 2A M s 2 m + H d + H a + H k (2) dengan A adalah konstanta material ( A=JS 2 /a, a= konstanta kisi), H d merupakan energi demagnetisasi, H k besar energi anistropi, dan H a adalah energi eksternal. Pada simulasi yang dilakukan, material yang digunakan adalah nano partikel permalloy dengan dimensi 00 nm 50 nm 60 nm. Anisotropi bahan ini dianggap in-plane dengan konstanta anistropi yang digunakan sebesar 5000 erg/cm 3 dan nilai magnetisasi jenuh 2

sebesar 4πMs =,0 04 gauss [2]. Besarnya konstanta redaman Gilbert yang diberikan sebesar 0.3 dan medan eksternal yang akan divariasi menghasilkan beberapa visual gambar mikromagnetik dan hubungan magnetisasinya terhadap pengaruh pulsa waktu dengan steptime integrasi (dt ) = 2,5 0-3 s. Untuk hasil yang diperoleh, selain kurva hubungan magnetisasi reversal terhadap fungsi waktu adapula gambar mikromagnetik. Dalam mikrograf yang memperlihatkan proses reversal tersebut, arah magnetisasi setiap elemen dari finite element nanopartikel ditunjukkan oleh warna. Secara umum, warna biru menunjukkan arah magnetisasi ke arah sumbu x, warna ungu ke arah sumbu y, warna hijau muda ke arah sumbu y, dan warna jingga ke arah sumbu x. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan simulasi mikromagnetik pada material yang diasumsikan berupa nano partikel permalloy. Tahap pertama, material diasumsikan memiliki polarisasi magnetik seragam. Lalu, usaha pertama untuk memunculkan kondisi awal vortex diberikan pulsa medan magnet eksternal. Medan magnet eksternal yang digunakan adalah sebesar 000, 500 dan 2000 oersted. Sehingga didapatkan hasil berupa kurva hubungan magnetisasi reversal terhadap fungsi waktu dengan variasi besarnya medan eksternal yang ditunjukkan pada Gambar. 000 0.5 M/M S 0-0.5 2000 500 000 500 2000 0 0.5 t (ns) Gambar. Kurva Magnetisasi Reversal (M/Ms) terhadap Fungsi Waktu (t) dengan Variasi Besarnya Medan (Oe). 3

Teramati dari kurva diatas, proses reversal magnetisasi untuk medan eksternal yang diberikan sebesar 500 dan 2000 oersted switching ke arah sebaliknya. Sedangkan ketika medan eksternal yang diberikan sebesar 000 oersted, magnetisasinya tidak sampai switch ke arah sebaliknya. Sebab, energi yang diberikan tidak cukup untuk switching ke arah sebaliknya. Lingkaran merah pada Gambar, penulis mengindikasikan munculnya fenomena vortex pada proses reversal magnetisasi material permalloy tersebut. Untuk menegaskan kejadian tersebut, maka diamati mikrograf dari hasil simulasi pada Gambar 2. Ditinjau dari mode reversalnya, untuk medan eksternal sebesar 500 dan 2500 oersted memang terjadi vortex dan kemudian switch ke arah sebaliknya yang ditunjukkan dengan panah berwarna jingga. Sedangkan untuk medan eksternal sebesar 00 oersted, vortex terus terjadi hingga kondisi akhir simulasi. Sehingga keadaan ketika medan eksternal sebesar 000 oe, akan digunakan sebagai initial condition pada simulasi tahap dua. 000 500 2000 0 ns 0 ns 0 ns,05 ns 0,875 ns 0,747 ns,65 ns 0,996 ns 0,849 ns,224 ns,05 ns 0,9 ns Gambar 2. Tahapan magnetisasi reversal teramati dalam nukleasi-annihilasi domain magnetik pada gambar mikromagnetik untuk variasi medan eksternal (H). 4

Pada tahap kedua, nano partikel permalloy diasumsikan memiliki inisial keadaan berupa vortex. Kemudian diberikan pulsa medan untuk menentukan nilai minimum medan magnet eksternal yang dibutuhkan untuk mengubah polarisasi menjadi searah (switching). Maka diperoleh berupa kurva hubungan magnetisasi reversal terhadap fungsi waktu dengan variasi besarnya medan eksternal yang ditunjukkan pada gambar 3. Tetapi pada gambar 3, terdapat 2 kurva hubungan yaitu ketika kondisi awal vortex dan kondisi awal pola magnetisasinya seragam (tanpa vortex). Teramati dari kurva pada gambar 3, proses reversal magnetisasi pada kedua keadaan switching ke arah sebaliknya. Pada keadaan awal vortex, proses reversal dimulai dengan nilai magnetisasi negatif dan berkebalikan dengan keadaan awal seragam ( tidak vortex). Namun, rentang waktu yang dibutuhkan untuk switching pada kedua keadaan tersebut sangatlah berbeda. Keadaan awal (initial condition) berbantukan vortex memiliki durasi waktu yang lebih singkat untuk switcing. Bersamaan dengan itu, minimum medan eksternal yang dibutuhkan untuk switching lebih kecil dibandingkan dengan keadaan awal magnetisasi seragam. 5 2 6 0.5 2 3 WV 3 7 M/M S 0 5-0.5 4 8-0 0.5 t (ns) V 4 6 7 8 Gambar 3. Kurva hubungan magnetisasi reversal sebagai fungsi waktu beserta hasil mikrografnya. Kurva dengan kondisi awal vortex (V). Kurva dengan keadaan awal seragam(wv). 5

KESIMPULAN Studi simulasi mikromagnetik telah dilakukan untuk mengevaluasi medan eksternal minimum yang dibutuhkan untuk switching berbantukan vortex pada nano partikel permalloy 50 nm 00 nm 60 nm. Medan eksternal minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan initial condition berupa vortex sebesar 000 oe. Untuk proses dari nukleasi hingga annihilasi konfigurasi vortex, semakin besar medan eksternal semakin pendek durasinya. Selain itu, dilakukan pengkajian fenomena annihilasi vortex hingga switch dengan mengevaluasi medan eksternal minimum yang dibutuhkan. Medan eksternal minimum yang dibutuhkan untuk switching dari keadaan awal vortex lebih kecil dari pada keadaan yang bukan vortex. DAFTAR PUSTAKA. B. Purnama. 2009. Thermally Assisted Magnetization Reversal in Perpendicularly Magnetized Thin Films. Thesis. Electronics Department, Graduate School of Information Science and Electrical Engineering, Kyushu University. 2. Hertel, R. 2002. Thickness Dependence of Magnetization Structures in Thin Permalloy Rectangles. Zeitschrift fur Metalkunde 93, 957-962. 3. Lee, K. S., Kang, B. W., Yu, Y. S., and Kim, S. K. 2004. Vortex-antivortex Pair Driven Magnetization Dynamics Studied by Micromagnetic Simulations. Applied Physic Letters. Vol-85 Number 9, DOI 0.063/.784892. 4. Muhammady, S., Suharyana dan Purnama, B. 202. Vortex-Antivortex Assisted Magnetization Dynamics in Permalloy Nano Particle Studied by Micromagnetic Simulation. Jogja International Conference on Physics. 5. Ruotolo, A., Cros, V., Geoges, B., Dussaux, A., Grollier, J., Deranlot, C., Guillemet, R., Bouzehouane, K., Fusil, S., and Fert, A. 2009. Phase-locking of Magnetic Vortices Mediated by Anivortices. Nature Nanotechnology. Vol-4, DOI 0.038/NNANO.2009.43. 6. Wang, H., and Campbell, C. E. 2007. Spin Dynamics of a Magnetic Antivortex : Micromagnetic Simulations. Physical Review B 76. DOI 0.03/PhysRevB.76.220407. 7. Yoo, M. Y., Lee, J., and Kim, S. K. 202. Radial-spin-wave-mode-assisted Vortex Core Magnetization Reversals. Applied Physic Letters. 00, 7243 (202). 6