BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang
|
|
- Yulia Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan industri, tentu akan membawa konsekuensi pada perubahan gaya hidup (lifestyle) dan perilaku masyarakat Indonesia sehingga secara tidak langsung dapat pula mempengaruhi derajat kesehatan dan pola penyakit. Pola penyakit di Indonesia sudah mulai bergeser dari penyakit infeksi dan menular menjadi penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di negara-negara maju dan berkembang adalah penyakit kardiovaskuler seperti jantung koroner yang salah satu faktor risiko terbesarnya adalah dislipidemia (Krinatuti, 1999; Rahmat 1996). Menurut Waspadji et al. (2010), dislipidemia atau peningkatan fraksi lipid dalam darah mampu menjadi faktor risiko utama terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada individu. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2004) mengatakan bahwa penyebab dasar dari penyakit kardiovaskuler adalah aterosklerosis. Etiologi aterosklerosis adalah multifaktorial tetapi ada beberapa faktor yang erat kaitannya dengan aterosklerosis yaitu faktor genetik/riwayat keluarga dan penyakit jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, usia, jenis kelamin pria, kebiasaan merokok, hipertensi, obesitas, diabetes mellitus, kurangnya aktivitas fisik, stress, dislipidemia, dan menopause. Prevalensi dislipidemia di negara maju seperti 1
2 2 Amerika cukup tinggi, yaitu 30%. Sedangkan prevalensi dislipidemia di Indonesia menurut data survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 telah mencapai 14%. Penelitian MONICA di Jakarta pada tahun 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Dibeberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Apabila dipakai batas kadar kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapatlah hiperkolesterolemia 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. European Atherosclerosis Society (EAS) telah menetapkan dislipidemia adalah faktor utama penyakit kardiovaskuler. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko yang berasal dari dampak kelebihan nutrisi (Anwar, 2004; Pejic et al., 2006; SKRT, 2004; Weta, 2004). Dislipidemia adalah keadaan akumulasi lemak berlebih, salah satu atau lebih lipid utama dalam plasma, sebagai manifestasi kelainan metabolisme transportasi lipid. Secara klinis dislipidemia dinyatakan sebagai hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia atau komboinasi keduanya, atau adanya kenaikan kadar LDL, ataupun turunnya kadar HDL. Kelainan ini dapat terjadi secara primer (hiperlipidemia primer) maupun sekunder akibat penyakit lain (hiperlipidemia sekunder) (Anonim, 2010). Pada dislipidemia dapat terjadi peningkatan kadar lemak darah sebagai unsur utamanya terdiri dari kolesterol dan trigliserida. Kadar kolesterol diatas 200 mg/dl, trigliserida diatas 150 mg/dl, HDL <40 mg/dl, dan LDL >160 mg/dl (Soeharto, 2004).
3 3 Menurut El Qudah (2008), pola asupan tinggi lemak dan makanan kolesterol menyebabkan tingginya kadar lemak dalam darah dan menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Menurut Kalim (1997) dalam symposium dislipidemia, risiko PJK meningkat secara progresif seiring meningkatnya kadar kolesterol dan LDL dalam darah, sebaliknya penurunan kadar kolesterol sebesar 1% akan menurunkan risiko PJK sebesar 2%. Perubahan gaya hidup masyarakat seperti pola makan dan aktivitas fisik yang ideal juga erat hubungannya dengan obesitas dan penurunan risiko PJK dan dapat menyebabkan perlambatan bahkan regresi aterosklerosis. Berbagai kemudahan membuat manusia menjadi malas untuk beraktivitas fisik dan cenderung mengakibatkan seseorang mengalami obesitas. Hal ini memudahkan seseorang untuk terkena PJK (Rahmawansa, 2009). Di negara maju, obesitas telah menjadi epidemi dengan memberikan kontribusi sebesar 35% terhadap angka kesakitan dan memberikan kontribusi sebesar 15-20% terhadap kematian. Obesitas tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi menyebabkan masalah kesehatan yang serius karena dapat memacu kelainan kardiovaskuler, ginjal, metabolik, protrombik dan respon inflamasi. Kontribusi obesitas terhadap penyakit jantung koroner yaitu sebesar 17%. Obesitas kerap kaitannya dengan abnormalitas lipid dalam darah. Tecumseh Study, Michigan, meneliti lebih dari 4000 orang dan membuktikan bahwa kolesterol total, trigliseridam dan LDL orang yang obesitas jauh lebih tinggi dari orang yang berat badannya normal (Baraas, 1993; Wijaya, 2004; Grundy, 2004; Shemiardji, 2004). Obesitas juga merupakan salah satu akibat dari berubahnya gaya hidup masyarakat.
4 4 Peningkatan kesejahteraan masyarakat berdampak terhadap perubahan gaya hidup. Kehidupan modern yang difasilitasi dengan berbagai kenyamanan dan kemudahan, menyebabkan masyarakat kurang melakukan aktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik mempunyai peranan penting dalam mencegah berbagai penyakit degeneratif. Risiko terjadinya dislipidemia dapat diturunkan dengan melakukan aktivitas fisik yang teratur, hal ini telah dibuktikan oleh penelitian Ruixing et al. (2008) dan Neuhouser et al. (2002) bahwa hubungan aktivitas fisik dan kejadian hiperkolesterol, hipertrigliserida dan hiperlipidemia adalah negatif serta responden yang mengalami dislipidemia ternyata memiliki pola makan dan aktivitas yang buruk. Penelitian Briony dan Dame B.C dalam Adiyanti (1999) juga menyatakan bahwa kolesterol darah yang tinggi diakibatkan oleh asupan kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi. Pola makan tinggi lemak diikuti rendahnya aktivitas fisik yang rendah dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Hal ini sering terjadi pada hampir semua golongan masyarakat, tidak terkecuali para karyawan yang bekerja di Universitas Gadjah Mada (UGM). Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia tentu memiliki banyak karyawan tetap yang derajat kesehatannya harus ditingkatkan dan dipelihara. Berbagai upaya dilakukan instansi agar pekerjanya dapat bekerja dengan nyaman dan optimal sehingga diadakan salah satu program yang dapat menunjang kesehatan para karyawan yaitu dengan memnberikan program kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan di rumah sakit melalui Gadjah Mada Medical Health Center (GMC Health Center). Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap, glukosa darah
5 5 puasa, kolesterol total, trigliserida, HDL, LD, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, asam urat, elektrokardiografi, dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Berdasarkan data yang didapat dari GMC Health Center, kasus dislipidemia yang ditemukan pada karyawan UGM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 karyawan yang mengalami kasus dislipidemia berjumlah 443 orang dan merupakan peringkat ke-6 dari 10 besar penyakit yang diderita PNS UGM di GMC Health Center. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah kejadian dislipidemia meningkat menjadi 667 orang dan merupakan peringkat ke-5 (Humas UGM, 2006). Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan obesitas, aktivitas fisik, dan asupan makan terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada di GMC-Health Center Yogyakarta. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Pengaruh obesitas, aktivitas fisik, dan asupan makan terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada peserta medical check-up di GMC-Health Center Yogyakarta. 1.3 PERTANYAAN PENELITIAN Apakah ada pengaruh obesitas, aktivitas fisik, dan asupan makan kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada peserta medical check-up di GMC-Health Center Yogyakarta?
6 6 1.4 TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Mengetahui pengaruh obesitas, aktivitas fisik, dan asupan makan terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada peserta medical check-up di GMC-Health Center Yogyakarta Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh obesitas terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada peserta medical check-up di GMC-Health Center Yogyakarta. b. Mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada peserta medical check-up di GMC-Health Center Yogyakarta. c. Mengetahui pengaruh asupan makan terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada peserta medical check-up di GMC-Health Center Yogyakarta. 1.5 MANFAAT PENELITIAN a Memberikan informasi tentang hubungan obesitas, aktivitas fisik, dan asupan makan terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada di GMC-Health Center Yogyakarta dan orang lain serta instansi yang terkait. b Bagi program pemerintah, bisa menjadi masukan untuk pengambilan kebijakan dalam mengatasi masalah yang menyangkut dislipidemia di Indonesia.
7 7 1.6 KEASLIAN PENELITIAN Berdasarkan referensi, penelitian tentang hubungan obesitas, aktivitas fisik, dan asupan makan terhadap kejadian dislipidemia pada pegawai negeri Universitas Gadjah Mada yang medical check-up di GMC-Health Center Yogyakarta belum pernah dilakukan sebelumnya. penelitian yang pernah dilakukan yang berkenaan dengan dislipidemia antara lain: Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Dislipidemia pada Karyawan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta: Subardjo (2009). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol pada karyawan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jumlah responden sebanyak 82 pasien terdiri dari 41 orang kasus dan 41 orang kontrol berumur tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil penelitian didapat bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pola aktivitas fisik dengan kejadian dislipidemia. Durasi aktivitas berat berhubungan dengan kadar HDL, durasi aktivitas berjalan berhubungan dengan kadar trigliserid, kebiasaan berolahraga berhubungan dengan kejadian dislipidemia. IMT berhubungan dengan kadar LDL, HDL, dan trigliserida. Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas terutama terletak pada populasi penelitian dimana pada penelitian ini populasinya adalah karyawan di RSUP Dr. Sardjito, metode yang digunakan adalah case control, dan tidak meneliti pola makan dan obesitas.
8 Dislipidemia pada Obesitas dan Tidak Obesitas di RSUP dr. Kariadi dan Laboratorium Klinik Swasta di Kota Semarang: Setiono (2012). Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan profil lipid antara obesitas dan tidak obesitas di RSUP Dr. Kariadi dan laboratorium klinik swasta di kota Semarang. Profil lipid tersebut mencakup total kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL. Sampel penelitian ini adalah data rekam medic pasien yang dislipidemia pada obesitas dan tidak obesitas dengan usia lebih dari 30 tahun di RSUP Dr. Kariadi dan laboratorium klinik swasta di kota Semarang pada bulan Oktober 2011 sampai Maret Data yang diperoleh menggunakan Chi square. Hasil penelitian ini adalah hipertrigliseridemia dan hipo-hdl pada jenis kelamin laki-laki antara obesitas dan tidak obesitas didapatkan perbedaan dan bermakna sedangkan hiperkolesterolemia, hipo-hdl pada jenis kelamin perempuan, hiper-ldl, dislipidemia campuran antara obesitas dan tidak obesitas didapatkan perbedaan tetapi tidak bermakna. Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas terutama terletak pada populasi penelitian dimana pada penelitian ini populasinya adalah karyawan di RSUP Dr. Kariadi, serta tidak meneliti pola makan dan aktivitas fisik Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Dislipidemia pada Pasien Poli Penyakit Dalam di Rumah
9 9 Sakit Panti Rapih Yogyakarta: Lesmana, Lanlan (2008). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol yang pengambilan datanya dilakukan pada bulan Agustus Jumlah subjek yang diambil adalah 50 orang kasus dan 50 orang kontrol, dan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisik dan merokok dengan kejadian dislipidemia dan tidak ada hubungan bermakna antara jumlah batang rokok/hari dengan kejadian dislipidemia pada pasien Poliklinik Penyakit Dalam di RS Panti Rapih Yogyakarta.Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas terutama terletak pada populasi penelitian dimana pada penelitian ini populasinya adalah Pasien Poli Penyakit Dalam di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, metode yang digunakan adalah case control, serta tidak meneliti pola makan dan obesitas tetapi meneliti kebiasaan merokok Prevalensi dan Faktor Risiko dari Tekanan Darah Tinggi, Overweight, dan Dyslipidemia pada Remaja dan Dewasa Muda di Nepal: Stewart CP, et al. (Stewart, et al., 2013). Penelitian ini merupakan penelitian kohort dengan menggunakan sampel berumur 9-23 tahun dengan variabel berupa tingga badan yang pendek, IMT tinggi, lingkar pinggang, tekanan darah tinggi, kadar gula darah puasa, kadar lemak dalam darah, diet, merokok, alkohol, dan status sosial ekonomi. Hasil yang didapat dari penelitian ini yang berkaitan dengan dislipidemia
10 10 adalah wanita memiliki risiko dislipidemia yang lebih rendah, IMT tinggi memiliki risiko dislipidemia lebih tinggi, dan ada faktor diet yang berkaitan dengan tingginya hipertensi dan dislipidemia. Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas terutama terletak pada populasi penelitian dimana pada penelitian ini populasinya adalah anak remaja dan dewasa muda, metode yang digunakan adalah kohort serta tidak meneliti pola makan, aktivitas fisik tetapi meneliti kebiasaan merokok dan minum alkohol.
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya perkembangan teknologi dan globalisasi budaya memberikan dampak bagi masyarakat, baik itu dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa
BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Meningkatnya taraf hidup masyarakat terutama di kota besar membawa perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa pula pada perubahan pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi beberapa tahun terakhir mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang mengalami perubahan yang menonjol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner atau PJK adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan hambatan arteri koroner yang mengalirkan darah ke otot jantung.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol total puasa dalam darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak (profilipid) darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi luar biasa dibidang ekonomi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi sosial di Indonesia sehingga menyebabkan pergeseran besar dalam pola makan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang artinya masalah gizi kurang belum
Lebih terperinciHUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian menyebutkan 17.5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis penyakit. Penyakit menular sudah digantikan oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit degeneratif, metabolik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Dislipidemia 1. Definisi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
Lebih terperinciPada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita
12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut laporan WHO, hampir 17 juta orang meninggal lebih awal tiap tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian akibat penyakit jantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas fisik yang teratur mempunyai banyak manfaat kesehatan dan merupakan salah satu bagian penting dari gaya hidup sehat. Karakteristik individu, lingkungan sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecenderungan negara di dunia dalam hal beban penyakit tidak menular (PTM) dan proporsi angka kematianptm juga terjadi di Indonesia yangditunjukkan dengan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasma trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang bersirkulasi dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan kalori dari makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar trigliserida
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus kini telah menjadi ancaman dalam kesehatan dunia. Jumlah penderita diabetes melitus tidak semakin menurun setiap tahunnya, namun justru mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi epidemiologis, dimana prevalensi Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25
57 BAB 5 PEMBAHASAN Subjek penelitian adalah 62 pasien pasca stroke iskemik. Variabel independen adalah asupan lemak, yang terdiri dari asupan lemak total, SFA, MUFA, PUFA dan kolesterol. Variabel dependen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian Cross Sectional (belah lintang) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat terjadi seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, perkembangan teknologi dan industri. Hal ini juga mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak adalah substansi yang tidak larut dalam air dan secara kimia mengandung satu atau lebih asam lemak. Tubuh manusia menggunakan lemak sebagai sumber energi, pelarut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik tingkat ekonomi, sosial maupun teknologi. Perubahan penyakit menular ke penyakit tidak menular menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit infeksi (communicable disease) yang sempat mendominasi di negara-negara sedang berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi muncul masalah gizi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan taraf kesehatan pada masyarakat di Indonesia, berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah kelompok usia lanjut (usila/lansia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat saat ini dipengaruhi oleh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi, dan industri. Dengan adanya globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari meningkatnya derajat kesehatan suatu negara yang secara tidak langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PJK (PJK) merupakan penyebab kematian utama bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara dramatis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Secara fisiologis,
Lebih terperinciTHE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013
THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Ercho, NC, Berawi K, Susantiningsih T Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung koroner merupakan keadaan dimana terjadinya penimbunan plak di pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh (Siagian, 2004). Obesitas
Lebih terperinciPenelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung saat ini telah menjadi masalah serius di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi dan defisiensi menjadi penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
Lebih terperincidan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat, di tahun 2011 dicanangkan peningkatan derajat kesehatan sebagai salah satu fokus
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) dengan berbagai komplikasi yang terjadi akan menurunkan kualitas hidup penderitanya yang semula mampu menjalankan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan menjadi salah satu hal penting dalam penentu kesehatan dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang sehat masih rendah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orangorang yang telah lanjut usia,
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi
Lebih terperinci