NASKAH PUBLIKASI. Oleh : YUYUN MAHBUDATIN NAHARIN NIM. A54A PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. juga belajar diluar kelas supaya siswa itu tidak merasa bosan, misalnya saja siswa

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun oleh : ANNA NUR ELAWATI A.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

TRI PURNAWATI NIM. A54B111010

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI SD NEGERI 01 WONOLOPO TASIKMADU

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB V PENUTUP. sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : ELVA AYU ANDRIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SITI MARYAM NIM. A54A PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: SUHARIYANI A

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE POLAMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI BRATAN II No. 170 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PUBLIKASI. Oleh : HERU SANTOSO NIM. A

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN MELALUI METODE KARYAWISATA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN I JATIPURWO TAHUN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN METODE KERJA KELOMPOK MODEL DUA TINGGAL DUA TAMU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 MUNGGUR KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : YUYUN MAHBUDATIN NAHARIN NIM. A54A.100122 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

1

ABSTRAK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN METODE KERJA KELOMPOK MODEL DUA TINGGAL DUA TAMU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 MUNGGUR KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 YUYUN MAHBUDATIN NAHARIN NIM. A54A.100122 Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 atau tidak. 2) Untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013. 3) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dalam meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar dengan jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 20 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan deskrptif komparatif dan kritis. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Metode pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu nilai rata-rata sebesar 55,5, siklus I sebesar 65,5 dan pada siklus II nilairata-rata sebesar 76,5. 2) Peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 yaitu sebesar 21. 3) Penerapan pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dalam meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dilaksanakan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut: 1) persiapan, 2) presentasi guru, 3) kegiatan kelompok, 4) presentasi kelompok, dan 5) evaluasi. 2

PENDAHULUAN Dalam pembelajaran di sekolah dituntut keaktifan siswa dalam menggali potensi, peran guru tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam kaitannya belajar aktif guru harus dapat menciptakan suatu kondisi dimana siswa atau peserta didik tidak merasakan kebosanan, kejenuhan, dan mata pelajaran yang diterima terkesan monoton dan tidak menarik selama proses belajar mengajar berlangsung. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru perlu memahami sedalamdalamnya tentang pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik mengajar. Metode dan teknik mengajar disini tidak berarti berdiri sendiri satu sama lain, melainkan saling berkaitan. Justru proses belajar mengajar yang baik adalah mempergunakan berbagai jenis metode secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa pada saat guru menjelaskan materi siswa hanya mendengarkan, sebagian siswa-siswa yang duduk dibelakang terlihat ramai dan bergurau dengan temannya. Mereka berbicara sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Apabila mereka diawasi oleh guru, maka siswa tersebut seolah-olah sedang mendengarkan penjelasan guru dengan membukabuka buku paketnya dan serius memperhatikan pelajaran. Sebagian siswa juga ada yang mendengarkan penjelasan guru dengan mencocokkan catatan yang ditulis oleh guru di papan tulis dengan buku paket yang mereka miliki. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa hanya sebatas menanyakan bagaimana cara menyelesaikan jawaban soal yang ada dalam buku paket. Siswa lebih terfokus dengan latihan-latihan soal pada buku paket saja. Guru dinilai kurang mengajak siswa menghubungkan materi IPS yang sedang dipelajari dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata yang terkait dengan IPS. Guru kurang mengajak siswa untuk melakukan diskusi dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk saling bertukar pendapat antar siswa dalam mempelajari materi IPS. Guru melakukan hal tersebut karena ingin menyelesaikan materi dan takut tidak dapat menyampaikan seluruh materi. 1

Hal tersebut berdampak terhadap rendahnya nilai rata-rata aspek kognitif siswa pada materi sebelumnya didapatkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa untuk kelas V rendah dan jauh dari KKM sekolah. Hasil ulangan pelajaran IPS materi perjuangan tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang tersebut didapatkan nilai rata-rata siswa kelas V adalah sebesar 53.46, dengan uraian bahwa siswa yang nilainya di atas KKM hanya 11 siswa atau (55%), sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM sebanyak 9 siswa atau (45%) dari jumlah keseluruhan siswa 20. Sehingga hampir seluruh kelas V harus mengikuti ujian perbaikan ulang untuk mata pelajaran IPS pada ulangan harian kesatu. Keadaan ini harus segera diberikan perhatian yang lebih untuk kelas V karena dengan nilai ulangan harian yang rendah kalau tidak segera diberi tindakan akan berdampak pada aspek kognitif yang begitu rendah dan dampak tersebut dapat berkelanjutan sampai pada jenjang berikutnya. Dalam hal ini terlihat bahwa siswa kurang untuk memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran sehingga aspek afektif siswa terlihat kurang dilatihkan dalam model pembelajaran seperti ini. Temuan yang menunjukkan bahwa aspek afektif siswa yang masih rendah pada saat proses pembelajaran terlihat dari hal-hal yang dilakukan siswa sebagai berikut: 1. Sikap penerimaan, pada sikap penerimaan siswa masih kurang baik hal ini terlihat dari respon siswa terhadap pendapat siswa yang lainnya terkesan cuek dan kurang memperhatikan, terlebih lagi pada saat siswa mencoba menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, dan ternyata jawabannya salah siswa masih banyak yang mengejek maupun menertawakan jawaban tersebut. 2. Sikap partisipasi, pada sikap partisipasi siswa masih kurang hal ini terlihat jelas pada saat guru memberikan soal latihan kepada siswa, maka siswa banyak yang tidak mengerjakan atau mencoba mencari jawaban dari buku, siswa hanya menunggu soal tersebut dibahas oleh siswa yang paling pintar sehingga keaktifan siswa dalam mencari jawaban dari buku masih rendah, hal ini juga terlihat pada saat guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya, ternyata siswa tidak berdiskusi sama sekali. 3. Penentuan sikap, penentuan sikap siswa terhadap rangsangan yang datang juga masih sangat rendah, hal ini terlihat apabila ada pertanyaan dari guru maupun temannya, respon siswa dalam menanggapi atau menjawab masih rendah 2

4. Sikap organisasi, sikap organisasi yang dimiliki siswa masih rendah, hal ini terlihat apabila guru memberikan tugas secara kelompok kepada siswa, maka cenderung siswa untuk kurang bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan masalah tersebut, siswa malah menggantungkan jawaban kepada siswa yang dianggap paling pintar dalam kelompok tersebut dan begitu pula siswa yang paling pintar kurang memberi kesempatan kepada siswa yang lainnya untuk ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru tersebut. Dari beberapa permasalahan di atas, peneliti berusaha mengatasinya dengan menerapkan pembelajaran kerja kelompok (kooperatif). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas kerja kelompok, yang menuntut keaktifan siswa untuk saling bekerjasama dan membantu dalam menyelesaikan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk bekerjasama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerjasama yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah setiap anggota kelompok harus saling membantu menguasai bahan ajar. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan tinggi harus membantu siswa yang berkemampuan rendah agar dapat menguasai materi yang sedang dipelajari sehingga kelompoknya dapat berhasil karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Oleh karena itu setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model two stay two stray (TSTS), dimana pemilihan model two stay two stray (TSTS) karena model tersebut memiliki kelebihan yaitu keterlibatan siswa sangat besar dalam proses pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, artinya tidak ada campur tangan guru yang terlalu jauh dalam penyampaian materi terhadap siswa. Dari sini siswa diharapkan keaktifannya dalam diskusi untuk memecahkan masalah dari materi yang dipelajarinya. Kemampuan akademik siswa yang heterogen dimanfaatkan sebagai acuan untuk membentuk kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti mengambil judul: Peningkatan Prestasi Belajar IPS Dengan Metode Kerja Kelompok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013. 3

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah di SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar, yang beralamat di Desa Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Desember 2012 s/d Maret 2013. B. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus, di mana masing-masing siklus terdir dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. D. Jenis Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data merupakan sesuatu yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah: a. Hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS materi perjuangan tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). b. Proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). 4

2. Sumber data Sumber data adalah sesuatu yang menunjukkan darimana data itu diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) peristiwa, 2) dokumen, 3) informan atau narasumber, 4) tes. E. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran IPS dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengambilan data dilakukan dengan: 1. Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 2002: 28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas. 2. Tes Suharsimi Arikunto (2002: 139) menyatakan Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Bentuk tes berupa pilihan ganda dan uraian, sehingga akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan disamping melihat langkah-langkah pengerjaan dari soal. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas II, serta foto proses kegiatan belajar mengajar. 4. Wawancara Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seseorang secara lisan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis 5

wawancara terstruktur, di mana dalam melaksanakan wawancara peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara. F. Instrumen Penelitian Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk dan uji instrumen sebagai berikut. 1. Tes Tertulis Tes tertulis dalam penelitian ini berupa pilihan ganda dan uraian, sehingga akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan disamping melihat langkah-langkah pengerjaan dari soal. 2. Lembar Observasi atau Pengamatan Pedoman observasi atau pengamatan digunakan untuk mengambil data penelitian pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. G. Validitas Data Untuk menguji kevalidan/keabsahan data dari observasi dan dokumentasi peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tiangulasi Sumber Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teman sejawat bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. 2. Tiangulasi Metode Dimana peneliti membandingkan temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu, (misalnya catatan lapangan yang dibuat selama melakukan observasi) dengan data yang diperoleh dengan menggunakan metode lain (misalnya transkip dari wawancara). 6

H. Teknik Analisis Data Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam pengajaran data dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif komparatif dan kritis. Dengan menggunakan analisis deskrptif komparatif dan kritis, maka peneliti menjabarkan mengenai berbagai kelemahan dan kelebihan motode pembelajaran yang digunakan, apakah metode tersebut efektif atau tidak serta menganalisis keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dalam pelajaran IPS pokok bahasan perjuangan tokoh pejuang masa penjajahan Belanda dan Jepang dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. I. Indikator Pencapaian Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini diukur berdasarkan hal-hal sebagai berikut: a. Hasil peningkatan prestasi belajar IPS yang diperoleh siswa di atas Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) yaitu 65. b. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 7

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kerja Kelompok Model Two Stay Two Stray (TSTS) Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran model two stay two stray (TSTS) terdiri atas lima tahap utama yaitu persiapan, presentasi guru, kegiatan kelompok, presentasi kelompok, dan evaluasi. Pelaksanaan tahap persiapan dimulai dengan guru membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan prestasi akademik. Setelah siswa dibentuk kelompok secara heterogen kemudian guru menjelaskan prosedur pembelajaran model two stay two stray (TSTS) agar siswa mengetahui dan mengenal setiap tahapan dalam pembelajaran model tersebut. Guru juga menjelaskan pentingnya kerja kelompok dalam pelaksanaan diskusi agar siswa belajar dengan baik. Tahapan selanjutnya yaitu tahapan presentasi guru, pada tahapan ini guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja, guru menghubungkan pembelajaran IPS dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Tahapan selanjutnya yaitu kegiatan kelompok, pada tahapan ini diawali dengan pengecekan LKS dan permasalahannya pada setiap kelompok, kemudian membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok dan mengarahkan siswa untuk aktif dalam melaksanakan diskusi kelompok, pada saat pelaksanaan diskusi kelompok selesai guru memerintahkan siswa untuk melakukan kegiatan bertamu atau menerima tamu yaitu dua siswa dalam kelompok untuk bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi dan berdiskusi dengan kelompok lain dan dua siswa yang lain bertugas untuk menerima tamu dari kelompok lain. Setelah pelaksanaan diskusi bertamu dan menerima tamu selesai guru memerintahkan siswa untuk kembali ke kelompok awalnya dan berdiskusi kembali dengan kelompok awal tersebut. Tahapan selanjutnya yaitu tahapan presentasi kelompok, dimana pada tahapan ini siswa melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan, pada tahap ini siswa juga melakukan tanya jawab, pada tahapan ini siswa melakukan tanya jawab untuk berdiskusi kelas membahas jawaban LKS dan permasalahannya tersebut. 8

Tahapan akhir adalah evaluasi, dimana pada tahapan ini siswa mengerjakan tes. Secara keseluruhan tahapan pembelajaran model two stay two stray (TSTS) telah terlaksana pada setiap siklus, dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang diberikan dengan model tersebut berupa peningkatan aspek kognitif dan aspek afektif siswa. 2. Peningkatan Prestasi Belajar Setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray (TSTS) pada tiap siklus berakhir, maka diadakan tes ulangan harian untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil tes kemudian dianalisis dan diperoleh data pada kondisi awal, siklus I, dan siklua II sebagai berikut. Tabel I Perbandingan Hasil Evaluasi Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No. Nama Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1 Adit Prasetio 50 60 90 2 Finolia Novita 60 70 70 3 Shinta Setyowati 50 70 90 4 Bagas Dwi R 70 80 80 5 Bagus Satrio 50 60 90 6 Bintang. P 50 60 70 7 Dwi Febriyanto 60 70 70 8 Eristyan A 50 60 90 9 Hendri Kris. 70 80 80 10 Indina Fajari 70 80 80 11 Lukita Karisma 50 70 60 12 Maudy Nur.A 70 80 90 13 Maulana Azkha 30 40 90 14 Putri Ambarsari 70 80 80 15 Safira Juani 40 50 60 16 Septiana Inne 60 70 70 17 Sigit Nur Hasan 50 70 70 18 Sri Wahyuni 30 40 60 19 Tegar 60 70 70 20 Toyibun Khoir 40 70 70 Jumlah 1110 1330 1530 Rata-Rata 55,5 65,5 76,5 9

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 pada kondisi awal yaitu nilai rata-rata sebesar 55,5, siklus I sebesar 65,5 dan pada siklus II nilairata-rata sebesar 76,5. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar IPS pada kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dalam penelitian ini yaitu pada kondisi awal nilai rata-rata sebesar 55,5 dan pada akhir siklus II sebesar 76,5, sehingga mengalami peningkatan sebesar 21. 10

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan mengenai metode pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) guna meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu nilai rata-rata sebesar 55,5, siklus I sebesar 65,5 dan pada siklus II nilairata-rata sebesar 76,5 2. Peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 yaitu sebesar 21. 3. Penerapan pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dalam meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Munggur Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dilaksanakan dengan menerapkan langkahlangkah sebagai berikut: 1) persiapan, 2) presentasi guru, 3) kegiatan kelompok, 4) presentasi kelompok, dan 5) evaluasi. B. Implikasi Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki kebermaknaan bagi setiap peneliti sebagai acuan bagi peneliti berikutnya. Adapun implikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melalui penerapan pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS. Maka hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kerja kelompok 11

model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa. 2. Dengan menerapkan pembelajaran kerja kelompok model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) siswa merasa senang dan tertarik untuk belajar sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. 3. Suasana belajar yang ditimbulkan dalam pembelajaran lebih menyenangkan karena siswa menemukan kesenangan tersendiri dengan memecahkan masalah dalam pembelajaran sehingga siswa terdorong untuk kreatif dalam pembelajaran IPS. 4. Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator yang akan membantu mengarahkan dan membimbing siswa. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif yang telah dilaksanakan, maka diajukan beberapa saran yaitu : 1. Kepada Guru Hendaknya guru dalam mengajar perlu melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah metode pembelajaran kerja kelompok model two stay two stray, sehingga siswa lebih aktif dan antusias sehingga pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan oleh guru dapat ditingkatkan. 2. Kepada Siswa Hendaknya siswa selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan aktif dalam pembelajara dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Pihak sekolah Pihak sekolah sebaiknya segera menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan agar tidak mengalami banyak kendala dalam kegiatan belajar mengajar. 12

DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsuddin, 2007, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda. Achmad Sanusi, 2007, Studi Sosial Indonesia, Bandung : Badan Penerbit IKIP Bandung Anita Lie, 2005, Cooperative Learning. Jakarta : PT. Grasindo. Al-Falasany, 2002, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta. ET Ruseffendi, 2002, Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran IPS Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: IKIP Bandung. Hansiswany Kamarga, 2004, Landasan dan Prinsip Pendidikan, Bandung: Tarsito. Hasbullah, 2004, Psycologi Pendidikan Agama Islam, Penerbit Angkasa, Bandung. Herman Hudoyo, 2004, Strategi Belajar Mengajar Matematika. IKIP Malang: Malang. Isjoni, 2009, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Katini Kartono, 2005, Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Muhibbin Syah, 2009, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nasution S., 2005, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Nena Deliyani, 2008, Efektivitas Metode Cooperative Learning Teknik Two. Stray Two Stray Dalam Pembelajaran Dokkai. Skripsi Sarjana FPBS UPI. Ngalim Purwanto, 2010, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung: Remaja Rasdakarya. Nursid Sumaatmadja, 2006, Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bandung: Alumni. Rachmadi Nur Wahyu, 2006, Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, Bandung : PPS IKIP Bandung. 13

Sardiman, 2002, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet V. Jakarta: Raja Grafindo Persada.. Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudarmanto, 2003, Psikologi Perkembangan Anak, Bandung : Mandar Maju Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. The Liang Gie, 2001, Kamus Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. Trianto, 2007, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Surabaya: Pustaka Ilmu. Wardani, 2006, Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta: Depdiknas P3G. Winarno Surachman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan, Jakarta: Rineka Cipta. Winkel WS., 2000, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Zainal Aqib, 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya. 14