METODOLOGI. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang Cidaun, Cianjur.

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PERENCANAAN

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS EKONOMI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN MENGGUNAKAN PILE SLAB PADA RUAS JALAN BABAT-BOJONEGORO

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan KATA PENGANTAR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENULISAN. program sebagai alat bantu adalah sbb: a. Penyelesaian perhitungan menggunakan alat bantu software komputer untuk

PROGRAM KOMPUTER UNTUK DESAIN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SKBI 1987 BINA MARGA DAN METODE AASHTO

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

EVALUASI PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN TRANS KAPUAK KE RIAN KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

TUGAS AKHIR - RC

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

BAB II1 METODOLOGI. Berikut ini adalah bagan alir (Flow Chart) proses perencanaan lapis

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR AKIBAT MENINGKATNYA BEBAN LALU LINTAS PADA JALAN SINGKAWANG-SAGATANI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN

STUDI KARAKTERISTIK PENENTUAN TINGKAT PEMBEBANAN KENDARAAN TERHADAP TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Ulasan Pustaka Terhadap Penelitian Ini Ringkasan Penelitian Lain...

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Fitria Yuliati

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS. kendaraan yang melanggar dan kendaraan tidak melanggar)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal J-ENSITEC, 01 (2014)

1 FERRY ANDRI, 2 EDUARDI PRAHARA

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO

ANALISA PENGUJIAN DYNAMIC CONE PENETROMETER

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Identifikasi Masalah. Pengamatan Pendahuluan

ANALISIS TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE BINA MARGA 1987 DAN AASHTO Sri Nuryati

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA

Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (n)

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KATONSARI TERHADAP KONDISI RUAS JALAN DEMAK KUDUS (Km 29 Km 36)

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

PERENCANAAN DAN ANALISA BIAYA INVESTASI ANTARA PERKERASAN KAKU DENGAN PERKERASAN LENTUR PADA JALUR TRANS JAKARTA BUSWAY

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KLEPU TERHADAP KONDISI RUAS JALAN SEMARANG - BAWEN (KM 17 KM 25)

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

ANALISIS KEKUATAN PERKERASAN JALAN BATAS SKA BARAT BATAS KOTA BOYOLALI

PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO )

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR TIMUR MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

(STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbandingan Konstruksi Flexible Pavement dan Rigid Pavement Flexible Pavement Rigid Pavement

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

FASILITAS PEJALAN KAKI

ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA, ASPHALT INSTITUTE DAN AASHTO 1993

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

Transkripsi:

Analisa Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur Menggunakan Untreated Based dan Cement Treated Based Pada Ruas Jalan Ketapang-Bts. Kab. Pamekasan Ditinjau dari Segi Ekonomi Reza Cahyo Wicaksono, Ir Hera Widiyastuti, MT., PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) JL. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail : hera.widyastuti@yahoo.co.uk Abstrak--Jalan adalah prasarana trasnportasi darat yang mempunyai peranan penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian dan pemerataan pembangunan. Dengan semakin banyaknya pertumbuhan ekonomi penduduk, mengakibatkan meningkatnya lalu lintas yang membuat beban jalan sudah tidak sesuai lagi dengan perencanaan sebelumnya yang terjadi khusunya pada daerah Madura. Maka dibutuhkan pelebaran jalan dan perkerasan jalan yang dapat menampung volume lalu lintas yang melewati daerah tersebut. Penggunaan perkerasan CTB diharapkan sangat bermanfaat dikarenakan harga yang tidak terlalu mahal namun mempunyai daya tahan yang bagus, sehingga CTB ini dapat menjadi alternatif dalam mengantisipasi pertumbuhan volume lalu lintas kendaraan berat. Untuk tujuan tugas akhir ini yaitu untuk menghitung kedua tebal perkerasan, menghitung total biaya konstruksi serta pemeliharaan kedua perkerasan, mencari user cost dengan metode N.D. Lea, dan membandingkan kedua perkerasan tersebut secara ekonomi dengan perhitungan Benefit Cost Ratio. Maka akan dibahas perbandingan antara konstruksi perkerasan lentur yang menggunakan Untreated Base dan Cement Treated Base (CTB) yang ditinjau dari segi analisa ekonomi. Studi yang dibahas antara lain : Menghitung tebal konstruksi dari 2 perkerasan tersebut; menghitung biaya konstruksi dari kedua perkerasan tersebut; pemeliharan berkala dan rutin pada kedua perkerasan tersebut; dan menganalisa kelayakan seecara ekonomi dengan perhitungan BCR. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN J awa timur (khususnya wilayah Madura) adalah salah satu provinsi yang berada di Indonesia, yang memiliki cukup banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk menjadikan masyarakat menjadi lebih sejahtera. Dalam Jaringan Jalan Nasional di wilayah Pulau Madura ruas jalan Ketapang Bts. Kab. Pamekasan memiliki peran penting dalam menunjang kelancaran pergerakan dasar antar wilayah di pantai utara Pulau Madura sekaligus sebagai prasarana aksesibilitas antar wilayah yang lebih luas berskala Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, provinsi ini mengalamai pertumbuhan perekonomian yang maju dan sangat potensial. Perkembangan perekonomian tersebut juga diimbangi dengan pembangunan infrastruktur infrastruktur penunjang seperti infrastruktur jalan yang bertujuan sebagai jalan akses distribusi barang maupun distribusi jasa. Akan tetapi, banyak jalan yang mengalami kerusakan dikarenakan masalah overloading muatan kendaraan, sistem drainase daerah tersebut yang kurang baik sehingga terjadi banjir dimana mana, dan masalah teknis dan non teknis lainnya. II. METODOLOGI Mulai Identifikasi Permasalahan Studi Literatur 1. Data LHR 2. Data CBR Tanah 3. Data Kependudukan dan Data Perkeonomian A 1

Perencanaan Perkeraan Lentur 1. Tebal Perkerasan 2. Biaya Konstruksi 3. Biaya Pemeliharaan Perhitungan RAB Analisa BOK III. ANALISA Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan berbagai peramalan sesuai dengan umur rencana yang ditentukan. 1. Peramalan kependudukan Peramalan ini ditujukan untuk mengetahui volume lalulintas yang akan melewati ruas jalan tersebut. Data yang dipakai meliputi : PDRB, PDRB perkapita dan pertumbuhan juhmlah penduduk. Metode yang digunakan adalah regresi linear dengan selisih kuadrat terkecil agar penyimpangan yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin sehingga dapat mendekati keadaan nyata. Rumus yang digunakan dalam regresi linier adalah : Y = ax + b Dimana : a, b : koefisien regresi Y : variabel bebas X : variabel tidak bebas N : jumlah data 2 Koefisien a dan b dicari menggunakan rumus : " a = ( () ) b = a Untuk mengetahui hubungan X dan Y diperlukan sebuah koefisien korelasi. Koefisien ini berfungsi untuk mengubah kelayakan persamaan, dan dapat dihitung menggumnakan rumusan : ( " ) R = A Pengolahan Data 1. Peramalan Pertumbuhan Penduduk 2. Peramalan PDRB dan PDRB Per Kapita 3. Peramalan Volume Lalu Lintas Perbandingan Evaluasi Ekonomi Selesai Perencanaan Perkerasan Semi Kaku 1. Tebal Perkerasan 2. Biaya Konstruksi 3. Biaya Pemeliharaan () ( () ) Perhitungan RAB Analisa BOK Nilai R antara -1 hingga 1. Apabila nilai R = - 1 atau R = 1 maka hubungan X dan Y dekat dan persamaan layak digunakan apabila R = 0, persamaan tidak layak dan tidak dapat digunakan. 2. Peramalan Jumlah Kendaraan Kemudian setelah melakukan peramalan kependudukan adalah mencari faktor pertumbuhan lalu lintas. Fungsi dari faktor ini adalah untuk mempermudah mengetahui pertumbuhan tiap jenis kendaraan selama usia rencana. Faktor pertumbuhan ini didapatkan dengan mencari selisih angka perkiraan tahun yang ditinjau dengan angka perkiraan tahun sebelumnya, kemudian dibagi dengan angka perkiraan tahun sebelumnya. Sebagai contoh, jumlah penduduk tahun 2014 diramalkan sebanyak 830994 jiwa sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 821647 jiwa. Dengan demikian, perhitungan faktor pertumbuhan angkutan umum dan bus pada tahun 2014 adalah : "#$$%"#$%& = 0.01137 "#$%& Langkah selanjutnya adalah melakukan permalan volume kendaraan. Sebagai contoh pada tahun 2013 jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut adalah 7374. Kemudian didapatkan tabel faktor pertumbuhan kendaraan pribadi pada tahun 2014 sebesar 0,083421726. Dengan demikian, perhitungan jumlah sepeda motor pada tahun 2014 adalah : Jumlah kendaraan = (14712*0.083421726) + 14712 = 15933. IV. PERKERASAN Dalam perencanaan perkerasan jalan untuk Ruas Jalan Ketapang Bts. Kab Pamekasan ini digunakan perencanaan konstruksi bertahap perkerasan lentur dengan menggunakan Untreated Based (Metode Analisa Komponen) dan dengan menggunakan Cement Treated Based (Metode AASHTO 86). Adapun beberapa ketentuan dalam perencanaan tebal perkerasan lentur adalah sebagai berikut : Peranan Jalan = Jalan Arteri Tipe Jalan = 2 lajur 2 arah tak terbagi Umur Rencana = 10 tahun Lebar jalan = 7m 1. Perkerasan Menggunakan Untreated Based Berikut adalah tahapan perhitungan perkerasan dengan menggunakan Untreated Based : a) Perhitungan Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Angka Ekivalen STRT = ( ) 4. Angka Ekivalen STRG = ( ) 4." Angka Ekivalen SDRG = ( ) 4 "." Angka Ekivalen STrRG = ( "." ) 4 2

Keterangan : STRT = Sumbu Tunggan Roda Tunggal STRG = Sumbu Tunggal Roda Ganda SDRG = Sumbu Dual Roda Ganda STrRG = Sumbu Tripel Roda Ganda b) Perhitungan Lintas Ekivalen LEP = ΣLHRj x Cj x Ej c) Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA) LEA = Σ LHRj (i+j) umur rencana x Cj x Ej d) Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET) LET umur rencana tahap pertama = x (LEP + LEA tahun ke-5) LET umur rencana tahap kedua = x (LEA tahun ke-5 + LEA tahunke-10) e) Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER) LER = LET umur rencana x FO Faktor penyesuaian (FP) ditentukan dengan rumus : Fp = ( " ) " Dimana UR = umur rencana = 10 tahun Sehingga : Tahap 1 = LERtahap 1 = LET tahap1 [ " ] x 1,67 " Lapisan pondasi bawah (sub base course) dari batu pecah kelas B (CBR 62%) Lapisan pondasi bawah (selected item, sub base course) dari sirtu/pitrun kelas C (CBR 10%) Berdasarkan Tabel 2.7 direncanakan koefisien relatif Untuk masing masing lapisan sebagai berikut : Lapisan permukaan (surface course), a1=0,40 Lapisan pondasi atas (base course), a2=0,14 Pondasi bawah (sub base course), a3=0,13 Pondasi bawah (selected item), a4=0,11 Sehingga didapatkan ilustrasi tebal perkerasan rencana Ruas Jalan Ketapang Bts. Kab Pamekasan sebagai berikut : Tahap 2 = LERtahap 2 = LETtahap2 [ " " ] x 2,5 f) Penentuan Faktor Regional (FR) Prosentase kendaraan berat ( 5 ton ) pada Ruas Jalan Ketapang Bts. Kab Pamekasan, ditinjau dari LHR pada akhir umur rencana 2024 adalah sebagai berikut : :% Kendaraan berat "#$%&%%# "#$% = ( ) x 100% "#$% "#$%&%%# g) Perencanaan Indeks Permukaan pada awak umur rencana (IP0) h) Perencanaan Indeks Permukaan Akhir (Ipt) i) Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) Harga CBR yang mewakili untuk ruas jalan Ketapang Bts. Kab Pamekasan adalah 1,97 %. Harga Lintas Ekivalen Rencana (LER) tahap 1 adalah 3334.1811 Harga Lintas Ekivalen Rencana (LER) tahap 2 adalah 6602.06182 Harga Indeks Permukaan pada awal umur rencana (IP0) = 4 dengan jenis lapis perkerasan laston (Tabel 2.6 ) Harga Indeks Permukaan pada akhir umur rencana (Ipt) diambil sebesar 2.5 (Tabel 2.5 ). Pada Ruas Jalan Ketapang Bts. Kab Pamekasan ini, jenis lapisan perkerasan yang digunakan adalah sebagai berikut : Lapisan permukaan (surface course) dari laston (MS 744) Lapisan pondasi atas (base course) dari batu pecah kelas A (CBR 90%) Gambar 1. Ilustrasi Tebal Rencana Perkerasan dengan Menggunakan Untreated Based D1 = 17 cm ; Laston MS 744 D2 = 20 cm ; Batu pecah kelas A (CBR 90%) D3 = 10 cm ; Batu pecah kelas B (CBR 62%) D4 = 33 cm ; Selected Item, Sirtu/pitrun kelas C (CBR 10%) Tanah Dasar (CBR 1,97%) 2. Perkerasan Menggunakan Cement Treated Based a. Perkiraan Kondisi Lalu Lintas harian rata rata (LHR) pada awal dan akhir umur rencana dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Volume LHR pada Awal dan Akhir UR No Jenis Kendaraan LHR 2014 LHR 2019 LHR 2024 1 Sepeda 15939 22076 28212 Motor 2 Kendaraan 3660 5069 6478 Ringan 3 Mini Bus/Mini 650 687 723 Truck 4 Bus Besar 81 85 90 5 Truk Besar 508 707 907 (Sumber : Hasil Perhitungan) 3

b. Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan LEP = ΣLHRj x Cj x Ej c. Perhitungan Komulatif ESA tahun Tabel 2 Perhitungan Komulatif ESA ESA/Hari ESA/Yahun (1+1)n x (ESA/Hari x LEP 365) 1675.20209 Komulatif ESA 2014 3 611448.7641 611448.7641 1804.43088 2015 9 658617.2743 1270066.038 1933.62059 2016 1 705771.5156 1975837.554 2062.81146 2017 9 752926.1861 2728763.74 2188.83023 2018 6 798923.036 3527686.776 2317.82916 2019 1 846007.6439 4373694.42 2020 2447.02004 893162.3144 5266856.734 2576.24765 2021 8 940330.3952 6207187.13 2705.43853 2022 7 987485.0659 7194672.195 2834.62941 2023 5 1034639.736 8229311.932 2963.82029 3 1081794.407 9311106.339 2024 (Sumber : Hasil Perhitungan) Berikut adalah perhitungan perkerasan lentur menggunakan Cement Treated Based : LogWt18 = Zr x So +9.36 x log10 (SN + 1) 0.20 +( "# "#" ( "#" ) "#$."( 8.07 Log Wt18 = Log 9311106.339 = 6.969001287 (")." ) + 2.32 x log10 (Mr) Sehingga didapatkan ilustrasi tebal perkerasan rencana Ruas Jalan Ketapang Bts. Kab Pamekasan sebagai berikut : Gambar 2. Ilustrasi Tebal Rencana Perkerasan dengan Menggunakan Cement Treated Based D1 = 11 cm ; Laston MS 744 D2 = 8 cm ; Cement Treated Based (CTB) D3 = 24 cm ; Batu pecah kelas B (CBR 62%) D4 = 38 cm ; Selected Item, Sirtu/pitrun kelas C (CBR 10%) Tanah Dasar (CBR 1,97%) V. ANALISA EKONOMI 1. Perhitungan biaya perkerasan dengan menggunakan Untreated Based a. Perhitungan Biaya Konstruksi Perhitungan volume tiap tiap lapisan perkerasan : a. Lapisan Permukaan (Laston) Panjang Jalan =16,10 km Lebar Jalan = 7m Tebal = 17 cm = 0,17 m = 16100 x 7 x 0,17 = 19159 m 3 b. Lapisan Pondasi Atas (Batu pecah kelas A) Panjang Jalan = 16,10 km Lebar Jalan = 7 m Tebal = 20 cm = 0.2 m = 16100 x 7 x 0,2 = 22540 m c. Lapisan Pondasi Bawah (Batu pecah kelas B) Panjang Jalan = 16,10 km Lebar Jalan = 7 m Tebal = 10 cm = 0.1 m = 16100 x 7 x 0.1 = 11270 m 3 d. Lapisan Pondasi Bawah, selected item (Sirtu/pitrun kelas C) Panjang Jalan = 16,10 km Lebar Jalan = 7 m Tebal = 33 cm = 0.33 m = 16100 x 7 x 0.33 = 37191 m 3 e. Bahu Jalan Panjang Bahu Jalan = 16,10 km Lebar Bahu Jalan = 1,5 m Tebal Bahu Jalan = 35 cm Volume Pekerjaan Bahu Jalan x 2 (2 bahu jalan) = 16100 x 1.5 x 0,35 x 2 = 16905 m 3 Sehingga didapatkan biaya total konstruksi sebesar : Rp 30.432.166.133,00 b. Perhitungan Biaya Perawatan Biaya Perawatan Rutin Volume = Bagian yang rusak x Volume Keseluruhan = 5% x (PxLxT) = 5% x 16100 x 7 x 0,14 = 788,9 m 3 Biaya = Volume x Biaya pekerjaan lapisan permukaan 4

= 788,9 x 388.618,0837 = Rp 306.580.806,00 Inflasi = 4,8% Dimana : P = Rp 306.580.806,00 Contoh perhitungan : FW 2015 = P (1+i) n = Rp 306.580.806,00 (1+0,048) 2015 2014 = Rp 321.296.684,00 Setelah mendapatkan harga FW, kemudian dikonversikan menjadi P dengan metode Present Worth Dimana : FW 2015 = Rp 321.296.684,00 Contoh Perhitungan : P 2015 = FW ( )n =321.296.684,00 ( = Rp 298.880.636,00,"# ) 2015-2014 Sehingga diperoleh hasil perhitungan total biaya peraawan perkerasan lentur sebesar : Rp. 2.904.415.019,00 2. Perhitungan biaya perkerasan dengan menggunakan Cement Treated Based (menggunakan tahapan perhitungan yang sama dengan metode Untreated Based) a. Perhitungan biaya konstruksi Diperoleh total biaya Konstruksi sebesar : Rp. 43.222.780.350,00 b. Perhitungan biaya pemeliharaan rutin Diperoleh total biaya pemeliharaan rutin sebesar : Rp. 2.282.040.373,00 3. Perhitungan User Cost Perkerasan Lentur menggunakan Untreated Based Perhitungan biaya total user dilakukan dengan mempertimbangkan faktor user cost auto, user cost bus, dan user cost truck, sehingga : Total User Cost = User Cost Auto + User Cost Bus + User Cost Truck = 456.682.713.238 + 1.906.774.470 + 16.273.708.775 = Rp 474.863.196.482,00 4. Perhitungan User Cost Perkerasan Lentur Menggunakan Cement Treated Based Perhitungan biaya total user dilakukan dengan mempertimbangkan faktor user cost auto, user cost bus, dan user cost truck, sehingga : Total User Cost = User Cost Auto + User Cost Bus + User Cost Truck = 456.682.713.238 + 1.906.774.470 + 16.273.708.775 = Rp 474.863.196.482,00 Kemudian dari kedua perkerasan Nilai User Cost selama usia rencana harus dikonversikan lagi terhadap nilai saat ini dengan menggunakan metode present worth. User Cost 2014 = Rp 474.863.196.482 P = User Cost 2014 ( )2014-2014 à i = 7.5% = Rp 474.863.196.482 (,"# )0 = Rp 474.863.196.482,00 VI. KESIMPULAN Dari Hasil analisi dan evaluasi ekonomi diperoleh hasil : a. Perkerasan Lentur menggunakan Untreated Based Intital Cost : Rp 30.432.166.113 OperationaL Cost : Rp 2.904.415.01 Total Cost : Rp 33.336.581.132 User Cost : Rp 5,772,376,479,140 b. Perkerasan Lentur menggunakan Cement Treated Based Intial Cost : Rp 43.222.780.350 Operational Cost : Rp 2.282.040.373 Total Cost : Rp 45.504.820.723 User Cost : Rp 5,548,502,819,083 c. Dari hasil perbandingan ekonomi dan evaluasi ekonomi, didapatkan hasil : Perhitungan B/C masing masing alternatif - Alternatif A = 65,32 > 1 - Alternatif B = 47,85 > 1 Maka dari perbandingan tersebut dipilih Alternatif A karena nilai B/C-nya lebih besar dari Akternatif B. Dengan demikian, dipilih perkerasan lentur menggunakan Untreated Based pada Ruas Jalan Ketapang Bts. Kabupaten Pamekasan dengan alasan lebih menguntungkan dari segi ekonomi jalan raya. VII. DAFTAR PUSTAKA [1] AASHTO. (1986). Perhitungan Perkerasan Menggunakan CTB. [2] Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan emtode Analisa Komponen. Jakarta: Yayasan Penerbit Pekerjaan Umum. [3] Direktorat Bina Jalan Kota. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta: Dirjen Bina Marga Republik Indonesia. [4] Direktorat Jenderal Bina Marga. (1990). Tipe dan Kondisi Jalan Kerusakan Perkerasan Jalan terhadap Perkerasan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. [5] Direktorat Jenderal Bina Marga. (2012). Manual Desain Perkerasan Jalan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. [6] Direktorat Jendral Bina Marga. (1983). Manual Pemeliharaan Jalan No. 03/MN/B1983. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. [7] Jurusan Teknik Sipil ITS. (n.d.). Modul Ekonomi Jalan Raya. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil ITS. [8] Jurusan Teknik Sipil ITS. (n.d.). Modul Rekayasa Perkerasan Jalan. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil ITS. [9] OZ, T. (2000). Perencanaan dan Permodelan Transportasi Edisi Kedua. Bandung: Institut Teknologi Bandung. [10] Statistik, B. P. (2012). Data Kependudukan dan Wilayah Pamekasan. Surabaya: Badan Pusat Statistik. 5

6