BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Isu globalisasi yang sedang hangat dan terus bergerak nampaknya telah

ANALISIS ALTMAN Z-SCORE

BABI PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan atau. perusahaan. Laba yang diperoleh juga dapat digunakan untuk ukuran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

: Asti Iga Purnomo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sigit Sukmono, SE., MM

KATA PENGANTAR. hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul PENGARUH RATIO PROFITABILITAS INDUSTRI DAN RASIO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin ketat antara pasar dalam negeri dan luar negeri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal berfungsi untuk menghubungkan perusahaan terbuka pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran. memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993:4).

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam

Analisis Risiko Kebangkrutan. Menggunakan Model Altman Z-Score Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dijalani oleh sektor industri tekstil di Indonesia. Bermula dari kenaikan harga bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga jumlah tenaga kerja yang menganggur meningkat.

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun

MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam produk rokok telah bermunculan di

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah event study menurut Jogiyanto

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor luar (ekstern) seperti bencana alam dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. para investor untuk berinvestasi. Sektor industri makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. menabung. Imbalan yang diperoleh dengan kepemilikan saham adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan keuntungan maksimal dengan risiko minimal. hilangnya kesempatan perusahaan untuk mencari keuntungan.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,

ANALISIS KEBANGKRUTAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ROKOK GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan usahanya. Persaingan yang ketat di

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan (agent of development). Hal ini dikarnakan adanya fungsi utama

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tangguh. Seiring perkembangan zaman, permasalahan selalu datang dan

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peran penting

PENGARUH RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA TOBACCO MANUFACTURE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (kondisi ekonomi, keadaan politik, dan bencana alam) dan faktor internal (kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. tuntutan bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi baru, bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) pada akhir tahun MEA atau AEC (ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. atau penilaian kinerja perusahaan oleh pihak manajemen menggunakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam produk rokok telah bermunculan di Indonesia dimana banyak perusahaan bersaing ketat untuk kinerja yang lebih optimal. Pengelolaan keuangan merupakan hal yang penting untuk kemajuan dan perkembangan suatu perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan memerlukan perencanaan strategi dan perencanaan yang baik dalam menjalankan usahanya agar dapat tetap bertahan dan berkembang. Rokok merupakan salah satu produk yang boleh dikatakan hampir tidak memiliki manfaat bagi yang mengkonsumsinya, namun realitas kehidupan yang ada tak bisa dinafikan bahwa produk rokok justru seperti menjelma dari produk yang dikonsumsi atas dasar Kesenangan menjadi sebuah Kebutuhan. Hal seperti itu dapat kita jumpai dari banyaknya perilaku masyarakat yang slalu ingin menikmati atau mengkonsumsi produk-produk yang sudah sangat jelas dikategorikan mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. Mengingat akan betapa pentingnya kesehatan bagi masyarakat serta besarnya bahaya yang timbul dari pada merokok maka pemerintah dan beberapa lembaga swadaya masyarakat lainnya melakukan sebuah peran yang sangat penting guna mencegah dampak dari pada bahaya

merokok. Banyak regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah dalam rangka melakukan pengamanan terhadap produk yang mengandung zat adaktif ini, mulai dari menaikan tariff cukai rokok, sampai pembatasan produksi, pembatasan luas areal perkebunan tembakau sebagai bahan baku, pembatasan promosi produk, pembatasan kawasan bebas merokok, serta ditambah pula lagi dengan kebijakan lembaga agama yang terdapat di Indonesia yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammadiyah yang menfatwakan bahwa merokok haram bagi anak-anak, wanita hamil, dan ditempat umum. Semua itu dilakukan dengan dalih bahwa merokok hanya akan menimbulkan beban bagi kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok namun juga bagi orang orang lain. Salah satu perusahaan rokok yang mengalami dampak dari kebijakan pemerintah adalah PT Bentoel International Investma Tbk. Perusahan terbesar yang ada di Indonesia ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami masalah seruis dalam menghasilkan laba perusahaan, artikel terbaru dari perusahaan ini JAWA POS: Sejarah panjang pabrik rokok Bentoel Group kini memasuki babak baru. Saat ini pabrik rokok yang berdiri sejak 1930 tersebut mulai merampingkan 11 perusahaan di Malang Raya menjadi 3 perusahaan. Bukan hanya itu,1.000 karyawan tetapnya pun sudah disodori formulir pensiun dini atau dengan kata lain pemutusan atas hubungan kerja (PHK). Hal tersebut disampaikan Head of Corporate Regulatory Affairs Shaiful Bahari Mahpar dan Corporate Affairs Manager PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. Winny Soendaroe didalam

konferensi pers di kantor Bentoel Senin siang (8/9). Shaiful menjelaskan, manajemen pabrik rokok yang awalnya bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong itu sejatinya sangat berat hati jika harus melakukan keputusan tersebut. Dia mengungkapkan, ada beberapa hal yang membuat pihaknya harus mengambil keputusan berat itu. Yang jelas, pasaran rokok secara nasional menurun hingga 2,5 persen. Lalu, ada penambahan cost dari kenaikan BBM, UMK, inflasi, hingga penurunan uang rupiah. Ini sangat berdampak sekali, tuturnya. Kami memilih konsolidasi agar supaya perusahaan ini bisa sustainable (berkelanjutan), Maka dapat di artikan perusahaan sedang mengalami masalah kesulitan keuangan yang membuat mereka terpaksa mengambil keputusan ini. Perusahaan juga mengalami kerugian yang terus meningkat tiga tahun terkahir. Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Menurut Foster, 1986, kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali secara besar-besaran terhadap operasi dan struktur perusahaan. (Darsono dan Ashari, 2004) Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus diwaspadai oleh suatu perusahaan karena jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka perusahaan tersebut benar-benar akan mengalami kegagalan usaha. Untuk itu perusahaan harus sedini mungkin melakukan

berbagai analisis terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Analisis ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan. Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda bangkrut). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut diketahui, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan agar kebangkrutan tersebut tidak terjadi dan perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi untuk menghadapi jika kebangkrutan benar-benar menimpa perusahaan. Menurut Darsono dan Ashari (2005) yang mengemukakan bahwa Kemampuan dalam memprediksi kebangkrutan akan memberikan satu keuntungan bagi banyak pihak, terutama pada kreditur dan investor. Kemudian prediksi kebangkrutan juga akan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa mendatang. Maka, sebagai pihak yang berada diluar perusahaan, investor sebaiknya memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga keputusan yang diambil tidak akan salah. Salah satu indicatory ang bisa dipakai untuk mengetahui tingkat kebangkrutan adalah indicator (Indicatory) keuangan. Prediksi kesulitan keuangan salah satunya dikemukakan oleh seorang profesor di New York University bernama Edward Altman yang disebut dengan Altman Z-Score. Rumus Z-Score ini menggunakan komponen laporan

keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisis laporan keuangan tersebut meliputi perhitungan dan interpretasi ratio keuangan. Salah satu model yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada suatu perusahaan adalah Model diskriminan Altman Z-Score, dimana model ini menggunakan lima ratio keuangan yang dianggap paling berkontribusi dalam memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Edward Altman seorang professor of finance dari New York Univesity School of Business pada akhir tahun 1960-an yang dikenal dengan Altman Z-Score (1968) model ini menggunakan analsis yang dibuat dengan mengkobinaskian lima rasio keuangan yang berbeda-beda (Rasio Modal Kerja / Total Aktiva, Laba ditahan / Total Aktiva, Earning before Interest and Tax / Total Aktiva, Nilai Pasar Modal / Nilai Buku Hutang, dan Penjualan / Total Aktiva). Pada tahun 2006 jumlah perusahaan rokok yang listing di BEI masih berjumlah 5 buah. Namun berselang tiga tahun selanjutnya (2006-2009) terlihat sudah terdapat dua perusahaan besar yaitu PT. Rothmans PM Indonesia Tbk dan PT. BAT Indonesia Tbk yang akhirnya tutup dengan cara melakukan merger dengan perusahaan rokok lainnya sehingga yang tersisa sampai saat ini adalah sebanyak 3 perusahaan rokok diantaranya yaitu: PT. Gudang Garam Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, dan PT Bentoel International Investma Tbk

Fenomena mergernya beberapa perusahaan rokok dalam rentang waktu yang cukup singkat mengindikasikan bahwa selain karena semakin ketatnya persaingan dalam pangsa pasar, juga diperkirakan akibat dari pada semakin tingginya beban yang sudah tak mampu lagi untuk diatasi akibat dari berbagai kebijakan yang telah diulas sebelumnya. Dari tiga perusahaan yang telah go public di antaranya pt. Gudang garam Tbk, Pt Hm Mandala Sampoerna Tbk dan Pt.Bentoel International Investema Tbk peniliti melihat dari laporan keuangan yang ada dan dari masalah terbaru mengenai permasalahan perusahaan yang telah dibahas diatas peneliti ingin memfokuskan penelitian terhadap perusahaan Pt. Bentoel Investema Tbk Tabel 1.1 Laba bersih 10 tahun terkhir (dalam jutaan rupiah) Laporan 2005 2006 2007 2008 2009 Laba 108.166 145.510 242.319 239.138 25.165 Laporan 2010 2011 2012 2013 2014 Laba 218,621 305,997 (323,351) (1,042,068) (2,278,718) Sumber : Bursa efek Indonesia (di olah peniliti) Dari data diatas posisi laba pada tahun 2005 Rp.108.166.000.000, tahun 2006 naik sebesar Rp.37.334.000.000 menjadi Rp.145.510.000.000 naik lagi pada tahun 2007 dengan selisih sebesar Rp.96.809.000.000 menjadi Rp.242.319.000.000 pada tahun 2008 terjadi sedikit penurun sebesar Rp.3.191.000.000 menjadi Rp.239.138.000.000 yang di akibatkan oleh krisis puncaknya pada tahun 2009 dimana terjadi penurunan laba yang signifikan sebesar Rp.213.973.000 menjadi Rp.25.165.000.000 yang

membuat perusahaaan goyah dan berdampak diakuisisi saham oleh British American Tobacco (BAT), Pada tahun 2010 mampu memperbaiki kinerja keuangan dengan kenaikan laba dari tahun sebelumnya sebesar Rp.193.456.000.000 menjadi Rp. 218,621.000.000, Ditahun 2011 terjadi kenaikan dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp.97.376.000.000 menjadi Rp.305,997.000.000, pada tahun 2012 Pt. Bentoel International Investema Tbk mengalami kerugian yang cukup besar yaitu Rp.(323,351.000.000) pada tahun 2013 kembali mengalami kerugian dengan selisih dari tahun sebelumnya dengan kerugian sebesar Rp.(718.717.000.000), menjadi Rp.(1,042,068.000.000) dan puncaknya pada tahun 2014 dengan presentase kerugian dari tahun yang sebelum hingga mencapai 100% sebesar Rp.(1.236.640.000.000) menjadi Rp.(2,278,718.000.000) dari laporan laba bersih diatas dalam tiga tahun terakhir perusahaaan terus mengalami kerugiian yang terus meningkat,maka di simpulkan bahwa perusahaan sedang ada dalam kondisi keuangan yang kurang baik, meskipun dilihat pula dari pendapatan yang terus meningkat tiap tahunnya namun tidak bisa di pungkiri bahwa hutang perusahaan terus meningkat pesat. Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat suatu permasalahan dengan judul : Analisis Altman z-score untuk memprediksi kebangkrutan studi kasus perusahaan rokok Pt. Bentoel Internasional Investama Tbk periode (2005-2014).

1.2. Identifikasi Masalah 1. Adanya Dampak perusahaan mengalami Kerugian yang timbul akibat dari Kebijakan pemerintah. 2. Adanya persaingan yang ketat dari pererusahaan rokok yang terus bermunculan membuat Penurun Kinerja. 3. Penurunan hasil penjualan dan besarnya utang yang berdampak pada laba perusahaan. 1.3. Rumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana prediksi kebangkrutan pada Perusahaan Rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk.berdasarkan analisis diskriminan model Altman ZScore? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusahan masalah diatas, maka penilitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan Rokok PT.Bentoel Internasional Investama Tbk. Dengan menggunakan analisis diskriminan model Altman Z-Score. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian, bagi pihak: 1. Perusahaan A. Pihak manajemen dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

B. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk menilai tingkat kesehatan usaha perusahaan dan sebagai acuan pengambilan keputusan bagi manajemen. 2. Kreditor Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pengambilan suatu keputusan mengenai kelayakan perusahaan untuk mendapatkan kredit. 3. Investor Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan untuk dapat mengetahui kesehatan perusahaan sehubungan dengan keputusan investasi. 4. Penulis Penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah pengetahuan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan khususnya mengenai analisis diskriminan model Altman Z-Score dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. 5. Pihak Lain Untuk mengetahui keadaan perusahaan tersebut, sebagai bahan tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama.