Perbandingan Penyelesaian Persamaan Diferensial Biasa Menggunakan Metode Backpropagation, Euler, Heun, dan Runge-Kutta Orde 4

dokumen-dokumen yang mirip
Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SolusiPersamaanDiferensialBiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sagita Charolina Sihombing 1, Agus Dahlia Pendahuluan

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

METODE RUNGE-KUTTA DAN BLOK RASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON ORDE EMPAT UNTUK MENENTUKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE TIGA KOEFISIEN KONSTAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perumusan persamaan integral tidak memerlukan syarat awal dan syarat batas.

Solusi Numerik Persamaan Logistik dengan Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Dan Metode Milne

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

KAJIAN SEJUMLAH METODE UNTUK MENCARI SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB 2 LANDASAN TEORI

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

DERET TAYLOR UNTUK METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

Persamaan Diferensial

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK JARINGAN SARAF BUATAN UNTUK MERAMALKAN NILAI KESEHATAN SENTRAL TELEPON DI SUATU SENTRAL TELEPON

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT

ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK UNTUK PENGENALAN POLA KARAKTER HURUF JAWA

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

Architecture Net, Simple Neural Net

BAB 2 LANDASAN TEORI

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN SUARA MENJADI TEKS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

EFEK DISKRITASI METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP AKURASI DARI SOLUSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SUKU KONVEKSI

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

2.1 Pelinieran Model Matematik dengan Ekspansi Deret Taylor

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

PERBANDINGAN ANALISIS PENGENALAN HURUF ARAB MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN K-NEAREST NEIGHBOR

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

UNNES Journal of Mathematics

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI

Penggunaan Deep Learning untuk Prediksi Churn pada Jaringan Telekomunikasi Mobile Fikrieabdillah

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PERBANDINGAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE NEWTON- RAPHSON DAN METODE JACOBIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

TEKNIK KOMPUTASI TEI 116/A. Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada 2011

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

Architecture Net, Simple Neural Net

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

PENERAPAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI NILAI UJIAN SEKOLAH

Transkripsi:

Jurnal Telematika, vol. 11 no. 1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perbandingan Penyelesaian Persamaan Diferensial Biasa Menggunakan Metode Backpropagation, Euler, Heun, dan Runge-Kutta Orde 4 Jayme Yeremia Wijaya #1, The Houw Liong *2, Ken Ratri Retno Wardani *3 # Magister Manajemen, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Merdeka no. 30 Bandung * Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Harapan Bangsa Jl. Dipatiukur no. 83-84 Bandung jaymeyeremia@gmail.com thehl007@gmail.com ratri.ken@gmail.com Abstract Differential equation are widely used as a model in the mathematics model or other science. In this equation takes a very high level of accuracy that was created several methods to solve the differential equations. One of the method used is Numerical Method and Artificial Neural Network (ANN). There are four methods involved in this study, Euler Method, Heun, and Runge-Kutta Order 4 are included in Numerical Methods, and Backpropagation Neural Network (BPNN) which included in ANN Method. This research is to prove that in solving differential equations using BPNN Method is better than Numerical Method. This is evidenced by the result of Euclidean Distance from BPNN is better than other methods. The result of the solving will be seen more clearly when the differential equation contains elements of chaos. If seen from the graph, BPNN have a graph similar to the graph of the Analitic Solution. Contrast to the solving using Numerical Methods, the line graph has no resemblance to the Analitic Solution. Keywords diferential equation, artificial neural network, backpropagation, numerical method, chaos, Euclidean, line graph Abstrak Persamaan diferensial banyak digunakan sebagai model matematika atau dalam bidang sains lainnya. Dalam persamaan tersebut dibutuhkan tingkat akurasi yang sangat tinggi sehingga diciptakan beberapa metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial itu. Salah satu metode yang digunakan adalah Metode Numerik dan Metode Artificial Neural Network (ANN). Ada 4 metode yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu Metode Euler, Heun, Runge-Kutta Orde 4 yang termasuk pada metode Numerik, dan Backpropagation Neural Network (BPNN) yang termasuk dalam Metode ANN. Penelitian ini untuk membuktikan bahwa dalam menyelesaikan persamaan diferensial penggunaan Metode BPNN lebih baik daripada Metode Numerik. Hal ini dibuktikan dengan hasil Euclidean Distance dari BPNN lebih baik dibandingkan metode yang lain. Hasil penyelesaian akan terlihat lebih jelas ketika persamaan diferensial tersebut mengandung unsur chaos. Jika dilihat dari grafik penyelesaiannya, BPNN memiliki grafik yang mirip dengan grafik dari solusi sejatinya. Berbeda dengan penyelesaian yang menggunakan Metode Numerik, hasil grafik garis yang diperoleh tidak memiliki kemiripan dengan solusi sejatinya. Kata kunci persamaan diferensial, artificial neural network, backpropagation, metode numerik, chaos, Euclidean, grafik garis I. PENDAHULUAN Persamaan diferensial dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu persamaan diferensial biasa (PDB) dan persamaan diferensial parsial (PDP). Didalam jurnal ini akan membahas kasus dari PDB saja. PDB adalah persamaan diferensial yang hanya mempunyai satu peubah bebas yang biasanya disimbolkan dengan x. Contohnya y = x 2 + y 2 peubah bebasnya adalah x, sedangkan peubah terkaitnya adalah y yang merupakan fungsi dari x atau ditulis sebagai y = g(x) [2]. Terdapat beberapa metode numerik yang sering digunakan untuk menghitung solusi PDB, mulai dari metode yang paling dasar sampai dengan metode yang lebih teliti, yaitu metode Euler, Heun, Deret Taylor, dan Runge-Kutta bertingkat.[2], maka dari hasil yang didapat tiap metode, seharusnya error yang diperoleh metode Euler lebih besar disbanding Runge- Kutta. Terdapat satu metode lagi, yaitu Artificial Neural Network (ANN) yang digunakan untuk memprediksi hasil sebuah solusi. ANN terbagi menjadi 2 macam, yaitu supervised learning dan unsupervised learning [5]. Untuk memprediksi suatu input adalah metode supervised learning sehingga ANN ini yang digunakan untuk memprediksi hasil dari sebuah solusi. Contoh algoritma dari supervised learning adalah: Backpropagation, ADALINE, Hebbian, Boltzman, dan Perceptron. Unsupervised learning lebih cocok untuk pengklasifikasian suatu pola [3]. Solusi dari persamaan tersebut ditampilkan ke dalam bentuk grafik agar dapat mempermudah dalam membandingkan hasil dari setiap metode, sehingga dapat terlihat metode yang paling baik dalam menyelesaikan PDB. II. ALGORITMA BACKPROPAGATION (BPNN) Algoritma pelatihan BPNN terdiri dari dua tahap, yaitu Feed Forward Propagation dan Feed Backward Propagation. Secara umum langkah pelatihan ANN menggunakan BPNN yang dilengkapi bias dan momentum adalah sebagai berikut [1]: 1. Jumlah input (pola masukan), hidden layer, dan output (target pelatihan) ditentukan. 1

2. Nilai awal diberikan secara random bagi seluruh weight antara input-hidden layer dan hidden layer-output. 3. Langkah 3-11 dilakukan secara berulang, sehingga diperoleh nilai error minimal yang memungkinkan bagi ANN untuk belajar dengan baik (feed forward propagation). 4. Tiap unit input diterima sinyal input lalu sinyal tersebut dikirimkan pada seluruh unit hidden layer. 5. Tiap unit hidden layer ditambah dengan input yang dikali dengan weight dan dijumlah dengan bias bagian input. 6. Tiap unit output ditambah dengan nilai keluaran hidden layer yang dikali dengan weight dan dijumlah dengan bias bagian hidden layer (feed backward propagation). 7. Tiap output dibandingkan dengan target yang diinginkan untuk memperoleh error atau disebut dengan MSE(Mean Squared Error) dengan rumus: n i 1 i i 1 n 2 MSE Y Y (1) Nilai MSE ini adalah sebuah nilai yang diperoleh untuk mengetahui error dari metode BPNN yang akan dijadikan patokan sebagai nilai henti. 8. Pola target diterima oleh tiap unit output sesuai dengan pola masukan saat pelatihan lalu nilai error-nya dihitung dan nilai weight-nya diperbaiki. 9. Tiap weight yang menghubungkan unit output dengan unit hidden layer dikali selisi error dan dijumlahkan sebagai masukan unit berikutnya. 10. Tiap weight dan bias yang ada pada ANN diperbaiki. 11. Pelatihan dihentikan dalam uji kondisi. Setelah memperoleh hasilnya, pencarian hasil titik dari grafik persamaan diferensial dapat dicari dengan trial solution menggunakan rumus umum: A x N(x,p) t( x) A xn( x, p) (2) = Nilai yang sudah diberikan terlebih dahulu. = Nilai input = Nilai ANN, dengan p adalah bobot. III. EULER Metode Euler disebut juga metode orde pertama karena pencarian dalam persamaannya hanya mengambil sampai orde pertama saja. Metode Euler juga menggunakan bantuan dari deret Taylor [4]. Algoritma metode Euler: function y_euler (x0, y0, b, h:real) :real; //menghitung nilai y(b) pada PBD y = f(x,y); y(x0) = y0; dengan metode Euler y[x,r] berikutnya x, y: real; n (b0-x0)/h;// langkah y y0; //nilai awal x x0; for r 1 to n do y y + h*f(x, y); x x + h //endfor y_euler y//y(b) //hitung solusi //hitung titik IV. HEUN Metode Heun mempunyai ketelitian yang rendah karena memiliki nilai error yang besar (sebanding dengan h). Nilai error dapat dikurangi dengan menggunakan metode Heun yang merupakan perbaikan dari metode Euler [4]. Pada metode Heun, solusi metode Euler dijadikan solusi perkiraan awal (predictor). Selanjutnya, solusi perkiraan awal ini diperbaiki dengan metode Heun (corrector). Algoritma metode Heun: function y_heun (x0, y0, b, h:real) :real; //menghitung nilai y(b) dengan metode Heun pada PBD y = f(x,y); y(x0) = y0 var r, n : integer; x,y, y_s : real; n (b0-x0) /h; //jumlah langkah y y0; //nilai awal x x0; for r:=1 to n do y_s y //y dari langkah r-1 y y + h*f(x,y); //y(xr) dengan Euler y y_s +h/2 * ((f(x,y_s) + f(x+h,y)) //y(xr) dengan Heun x x+1;//titik berikutnya y_heun y; V. RUNGE KUTTA ORDE 4 Metode Runge-Kutta mencapai keakuratan dari suatu pendekatan Taylor tanpa memerlukan turunan-turunan tingkat tinggi. Jadi, keakuratan metode Runge-Kutta adalah metode numerik yang memiliki keakuratan di atas metode numerik seperti Euler, Heun, dan Titik Tengah [4]. var r, n: integer; Algoritma metode Runge-Kutta Orde 4: function y_rk4 (x0, y0, b, h:real) :real; 2

//menghitung y(b) dengan metode Runge-Kutta orde empat pada PDB y =f(x,y); y(x0) = y0 var r, n : integer; x, y, k1, k2, k3, k4 : real; algoritma (2,9), (2,10), dan (2,11) dengan rumus yang berbeda-beda. Rumus untuk mencari nilai y terdapat di dalam for. 4. Setelah mendapatkan semua nilai y dan x, nilai tersebut ditampung dan ditampilkan dalam bentuk grafik. n (b-x0)/h; //jumlah langkah y y0; //nilai awal x x0; for r:=1 to n do k1 h*f(x, y); k2 h*f(x + h/2, y +k1/2); k3 h*f(x +h/2, y+k2/2); k4 h*f(x + h, y +k3); y y + (k1 + 2*k2 + 2*k3 + k4) / 6 x x + h;//titik berikutnya y_rk4 y; //nilai y(xr) VI. EUCLIDEAN DISTANCE Euclidean Distance adalah rumus untuk menghitung jarak antara dua buah titik, dengan rumus umum: 2 2 (, ) 1 1 n n d p q p q p q (3) Pada perbandingan ini akan dibandingkan Euclidean Distance dari metode numerik, yaitu Metode Euler, Heun, dan Runge Kutta orde 4, serta metode BPNN. Hal tersebut dilakukan dengan cara membandingkan setiap titik dari solusi sejati dengan metode tersebut, sehingga diperoleh 4 nilai. Nilai yang paling kecil berarti memiliki jarak paling dekat, sehingga bisa dikatakan metode tersebut paling bagus. VII. PENYELESAIAN PDB DENGAN METODE NUMERIK Dalam menyelesaikan PDB dari metode numerik, uji coba dilakukan dengan membuat perangkat lunak untuk menyelesaikan PDB. Dalam perangkat lunak ini digunakan 3 metode numerik saja, yaitu Euler, Heun, dan Runge-Kutta orde 4. Tiga metode tersebut digunakan karena dari metode numerik yang ada, Euler memiliki tingkat akurasi yang paling rendah, Runge-Kutta memiliki tingkat akurasi tertinggi, dan Heun berada diantara kedua metode tersebut [2]. Pada proses flowchart Gambar 1, penyelesaian PDB dengan metode numerik adalah sebagai berikut: 1. Masukan inisialisasi r = 1 yang merupakan tetapan pada metode ini dan nilai x yang merupakan input untuk mencari jumlah langkah dan mencari y. 2. Hitung jumlah langkah yang dilakukan dengan menggunakan rumus yang terdapat pada algoritma (2,9), (2,10), dan (2,11), yaitu n = (b-x 0 )/h. Gambar 1 Menyelesaikan PDB dengan metode numerik 3. Hitung nilai y sebanyak langkah yang tadi sudah dihitung. Rumus untuk menghitung nilai y terdapat pada VIII. PENYELESAIAN PDB DENGAN ANN 3

Menurut teori, error ANN dalam menyelesaikan PDB lebih kecil daripada menggunakan metode numerik, tetapi tidak semua ANN dapat digunakan untuk menyelesaikan PDB. ANN dengan tipe unsupervised learning tidak cocok untuk menyelesaikan metode ini karena unsupervised learning digunakan untuk mengelompokan jenis-jenis data yang hampir serupa. Contoh dari unsupervised learning adalah LVQ, sehingga metode ANN yang digunakan adalah supervised learning. Metode supervised learning adalah metode yang dapat menentukan output sendiri sedekat mungkin dengan data pelatihan. Pencarian solusi dengan mengunakan ANN ini berbeda dengan pencarian solusi menggunakan metode numerik. Jumlah parameter model yang dibutuhkan jauh lebih sedikit daripada teknik solusi yang lain. Dalam kasus perangkat lunak ini, parameter yang dibutuhkan untuk menyelesaikan PDB hanya satu. Metode ANN yang digunakan untuk menyelesaikan PDB adalah Backpropagation (BP). BP adalah gabungan dari algoritma feedforward dan backforward, sehingga algoritma hasil dari algoritma BP memiliki hasil yang lebih mendekati learning rate dibandingkan dengan feedforward maupun backward. Untuk data training, digunakan data yang berasal dari solusi sejatinya. Semakin banyak data training, semakin baik dalam perhitungan PDB. Namun, waktu yang dibutuhkan lebih banyak karena setiap input membutuhkan bobot yang harus dihitung. Otomatis waktu yang dibutuhkan untuk mencapai error yang baik akan lebih lama. Untuk lebih jelasnya, cara penyelesaian PDB dengan ANN adalah membuat simulasi ANN dengan perangkat lunak. Uraian proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Uraian proses flowchart pada Gambar 2: 1. Masukan data training berupa nilai x dan bobot. Nilai x sesuai dengan nilai input pada Persamaan Diferensial Biasa. 2. Mencari nilai MSE (1) dan data training. 3. Hasil terbaik dari data training ketika MSE <error yang diinginkan (dalam perangkat lunak ini, error maksimum di 0,05) 4. Setelah mendapatkan nilai data training, memprediksi nilai yang ingin dihitung dengan memasukan semua data x. 5. Mendapatkan hasil tes menggunakan rumus (2). 6. Nilai ditampung dalam Trial Solution untuk dibentuk menjadi grafik nilai trial solution. IX. PENGUJIAN PDB yang diuji adalah persamaan yang memiliki gejala chaos dan yang tidak memiliki gejala chaos. Untuk yang tidak memiliki unsur chaos, contoh persamaan yang digunakan adalah: x 5 dy 1 e cos( x) (4) dx 5 Diketahui bahwa y(0) = 0, dengan x dimulai dari 0 sampai batas x yang diinginkan. Persamaan diferensial yang mengandung gejala chaos menggunakan persamaan: Gambar 2 Flowchart menyelesaikan PDB dengan ANN d g C sin t F sin t 0 (5) dt l Di mana: t (waktu) = dimulai dari 0s sampai batas yang ditentukan C (konstanta) = 0,1 ω (radian) = 0,67 rad/s g (gravitasi) = 9,8 m/s 2 l (panjang tali) = 10 m F (gaya) = 2 N Dari persamaan diatas, dapat dicari solusi sejatinya yang akan dibandingkan dengan keempat metode dengan persamaan yang sama. Solusi sejati dicari dengan cara memasukan nilai yang berada di sumbu x. Untuk persamaan yang tidak mengandung gejala chaos, nilai masukannya berupa nilai x untuk mencari nilai y, sedangkan metode yang lain digunakan dengan algoritma yang berbeda seperti yang sudah dituliskan sebelumnya. Setelah hasil dari solusi sejati dan keempat 4

metode itu diperoleh, maka dimasukkan ke dalam grafik garis yang terlihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Dari Gambar 3, dapat dilihat bahwa semua metode memiliki hasil yang hampir sama. Warna merah merupakan solusi analitik dari persamaan, biru Euler, kuning Heun, dan Runge Kutta berwarna hijau dan BPNN berwarna merah muda, sedangkan pada Gambar 4, Runge Kutta berwarna biru, BPNN berwarna hijau, dan solusi sejati berwarna merah. Perbandingan antara Gambar 3 dan Gambar 4 terlihat jelas. Ketika sebuah persamaan mengandung unsur chaos, maka hasil dari perhitungan akan berubah. Dapat dilihat pada Gambar 4, garis dari BPNN hampir mendekati dengan solusi sejatinya. Ini membuktikan bahwa metode ANN BPNN tersebut memiliki hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan metode numerik. Untuk lebih jelasnya, angka dari Euclidean Distance (3) diperlihatkan pada Gambar 5 dan Gambar 6. Dari Gambar 5 dapat dilihat Euclidean Distance tiap metode yang telah dihitung berdasarkan Gambar 3: Metode Euler = 3,63 Metode Heun = 3,49 Metode Runge-Kutta orde 4 = 0,35 Metode BPNN = 0,0028 Dari angka tersebut dapat diurutkan nilai Euclidean dari tiap metode yang diurutkan dari yang paling mendekati solusi sejatinya, yaitu metode BPNN, Runge-Kutta orde 4, Heun, dan terakhir Euler. Dari Gambar 6 dapat dilihat Euclidean Distance dari 2 metode yang paling mendekati dengan solusi sejatinya, yaitu: Metode Runge-Kutta orde 4 = 24,85 Metode BPNN = 3,73 Dapat disimpulkan bahwa metode yang paling mendekati dengan solusi sejatinya adalah metode BPNN. Gambar 4 PDB dengan gejala chaos Gambar 5 Hasil Euclidean Gambar 3 Gambar 3 PDB tanpa gejala chaos Gambar 6 Nilai Euclidean Gambar 4 5

X. KESIMPULAN Dari pengujian diatas dapat dilihat bahwa Metode Backpropagation Neural Network (BPNN) memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. BPNN bisa memiliki akurasi yang lebih baik daripada metode lain karena BPNN memiliki data training dan jumlah data training berpengaruh pada prediksi nilai dari BPNN. Selain itu, data training yang didapat adalah data training dari solusi sejatinya, sehingga nilai dari BPNN tidak akan jauh berbeda dari nilai solusi sejati. Selain itu, error dari ANN dapat diperkecil dengan cara memperbanyak data training. Dengan memiliki data training yang lebih banyak, maka pencarian hasil akan lebih akurat, sehingga error yang didapatkan akan lebih kecil. Namun, memperbanyak data training akan memperlambat daya kerja komputer dalam mendapatkan hasilnya, sehingga dibutuhkan spesifikasi komputer yang lebih canggih dan tidak akan memakan waktu yang lebih lama. Terakhir, dari hasil pengujian diatas, tidak semua metode berhasil untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan tingkat akurasi yang baik. Contohnya, ketika menghitung PDB yang mengandung chaos, metode Runge-Kutta tidak dapat menyesuaikan grafik dengan solusi sejatinya, sehingga tidak semua metode menghasilkan output yang memuaskan. Dari persamaan diferensial yang tidak mengandung chaos, metode Euler memiliki solusi yang jauh dari solusi sejatinya. Ini menunjukkan bahwa hasil dari metode Euler kurang memuaskan. DAFTAR REFERENSI [1] Lagaris, Isaac Elias, Aristidis Likas, Dimitrios I. Fotiadis. Artificial Neural Network for Solving Ordinary and Partial Differential Equation, 1998. [2] R. Munir. Metode Numerik Revisi ke Tiga. Informatika. 2010. [3] SBU Website Artificial Neural Network. [Online]. Available: http://www.cs.sunysb.edu [2012]. [4] S. C. Chapra, Numerical Methods for Engineers With Personal Computer Application 2 nd edition, Mcgraw Hill College, 1998. [5] USU Insitutional Repository Analisis Simulasi Gelaja Chaos Pada Gerak Pendulum Nonlinier. [Online]. Available: http://repository.usu.ac.id [2013]. Jayme Yeremia Wijaya, lahir pada tahun 1990 di Bandung, menerima gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Harapan Bangsa. Saat makalah ini ditulis, sedang melanjutkan studi bidang manajemen bisnis di Universitas Katolik Parahyangan. Saat ini aktif sebagai IT System Analyst di suatu perusahaan swasta di Bandung. 6