SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

BIOTEKNOLOGI KULTUR JARINGAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

III. BAHAN DAN METODE

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

II. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis eksplan tumbuhan Puwoceng yang digunakan yaitu daun dan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Khansa Orchid Cimanggis-

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menggunakan dua faktor. Faktor pertama

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

Pokok Bahasan II : PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TEKNIS KULTUR JARINGAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan utama dan satu percobaan lanjutan, yaitu:

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu perbedaan pemberian konsentrasi ion logam Cu 2+

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu:

Kultur jaringan adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

LAMPIRAN. Persiapan alat alat dan. bahan- bahan. Sterilisasi. Pembuatan Media. Sterilisasi Media. Sterilisasi Eksplan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

Transkripsi:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB IV PERALATAN DALAM KEGIATAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

BAB IV. PERALATAN DALAM KEGIATAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) : 1. Menganalisis jenis-jenis peralatan pengujian mutu benih 2. Menganalisis prosedur pengoperasian peralatan pengujian mutu benih 3. Menganalisis jenis-jenis peralatan kultur jaringan tanaman 4. Menganalisis prosedur pengoperasian peralatan kultur jaringan tanaman Uraian Materi Peralatan dalam kegiatan kultur jaringan tanaman Secara rinci peralatan yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan tanaman diuraikan pada bab IX. Pada bagian ini hanya dijelaskan secara umum peralatan yang digunakan pada kegiatan kultur jaringan tanaman. Kegiatan kultur jaringan tanaman dalam konteks peralatan yang digunakan dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu menyiapkan media kultur, menyiapkan bahan eksplan, isolasi dan penanaman eksplan atau subkultur, serta aklimatisasi. Peralatan utama yang digunakan dalam menyiapkan media kultur adalah timbangan analitik, gelas piala, gelas ukur, labu ukur, botol-botol kultur, ph-meter, autoklaf, panci masak, kompor gas, hot plate dengan magnetic stirer, pengaduk, agar dispenser, dll. Alat-alat gelas yang diperlukan adalah jenis standar dengan berbagai ukuran. Peralatan yang diperlukan dalam menyiapkan bahan eksplan sangat bervariasi, tergantung kepada jenis eksplan yang akan digunakan. Jika menggunakan buah anggrek sebagai bahan eksplan, peralatan yang diperlukan cukup gunting stek atau gunting kertas, pinset, dan gelas piala 150 ml. Jika eksplan yang akan digunakan adalah pisang, peralatan untuk menyiapkan bahan eksplan adalah golok, linggis untuk menggali anakan, ember sebagai wadah bonggol, pisau, dll. Penanaman eksplan dan subkultur mutlak menggunakan laminar air flow cabinet (LAF). Sebelum penanaman, biasanya proses sterilisasi tahap akhir bahan eksplan dilakukan di dalam LAF. Pada umumnya rangkaian kegiatan bekerja di LAF adalah sterilisasi eksplan, isolasi, dan penanaman eksplan. Proses sterilisasi biasanya sudah 1

dimulai sejak bahan eksplan diambil, di luar LAF seperti perendaman di dalam larutan fungisida atau bakterisida, pencucian dengan detergen, dll. Selanjutnya tahap akhir sterilisasi dilakukan dalam LAF. Cara Menggunakan LAF 1. Hubungkan LAF dengan sumber arus listrik. LAF yang selalu digunakan, biasanya sudah langsung tersambung dengan arus listrik. 2. Nyalakan lampu UV minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata. 3. Jika LAF menggunakan kaca penutup depan, dibuka terlebih dahulu 4. Semprot permukaan dalam LAF dengan alkohol 70% 5. Semua alat-alat steril yang akan dipergunakan dimasukkan ke dalam LAF dengan disemprotkan alkohol 70% terlebih dahulu. 6. Jalankan air flow nya dengan menghidupkan blower. 7. Nyalakan lampu neon yang ada dalam ruang LAF 8. Sebelum bekerja dalam LAF tangan pekerja disemprot dahulu dengan Alkohol 70%, dan biarkan kering dahulu. 9. Nyalakan lampu alkohol. Peralatan yang harus dimasukkan ke dalam LAF adalah botol berisi spritus, lampu bunsen, cawan petri steril, scalpel beserta mata pisaunya, pinset. Semua peralatan yang dimasukkan ke dalam LAF harus dalam keadaan steril. Aklimatisasi adalah proses adaptasi tanaman pada lingkungan yang baru. Planlet hasil in vitro sebelumnya ditumbuhkan di dalam botol kultur dengan lingkungan yang terkendali, dari kondisi heterotrof (memperoleh makanan/energi dari bahan organik) menjadi autotrof. Autotrof adalah organisme secara mandiri dapat memenuhi bahan organik yang dibutuhkannya dengan cara mensintesisnya dari bahan anorganik. Peralatan utama yang diperlukan dalam kegiatan aklimatisasi adalah panci atau baskom untuk mencuci planlet, pinset panjang untuk mengeluarkan planlet dari botol, gunting untuk memotong bagian planlet yang mati, pisau jika diperlukan untuk membuang bagian yang tidak diperlukan, polibag atau pot, ember, koret,dll. Sarana yang diperlukan untuk aklimatisasi adalah rumah naungan beserta rak tanaman. 2

Peralatan dalam pengujian mutu benih di laboratorium Pengujian mutu benih di laboratorium bertujuan untuk mengetahui kualitas benih, meliputi kualitas genetis, morfologis/fisik, dan fisiologis benih. Pengujian mutu benih dilakukan dalam rangka pemberian sertifikat sebelum benih tersebut dipasarkan. Hal ini dimaksudkan agar petani pengguna benih memperoleh benih yang baik dan benar. Pengujian mutu benih di laboratorium dibedakan menjadi dua golongan, yaitu pengujian standar dan pengujian khusus/spesifik. Pengujian standar adalah pengujian mutu benih untuk keperluan pengisisan data label, meliputi penetapan kadar air, kemurnian, penetapan varietas lain, dan daya tumbuh. Pengujian khusus adalah pengujian tentang sifat-sifat benih yang mencirikan mutu spesifik dari kelompok benih, hanya dilakukan atas permintaan khusus dari pemilik benih. Pengujian khusus meliputi pengujian viabilitas benih secara biokemis, penetapan berat 1000 butir, penetapan heterogenitas kelompok benih, pengujian kesehatan benih, pengujian kebenaran kultivar, dan pengujian vigor. Peralatan yang digunakan dalam pengujian mutu benih lebih dirinci pada bab VI, pada bab ini hanya dibahas peralatan utama yang digunakan. Pengujian penetapan kadar air benih dengan metode oven peralatan yang digunakan adalah oven yang dilengkapi termostat, timbangan analitik, desikator yang berisikan desikan (silica gel), seed grinder, dan cawan porselen. Peralatan utama yang digunakan dalam pengujian kemurnian benih adalah meja analisis kemurnian (purity working board), timbangan analitik, kaca pembesar (loupe). Cara mengoperasikan meja kerja analisis kemurnian benih yaitu dimulai dengan menghubungkan alat dengan sumber arus listrik, nyalakan lampu meja, letakkan menyebar benih di atas kaca meja, masukkan wadah ke dalam laci meja (3 wadah untuk masing-masing komponen), lakukan pemisahan komponen (analisis kemurnian), selesai analisis matikan lampu meja dan cabut kontak sumber arus listrik, terakhir bersihkan meja. Peralatan yang digunakan untuk pengujian viabilitas benih secara biokimia (mengguna tetrazolium) adalah pisau scalpel atau cutter, pinset, kaca pembesar (loupe atau stereo microscope), gelas piala (beaker glass), jarum, oven (diatur suhu 30 40 0 C), 3

timbangan analitik, dan saringan teh. Peralatan utama yang dipakai dalam pengujian daya tumbuh benih (daya berkecambah) adalah germinator. 4