BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hamzah, Nyorong, 2013). Sebagai instansi yang berorientasi pada pelanggan (consumeroriented),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. organisasi, karena berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk mencapai goals

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kategori khusus sebanyak 168. Sedangkan rumah sakit swasta non profit untuk

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencapai keuntungan dan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. satu dengan yang lain dalam menyeimbangkan perekonomian masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Lengkap dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

BAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya

BAB I PENDAHULUAN. mendukung upaya kesehatan puskesmas (Andini, 2006). Suatu Rumah Sakit akan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang semakin ketat serta bagaimana cara agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan menempatkan diri sebagai melting pot bagi semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dari perusahaan. Akan sangat menguntungkan perusahaan, jika

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. McDonald's Corporation pertama didirikan pada tahun 1940 oleh dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Quality Of Work Life

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN H1POTESIS PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual kajian disusun berdasarkan kajian teoritis dan kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Goal Setting Theory ini mula-mula dikemukakan oleh Locke (1968). Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya komitmen yang tinggi tentunya sebuah organisasi atau perusahaan

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang

70BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan organisasi yang padat modal, padat SDM, padat teknologi dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Muchlas, (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasional sebagai salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMITMEN ORGANISASI MUSYRIF-MUSYRIFAH DI PUSAT MA HAD AL JAMI AH UIN MALIKI MALANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan konsep pelayanan dalam suatu rumah sakit sebagai instansi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan masyarakat, salah satunya adalah pergeseran orientasi dari semula hanya berorientasi sosial, menjadi berfokus pada orientasi pelanggan (Mukti, Hamzah, Nyorong, 2013). Sebagai instansi yang berorientasi pada pelanggan (consumeroriented), suatu rumah sakit harus mampu bersaing dengan rumah sakit lain untuk tetap dapat mempertahankan pertumbuhan jumlah pelanggan yang mengunjungi rumah sakit tersebut setiap tahunnya. Dewasa ini, pelanggan suatu rumah sakit, bukan hanya pasien yang berkunjung dengan tujuan untuk mendapatkan fasilitas pengobatan atau penanganan medis. Rumah sakit yang memiliki fungsi tambahan sebagai rumah sakit pendidikan, tidak hanya bertugas memfasilitasi pasien sebagai pelanggan yang ingin mendapatkan pelayanan medis atau pengobatan, namun juga pengguna yang berkepentingan untuk melakukan praktik keprofesian atau penelitian. Oleh sebab itu, sebagai lembaga yang berorientasi pada pelanggan, suatu rumah sakit diharapkan dapat mempertahankan jumlah pelanggan baik pasien maupun orang dengan kepentingan praktik keprofesian atau penelitian dari tahun ke tahun. Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam suatu organisasi karena perannya sebagai penggerak sumber daya lainnya (Buwono, Steven, Nugroho, 2014). Sumber daya manusia merupakan modal intelektual (intellectual capital) yang dimiliki oleh suatu rumah sakit sebagai organisasi. Sumber daya manusia di suatu rumah sakit sebagai modal intelektual yang dimiliki oleh suatu organisasi, berperan dalam membantu proses pencapaian tujuan organisasi. Peranan sumber daya manusia sebagai modal 1

2 intelektual dalam membantu proses pencapaian tujuan organisasi terletak pada kapasitas mereka yang ditunjukkan dengan ide-ide berkualitas, informasi, pengetahuan, keahlian, serta komitmen yang mereka miliki. Modal intelektual organisasi yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan aset secara signifikan, baik berupa profit, kinerja, kepuasan kerja, kepuasan pelanggan, maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam suatu organisasi (Hendriani, 2011). Rumah sakit merupakan organisasi yang padat sumber daya manusia (Sumarni, 2011). Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 Tahun 2014 menyebutkan bahwa sumber daya manusia dalam suatu rumah sakit tentunya merupakan syarat berdirinya suatu rumah sakit. Sumber daya manusia yang harus ada agar memenuhi syarat terbentuknya suatu rumah sakit meliputi tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non-kesehatan. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu rumah sakit, disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan rumah sakit (Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009). Sumber daya manusia di suatu rumah sakit, dalam praktik pelayanannya tidak hanya menitikberatkan pada pasien sebagai pelanggannya, namun juga pada orang-orang yang membutuhkan keberadaan suatu rumah sakit untuk kepentingan lain, seperti: praktik pendidikan profesi, penelitian, atau kepentingan yang lain. Hal tersebut merupakan ciri suatu rumah sakit pendidikan sebagai instansi yang memiliki keberagaman sumber daya manusia melebihi rumah sakit yang hanya berfokus pada pasien sebagai pelanggan. Semakin banyak keberagaman sumber daya manusia dalam suatu rumah sakit, kompleksitas pengelolaan sumber daya manusianya tentu semakin kompleks (Sumarni, 2011). Oleh karena itu, kajian tentang pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu rumah sakit pendidikan menjadi menarik karena kompleksitas yang ada di dalamnya.

3 Keberagaman sumber daya manusia yang dibutuhkan suatu rumah sakit dibandingkan dengan organisasi lain merupakan sebuah kompleksitas dan kekhususan tersendiri. Kompleksitas dan kekhususan dalam mengelola sumber daya manusia di suatu rumah sakit terletak pada pentingnya membangun interaksi yang baik antara tenaga medis (medical staff), manajemen (Administrator/Chief Executive Officer), dan governing body. Interaksi timbal-balik yang suportif antar sumber daya manusia rumah sakit dapat mempermudah terwujudnya tujuan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya guna melayani pelanggan baik pasien yang berobat, pengguna fasilitas praktik profesi, penelitian, maupun kepentingan lainnya. Salah satu kunci dalam tercapainya visi, misi, dan tujuan organisasi adalah dengan adanya dukungan dari sumber daya manusia yang berkomitmen tinggi terhadap organisasi (Hendriani, 2011). Karyawan yang berkomitmen tinggi terhadap organisasi tempat mereka bekerja, dapat membantu kelangsungan hidup suatu organisasi. Bahkan, beberapa organisasi memasukkan komitmen organisasi sebagai syarat untuk mengemban tugas dalam suatu jabatan (Trihapsari & Nashori, 2011). Kajian tentang komitmen organisasi merupakan komponen penting dalam mempelajari perilaku pegawai dalam suatu organisasi karena berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pegawai saat bekerja. Pegawai yang berkomitmen terhadap organisasi dapat membantu proses peningkatan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Komitmen Organisasi adalah perilaku pegawai berupa identifikasi dan keterlibatan diri terhadap organisasi (Luthans, 2011). Mowday. Porter, dan Steers (Miner, 1992) mengelompokkan ciri-ciri individu dengan komitmen organisasi, yaitu: percaya dan menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi, bersedia berusaha melakukan yang terbaik demi kepentingan organisasi, dan memilih untuk bertahan sebagai anggota suatu organisasi.

4 Meyers dan Allen (1997) membedakan komitmen organisasi menjadi tiga komponen, yaitu : komitmen afektif, komitmen normatif, dan komitmen berkelanjutan. Komitmen afektif (affective commitment) adalah kesediaan pegawai untuk bertahan, peduli, dan rela memberikan usaha lebih untuk organisasi tempatnya bekerja. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) adalah kesediaan pegawai untuk bertahan karena pertimbangan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan lain atau pengorbanan usaha, waktu, dan biaya yang tinggi untuk dapat diterima bekerja dalam suatu organisasi. Komitmen normatif (normative commitment) adalah keinginan pegawai untuk bertahan dalam suatu organisasi karena kepatuhan terhadap organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya komitmen pegawai terhadap organisasi adalah kepuasan kerja. Anoraga (1992) dalam Handayani (2014) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap positif menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja di dalamnya, yang meliputi: upah, kondisi sosial, kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Individu dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukkan sikap positif, sebaliknya individu yang merasa kurang puas dengan pekerjaannya akan menunjukkan sikap negatif (Robbins, 2003). Kepuasan kerja dianggap mempengaruhi jalannya organisasi secara keseluruhan (Sijabat, 2011). Kepuasan kerja karyawan juga dapat membantu peningkatan efisiensi dan produktivitas organisasi bisnis (Akpinar, 2007). Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan yang mereka jalani menjadi tidak mudah frustrasi dan lebih memilih untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi, lebih sehat dan berumur panjang, serta memberikan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan, baik di tempat kerja, kehidupan sosial, dan kehidupan keluarga (Allahyari, 2013; dalam Ravindranath, Joy, dan Thomas, 2014).

5 Kepuasan kerja dan komitmen organisasi merupakan minat utama dalam mempelajari sikap manusia pada lingkup perilaku organisasi dan praktik pengelolaan sumber daya manusia. Kepuasan kerja berfokus pada hubungan antara pegawai dengan pekerjaannya, sedangkan komitmen organisasi berfokus pada hubungan antara pegawai dengan organisasi tempat mereka bekerja (Luthans, 2011). Penelitian Ravindranath, Joy, dan Thomas (2014) yang dilakukan terhadap perawat di sebuah rumah sakit di India yang mengkaji mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen afektif, berkelanjutan, maupun normatif menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan yang mereka jalani, menunjukkan komitmen terhadap organisasi karena adanya rasa cinta dan ikatan emosional terhadap organisasi. Kepuasan karyawan terhadap pekerjaan yang mereka jalani juga berdampak terhadap komitmen karyawan sebagai bentuk pertimbangan keuntungan dan kerugian jika meninggalkan organisasi tempat mereka bekerja. Selain itu, kepuasan karyawan terhadap pekerjaan yang sedang mereka jalani juga berdampak terhadap keinginan karyawan untuk mempertahankan keanggotaan dalam suatu organisasi sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap atasan yang sudah mempekerjakan dan menggaji mereka. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus untuk membahas hubungan antara sikap karyawan terhadap pekerjaannya sebagai bentuk kepuasan kerja dengan keinginan karyawan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi.

6 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepuasan pegawai terhadap pekerjaan yang dijalani dengan komitmen pegawai terhadap organisasi. Komitmen pegawai terhadap organisasi dilihat dari komponen afektif, berkelanjutan, dan normatif. C. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Menambah khasanah pengetahuan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai hubungan antara kepuasan terhadap pekerjaan yang sedang dijalani dengan komitmen karyawan terhadap organisasi, khususnya dalam rumah sakit yang berperan sebagai rumah sakit pendidikan. Komponen-komponen dalam komitmen organisasi tersebut meliputi: komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif. b. Manfaat Praktis 1. Memberikan informasi kepada pihak pengelola rumah sakit mengenai ada tidaknya hubungan antara kepuasan pegawai terhadap pekerjaan yang dijalani dengan komitmen mereka terhadap organisasi. Komitmen pegawai terhadap organisasi yang akan ditinjau meliputi : komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif; 2. Memberikan masukan kepada pihak pengelola rumah sakit untuk memberlakukan pemeliharaan karyawan (employee retention) yang baik, terkait kepuasan kerja dan komitmen organisasi dari pegawai.