BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM yang ada (Ambarwati, 2002), karena itu Sumber daya Manusia

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam penentuan jalannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. peralatan, standar profesi dan peningkatan manajemen rumah sakit. Manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, dengan keadaan yang selalu berkembang maka setiap perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia mempunyai banyak perusahaan bank yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi pada organisasi daripada karyawan yang performanya buruk.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. turnover intention maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi. Karyawan merupakan aset utama dalam organisasi serta menjadi

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan faktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan organisasi dan masyarakat disebut sebagai integrasi dalam. manajemen sumber daya manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Turnover. Definisi Intensi turnover menurut Harnoto (2002) adalah kadar atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

BAB l PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah mewakili wilayah pelatihan universal masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISORY BEHAVIORS DAN TRUST IN SUPERVISOR DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi dari sumber daya manusia berpusat pada orang-orang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa. Setiap perusahaan memerlukan karyawan yang tidak hanya cerdas tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan ini merupakan kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi dengan kesejahteraan psikologis karyawan. Peran organisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menemukan kebutuhan dan harapan karyawan. Dengan demikian, ada permintaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai

BAB I PENDAHULUAN. salah satu diantaranya adalah turnover intention. Turnover menurut Robbins dan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan adalah ketenagakerjaan (workforce) (Carnegie, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan daya saing di era perdagangan bebas menjadi salah satu kunci ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention

ABSTRAK. Kata kunci: work-family conflict, kelelahan emosional, intention to leave.

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja sebagai sumberdaya manusia (SDM) utama perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku karyawan yang dimaksud adalah keinginan untuk keluar (intention to quit) yang

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan semaksimal. keuntungan yang lebih besar. Akan tetapi permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bagian mempunyai tugas dan wewenang masing-masing. Dimana satu sama

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tersebutlah yang membuat para pengusaha sadar akan nilai investasi karyawan

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Iklim organisasi (atau disebut juga suasana organisasi) adalah. serangkaian lingkungan kerja di sekitar tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi memaksa setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulankeunggulan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang saling bekerja sama, organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab (Schein, dalam Mangkunegara, 2001). Pernyataan di atas merupakan suatu gambaran bahwa organisasi memiliki karakteristik tertentu sesuai dengan struktur dan tujuannya yang saling berhubungan serta tergantung pada komunikasi antar karyawan yang bertujuan untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Kinerja suatu organisasi bisnis tergantung pada kerja karyawannya. Dalam hubungannya dengan sumber daya manusia, dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan, perubahan pada kondisi lingkungan organisasi baik dari dalam ataupun dari luar lingkungan perusahaan, secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kepuasan kerja, komitmen organisasional, employee engagement dan dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja yang pada akhirnya dapat menimbulkan niat untuk pindah bagi karyawan (turnover intention) yang pada akhirnya dapat menimbulkan turnover yang sebenarnya. 1

Berbagai macam definifsi mengenai turnover banyak diungkapkan oleh para peneliti sebelumnya. Turnover menurut Maertz dan Campion (1998) dalam Samad (2006) merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi niat untuk pindah (turnover intention) menjadi suatu hal yang penting untuk dipertimbangkan dan menjadi suatu yang efektif untuk menurunkan angka turnover yang sebenarnya. Karena itu salah satu tugas manajer personalia ialah harus menyesuaikan antara keinginan para anggota karyawannya dengan tujuan dari perusahaan. Tofflef Alvin dalam Gillies (1994) menyatakan faktor utama yang menentukan niat keluar yang diikuti dengan pergantian karyawan ialah kurangnya keharmonisan hubungan organisasi dengan karyawan, kebutuhan karyawan akan penghargaan, pengembangan keahlian, sosialisasi, aktualisasi diri dan rencana karir. Seorang pekerja sebagai individu dalam perusahaan yang menjadi salah satu unsur lingkungan pekerjaannya, hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap pekerjaan yang dihasilkannya.suasana batin karyawan tersebut terlihat dalam semangat kerja yang menghasilkan kegiatan kerja sebagai kontribusi bagi tujuan organisasi tempatnya bekerja. Kepuasan kerja mempunyai tingkat yang berbeda-beda, seperti yang didefinisikan oleh Kreitner dan Kinicki (2003) bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. 2

Sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek lainnya. Walau kepuasan kerja pada dasarnya merupakan suatu cara pandang seseorang terhadap pekerjaannya baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Dengan munculnya turnover intention, karyawan yang memiliki kepuasan kerja akan lebih produktif, memberikan kontribusi terhadap sasaran dan tujuan organisasi dan pada umumnya memiliki keinginan yang rendah untuk keluar dari perusahaan (Harter, Schmidt, dan Hayes, 2002). Hal itu juga berpengaruh terhadap komitmen organisasional mereka dalam bekerja. Mathis dan Jackson (2000) dikutip dalam Sopiah (2008) memberikan definisi komitmen organisasional adalah derajat yang mana karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi. Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena, 2003) komitmen dijelaskan sebagai perjanjian atau keterikatan untuk melakukan sesuatu; kontrak. Sedangkan, pengertian janji adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Jadi komitmen berarti memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan janji. Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Berkaitan dengan sikap seseorang yang memiliki hubungan dengan organisasi tempat mereka bekerja. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan adanya komitmen ini, para karyawan diharuskan menjalani 3

peraturan yang ada dan juga menjalani kontrak kerjanya selama bekerja di organisasi tersebut dengan mengarah kepada tujuan perusahaan. Selain kepuasan kerja dan komitmen organisasional, faktor lain yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah employee engagement. Dalam literatur akademis, dikatakan bahwa engagement berhubungan dengan gagasan lain dalam perilaku organisasi (Saks, 2006). Gagasan dalam perilaku organisasi ini berbicara mengenai hubungan karyawan dengan perusahaan. Sebagai salah satu gagasan dalam perilaku organisasi, employee engagement berbeda dengan gagasan lain seperti komitmen organisasi. Komitmen organisasi merupakan sikap dan keterkaitan terhadap organisasi. Ketika karyawan sudah terikat (engaged) dengan suatu perusahaan maka karyawan memiliki suatu kesadaran terhadap bisnis yang membuat karyawan akan memberikan seluruh kemampuannya kepada perusahaan. Riset menunjukan bahwa karyawan yang terikat (employee engaged) merupakan karyawan yang lebih produktif (Gallup, 2010). Karyawan yang memberikan kemampuan terbaik akan berakibat pada performa perusahaan. Saks (2006) menyatakan banyak yang mengklaim bahwa employee engagement memprediksi employee outcomes, kesuksesan organisasi dan kinerja keuangan. Lebih jauh lagi menurut Kahn dikutip dalam dalam Luthans (2006) engagement merupakan gagasan multidimensi. Karyawan dapat secara emosi, 4

kognitif, atau fisik terikat. Engagement terjadi ketika seseorang secara sadar waspada atau secara emosi terhubung dengan orang lain. Dimana employee engagement ini dapat meningkatkan kinerja karyawan kemudian dapat meningkatkan kinerja perusahaan maka ada indikasi tingkat engagement di lingkungan perusahaan tinggi. Penelitian ini mengambil subyek pada PT. Aseli Dagadu Djokdja yang berada di Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Employee Engageement Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Dagadu DIY. 1.2 Rumusan Masalah Sebagai karyawan harus bisa menjalankan tuntutan dari perusahaan baik dari lingkungan pekerjaan ataupun di luar pekerjaan. Apabila karyawan tidak bisa menjalankannya dengan baik maka intensitas karyawan yang akan keluar dari perusahaan tempat ia bekerja akan semakin tinggi. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya turnover intention karyawan. Faktor eksternal adalah adanya persaingan dengan perusahaan lain baik yang bergerak di bidang industri pakaian dan cinderamata, atau perusahaan yang memberikan kompensasi yang lebih besar dan faktor institusi (internal) adalah kondisi kepuasan kerja, komitmen kerja atas organisasi, employee engagement, karakteristik personal dari karyawan seperti intelegensi, sikap, masa lalu, gender, minat, umur dan lama bekerja serta reaksi 5

individu terhadap pekerjaannya yang bisa membuat seseorang keluar dari tempat ia bekerja. Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan harus merasakan bagaimana keinginan mereka untuk tetap bekerja. Dengan adanya kepuasan kerja yang mereka dapat, para karyawan akan menjalankan tugasnya dengan sangat baik dan produktif. Hal itu akan menimbulkan rendahnya keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan tempat mereka bekerja. Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi percaya bahwa organisasi tempat mereka bekerja memiliki masa depan yang lebih baik dan peduli terhadap kualitas pekerjaan, sehingga mereka berkomitmen terhadap pekerjaannya, memiliki tingkat retensi yang tinggi, dan memiliki produktifitas yang tinggi. Komitmen organisasi seorang karyawan dapat dilihat dengan cara bagaimana mereka menjalani peraturan yang sudah ada, misalnya dengan adanya kontrak kerja apakah mereka akan tetap bekerja disana ataukah akan keluar dari perusahaan tersebut. Seorang individu yang masuk ke dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki bermacam kebutuhan, keinginan dan kemampuan, dan mereka berharap dapat menemukan sebuah lingkungan kerja dimana karyawan tersebut dapat menggunakan kemampuan serta memenuhi berbagai macam kebutuhan dasarnya. Saat karyawan menemukan peluang-peluang yang ingin ia capai dalam pekerjaannya, maka komitmen terhadap organisasi akan meningkat. Sebaliknya, saat organisasi atau perusahaan tempat ia bekerja gagal memberikan pemenuhan kebutuhan, maka 6

komitmen terhadap organisasi cenderung menurun. Karyawan dengan tingkat komitmen organisasi tinggi akan menunjukkan kinerja yang baik, tingkat turnover intention rendah dan tingkat absensi rendah. Employee engagement yang tinggi dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hubungan yang baik dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, organisasi atau perusahaan tempat dimana ia bekerja, manajer yang menjadi atasannya dan memberikan dukungan serta nasehat, atau rekan kerja yang saling mendukung membuat karyawan dapat memberikan upaya terbaik yang melebihi persyaratan dari suatu pekerjaan. Karyawan secara sadar mengikat dirinya dengan pekerjaannya, dan ketika mereka sudah terikat maka mereka memperkerjakan dan mengekspresikan diri mereka secara fisik, kognitif dan emosional selama pelaksanaan pekerjaannya. Berdasarkan beberapa fakta yang ada, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh turnover intention terhadap kepuasan keria, komitmen organisasional dan employee engagement yang terjadi di Dagadu DIY. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: 1) Apakah kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention. 7

2) Apakah komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap turnover intention. 3) Apakah employee engagement berpengaruh negatif terhadap turnover intention. 1.4 Tujuan Penelitian 1) Menguji pengaruh negatif kepuasan kerja terhadap turnover intention. 2) Menguji pengaruh negatif komitmen organisasional terhadap turnover intention. 3) Menguji pengaruh negatif employee engagement terhadap turnover intention. 1.5 Manfaat Penelitian - Bagi pelaku bisnis: Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan yang sangat berguna bagi pelaku bisnis mengenai kepuasan kerja, komitmen organisasional dan employee engagement terhadap turnover intention. - Bagi pihak akademisi Dapat menjadi informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya khusus yang berkaitan dengan kepuasan kerja, komitmen organisasional dan employee engagement terhadap turnover intention. 8

- Bagi penulis: Memberikan tambahan wawasan dan kesempatan untuk menerapkan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam praktek sebenarnya. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1) Model Penelitian Penelitian ini dilakukan guna meneliti pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasional dan employee engagement terhadap turnover intention karyawan. 2) Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja pada PT. Aseli Dagadu Djokdja DIY. 3) Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah kepuasan kerja komitmen organisasional dan employee engagement. 4) Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2013 dengan rentan waktu kurang lebih satu sampai tiga minggu. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner. 9

5) Lokasi Penelitian Lokasi tempat penelitian direncanakan akan dilakukan di kantor maupun gerai Dagadu DIY. 1.7 Sistematika Penulisan dari : Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdapat lima bab yang terdiri BAB I PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN HIPOTESIS Pada bab ini memuat tinjauan literatur dan pengembangan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian memuat kerangka berfikir, populasi dan sampel, definisi operasional variabel independen (X) dan dependen (Y), tempat dan waktu penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data dan metode analisis data, serta metode pengujian data atau hipotesis. 10

BAB IV ANALISIS DATA Meliputi deskripsi data hasil pengujian hipotesis dan analisis hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian terhadap isu terkait sedangkan saran berisikan tentang isu-isu lain yang dapat dikembangkan dari penelitian. 11