Validasi Alat Ukur Irrational Procrastination Scale (IPS)

dokumen-dokumen yang mirip
Prokrastinasi dan Task Aversiveness Tugas Makalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Rhendy Christian Sutjipto Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya. Pendahuluan

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SURABAYA

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE

Self Efficacy dan Prokrastinasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Flow Akademik. Karolina Arif

PROKRASTINASI DAN PENGGUNAAN INTERNET BERMASALAH. Dessy Nur Utami ( )

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi)

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

JIKA TIDAK KATAKAN, JIKA YA LAKUKAN! HUBUNGAN ASERTIVITAS DAN PROKRASTINASI MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UBAYA

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK. Sabatini Anggawijaya

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

SELF EFFICACY PENGERJAAN SKRIPSI PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PERKULIAHAN SKRIPSI

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

Self-efficacy dan Flow Akademik Ditinjau dari Temporal Motivation Theory pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... vii. Daftar Bagan... x. Daftar Tabel... xi. Daftar Lampiran... xiii

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pa

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DATA. Larangan yang berjumlah 138 orang dalam rentang usia tahun. 1) Deskripsi Subjek Berdasarkan Panti Asuhan

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

Perbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kontrol Diri pada Mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu digunakan

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Anindita Kart, F.Psi UI, 2008i

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS BAND. Oleh: Epri Afnan Hidayat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesehatan. Subjek penelitian ini adalah konsumen produk hijau. Pemilihan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

Perbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Tingkat Aktualisasi Diri pada Mahasiswa Program Studi Psikologi FK UNS Angkatan 2010 dan 2011

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor.

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO

A B S T R A K Solomon & Rothblum

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. harga diri siswa kelas X di SMA N 1 Ampel, Boyolali. Desain dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

Gambaran Self-Regulated Learning pada Mahasiswa yang Tidak Menyelesaikan Skripsi dalam Waktu Satu Semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

Transkripsi:

Validasi Alat Ukur Irrational Procrastination Scale (IPS) Galih Eko Prayitno, Ide Bagus Siaputra, Hari K. Lasmono Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Prokrastinasi merupakan suatu tindakan menunda pekerjaan secara irasional (Steel, 2002). Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji validasi terhadap alat ukur Irrational Procrastination Scale (IPS). Subjek pada penelitian ini sebanyak 387 mahasiswa yang merupakan populasi mahasiswa aktif angkatan 2008-2011. Dalam penelitian ini, validasi alat ukur dilakukan berdasarkan 2 sumber bukti validitas yaitu uji struktur internal dan korelasi dengan alat ukur lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IPS terbagi menjadi 2 faktor dan berkorelasi dengan alat ukur prokrastinasi lainnya. Selain itu IPS juga berkorelasi positif dengan Susceptibility to Temptation (STS) sesuai dengan penelitian Steel (2010). Katakunci: Irrational Procrastination Scale, Susceptibility to Temptation, validasi Prokrastinasi adalah suatu tindakan sia-sia dalam menunda pekerjaan (Solomon & Rothblum, 1984). Penelitian yang dilakukan Solomon & Rothblum (1984) menggunakan alat ukur Procrastination Assesment Scale-student (PASS) untuk mengklasifikasikan subjek sebagai prokrastinator tingkat tinggi dan rendah. Dari hasil penelitian diketahui subjek melakukan prokrastinasi pengerjaan paper, belajar untuk ujian, tugas membaca, tugas administratif, tugas kehadiran dan kegiatan umum sekolah. Frekuensi tersebut menunjukkan keanekaragaman tugas yang diprokrastinasi. Prokrastinasi merupakan masalah yang terjadi dari tugas-tugas dan kegiatan sekolah pada umumnya. Menurut Steel (2007), prokrastinasi adalah suatu tindakan irasional yang merugikan. Steel (2007) menyimpulkan sebuah model teoretik untuk menjelaskan hal ini. Model teoretik yang dimaksud adalah Temporal Motivation Theory (TMT). TMT adalah teori yang pertama kali dirumuskan oleh Steel dan König (2006). TMT merupakan sebuah teori yang memaparkan formulasi motivasi yang mengikut sertakan waktu sebagai istilah mendasar. Temuan baru sehubungan dengan teori TMT adalah model motivasi terbaru yang berusaha menjelaskan pengaturan perilaku individu secara konsisten dengan berbagai perspektif teoretis (misalnya Ekonomi, kepribadian, teori harapan dan penetapan tujuan). Penelitian ini menggunakan salah satu alat ukur yang baru yaitu Irrational Procrastination Scale (IPS; Steel 2002, 2010, 2011). Alat ukur ini merupakan rumusan yang muncul dari TMT. IPS adalah alat ukur yang diadaptasi dari General Procrastination (GP; Steel, 2002). Awalnya, GP muncul dengan jumlah sebanyak 12 butir. Kemudian Jumlah butir dalam IPS muncul menjadi sembilan butir. Alasan pengurangan butir ini karena menurut Steel (korespondensi pribadi, 9 Mei 2012) dengan sembilan butir ini sudah cukup untuk mengukur prokrastinasi. Pembahasan IPS berfokus pada pengukuran prokrastinasi irasional. Sesuai dengan aspek TMT (Steel, 2007) yaitu expectancy, low Value, sensitivity to delay, dan delay. Alat ukur IPS berkorelasi dengan ketiga aspek TMT. Berdasarkan ulasan berbagai macam bukti pendukung tersebut, maka kategori masalah untuk penelitian ini difokuskan pada kategori praktis karena penelitian ini 1

hanya menggambarkan struktur internal IPS dan korelasi dengan alat ukur lain. Peneliti berencana memilih alat ukur yang nantinya digunakan sebagai uji validitas dengan variabel lain. Peneliti kemudian menggunakan alat ukur Susceptibility to Temptation (STS; Steel, 2010). Alasan menggunakan STS karena sesuai dengan penelitian yang dilakukan Steel (2010) yaitu menggunakan STS sebagai pengukur impulsivitas. Uji instrumen dilakukan dengan melakukan survei awal yang terdiri dari dua skala yaitu IPS dan STS. Kedua skala ini diberikan dalam versi bahasa Indonesia. Hasil analisis data dari skala-skala itu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Uji Instrumen N Skala Jumlah Butir α Cronbach Corrected seperti...the useful habit of avoiding o. Butir yang total unnecessary item work and impulsive effort... Dibuang correlation yang artinya suatu kebiasaan yang 1 IPS 9-0.786 0.223- berguna untuk menghindari pekerjaan dan 0.697 usaha yang impulsif (Ferrari et. al, 1995). 2 STS 11-0.867 0.310-Menurut Steel (2007) prokrastinasi Tabel 1 menunjukkan hasil reliabilitas 0.815 merupakan tindakan menunda pekerjaan IPS dan STS yang dilakukan pada survei awal. Pada IPS menunjukkan nilai α Cronbach sebesar.786, sedangkan STS menunjukkan nilai α Cronbach sebesar.867. Prokrastinasi Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro yang berarti maju, ke depan, lebih menyukai dan crastinus yang berarti besok (Klein, dalam Steel, 2007). Jadi prokrastinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya pada esok hari. Orang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Ferrari, Johnson & McCown (1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu prokrastinasi adalah perbuatan menunda mengerjakan tugas tanpa memikirkan tujuan dan alasan penundaan yang dilakukan sesuai keyakinan yang irasional. Steel (2007) prokrastinasi merupakan tindakan menunda pekerjaan secara irasional. Tindakan irasional ini adalah sebuah tindakan sukarela menunda pekerjaan meskipun hasilnya tidak sesuai harapan. Prokrastinasi menurut peneliti adalah suatu tindakan sia-sia yang dilakukan secara irasional tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakan prokrastinasi itu sendiri. Sejarah Prokrastinasi Prokrastinasi mempunyai sejarah panjang, jauh ke Mesir kuno. Orang-orang Mesir kuno mengartikan prokrastinasi secara irasional. Tindakan irasional ini adalah sebuah tindakan sukarela menunda pekerjaan meskipun hasilnya tidak sesuai harapan. Penelitian yang akan peneliti angkat berfokus pada validasi IPS milik Steel (2010). Alat ukur IPS ini tergolong unidimensional (dimensi tunggal). IPS dikatakan dimensi tunggal karena hanya mengukur satu aspek yaitu irasional dalam prokrastinasi. Indikator Prokrastinasi Prokrastinasi dapat menghubungkan kelima indikator prokrastinasi dengan perilaku yang diteliti (Steel, 2002). Indikator tersebut dikatakan sebagai kecenderungan perilaku dalam prokrastinasi. Kelima indikator itu adalah: 1. Seseorang harus memiliki niat untuk melakukan tugasnya 2

2. Harus ada kejelasan waktu antara kapan memulai pekerjaan dan kapan selesainya 3. Adanya konsekuensi negatif apabila seseorang tersebut menunda pekerjaannya 4. Konsekuensi negatif yang bersifat realistis, jadi seseorang dapat mengantisipasi dari risiko penundaan mereka 5. Adanya frekuensi tindakan penundaan Sejarah Alat Ukur Irrational Procrastination Scale (IPS) IPS merupakan alat ukur yang dirumuskan oleh Steel (2010). Alat ukur ini dulunya bernama General Procrastination (GP; Steel, 2002). Data yang didapat dari Steel (korespondensi pribadi, 17 Februari 2012) diketahui bahwa Steel mengganti nama menjadi IPS (Steel, 2010). Alasan perubahan nama ini bertujuan untuk membedakan dengan alat ukur General Procrastination Scale (GPS; Lay, 1986). Jumlah butir dalam IPS sebanyak sembilan butir dengan jumlah enam butir favorable (1, 3, 4, 6, 7 dan 9) dan tiga butir unfavorable (2, 5 dan 8. IPS memiliki nilai reliabilitas sebesar.91 (Steel, 2010). TMT (Temporal Motivational Theory) Temporal Motivational Theory atau TMT adalah model motivasi integratif yang digunakan untuk menjelaskan selfregulatory dengan berbagai macam perspektif teoretis misalnya teori ekonomi, kepribadian, teori harapan, penetapan tujuan (Steel & König, 2006). Tujuan TMT ada dua, pertama memahami hakikat dasar prokrastinasi secara konseptual dan tujuan kedua mengeksplorasi penyebab dan hubungan prokrastinasi. Elemen dalam TMT berasal dari expectancy theory dan hyperbolic discounting, walaupun diterapkan dalam need theory, prospect theory, psychobiology dan goal setting theory (Steel, 2007). Metode Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Populasi yang digunakan yaitu mahasiswa psikologi aktif angkatan 2008, 2009, 2010 dan 2011 dengan jumlah sebanyak 387 subjek. Pemilihan subjek penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian dengan menggunakan alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkat prokrastinasi di kalangan mahasiswa. Penelitian ini menggunakan angket IPS dan STS milik Steel (2010). Angket yang digunakan berupa angket tertutup untuk menggambarkan tingkat prokrastinasi yang dialami subjek penelitian. Selain melakukan uji korelasi dengan STS, peneliti juga melakukan uji korelasi dengan alat ukur lain. Alat ukur tersebut adalah Decisional Procrastination Questionaire (DPQ), Aitken Procrastination Inventory (API), Procrastination Assesment Scale-Student (PASS), Adult Inventory of Procrastination (AIP), Pure Procrastination Scale (PPS), dan Temporal Motivation test (TMt). Peneliti menggunakan data sekunder dari penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai data penunjang. Analisis data diolah menggunakan analisis statistik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan beberapa syarat yaitu uji validitas, uji reliabiltas dan uji asumsi. Uji validitas menggunakan content validity, dengan menggunakan spearman dan analisis faktor. Syarat spearman dikatakan valid apabila p < α =.05. Adapun untuk Analisis Faktor, dikatakan valid apabila factor loading >.5. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (cronbach alpha). Alat ukur dikatakan reliabel bila α 3

cronbach.7 (Nunnaly, disitat dalam Siaputra, 2011). Uji normalitas sebaran adalah untuk mengetahui normalitas distribusi sebaran, apakah penyebaran data hasil pengumpulan angket telah mengikuti distribusi normal atau tidak dengan syarat p >.05. Hasil Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini subjek yang mengembalikan angket sebanyak 387. Subjek berjenis kelamin perempuan sebanyak 330 (85.3%) dan laki-laki sebanyak 57 (14.7%). Usia mayoritas subjek antara 18-22 tahun sebanyak 370 (95.5%). Angkatan yang mengerjakan angket paling banyak yaitu angkatan 2010 sebanyak 116 (30%). Selanjutnya ditampilkan data distribusi frekuensi jawaban subjek pada alat ukur prokrastinasi IPS pada Tabel 2. Tabel 2 Distribusi Frekuensi IPS No. Rentang Nilai Frekuensi % 1. 19.89 14 3.6 2. 19.90-25.54 44 11.4 3. 25.55-31.18 138 35.7 4. 31.19-36.83 133 34.4 5. 36.84-42.48 52 13.4 6. 42.49 6 1.6 Total 387 100 Keterangan : Mean butir (3.47); Median butir (3.00); SD butir (1.03) Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi IPS. Dari tabel tersebut, yang tergolong tinggi terdapat pada kategori cenderung rendah dengan persentase 35,7% (138 orang). Pengelompokan yang tergolong cukup tinggi terdapat pada kategori cenderung tinggi dengan nilai persentase 34.4% (133 orang). Jumlah terkecil terdapat pada kategori sangat tinggi dengan persentase 1.6%(6 orang). Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa nilai alpha cronbach sebesar.740. Hal ini menunjukkan bahwa IPS tergolong reliabel karena nilainya lebih dari.7. Adapun Pada STS diketahui nilai alpha cronbach sebesar.880 dan nilai ini tergolong reliabel karena nilainya lebih dari.7. Uji Asumsi Berdasarkan tabel, diketahui bahwa sebaran data IPS dan STS tidak normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Spearman sebesar.000 (p>.05). Karena sebaran data tidak normal maka validasi alat ukur ini dilakukan dengan analisis non-parametrik Uji Hipotesis Penelitian ini meggunakan analisis faktor dengan memilih analyze, data reduction kemudian factor. Peneliti memasukkan sembilan butir kemudian pada bagian extraction, peneliti mengunakan eigenvalues over dengan suppress absolute values less than.40. Berikut ini adalah hasil analisis faktor seluruh butir IPS (Tabel 3). Tabel 3 Hasil Analisis Faktor IPS Butir Component 1 2 IPS6.801 IPS4.747 IPS3.705 IPS1.700 IPS7.673 IPS9.622 IPS8.497.459 4

IPS5.777 IPS2.729 Berdasarkan hasil analisis faktor pada tabel 3. Diketahui bahwa butir 1,3,4,6,7, dan 9 berada pada komponen 1. Butir 2 dan 5 berada pada faktor 2. Butir 8 berada pada komponen 1 dan 2 (cross loading). Butir yang mengelompok pada faktor 2 merupakan butir unfavorable. Selain itu dilakukan juga uji reliabilitas enam butir pertama tanpa butir nomor 8 kemudian uji reliabilitas terhadap tujuh butir dengan butir nomor 8. Alasan peneliti memasukkan butir 8 untuk melihat apakah memengaruhi memadai atau tidaknya nilai α Cronbach. Peneliti memberi nama komponen 1 dengan IPS 6 butir dan IPS 7 butir. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur IPS Alat ukur α cronbach CITC IPS 6 butir 0.810 0.493-0.680 IPS 7 butir 0.808 0.376-0.680 Bahasan Alat ukur IPS sesuai dengan dua kaidah psikometri validitas skala. Pada bagian pertama akan dijelaskan validitas dengan alat ukur lain dan pada bagian kedua menjelaskan struktur internal IPS. Hasil analisis data dari penelitian ini diketahui bahwa IPS menunjukkan korelasi memadai dengan alat ukur prokrastinasi lainnya dalam validasi intensitas. Hal ini diketahui dengan melihat nilai koefisien korelasi IPS dengan PASS 1, DPQ, API, AIP dan PPS memadai (r>.3). Komponen TMt (expectancy) berkorelasi negatif, tetapi kurang memadai dengan IPS (r= -.152, p=.001). Artinya, semakin rendahnya keyakinan/harapan seseorang dalam meraih keberhasilan terkait tugas, maka tindakan prokrastinasinya semakin besar (Steel, 2007). Terkait komponen low value, impulsiveness, dan delay, dilihat secara langsung dari aspek TMt. IPS berkorelasi positif dengan Komponen low value TMt. Artinya, berkaitan dengan tugas yang tidak disukai, maka individu akan cenderung meninggalkan tugas tersebut dan menyebabkan individu menunda pekerjaan (Steel, 2007). Dalam TMT terdapat komponen sensitivity to delay yang memiliki aspek distractibility, impulsiveness dan lack of self control. Pada TMt menggunakan aspek impulsivity. Komponen impulsivity TMt berkorelasi positif dengan IPS (r=.386, p=.000). Hal ini berarti perilaku prokrastinasi meningkat karena individu cenderung melakukan hal yang menyenangkan. Akhirnya, individu cenderung mengesampingkan tugas (Steel, 2007). Korelasi IPS dengan alat ukur STS. Diketahui bahwa STS berkorelasi positif dengan IPS (r=.633, p=.000). Hasil ini sesuai atau mendekati dengan penelitian Steel (2010) yang menunjukkan adanya korelasi positif dengan STS (r=.740). Struktur Internal IPS Jumlah butir IPS yang valid sebanyak 9 butir yang semua berisi tentang prokrastinasi secara irasional (Steel, 2010) Hasil analisis faktor IPS menunjukkan hal baru dalam alat ukur ini. IPS pada awal rancangannya hanya memiliki satu faktor saja, namun ketika dilakukan analisis faktor terbagi menjadi dua komponen. Dalam komponen pertama berisi butir 1,3,4,6,7,8 dan 9. Pada komponen kedua berisi butir 2 dan 5 hanya saja butir 8 ini mengalami cross loading karena ada di komponen 1 dan 2. 5

Kemungkinan terjadinya dua faktor ini karena butir dalam faktor dua tidak mengukur prokrastinasi secara irasional atau adanya kesalahan bahasa dari butir sehingga membuat subjek salah menangkap makna butir tersebut. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan diketahui bahwa IPS dapat memenuhi kaidah psikometris sebagai alat ukur yang baku (valid dan reliabel). Secara konseptual, IPS mengukur satu aspek. Namun, secara empirik menunjukkan IPS terbagi menjadi dua aspek. Hal ini dikarenakan kemungkinan adanya subjek yang kurang bisa menangkap makna dari butir yang dimaksud atau adanya kesalahan bahasa dari alat ukur ini sendiri. Dalam kasus ini butir yang terkait adalah butir 2,5, dan 8. Secara keseluruhan, IPS adalah alat ukur baku yang dapat mengukur prokrastinasi individu. Kelemahan Pada penelitian ini diketahui bahwa alat ukur IPS tergolong baru, sehingga kurang mendapat data yang lebih akurat untuk memperkaya penelitian. Tidak hanya itu, pada alat ukur STS masih belum mendapat penjelasan memadai karena adanya kerahasiaan dari peneliti sebelumnya. Saran Saran guna memperbaiki kelemahan penelitian ini yaitu pertama, untuk penelitian selanjutnya bisa mendapatkan data yang lebih akurat terkai IPS. Kemudian yang kedua, melakukan penelitian validasi alat ukur STS belum ada penelitian alat ukur ini di Indonesia. Tidak dilakukan pada penelitian ini karena bukan merupakan fokus saat ini. Rekomendasi Penelitian ini adalah pada alat ukur IPS yang tetap digunakan sebagai skala unidimensional. Hasil penelitian menunjukkan secara konseptual IPS memang skala unidimensional, namun pada temuan peneliti menyebutkan bahwa IPS multidimensional. Alasan multidimensional ini karena adanya butir 2 dan 5 yang mengelompok pada faktor ke 2. Adapun untuk penelitian selanjutnya, peneliti tetap menyarankan IPS sebagai skala unidimensional sesuai dengan apa yang disebutkan Steel (2010). 6

PUSTAKA ACUAN Ferrari, J. R., Johnson, J. L., McCown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment. New York: Plenum Press. Lay, C. H., (1986). At last, my research article on procrastination. Journal of Research n Personality, 20, 474-495 Solomon, L.J., & Rothblum, E.D. (1984). Academic procrastination: Frequency and cognitive-behavioral correlates. Journal of Counseling Psychology, 31(4), 503-509. Steel, P. D. G. (2002). The measurement and nature of procrastination (unpublished doctoral dissertation). University of Minnesota. Steel, P., & König, C. J. (2006). Integrating theories of motivation. Academy of Management Review, 31, 889 913. Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin, 133(1), 65-94. Steel, P. (2010). Arousal, avoidant and decisional procrastinators: Do they exist? Personality and Individual Differences, 48, 926-934. Steel, P. (2011). The procrastination equation: How to stop putting things off and start getting stuff done. New York: Harper Collins Publisher. 7