PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT COLUMBINDO PERDANA CABANG PURWOREJO

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SURACO JAYA ABADI MOTOR DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

DAFTAR PUSTAKA. Handoko, Hani, T. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE.

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang)

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

DAFTAR PUSTAKA. B. Werther William dan Davis Keith. (1995). Human Resources and Personal Management. Jakarta

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG SOLO

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMK N 1 BANYUMAS

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR DPRD PROVINSI JAWA TENGAH. Slamet Riyadi UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Julia Astriviani Bintoro Hamidah Nayati Utami Mochammad Soe oed Hakam Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

Pengaruh Quality Of Work Life terhadap Kinerja Karyawan (Study Kasus pada Pt. Bank Panin, Tbk.Banjarmasin)

Liamatul Azizah Djamhur Hamid Heru Susilo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas BrawijayaMalang

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU DI YAYSAN BAITUSSALAM SEMARANG

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PADA GURU DAN KARYAWAN SMK PANCASILA 1 KUTOARJO

PENGARUH INSENTIF DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA (Studi pada AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Kayutangan, Malang)

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI T E R H A D A P K I N E R J A K A R Y A W A N BANK MANDIRI KCP BOYOLALI Oleh: Betiningsih

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MEKAR KARYA PRATAMA BOGOR

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KMN DESA PEMANA DI KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PANASONIC LIGHTING INDONESIA SKRIPSI. Oleh : Abdul Gofur

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Dessler, G Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall,

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

PENGARUH MUTASI JABATAN DAN PENGHARGAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN GAJI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KSP ANUGERAH CABANG PURWOREJO

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN INDAH CEMERLANG SINGOSARI MALANG SKRIPSI. Oleh Achmad Syahrul Kirom

PENGARUH MOTIVASI, KEMAMPUAN DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KANTOR BAPPEDA KUTAI TIMUR SANGATTA. Eka Yuliani ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. ORGANIK AGRO SYSTEM (OASIS) BANDAR LAMPUNG. Oleh Rina Milyati Yuniastuti.

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

Moh. Bukhori: Pengaruh Variabel Kompensasi Finansial, Variabel...33

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN HOTEL ARIA GAJAYANA MALANG SKRIPSI

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. PALU BATU MADU. Oleh : Firza Umar Salim *) ABSTRAK

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMITMEN DAN KOMPETENSI TERHADAP PROMOSI JABATAN DI PT. PANARUB INDUSTRY TANGERANG

DAFTAR PUSTAKA. Hariandja, Marihot Tua Efendi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Grasindo.

DAFTAR PUSTAKA. Dessler Gary, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesembilan, Jilid I, Indeks Kelompok Gramedia : Jakarta

ANALISIS PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI MAKASSAR

Zairina Afrida Bambang Swasto Sunuharyo Endang Siti Astuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN CV BERLIAN ABADI TUBAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

JURNAL PENELITIAN PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN PT. NOHHI INDONESIA GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang)

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Witel Jatim Selatan Malang

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII IPA DI MAN 1 SEMARANG

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan AJB Bumi Putera 1912 Cabang Kayutangan Malang)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS

PENGARUH MUTASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL. Oleh : LILA FITRI ALSYANI BP :

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam suatu perusahaan yang sangat menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL PELANGI MALANG)

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU. Oleh : Markoni 1. Abstrak

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung

PERSEPSI KARYAWAN ATAS PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN PADA DIVISI PROGRAM MANAGEMENT OFFICE PT. ANEKA PANGAN BERMUTU, Tbk.

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. INSANI BARAPERKASA DI SAMARINDA. Natalia Buntu Sarira 1

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

PENGARUH MOTIVASI POSITIF, KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MATAHARI DEPARTMENT STORE KEDIRI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. AXA FINANCIAL INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

PENGARUH FAKTOR KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAPUR KOTA CAFE AND RESTO MALANG SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEMAMPUAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMKN 4 MALANG SKRIPSI

OLEH : ELVIN VARA AULIA NPM : PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH KOMPENSASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN PRESTASI KERJA (Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah Malang)

Diajukan. Oleh: PENDIDIKAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA PT. POS INDONESIA

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN KERJA KARYAWAN KOPERASI ANUGERAH DI PURWOREJO

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo**

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA Oleh : Sukiyah Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah supervisi kepala sekolah. Sebagai supervisor, kepala sekolah diharapkan mampu bertindak sebagai konsultan, sebagai fasilitator yang memahami kebutuhan dari guru dan juga mampu memberi alternatif pemecahannya. Selain itu, kepala sekolah juga diharap dapat memotivasi guru-guru agar lebih kreatif dan inovatif serta memaksimalkan kinerjanya. Peran kepala sekolah menjadi penting ketika saat ini kualitas pendidikan di Indonesia belum merata antar wilayah (Sulisworo, 2017). Dalam kerangka pembinaan kompetensi guru melalui supervisi perlu dicermati bahwa kegiatan tersebut bukan hanya memfokuskan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengelola pembelajaran, tetapi juga mendorong pengembangan motivasi untuk melakukan peningkatan kualitas kinerjanya. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Wahjosumidjo (1994: 171) bahwa kepala sekolah di samping bertugas untuk melakukan pembinaan kompetensi guru juga berfungsi sebagai motivator. Setiap unsur dari pimpinan hendaknya dapat menggerakkan orang lain, baik bawahan atau kolega, sehingga dengan sadar secara bersama-sama bersedia berperilaku untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kegiatan supervisi mampu mewujudkan fungsinya sebagai proses peningkatan kualitas guru melalui kegiatan yang menekankan 1

2 kepada realisasi diri, pertumbuhan diri, dan pengembangan diri. Pengembangan mencakup aktivitas membantu peningkatan dan pertumbuhan kemampuan, sikap, ketrampilan dan pengetahuan anggota (Satmoko, 1992: 22). Dalam kondisi pembinaan yang demikian diharapkan para guru memiliki kompetensi yang mengarah kepada peningkatan kinerja.. A. Supervisi Kepala SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Yogyakarta Kegiatan supervisi pada prinsipnya merupakan kegiatan membantu dan melayani guru agar diperoleh guru yang lebih bermutu yang selanjutnya diharapkan terbentuk situasi proses belajar mengajar yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Wiles, 1983: 107). Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra-kurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.

3 Supervisi Kepala Sekolah dapat dinilai berdasarkan sejumlah indikator. Penelitian ini selanjutnya akan mengukur supervisi kepala sekolah berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh Winaryati dan Mufnaety (2012), yakni merencanakan program supervisi akademik oleh kepala sekolah, melaksanakan program supervisi akademik oleh kepala sekolah dan menindaklanjuti program supervisi akademik oleh kepala sekolah. Data supervisi kepala sekolah diambil dengan menggunakan instrumen dengan jumlah pernyataan sejumlah 28 item, dengan setiap item terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal variabel supervisi kepala sekolah adalah 84 dan standar deviasi ideal adalah 19. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka data supervisi kepala sekolah dapat diinterpretasikan dalam 5 kategori sebagai berikut : Tabel 1. Kategori Variabel Supervisi Kepala Sekolah Kategori Frekuensi (F) Prosentase (%) Sangat tinggi 5 7,8 Tinggi 15 23,4 Sedang 24 37,5 Rendah 15 23,4 Sangat rendah 5 7,8 Total 64 100,00 Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel supervisi kepala sekolah terbanyak dalam kategori sedang (37,5%), kemudian diikuti tinggi (23,4%), rendah (23,4%) dan terakhir sangat rendah atau sanagat tinggi (masing-masing 7,8%). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan

4 bahwa supervisi kepala sekolah dalam kategori sedang. Hasil kategorisasi supervisi kepala sekolah termasuk dalam kategori sedang dapat diasumsikan bahwa kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi akademik, melaksanakan program supervisi akademik, dan menindaklanjuti program supervisi akademik sudah cukup baik. Supervisi kepala sekolah sangat penting dalam mendukung kualitas kerja guru di sekolah. Hal ini dikarenakan dengan supervisi, maka kepala sekolah dapat bertindak sebagai konsultan, sebagai fasilitator yang memahami kebutuhan dari guru dan memberikan alternatif pemecahannya serta dapat memotivasi guru agar maksimal dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Orlosky (1984: 53) bahwa supervisi merupakan proses yang didesain oleh sekolah untuk memajukan kualitas serta kuantitas anggota staf yang diperlukan untuk memecahkan masalah, demi tercapainya tujuan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu meningkatkan perannya sebagai supervisor. Supervisi perlu dilakukan dengan langkah-langkah atau teknik yang tepat serta dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga supervisi yang dilakukan kepala sekolah akan menjadi lebih optimal. B. Motivasi Kerja Guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Yogyakarta Menurut Hasibuan (2007: 65), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk

5 mencapai kepuasan. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi kerja disebut sebagai pendorong semangat kerja (Anoraga, 1992: 35). Peranan motivasi menurut Yamin (2006: 176-177) adalah untuk: (1) mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, (2) motivasi berfungsi sebagai pengarah, mengarahkan perbuatan pada pencapaian tujuan yang diinginkan, (3) motivasi berfungsi sebagai penggerak. Selanjutnya, penelitian ini akan mengacu pada teori dua faktor dari Herberg guna mengukur motivasi kerja guru. Berdasarkan teori tersebut, indikator motivasi kerja adalah motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi intinsik meliputi pekerjaan yang menyenangkan, etos belajar/ kerja, managemen waktu, tantangan, harapan masa datang, dan peningkatan status. Sedangkan motivasi eksternal meliputi reward/ gaji, pengakuan/ penghargaan, rekan kerja, keinginan orang lain, peningkatan jenjang/ golongan, kebanggaan terhadap profesi atau lembaga. Data motivasi kerja guru yang diperoleh diinterpretasikan dengan kalimat kuantitatif sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Data motivasi kerja diambil dengan menggunakan instrumen dengan jumlah pernyataan sejumlah 12 item, dengan setiap item terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal variabel motivasi kerja adalah 36 dan standar deviasi ideal adalah 8. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka data motivasi kerja dapat diinterpretasikan dalam 5 kategori sebagai berikut :

6 Tabel 2. Kategori Variabel Motivasi Kerja Guru Kategori Frekuensi (F) Prosentase (%) Sangat tinggi 6 9,4 Tinggi 10 15,6 Sedang 22 34,4 Rendah 20 31,3 Sangat rendah 6 9,4 Total 64 100,00 Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel motivasi kerja guru terbanyak dalam kategori sedang (34,4%), kemudian diikuti, rendah (31,3%), tinggi (15,6%), sangat tinggi dan sangat rendah (9,4%). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa motivasi kerja guru dalam kategori sedang. Hasil kategorisasi motivasi kerja guru termasuk dalam kategori sedang dapat diasumsikan bahwa motivasi internal maupun eksternal yang memacu guru dalam melaksanakan tugasnya sudah cukup baik. Peranan motivasi sangat dibutuhkan sebagai faktor pendorong karyawan dalam bekerja sesuai uraian pekerjaannya dikarenakan motivasi merupakan energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri karyawan (individu) (Baron dalam Mangkunegara, 2009: 93). Dengan adanya motivasi maka guru akan terangsang untuk bekerja sesuai uraian pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab dalam sehingga terjadi kepuasan dalam bekerja dan kinerjanya meningkat. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat senantiasa meningkatkan motivasinya. Dengan motivasi kerja yang tinggi, maka dapat mendorong, mengarahkan, meningkatkan, mempertahankan dan

7 menggerakkan tindakan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. C. Kompensasi Guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Yogyakarta Handoko (2000: 155) menyatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Adapun pengertian kompensasi menurut Mangkunegara (2009: 83) adalah sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding. Besar kecilnya kompensi dapat dinilai berdasarkan sejumlah dimensi atau indikator. Kompensasi kinerja guru dalam penelitian ini selanjutnya mengacu pada pendapat akan diukur berdasarkan indikator yakni meliputi gaji, insentif, tunjangan dan fasilitas yang diterima oleh guru (Simamora, 2004: 445). Data kompensasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan kalimat kuantitatif sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Data kompensasi diambil dengan menggunakan instrumen dengan jumlah pernyataan sejumlah 15 item, dengan setiap item terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal variabel kompensasi adalah 45 dan standar deviasi ideal adalah 10. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka data kompensasi dapat diinterpretasikan dalam 5 kategori sebagai berikut:

8 Tabel 3. Kategori Variabel Kompensasi Guru Kategori Frekuensi (F) Prosentase (%) Sangat tinggi 1 1,6 Tinggi 13 20,3 Sedang 16 25,0 Rendah 30 46,9 Sangat rendah 4 6,3 Total 64 100,00 Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel kompensasi guru terbanyak dalam kategori rendah (46,9%), kemudian diikuti sedang (25,00%), tinggi (20,3%), sangat rendah (6,3%) dan terakhir sangat tinggi (1,6%). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa motivasi kerja guru dalam kategori rendah. Hasil kategorisasi kompensasi termasuk dalam kategori rendah dapat diasumsikan bahwa gaji, insentif, tunjangan dan fasilitas yang diterima guru masih kurang. Samsudin (2006: 187) perbendapat bahwa bila karyawan memandang pemberian kompensasi tidak memadai, maka motivasi maupun kinerja mereka cenderung akan menurun. Hal ini berarti kompensasi sangat penting untuk diperhatikan dalam suatu organisasi. Pendapat tersebut juga dikuatkan oleh pendapat Hasibuan (2007: 121) bahwa pemberian kompensasi bagi guru bertujuan untuk terjalinnya ikatan kerja sama, memenuhi kebutuhankebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya guru, motivasi, dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik. Oleh karena itu, pihak sekolah hendaknya dapat mempertimbangkan atau mengevaluasi kembali kompensasi yang diberikan guru. Hal ini mengingat

9 kompensasi sangat penting bagi guru dalam mencukupi kebutuhannya dan mampu menjadi pendorong dalam kualitas kerjanya. D. Kinerja Guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Yogyakarta Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru, Sahertian (2000: 49) menjelaskan bahwa standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru. Menurut Mangkuprawira (2009: 224), manfaat dari penilaian kinerja karyawan adalah: (1) perbaikan kinerja; (2) penyesuaian kompensasi; (3) keputusan penetapan; (4) kebutuhan pelatihan dan pengembangan; (5) perencanaan dan pengembangan karir; (6) efisiensi proses penempatan staf; (7) ketidakakuratan informasi; (8) kesalahan rancangan pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama; (10) tantangan-tantangan eksternal; (11) umpan balik pada SDM. Kinerja guru dapat dinilai berdasarkan hasil pencapaian dalam pelaksanaan tugas pokok guru yang meliputi: (1) merencanakan program pembelajaran, (2) mengelola dan melaksanakan pembelajaran, (3) menilai

10 hasil belajar siswa, (4) menyusun analisis hasil belajar, (5) mengadakan kegiatan remedial dan pengayaan dan (6) pelaksanakan bimbingan konseling terhadap siswa. Kinerja guru dalam penelitian ini selanjutnya mengacu pada keenam indikator tersebut. Data kinerja guru yang diperoleh diinterpretasikan dengan kalimat kuantitatif sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Data kinerja guru diambil dengan menggunakan instrumen dengan jumlah pernyataan sejumlah 38 item, dengan setiap item terdiri dari 5 pilihan jawaban dengan skor 1 sampai 5. Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal variabel kinerja guru adalah 114 dan standar deviasi ideal adalah 25. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka data kinerja guru dapat diinterpretasikan dalam 5 kategori sebagai berikut : Tabel 4. Kategori Variabel Kinerja Guru Kategori Frekuensi (F) Prosentase (%) Sangat tinggi 3 4,7 Tinggi 5 7,8 Sedang 36 56,3 Rendah 18 28,1 Sangat rendah 2 3,1 Total 64 100,00 Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel kierja guru terbanyak dalam kategori sedang (56,3%), kemudian diikuti rendah (28,1%), tinggi (7,8%), sangat tinggi (4,7%) dan terakhir sangat rendah (3,1%). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru dapat dikatakan dalam kategori sedang. Hasil kategorisasi kinerja guru termasuk dalam kategori sedang dapat

11 diasumsikan bahwa guru dalam merencanakan program pembelajaran, mengelola dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar siswa, menyusun analisis hasil belajar, mengadakan kegiatan remedial dan pengayaan serta melaksanakan bimbingan konseling terhadap siswa sudah cukup baik Penilaian kinerja guru tidak dimaksudkan untuk mengkritik dan mencari kesalahan, melainkan sebagai dorongan bagi guru dalam pengertian konstruktif guna mengembangkan diri menjadi lebih profesional dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik. Ha;l ini sesuai dengan pendapat Mangkuprawira (2009: 224) yang mengungkapkan bahwa manfaat dari penilaian kinerja karyawan antara lain: perbaikan kinerja; penyesuaian kompensasi; keputusan penetapan; kebutuhan pelatihan dan pengembangan; perencanaan dan pengembangan karir; efisiensi proses penempatan staf; ketidakakuratan informasi; kesalahan rancangan pekerjaan; kesempatan kerja yang sama; tantangan-tantangan eksternal; umpan balik pada SDM. Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan kinerjanya dengan meningkatkan kualitas diri melalui pelatihan, seminar, workshop, dan aktif dalam kegiatan MGMP maupun lomba karya tulis ilmiah. E. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kompensasi terhadap Kinierja Guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Yogyakarta Hasil analisis antara supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kompensasi terhadap kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

12 Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel B Beta t hitung p Konstan 28,473 2,512 0,015 Supervisi kepala sekolah (X 1 ) 0,337 0,341 3,468 0,001 Motivasi kerja guru (X 2 ) 0,776 0,342 3,526 0,001 Kompensasi (X 3 ) 0,627 0,312 3,174 0,002 F hitung = 15,837 (0,000) Sumber: Data diolah, 2013 Variabel supervisi kepala sekolah memiliki koefisien positif (0,341) dan nilai sig. sebesar 0,001 (p < 0,05). Supervisi kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Koefisien supervisi kepala sekolah positif berarti semakin tinggi supervisi kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru dan sebaliknya semakin rendah supervisi kepala sekolah maka semakin rendah pula kinerja. Variabel motivasi kerja guru memiliki koefisien positif (0,342) dan nilai sig. sebesar 0,001 (p < 0,05). Motivasi kerja guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Koefisien motivasi kerja guru positif berarti semakin tinggi motivasi kerja guru maka semakin tinggi pula kinerja guru dan sebaliknya semakin rendah motivasi kerja guru maka semakin rendah pula kinerja. Variabel kompensasi guru memiliki koefisien positif (0,312) dan nilai sig. sebesar 0,002 (p < 0,05). Kompensasi guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Koefisien kompensasi guru positif berarti semakin tinggi kompensasi guru maka semakin tinggi pula kinerja guru dan sebaliknya semakin rendah kompensasi guru maka semakin rendah pula kinerja.

13 Tabel 6. Hasil Sumbangan Efektif (SE) dan Sumbangan Relatif (SR) Variabel SE (%) SR (%) Supervisi kepala sekolah (X 1 ) 16,6 35,3 Motivasi kerja guru (X 2 ) 16,0 34,0 Kompensasi (X 3 ) 14,5 30,7 Jumlah 47,1 100,00 Sumber: Data diolah, 2013 Besarnya sumbangan supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kompensasi terhadap kinerja guru sebesar 47,1%. Supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan terbesar terhadap kinerja guru (16,6%), kemudian diikuti motivasi kerja guru (16,0%). Sementara supervisi kepala sekolah mempunyai sumbangan terkecil terhadap kinerja guru (14,5%). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kompensasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru dengan total sumbangan efektif sebesar 47,1%. Apabila supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kompensasi ditingkatkan maka kinerjanyapun akan meningkat, demikian juga sebaliknya jika supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kompensasi menurun maka kinerjanyapun juga akan menurun. F. Kesimpulan Supervisi Kepala Sekolah, motivasi kerja, dan kinerja guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan kompensasi guru SD Muhammadiyah Se- Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori rendah.

14 Terdapat pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta. Hal ini berarti semakin tinggi supervisi kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru dan sebaliknya semakin rendah supervisi kepala sekolah maka semakin rendah pula kinerja. Pada motivasi kerja, terdapat pengaruh terhadap kinerja guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi kerja guru maka semakin tinggi pula kinerja guru dan sebaliknya semakin rendah motivasi kerja guru maka semakin rendah pula kinerja. Selain itu, juga terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru SD Muhammadiyah Se-Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta. Hal ini berarti semakin tinggi kompensasi guru maka semakin tinggi pula kinerja guru dan sebaliknya semakin rendah kompensasi guru maka semakin rendah pula kinerja.

15 Daftar Pustaka A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Eny Winaryati dan Mufnaety. 2012. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pada Pembelajaran IPA SMP di Kota Semarang. Semarang: Seminar Hasil-Hasil Penelitian LPPM Unimus 2012. Malayu S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kesembilan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Martinis Yamin. 2006. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press. Orlosky, D.E. 1984. Educational Administration Today. London: Charles E. Merill Publishing, Co. Panji Anoraga. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta. Piet A. Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Sadili Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CVPustaka Setia. Satmoko, R.S 1992. Pengembangan Guru dalam Perspektif Budaya. Semarang: IKIP Semarang Press. Sjafri Mangkuprawira. 2009. Horison Bisnis, Manajemen dan Sumber DayaManusia. Jakarta: PT. Gramedia. Sulisworo, D., Nasir, R., & Maryani, I. 2017. Identification of teachers problems in Indonesia on facing global community. International Journal of Research Studies in Education, 6(2), 81-90. T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi II, Cetakan Keempat Belas. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Wiles, Kimball. 1983. Democratic Supervision. New York: Ms Graw Hill Book Co.

16