BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HEWAN PT UNIVETAMA DINAMIKA, JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan. Bahkan lokasinya kadang- kadang di satu kawasan. Kondisi ini sangat

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http :// (27 Juli 2009)

III. METODE PENELITIAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bukanlah menjadi hal yang baru di dalam dunia usaha.

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TELUR PUYUH (KASUS PETERNAKAN PUYUH BINTANG TIGA, CIBUNGBULANG, BOGOR)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak perusahaan sulit mengikuti arus perubahan yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah tangga juga ikut meningkat. Di tambah dengan sektor pengolahan,

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

III. METODOLOGI PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

ABSTRAK DAFTAR ISI. Kata kunci : analisis, perancangan strategi

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

I. PENDAHULUAN. Sumber :

VII. FORMULASI STRATEGI

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

DAFTAR ISI BAB III METODE PENELITIAN... 34

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Strategik

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan. Berbisnis

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama ini merupakan salah satu sektor yang menjaga pertumbuhan ekonomi nasional khususnya ketika terjadi guncangan atau tekanan eksternal. Di saat ekonomi global memburuk, UMKM berperan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan di berbagai sektor ekonomi yang telah diklasifikasikan sebagai 9 sektor ekonomi yang bergerak di bidang Pertanian dan Peternakan, Perdagangan, Hotel, Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih. Sektor peternakan adalah salah satu sektor UMKM yang langsung berhubungan dengan pelaku usahanya, seperti peternak. Cabang usaha sektor peternakan sangat beragam. Mulai dari ternak besar, seperti usaha sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda dan lainnya. Kemudian ternak ukuran sedang, seperti usaha ternak kambing, domba, beri-beri, dan lainnya. Lalu ternak kecil yang termasuk golongan unggas, seperti usaha ayam potong, ayam pedaging, itik, puyuh dan sebagainya. Sektor usaha peternakan ini sangat berkembang mengingat andilnya yang besar untuk memenuhi konsumsi rakyat Indonesia.Salah satu usaha yang banyak digeluti dari UMKM sektor iniialah usaha ayam potong. Usaha ini bila ditinjau dari aspek finansial merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang memberikan keuntungan.

Permintaan pasar yang cukup kuat dan sarana distribusi yang tersebar di mana-mana seperti pasar tradisional, warung-warung pinggir jalan, pedagang sayur keliling hingga supermarket, merupakan salah satu alasan mengapa usaha ini tetap diminati. Beberapa alasan yang menyebabkan permintaan daging ayam cukup besar ialah daging ayam relatif murah dibandingan daging lainnya, mengandung lebih sedikit lemak dan kaya protein dibandingkan daging sapi,kambing atau babi,tidak ada larangan agama manapun dalam mengkonsumsi daging ayam dan mempunyai rasa yang lebih dapat diterima banyak orang serta daging ayam cukup mudah diolah menjadi produk olahan yang bernilai tinggi,mudah disimpan dan mudah dikonsumsi. Hal tersebut dapat dilihat dari terus meningkatnya produksi daging ayam, khususnya di Kota Binjai. Sejak tahun 2008 hingga 2011, perkembangan populasi ternak ayam ras di Kota Binjai terus mengalami kenaikan. Tabel.1.1 Perkembangan Populasi Ternak Unggas Menurut Jenis Ternak di Kota Binjai No Tahun Ayam Ras Ayam Kampung Itik Burung Puyuh 1 2008 674.418 39.655 7.519 1.419 2 2009 762.896 44.249 7.733 23.807 3 2010 1.580.430 52.454 7.952 9.360 4 2011 1.673.152 60.323 9.145 10.260 (BPS, 2012)

Seperti yang terlihat, bahwa dibandingkan dengan jenis unggas lainnya, perkembangan populasi ayam ras dari tahun ke tahun secara konstan terus menunjukkan kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi permintaan yang terus meningkat akan kebutuhan ayam ras di Kota Binjai. Hal ini juga terlihat dari minat masyarakat yang cukup tinggi untuk mengkonsumsi daging ayam. Di setiap rumah makan besar maupun kecil, selalu tersedia sajian yang berbahan dasar daging ayam. Dalam pemasarannya, para peternak mempunyai berbagai cara dalam memasarkan ayam tersebut. Peternak dapatlangsung menyalurkannya kepada konsumen akhir, melalui pedagang pengumpul, pedagang eceran maupun lewat pedagang besar. Dilihat dari jenis yang telah dikemukakan, maka penjualan kembali ayam melalui pedagang besar dapat menjadi awal yang baik dalam memulai usaha ini. Hal ini disebabkan oleh relatif minimnya resiko yang di hadapi dan tidak ada kendala dalam pemasaran kembali, karena telah memiliki saluran distribusi yang jelas. Pertumbuhan produk domestik regional bruto kota Binjai menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku sejak tahun 2009 hingga 2011 dari sektor peternakan dan hasil-hasilnya juga menunjukkan kenaikan yaitu 10,44% pada 2009, 10,81% pada 2010 dan 11% pada tahun 2011 juga mengindikasikan bahwa bisnis ayam turut memiliki andil dalam pencapaian tersebut, sehingga berbisnis ternak ayam potong merupakan peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan.

Meskipun terkadang dapat terjadi penurunan dalam permintaan pasar dikarenakan situasi yang ada seperti pada saat merebaknya virus flu burung di tahun 2004, tetap tidak berlangsung lama. Seperti saat ini ketika isu flu burung sudah perlahan menghilang, bisnis ayam potong kembali menjadi prospek cerah dalam sektor pertanian dan terus mengalami kenaikan. Banyaknya peminat menjadikan usaha peternakan dan jual beliayam potong ini menjadi ketat. Di dalam kawasan pasar Tapiv Binjai sendiri,di lingkungan tempat pemilik berjualan pun terdapat 9 usaha lain yang sejenis. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persaingan usaha yang ada relatif cukup tingggi. Pada kasus UMKM jual beli ayam potong Pak Imanto,sesuai dengan undang-undang UKM Nomor 20 Tahun 2008 telah mendefenisikan pengertian umkm skala usahanya tergolong masih kecil yaitu mikro dan belum dapat bersaing dalam pasar penjualan ayam potong yang lebih besar lagi. Kecilnya modal merupakan salah satu alasan yang dirasakan pemilik menjadi hambatan dalam mengembangkan usahanya. Diawal perintisan usaha, pemilik meminjam uang kepada tengkulak untuk memulai usaha dikarenakan sulitnya meminjam modal kepada bank. Seiring berjalannya usaha,pinjaman modal yang diajukan kepada bank tidak selalu disetujui sehingga upaya pengembanganyang usaha tersebut menjadi terhambat. Kecilnya modal tersebut dirasakan cukup membatasi dalam berusaha dan menghambat perkembangan usaha. Padahal permintaan terhadap daging ayam cukup tinggi dan banyak calon pelanggan potensial seperti rumah makan, restaurant dan sebagainya, namun permintaan daging ayam tidak dapat dipenuhi

karena pedagang tidak memiliki modal untuk memenuhi permintaan tersebut karena terbentur pada modal usaha. Usaha ini lebih terfokus pada penjualan ayam potong bagi hari para pedagang kuliner dibandingkan untuk konsumsi rumah tangga, sehingga setiap harinya pemilik dapat memperkirakan berapa banyak ayam yang harus disediakan guna memenuhi pesanan yang ada. Dalam jangka panjang, pemilik mempunyai tujuan menjadikan usaha penjualan ayam potong ini lebih besar baik dalam hal jumlah penyediaan ayam potong, penyerapan tenaga kerja maupun pengelolaan yang lebih baik sehingga dapat bersaing dengan pesaing-pesaing yang relatif lebih besar. Sehingga diperlukan suatu strategi pengembangan usaha pada Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto ini agar dapat bersaing dengan para kompetitor. Dengan adanya strategi ini diharapkan dapat meningkatkan peluang usaha dengan menganalisispeluang, ancaman, kekuatan, kelemahanyang ada dan merumuskannya menjadi strategi yang dapatmembantu usaha dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. 1.2 Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini, berikut penulis menyajikan beberapa hasil penelitian yang sejenis yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitiandan penulisan karya ilmiah ini.

Tabel 1.2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian Boediharti (2011) Syaiful Habib (2008) Tesis Program Studi Industri Kecil Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Strategi Pengembangan Usaha Kue D Wonk Di Jakarta Pusat Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.Hanabio Bogor Berdasarkan hasil matriks IFE menunjukkan kekuatan utama industri adalah kualitas atau mutu produk yang baik. Berdasarkan matriks EFE diketahui bahwa peluang utama yang dimiliki adalah pangsa pasar yang masih luas. Berdasarkan analisa SWOT disusun beberapa alternatif strategi. Berdasarkan analisa matriks QSPM diurutkanlah alternatif strategi yang telah ada Matriks EFE menunujukkan peluang utama bagi perusahaan adalah wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan wisata mampu membangkitkan usaha di sektor makanan dan minuman (wisata kuliner) Matriks IFE menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya dengan baik. Analisis SWOT menyatakan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal yang kuat dan eksternal yang sedang atau rata-rata. Berdasarkan matriks QSPM terlihat bahwa

strategi terbaik yang harus dilakukan perusahaan adalah mempertahankan jaringan yang sudah ada dan meningkatkan jumlah distributor untuk pengembangan pasar Mira Nur Gandarinati (2007) Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Kerajinan Dengan Pendekatan Penelitian Aksi Partisipatif (Studi Kasus UKM Ozi Aircraft Model, Desa Cikarawang Kabupaten Bogor) Matriks IFE menujukkan kekuatan utama yang dimiliki adalah produk yang dihasilkan berkualitas dan kelemahan utamanya adalah etos kerja dan disiplin karyawan masih kurang. Matriks EFE menunjukkan peluang utama untuk usaha ini adalah banyak memiliki relasi dan pelanggan dan ancaman utamanya adalah pesaing dari luar negeri terutama Cina. Matriks IE menujukkan perusahaan berada pada sel V yang berarti perusahaan telah berada pada posisi internal yang kuat dan cukup merespon peluang yang ada serta dapat menghindari ancaman. Matriks QSPM menunjukkan strategi yang dapat diprioritaskan adalah meningkatkan penggunaan teknologi. Widya Yudha Ningtias (2009) Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Strategi Pengembangan Usaha Kecil "Waroeng Coklat" (Kasus Usaha Kecil Matriks IFE menunjukkan kekuatan utama berada pada keuletan pemilik dalam mengelola perusahaan dengan kelemahan promosi yang lemah. Matriks EFE

Pertanian Bogor danmenengah di Kecamatan BogorUtara, Kota Bogor,Jawa Barat) menunjukkan bahwa peluang terdapat pada dukungan dari Disperindagkop dalam pelatihan dan pengembangan UKM, sedangkan hambatannya terdapat pada sulitnya masuk ke usaha makanan (cookies & praline) Matriks IE menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada pada sel V. Strategi yang digunakan ialah pertahankan dan pelihara (hold and maintain) berupa strategi penetrasi pasar (market penetrasion) dan pengembangan produk (product development). matriks SWOT menunjukkan terdapat 8 strategi yang dapat digunakan (1) memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan, (2) pengembangan produk, (3) mengoptimalkan promosi, (4) meningkatkan modal usaha, (5) memilih lokasi usaha yang strategis, (6) melakukan produksi secara kontinyu, (7)mempertahankan dan meningkatkan jenis serta kualitas produk, (8) menambah tenaga kerja penyalur/distibutor. Matriks QSPM

Agus Santoso (2008) Skripsi Fakultas Pertanian InstitutPertania n Bogor Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) menunjukkan bahwa strategi yang dapat dijadikan prioritas adalah promosi. Berdasarkan matriks IFE kekuatan terbesar adalah mampunya menjual kanbing sesuai kebutuhan konsumen, sedangkan kelemahan terbesarnya ialah pengetahuan tentang pemeliharaan dan usaha masih kurang. Matriks EFE menunjukkan peluang terbesar adalah dukungan dari pemerintah Bogogr untuk mengembangkan UKM, sedangkan ancaman terbesar adalah telah disetujuinya perjanjian AFTA dan GATT. analisis matriks I-E memperlihatkan perusahaan berada dikuadran 5 yang menunjukkan kemampuan bersaing masih tergolong rata-rata. Strategi yang terbaik dilakukan yaitu holdand maintain atau strategi stabilitas. Strategi yang disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar. Analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi antara lain menambah jumlah pelanggan tetap, meningkatkan kapasitas penjualan, menambah kapasitas produksi, melakukan promosi, melakukan sistem

pencatatan keuangan dan administrasi, melakukan penelitian dan pengembangan pasar, menyediakan kambing yang berkualitas, meningkatkan sinergisme dan kemitraan, memberikan makanan tambahan dan obat-obatan pencegah penyakit dan melakukan studi banding. Matriks QSPM menunjukkan promosi dan pembukuan yang baik menjadi strategi yang dapat diprioritaskan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai strategi pengembangan usaha dan menuangkannya menjadi sebuah judul : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM POTONGPAK IMANTO DI PASAR TAPIV BINJAI 1.3 Rumusan Masalah Dari permasalahan yang ada, maka perumusan masalah penelitian pada Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto adalah: 1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal yang ada di Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto? 2. Apa saja yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan UKM Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto? 3. Rumusan Strategi pengembangan bisnis apa yang sebaiknya dilakukan olehusaha jual beli ayam potong Pak Imanto?

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto. 2. Menganalisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto. 3. Merumuskan strategi pengembangan bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian iniadalah: a. Bagi Objek Penelitian Memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola dan pemilik Usaha jual beli ayam potong Pak Imanto dalam membuat keputusan tentang strategi pengembangan bisnis. b. Bagi Peneliti Penelitian ini bertujuan diharapkan dapat menambah wawasan dan untuk sarana pengaplikasian dalam penerapan teori yang telah dipelajari selama ini. c. Bagi Akademis Penelitian ini diharapakan dapan menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.

1.6 Batasan Masalah Ruang lingkup yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah aktivitas pengelolaan UKM jual beli Ayam Potong Pak Imanto. Aktivitas pengelolaan terbatas pada kegiatan jual beli ayam potong, pengelolaan sumber daya manusia termasuk didalamnya tenaga kerja, pengelolaan keuangan dan administrasi oleh Usaha jual beli Ayam Potong Pak Imanto. Analisis yang dilakukan terbatas pada formulasi strategi pengembangan bisnis Usaha jual beli Ayam Potong Pak Imanto. Alat analisis terkait yang digunakan terbatas pada matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal FactorEvaluation (EFE), matriks Internal-Eksternal (I-E) dan matriks SWOT.