PERBEDAAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU ANTARA YANG SUDAH DAN BELUM SERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI PENGAJARAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMPETENSI GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR

HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN MELEKAT DAN DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE-KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

CORELLATION OF DEPARTEMENTAL ACCREDITATION ACHIEVMENT AND PRODUCTIVITY OF TEACHER PRODUCTIVE SUBJECT MATTER IN VOCATIONAL HIGHT SCHOOL MALANG

HUBUNGAN KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BANYUWANGI

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA GURU PADA SD BERBASIS ISLAM/MI DI KECAMATAN LAWANG-KABUPATEN MALANG

PENGARUH PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SE KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

Arda Rian Pradana Nurul Ulfatin Asep Sunandar

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

PERBEDAAN PENILAIAN KEPALA SEKOLAH DAN PENILAIAN DIRI SENDIRI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PRODUKTIF DI SMKN 1 PARIAMAN

HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DENGAN PRODUKTIVITAS GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU. Oleh. Suwandi

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

ANALISIS KEPUASAN SISWA PENGGUNA LAYANAN TRANSPORTASI BUS SEKOLAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN, DAN PRODUKTIVITAS GURU SMA NEGERI

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI SMA NEGERI DAN SWASTA KABUPATEN PRINGSEWU. (Artikel Ilmiah) Oleh NUR HAYATI

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

KONTRIBUSI ETOS KERJA ISLAMI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA (MTSS) SE-KOTA PADANG PANJANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

Yuniar Dharmahayu Nurul Ulfatin Achmad Supriyanto

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

HUBUNGAN ANTARA KEEFEKTIFAN PEMBINAAN EKSTRAKURIKULER DAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP NEGERI. Rulita Ayu Pratiwi Imron Arifin Teguh Triwiyanto

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

HAMBATAN DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI MAHASISWA D4 FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN ANTARA APRESIASI SISWA TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

PENGARUH PENILAIAN KINERJA DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN DI SD NEGERI GUGUS VI KECAMATAN SUNGAITARAB

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

PERSEPSI WARGA SEKOLAH TENTANG PENERAPAN PERATURAN 5 HARI KERJA DI SMK NEGERI 1 CILACAP JAWA TENGAH

HUBUNGAN IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBINAAN PROFESIONAL DENGAN PERFORMANSI MENGAJAR GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN TEKNIK PEMASARAN SEKOLAH DAN MOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM MEMILIH SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KOTA BLITAR

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

Rizal Dzul Fadly dkk. Universitas Negeri Makassar Abstract

Hubungan Lingkungan Kerja... (Alfenti Debyan Pratiwi)

Hubungan antara Inovasi Kepala Sekolah, Kelengkapan Sarana Prasarana Sekolah, Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA MAGELANG JURNAL SKRIPSI

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTA CIREBON SEBAGAI SEKOLAH RSBI ARTIKEL JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH SERTIFIKASI GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP SE-KECAMATAN PARIAMAN TIMUR. Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN

ALKADRA MASNUR 2009 / PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA KALAM KUDUS MEDAN. Charles Fransiscus Ambarita Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

POLICY IMPACT PERFORMANCE CERTIFICATION TEACHERS IN SECONDARY SCHOOLS TROUGHOUT THE KECAMATAN KUANTAN HILIR SEBERANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB IV HASIL PENELITIAN

Abstract

PENGARUH KINERJA GURU TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis menyajikan analisis dari hasil penelitian yang telah

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

EVALUASI PROGRAM INDONESIA PINTAR TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN MOJOKERTO

Emmi Yanti Dosen Pembimbing: Rina Selva Johan Henny Indrawati Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Riau Jl. Bina widya Km 12,5 Pekanbaru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU IPS SMP NEGERI DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Transkripsi:

PERBEDAAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU ANTARA YANG SUDAH DAN BELUM SERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MALANG THE DIFFERENCES OF WORK PRODUCTIVITY BETWEEN SERTIFIED AND UNSERTIFIED TEACHER AT JUNIOR HIGH SCHOOL MALANG CITY Lia Nurul Fitriana Djum Djum Noor Benty Asep Sunandar Email: lianurul15@gmail.com Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 Abstrak: Tujuan utama adanya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan tingkat produktivitas kerja guru antara yang sudah dan belum sertifikasi pada SMP di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode penyebaran angket. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 281 orang guru dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 104 orang guru. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis komparasi uji t untuk sampel tidak berhubungan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja guru antara yang sudah dan belum sertifikasi, artinya tingkat produktivitas kerja guru yang sudah dan belum sertifikasi sama-sama tergolong cukup. Kata Kunci: sertifikasi guru, produktivitas kerja guru Abstract: The purpose of this study was to described the differences of work productivity between certified and uncertified teacher at Junior High School in Malang City. This study used quantitative approach with comperative method. The data collection was done by distributing questionnaire. The population in this research was 281 teachers and the sample in this research was 104 teachers. The analysis used descriptive analysis technique and T test comperative analysis for unrelated sample. The result of this study indicate that there is no differences in the level of productivity between certified and not yet certified teacher, meaning the level of productivity of certified and not yet certified teachers were equally sufficient. Keywords: certified teacher, teacher work productivity Pendidikan merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh setiap individu untuk bekal hidup di masa depan. Salah satu faktor yang mempengaruhi 1

2 kualitas pendidikan yaitu pendidik atau guru. Guru merupakan seorang pengajar sekaligus seorang pendidik, maka dari itu guru tidak hanya memberikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk mencerdaskan peserta didik, akan tetapi guru juga berupaya memberikan tauladan yang baik kepada peserta didiknya, sehingga peserta didik dapat berperilaku yang baik. Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan, yang mana pada era globalisasi ini dibutuhkan guru yang profesional. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tetang Guru dan Dosen (2012: 2), bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Seorang guru demi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, maka mereka supaya melaksanakan profesinya sebagai seorang pendidik dengan baik. Mengenai hal ini terkadang guru masih cenderung kurang dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Walaupun sekolahnya bagus dan program-program yang ada di sekolah baik, akan tetapi apabila tidak ada guru maka kualitas pendidikan yang ada di sekolah masih belum bisa dikatakan sempurna. Jadi seorang guru supaya meningkatkan produktivitas kerjanya dengan baik demi menciptakan tujuan pendidikan yang ada di sekolah. Menurut Hasibuan (2003: 126), produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan keterampilan dan tenaga kerjanya, Oleh karena itu, produktivitas kerja merupakan perbandingan kerja seorang pegawai yang mengalami peningkatan dari yang sebelumnya. Salah satunya kinerja dari seorang guru yang juga harus menghasilkan peningkatan dari setiap kerjanya. Guru juga harus mampu meningkatkan produktivitas kerja demi mencapai tujuan pendidikan. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Simanjuntak (2011) menjelaskan, bahwa produktivitas kerja dipengaruhi faktor: (1) kualitas dan kemampuan fisik karyawan, (2) sarana pendukung, (3) supra sarana, sedangkan Sedarmayanti (2001) mengatakan faktor yang menentukan produktivitas kerja, yaitu: (1) sikap mental, (2) pendidikan, (3) keterampilan, (4)

3 manajemen, (5) hubungan industrial pancasila, (6) tingkat penghasilan, (7) jaminan sosial, (8) lingkungan dan iklim kerja, (9) sarana produksi, (10) teknologi, dan (11) kesempatan. Seorang guru demi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, maka mereka supaya melaksanakan profesinya sebagai seorang pendidik dengan baik. Mengenai hal ini terkadang guru masih cenderung kurang dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Walaupun sekolahnya bagus dan program-program yang ada di sekolah baik, akan tetapi apabila tidak ada guru maka kualitas pendidikan yang ada di sekolah masih belum bisa dikatakan sempurna. Guru perlu mendapatkan suatu penghargaan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, misalnya yaitu sertifikasi guru. Menurut Mulyasa (2013: 33-34) menyatakan, bahwa sertifikasi guru merupakan suatu proses pemberian pengakuan, bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Menurut Suyatno (2008: 26) sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional; (2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan; (3) meningkatkan martabat guru; (4) meningkatkan profesionalitas guru; dan (5) meningkatkan kesejahteraan guru. Pelaksanaan sertfikasi guru harus memperhatikan prinsip-prinsip sertifikasi yang telah ditentukan. Adapun prinsip sertifikasi guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2010: 10), yaitu (1) pelaksanaannya secara objektif, transparan, dan akuntabel; (2) berorientasi pada peningkatan mutu Pendidikan Nasional; (3) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan dan Perundang-Undangan; (4) dilaksanakan secara terencana dan sistematis; dan (5) junlah peserta sertifikasi ditetapkan oleh Pemerintah. Sertifikasi diharapkan mampu meningkatkan semangat kerja guru, sehingga kualitas produktivitas kerja guru tergolong baik. Tujuan penelitian ini untuk: (1) mendeskripsikan seberapa tingkat produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi pada SMP di Kota Malang; (2) mendeskripsikan seberapa tingkat produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi

4 pada SMP di Kota Malang; dan (3) mendeskripsikan perbedaan produktivitas kerja guru antara yang sudah dan belum sertifikasi pada SMP di Kota Malang. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif-kausal komparatif. Penelitian ini menggunakan satu variabel, yaitu produktivitas kerja guru. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 281 orang guru yang berada di SMP Negeri 5 Malang, SMP Katolik Cor Jesu, SMP Negeri 26 Malang, SMP Brawijaya Smart School, SMP Negeri Satu Atap Lesanpuro, SMP Islam Al Amin Malang, SMP Negeri 24 Malang, SMP Tamansiswa (Taman Dewasa), SMP Negeri 12 Malang, dan SMP Al Hidayah. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen yang berupa angket secara tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, dan responden memberikan jawabannya dengan memeberi tanda check list ( ) pada alternatif pilihan jawaban yang dianggap sesuai atau tepat. Pengukuran skala menggunakan Skala Likert. Cara menguji kelayakan instrumen penelitian menggunakan uji validitas Product Moment Pearson dan uji reliabilitas Alpha Cronbach. Penganalisisan data pada peneltian ini menggunakan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis. Analisis deskriptif menjelaskan tentang kategori yang dimiliki oleh variabel produktivitas kerja guru, yang terdiri dari produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi dan produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi baik kategori tinggi, sedang, maupun rendah. Pengujian hipotesis menggunakan analisis komparasi uji t untuk sampel tidak berhubungan. Teknik analisis uji t untuk sampel tidak berhubungan menurut Wiyono (2008: 70) digunakan untuk mengetahui perbedaan dua variabel yang sampelnya ditarik secara mandiri (independent variable). Dengan kata lain uji t untuk sampel tidak berhubungan ini digunakan untuk melihat perbedaan mean dua kelompok sampel yang berbeda, tanpa ada pasangannya atau tanpa ada hubungan antara satu dengan lainnya.

5 HASIL Tingkat Produktivitas Kerja Guru yang Sudah Sertifikasi Data tentang produktivitas kerja guru yang diperoleh melalui angket tertutup dengan 74 butir soal yang diberikan kepada guru SMP di Kota Malang, dengan jumlah responden yang diteliti sebanyak 61 orang guru. Berdasarkan perhitungan untuk tingkat produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi diperoleh skor maximum = 285, minimum = 196, mean = 243,93, dan standart deviation (simpangan baku) = 20,116. Dengan demikian dapat diketahui bahwa panjang kelas interval dari nilai maximum dikurangi nilai minimum (285 196) dibagi banyaknya kelas interval (3) yang hasilnya adalah 30. Untuk mengetahui frekuensi dan presentase dari semua klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Guru yang Sudah Sertifikasi No Rentang Skor Kriteria Frekuensi Persentase 1 256-285 Tinggi 10 16,40 % 2 226-225 Sedang 31 50,81 % 3 196-225 Rendah 20 32,79 % Jumlah 61 100 % Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 61 orang guru yang sudah sertifikasi sebagai responden, sebanyak 10 orang atau 16,40% memiliki tingkat produktivitas kerja tinggi, sebanyak 31 orang atau 50,81% memiliki tingkat produktivitas kerja sedang, dan 20 orang atau 32,79% memiliki tingkat produktivitas kerja rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi pada SMP di Kota Malang dalam kriteria sedang. Untuk mengetahui visualisasi besarnya frekuensi dan persentase tingkat produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi dapat dilihat pada Gambar 1.

6 PRODUKTIVITAS KERJA GURU SERTIFIKASI 40 30 20 10 0 31 20 10 16,40% 50,81% 32,79% Tinggi Sedang Rendah Frekuensi Persentase Gambar 1 Diagram Frekuensi dan Persentase Produktivitas Kerja Guru Sertifikasi Tingkat Produktivitas Kerja Guru yang Belum Sertifikasi Data tentang produktivitas kerja guru yang diperoleh melalui angket tertutup dengan 74 butir soal yang diberikan kepada guru SMP di Kota Malang, dengan jumlah responden yang diteliti sebanyak 43 guru. Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui metode SPSS 21.00 for Windows diperoleh skor maximum = 289, minimum = 171, mean = 234,72, dan standart deviation (simpangan baku) = 25,077. Dengan demikian dapat diketahui bahwa panjang kelas interval dari nilai maximum dikurangi nilai minimum (289 171) dibagi banyaknya kelas interval (3) yang hasilnya adalah 39. Untuk mengetahui frekuensi dan presentase dari semua klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Guru yang Belum Sertifikasi No Rentang Skor Kriteria Frekuensi Persentase 1 248-289 Tinggi 11 25,58 % 2 209-247 Sedang 26 60,46 % 3 171-208 Rendah 6 13,96 % Jumlah 43 100 % Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 43 orang guru yang belum sertifikasi sebagai responden, sebanyak 11 orang atau 25,58% memiliki tingkat produktivitas kerja tinggi, sebanyak 26 orang atau 60,46% memiliki tingkat produktivitas kerja sedang, dan 6 orang atau 13,96% memiliki tingkat produktivitas kerja rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas

7 kerja guru yang belum sertifikasi pada SMP di Kota Malang dalam kriteria sedang. Untuk mengetahui visualisasi besarnya frekuensi dan persentase produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi dapat dilihat pada Gambar 2. PRODUKTIVITAS KERJA GURU BELUM SERTIFIKASI 30 25 20 15 10 5 0 26 11 6 25,58% 60,46% 13,96% Tinggi Sedang Rendah Frekuensi Persentase Gambar 2 Diagram Frekuensi dan Persentase Produktivitas Kerja Guru yang Belum Sertifikasi Perbedaan Tingkat Produktivitas Kerja Guru antara yang Sudah dan Belum Sertifikasi Berdasarkan hasil penelitian yang akan diuraikan di bawah ini berisikan penjelasan secara rinci dari variabel yaitu perbedaan produktivitas kerja guru yang sudah dan belum sertifikasi. Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas kerja guru yang sudah dan belum sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang (H 1 ). Berikut hasil perhitungan Uji t sampel tidak berhubungan dengan menggunakan SPSS Version 21.00 for Windows. Tabel 3 Ringkasan Hasil Analisis Uji t Sampel tidak Berhubungan (Produktivitas Kerja Guru) Status Guru Mean t df Sig. Sudah Sertifikasi 234,93 0,048 102 0,962 Belum Sertifikasi 234,72 0.046 77,571 0,963 Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh nilai rata-rata (mean) produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi sebesar 234,93, sedangkan produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi sebesar 234,72. Hasil analisis data dengan Uji t produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi diperoleh t hit = 0,048;

8 Sig t = 0,962 > 0,05 pada taraf kepercayaan 0,05 dan produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi diperoleh t hit = 0,046; Sig t = 0,963 > 0,05 pada taraf kepercayaan 0,05 sehingga dapat disimpulkan H 0 di atas tidak ditolak (not rejected). Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan produktivitas kerja guru antara yang sudah dan belum sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang. PEMBAHASAN Tingkat Produktivitas Kerja Guru yang Sudah Sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang dari 61 responden sebanyak 10 orang atau 16,40% memiliki tingkat produktivitas kerja tinggi, sebanyak 31 orang atau 50,81% memiliki tingkat produktivitas kerja sedang, dan 20 orang atau 32,79% memiliki tingkat produktivitas kerja rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan bahwa tingkat produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi dalam kategori sedang, yang artinya cukup baik. Hal ini terbukti dari 61 responden menyatakan sebanyak 31 orang atau 50,81% berkategori sedang. Menurut Simanjutak (2011) menjelaskan, bahwa produktivitas kerja dipengaruhi faktor: (1) kualitas dan kemampuan fisik karyawan, (2) sarana pendukung, (3) supra sarana, sedangkan Sedarmayanti (2001) mengatakan faktor yang menentukan produktivitas kerja, yaitu: (1) sikap mental, (2) pendidikan, (3) keterampilan, (4) manajemen, (5) hubungan industrial pancasila, (6) tingkat penghasilan, (7) jaminan sosial, (8) lingkungan dan iklim kerja, (9) sarana produksi, (10) teknologi, dan (11) kesempatan. Dengan demikian sertifikat pendidik atau sertifikasi guru merupakan fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah kepada guru yang mana guru tersebut memiliki tingkat kinerja yang baik dan sudah diakui oleh Pemerintah. Selain itu guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dituntut untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang pada umunya dikatakan baik, karena

9 dilihat dari 61 responden sebanyak 31 orang memiliki tingkat produktivitas sedang. Dengan kata lain produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi harus dipertahankan dan walaupun sudah sertifikasi supaya produktivitas kerjanya bisa ditingkatkan karena tingkat produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang memiliki kriteria sedang. Tingkat Produktivitas Kerja Guru yang Belum Sertifikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tingkat produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi yang terdiri dari 43 responden sebanyak 9 orang atau 20,93% memiliki tingkat produktivitas kerja tinggi, sebanyak 28 orang atau 65,11% memiliki tingkat produktivitas kerja sedang, dan 6 orang atau 13,96% memiliki tingkat produktivitas kerja rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang dalam kriteria sedang. Sehubungan dengan penjelasan di atas, menurut Simanjutak (2011) menjelaskan, bahwa produktivitas kerja dipengaruhi faktor: (1) kualitas dan kemampuan fisik karyawan, (2) sarana pendukung, (3) supra sarana, sedangkan Sedarmayanti (2001) mengatakan faktor yang menentukan produktivitas kerja, yaitu: (1) sikap mental, (2) pendidikan, (3) keterampilan, (4) manajemen, (5) hubungan industrial pancasila, (6) tingkat penghasilan, (7) jaminan sosial, (8) lingkungan dan iklim kerja, (9) sarana produksi, (10) teknologi, dan (11) kesempatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru yang belum sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang pada umumnya juga mampu menjalankan tugasnya sebagaimana guru yang sudah sertifikasi, karena dilihat dari 43 responden 28 orang guru yang memiliki tingkat produktivitas sedang. Perbedaan Tingkat Produktivitas Kerja Guru yang Sudah dan Belum Sertifkasi Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Uji t diambil keputusan bahwa H 0 tidak ditolak (not rejected) karena nilai signifikasi t = 0,962 > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat

10 produktivitas kerja guru antara yang sudah dan belum sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang. Tidak adanya perbedaan ini dikarenakan seorang guru dituntut untuk melaksanakan tugasanya secara profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 menerangkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikananak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain itu juga dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab IV pasal 10 bahwa kompetnsi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki empat kompetensi guru tersebut. Produktivitas kerja guru cenderung masuk dalam kompetensi profesional guru, padahal dalam seleksi sertifikasi guru lebih ditekankan pada sikap profesional guru, namun di samping itu guru yang belum sertifikasi juga berusaha untuk menjalankan tugas profesionalnya menjadi seorang guru. Hal ini didukung dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa guru sebelum melaksanakan penelitian perbedaan yang mencolok antara guru yang sudah dan belum sertifikasi yaitu pada masalah penelitian. Guru yang sudah sertifikasi sudah melaksanakan penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan guru yang sudah sertifikasi lebih sering dipanggil untuk mengikuti kegiatan seminar atau workshop. Selain itu, guru yang belum sertifikasi juga melaksanakan tugas sedemikian rupa, akan tetapi tidak sesering guru yang sudah sertifikasi. Semua guru baik yang sudah maupun yang belum sertifikasi melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan kerja yang telah ditentukan dan mereka memiliki kesadaran kerja yang tinggi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Mereka merasa malu apabila tidak menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Selain itu serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vaselina (2013) yang menyatakan tingkat etos kerja guru tidak terdapat perbedaan yang signifikan guru yang sudah lulus sertifikasi dan yang belum lulus sertifikasi, keduanya sama-sama tinggi. Dengan demikian, guru yang sudah sertifikasi

11 semakin meningkatkan produktivitas kerjanya agar mendapatkan proses belajar mengajar yang lebih baik, sedangkan guru yang belum sertifikasi semakin meningkatkan kualitas kerjanya dengan harapan bisa mengajukan dan lulus sertifikasi dengan lancar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini adalah: (1) tingkat produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang berada pada kriteria sedang, dengan kata lain pada umumnya guru yang sudah sertifikasi dalam menjalankan tugasnya masih tergolong cukup; (2) tingkat produktivitas kerja guru yang belum sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang berada pada kriteria sedang, dengan kata lain pada umumnya guru yang belum sertifikasi dalam menjalankan tugasnya juga masih tergolong cukup; dan (3) tidak terdapat perbedaan tingkat produktivitas kerja guru antara yang sudah dan belum sertifikasi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang. Artinya tingkat produktivitas kerja guru antara yang sudah sertifikasi pada SMP di Kota Malang sama, yaitu produktivitas kerjanya tergolong cukup. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dirokemendasikan yaitu: (1) bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, hendaknya mengadakan pelatihan atau studi lebih lanjut untuk pendidik mengenai produktivitas kerja guru, serta peninjauan ulang efektifitas dan efisiensi program sertifikasi, (2) bagi Kepala SMP di Kota Malang, diharapkan mampu memberikan dukungan dan motivasi kepada para guru, agar para guru dalam menjalankan tugasnya bisa lebih semangat dan berkualitas, sehingga guru baik yang sudah sertifikasi maupun yang belum sertifikasi mampu meningkatkan produktivitas kerjanya, (3) bagi Guru SMP di Kota Malang, diharapkan guru untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan kompetensi mengajar, sehingga kemampuan guru dalam proses mengajar dapat menjadi lebih baik dan mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya, (4) bagi Ketua Jurusan Administras Pendidikan, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan maupun kajian tentang pelaksanaan sertifikasi

12 terhadap tenaga pendidik, sehingga Ketua Jurusan bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada tenaga pendidik, (5) bagi Dosen Administrasi Pendidikan, diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bahwa semua tenaga pendidik baik yang sudah sertifikasi maupun belum sertifikasi supaya tetap meningkatkan produktivitas kerjanya guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan, (6) bagi Mahasiswa, diharapkan dapat menambah pengetahuan terhadap mahasiswa mengenai produktivitas kerja guru yang sudah sertifikasi maupun yang belum sertifikasi, dan (7) bagi Peneliti Lain, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan atau referensi dalam sebuah penelitian yang berkaitan dengan sertifikasi guru, hendaknya dapat dikembangkan lebih lanjut dengan fokus penelitian yang berbeda. DAFTAR RUJUKAN Hasibuan, M. S. P. 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mulyasa, E. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2010. Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2011: Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Simanjuntak, P. J. 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja: edisi 3. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suyatno. 2008. Panduan Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Indeks. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tetang Guru dan Dosen. 2012. Bandung: Citra Umbara. Vaselina, S. 2013. Analisis Perbandingan Etos Kerja Guru berdasarkan Status Sertifikasi pada SMA Negeri di Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP UM. Wiyono, B.B. 2008. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Action Research (Burhanuddin, Ed). Malang: FIP UM.