STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ALDILA DEA AYU PERMATA - 3509 100 022 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 1
Pendahuluan 2
Latar Belakang Potensi Geothermal di Indonesia berkisar sekitar 27.000 Mwe setara dg 40% potensi panas bumi di dunia. Sedangkan yang termanfaatkan baru sekitar (4%). (IGA, 2008) Untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan (Undangundang Nomor 27 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Eksplorasi Geothermal Wajib UKL-UPL (KU UU no.32 th 2009) Dampak Positif (+) Dampak Negatif (-) Sistem Informasi Geografis Pemantauan Lingkungan Prediksi Pemantauan Lingkungan Meminimalisir Dampak Negatif 3
Rumusan Masalah Bagaimana memahami perencanaan pengelolaan lingkungan dan prediksi dampak Bagaimana menentukan lokasi pemantauan lingkungan yang tepat Bagaimana menyajikan informasi pemantauan lingkungan Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu tersusunnya Sistem Informasi Geografis pemantauan lingkungan Manfaat Memahami perencanaan pengelolaan lingkungan dan prediksi dampak Menentukan lokasi pemantauan lingkungan yang tepat Menyajikan informasi pemantauan lingkungan sebagai solusi permasalahan lingkungan 4
Batasan Masalah Wilayah studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecamatan Sempol, Bondowoso, Jawa Timur. Basemap yang digunakan adalah peta RBI Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso skala 1 : 25.000. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau meliputi media tanah, air, dan udara dengan data yang tersedia dan mengacu pada peraturan menteri negara lingkungan hidup. Pemantauan dilakukan pada sumber penyebab dampak dan atau terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. 5
Metodologi Penelitian 6
Lokasi Penelitian Keterangan: Lokasi Penelitian Gambar 1. Peta RBI Kecamatan Sempol Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso 7
Alat dan Bahan Penelitian 1. Bahan: Data Spasial Peta RBI Kecamatan Sempol skala 1:25.000 Peta Tutupan Lahan skala 1:25.000 Data Non-Spasial RTRW Kecamatan Sempol Dokumen UKL-UPL Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Peta Arah Angin Data Sample Udara Data Curah Hujan Data BPS Kecamatan Sempol Dalam Angka 2. Alat: Perangkat Keras (hardware) Notebook GPS Handheld Kamera Dijital Printer Perangkat Lunak (software) Sistem Operasi Windows 7 Microsoft Office 2010 AutoCAD Land Desktop 2004 ArcGIS 10 8
Tahap Pengolahan Data Dok. UKL-UPL Permen LH Peta Tutupan Lahan Peta RBI Kec. Sempol skala 1:25.000 Georeference Digitasi Garis Kontur Digital Raster DEM Kriteria Layak Pantau Peta Kelerengan Peta Ketinggian Peta Aliran Air Peta Batas Air Geoprocessing Layer Overlay Peta Estimasi Rawan Bencana Data Kejadian Bencana Batas Wilayah Eksplorasi Matriks Pemantauan Lingkungan Overlay Zona Prioritas Pemantauan Permodelan Pemantauan Lingkungan Data Sample Udara Data Curah Hujan Peta Arah Angin Analisa Database Sistem Informasi Geografis Pemantauan Lingkungan Eksplorasi Geothermal Kec. Sempol, Kab. Bondowoso Tidak Editing? Ada Permasalahan Basis Data Ya
RBI Digital Sempol Raster DEM Raster Slope Reclassify Proccess PENGOLAHAN DEM 1. Peta Kelerengan Reclassify Slope Smooth Polygon Kelas Kelerengan Polygon Eliminate - Vector Slope Vector Slope 10
PENGOLAHAN DEM 2. Peta Ketinggian RBI Digital Sempol Raster DEM Klasifikasi Ketinggian Kelas Ketinggian
PENGOLAHAN DEM 3. Peta Aliran Air & Batas Air Raster - Basin Vektor Basin Flow Direction Raster - Flow Accumulation Vector Flow Accumulation
Hasil dan Analisa 13
Estimasi Potensi Bencana Estimasi Potensi Erosi Estimasi Potensi Banjir Kelerengan Kelerengan Jenis Tanah Weighted Overlay Basin Weighted Overlay Curah Hujan Tahunan Klasifikasi Potensi Erosi Stream Klasifikasi Potensi Banjir 14
Sumber : Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837/KPTS/1980 Estimasi Daerah Potensi Erosi No Kelerengan (%) Klasifikasi Skor 1 0 8 % Datar Sangat baik 20 2 8 15 % Landai Baik 40 3 15 25 % Agak Curam Sedang 60 4 25 45 % Curam Jelek 80 5 > 45 % Sangat Curam Sangat Jelek 100 No Jenis Tanah Klasifikasi Skor 1 Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Kelerengan Tabel 2. Klasifikasi Tanah Menurut Kepekaannya Terhadap Erosi Alluvial, tanah glei, planosol, hidromorf kelabu, latorik air tanah Sangat Tidak Peka Sangat baik 15 2 Latosol Tidak Peka Baik 30 Tabel 3. Klasifikasi Intensitas Curah Hujan Harian No Intensitas Hujan Klasifikasi Skor 1 < 13,6 Sangat Rendah Sangat baik 10 2 13,6 20,7 Rendah Baik 20 3 20,7 27,7 Sedang Sedang 30 4 27,7 34,8 Tinggi Jelek 40 5 > 34,8 Sangat Tinggi Sangat Jelek 50 Kelas Tabel 4. Klasifikasi Potensi Erosi Total Skor Klasifikasi Potensi Erosi 1 < 74 Rendah Keterangan termasuk kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman 3 4 Brown forest soil, noncolcic brown, mediteran Andosol, loterik, rumosol, potsol, podsolik Agak Peka Sedang 45 Peka Jelek 60 2 75 124 Sedang 3 125 175 Tinggi termasuk kawasan perkebunan dan permukiman termasuk kawasan penyangga 15 5 Regosol, litosol, organosol, rezina Sangat Peka Sangat Jelek 75 4 > 175 Sangat Tinggi termasuk kawasan lindung
Estimasi Daerah Potensi Erosi Tabel 5. Hasil Klasifikasi Potensi Erosi No Kelas Erosi Luas (km 2 ) Prosentase 1 Rendah 14,45 6,9% 2 Sedang 48,79 23,4% 3 Tinggi 103,85 49,8% 4 Sangat Tinggi 41,41 19,8% Jumlah 208,5 100% Gambar 2. Peta Daerah Potensi Erosi Kec. Sempol Sumber : Hasil Analisa, 2013 16
Estimasi Daerah Potensi Banjir Tabel 6. Atribut Layer Basin Gambar 3a. Pengaruh ukuran basin pada limpasan Basin Terluas Gambar 3b. Pengaruh bentuk basin pada limpasan Gambar 3c. Luasan basin yang terluas ditunjukkan dengan tabel 17
Estimasi Daerah Potensi Banjir SubDAS Banyuputih berbatasan dengan hilir DAS Sampean. Karakteristik menyempit. Gambar 4. Basin terluas dengan jumlah akumulasi aliran terbanyak (orde 9) 18
Estimasi Daerah Potensi Banjir 19