BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif pada beberapa manusia menurun sesuai pertambahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 1 : PEMBAHASAN. 1.1 Hubungan Hiperurisemia Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman. utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21.

merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat. ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia suatu Negara. World Health Organization ( WHO )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian paling

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. Penuaan secara kognitif ditujukan kepada lanjut usia yang diikuti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama. dan merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular menjadi penyebab utama kematian di dunia, dari 56 juta kematian global di tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein yang sangat penting, disintesa dihati dan dikumpulkan didalam alfa granul trombosit.

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup saat ini yang kurang memperhatikan keseimbangan pola makan. PGK ini

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Studi kasus kontrol pada 66 orang pasien terdiri atas 33 orang sampel

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan

LAMPIRAN 1 Surat persetujuan komite etik FK-USU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kemampuan kognitif pada beberapa manusia menurun sesuai pertambahan umur. Hal ini menjadi perdebatan karena pada level individu, dapat menurunkan kualitas hidup dan kemampuan hidup mandiri, dan pada level sosial, meningkatkan biaya pemeliharaan kesehatan. Menentukan penyebab penurunan fungsi kognitif yang berhubungan dengan pertambahan umur kita harus memahami mekanisme penurunan fungsi kognitif tersebut, yang dimulai dari kognitif normal, gangguan fungsi kognitif ringan, hingga demensia. Fungsi kognitif pada usia muda merupakan penentu utama fungsi kognitif pada usia tuanya. Penyebab tambahan lain yaitu faktor genetik, riwayat medik, psikologikal, sosial dan gaya hidup. Sehingga akan sangat membantu jika ingin mempelajari fungsi kognitif seseorang, kita memiliki pemeriksaan kemampuan kognitif dari usia muda.(houlihan L.M, et al. 2010) Teori-teori mengenai fungsi kognitif sering terfokus pada peranan putative biological markers dan medical comorbidities untuk menjelaskan hubungan umur dan penurunan fungsi kognitif. Sebagai tambahan selain umur dan jenis kelamin, ada faktor-faktor lain seperti genetik, nutrisi, neuroanatomi, cerebrovascular, dan petanda metabolik yang telah dikenal mempengaruhi resiko penurunan fungsi kognitif atau demensia pada usia lanjut. Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut dapat memungkinkan untuk memahami pengaruhnya sehingga dapat mencegah gangguan fungsi kognitif yang lebih buruk dan dengan demikian dapat menemukan terapi yang efektif (Flirski,et al. 2005; Foster. 2006; Silvestrelli, et al., 2006).

Hipertensi, diabetes, dan kondisi-kondisi terkait dapat mengubah resiko gangguan kognitif pada individu-individu yang sehat maupun individu-individu yang menuju atau pada tahap awal dementia. Karena hipertensi dan diabetes dapat menyebabkan kelainan di ginjal, fungsi ginjal dapat berperan sebagai biomarker untuk hipertensi yang berhubungan dengan kerusakan di susunan saraf pusat (Brady, et al. 2005; Brands, et al. 2005; Newman, et al. 2005; Skoog, et al. 2003; Solfrizzi, et al. 2004; Kurella, et al. 2005). Penyakit vaskular memiliki peranan penting terhadap terjadinya penurunan fungsi kognitif dan demensia pada orang tua. Penelitian postmortem telah menunjukkan bahwa patologi Alzheimer penting; namun hal tersebut tidak cukup dapat menjadi penyebab utama gangguan kognitif. Bagaimanapun, kombinasi patologi Alzheimer dan penyakit serebrovaskular iskemik (iskemik pembuluh darah kecil tertentu) memiliki resiko tertentu untuk demensia. Penelitian longitudinal pada populasi telah menunjukkan faktor-faktor resiko vaskuler, terutama hipertensi, diabetes mellitus, dan merokok berhubungan dengan peningkatan resiko demensia.(stott D.J., et al.,2010, Casserly I. et al. 2004) Asam urat berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya myocardial infarction, stroke, dan kematian akibat resiko cardiovascular. Beberapa mekanisme yang mendasari antara lain asam urat memicu stimulasi proliferasi sel-sel otot polos vaskuler; kemampuan asam urat yang menimbulkan proses inflamasi; dan efek langsung asam urat pada fungsi endotel dengan mempengaruhi produksi nitric oxide. Namun, sebagai zat antioksidan mayor alami, asam urat juga diperhitungkan sebagai bagian dari antioksidatif di plasma. Kemampuan yang menguntungkan ini dapat mengurangi stress oksidatif dan melindungi dari efek radikal bebas. Kedua

patologi vaskuler dan stress oksidatif berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya demensia dan penurunan fungsi kognitif.(euser SM, et al. 2008) Aktivasi thrombosis dan fibrinolysis berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit vaskular iskemik, sehingga perubahan pada hemostatik juga dapat diharapkan berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan demensia. Demensia berhubungan dengan peningkatan kadar thrombin-antithrombin, D-dimer, dan tissue plasminogen activator. Aktivasi hemostatik, termasuk peningkatan D- dimer, juga dapat berhubungan dengan peningkatan resiko disability.(lowe G.D.O., 2001; Stott D.J. et al., 2010) I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian- penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara aktivasi hemostasis dan kadar asam urat terhadap fungsi kognitif pada orang lanjut usia? I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : I.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubunganantara aktivasi hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi kognitif pada orang lanjut usia. I.3.2. Tujuan Khusus I.3.2.1. Untuk mengetahui hubungan antara aktivasi hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi kognitif pada orang lanjut usia di RSUP H. Adam Malik Medan

I.3.2.2. Untuk mengetahui hubunganantara aktivasi hemostasis (Prothrombin Time, activated Partial Thromboplastin Time, Thrombin Time, Fibrinogen, dan D- dimer) dengan fungsi kognitifpada orang lanjut usia di RSUP H.Adam Malik Medan. I.3.2.2 Untuk mengetahui hubunganantara kadar asam urat dengan fungsi kognitifpada orang lanjut usia di RSUP H.Adam Malik Medan. I.3.2.3 Untuk mengetahui rerata nilai MMSE sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan pendidikan I.3.2.4 Untuk mengetahui rerata nilai CDT sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan pendidikan I.3.2.5 Untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi sampel pasien usia lanjut di RSUP H. Adam Malik Medan. I.4. HIPOTESIS Ada hubungan antara aktivasi hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi kognitif pada lanjut usia. I.5. MANFAAT PENELITIAN I.5.1. Manfaat Penelitian untuk Penelitian Dengan mengetahui hubungan antara faal hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi kognitif pada lanjut usia, maka dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan faal hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi kognitif lanjut usia. I.5.2. Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan

Dengan mengetahui hubungan antara faal hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi kognitif pada lanjut usia, maka dapat diambil tindakan preventif bagi pasien yang memiliki faktor resiko. I.5.3. Manfaat Penelitian untuk Masyarakat Dengan mengetahui hubungan antara faal hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi kognitif pada lanjut usia, maka penderita dan keluarga dapat mempersiapkan tindakan perawatan, atau pengasuhan jika suatu saat anggota keluarganya mengalami gangguan fungsi kognitif.