LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN TAHUN

LAPORAN KINERJA TA. 2014

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Kondisi Umum

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013

Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tahun Anggaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pupuk dan Pestisida, Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc NIP

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN BAGI KEPALA DAERAH DAN PETANI BERPRESTASI TINGGI PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

2014, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2013, No

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN TA. 2016

KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ini sebagai pertanggungjawaban untuk memberikan gambaran perkembangan kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2016 baik kegiatan pusat dan kegiatan daerah. Dalam laporan ini memuat uraian mengenai kegiatan daerah yang mencakup realisasi keuangan dan realisasi fisik kegiatan Perluasan Sawah, Pengembangan Pemanfaatan Rawa Gambut Terpadu dan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian. Untuk kegiatan pusat mencakup Subdit. Basis Data Lahan, Subdit. Perluasan Areal, Subdit. Optimasi dan Rehabilitasi Lahan, Subdit. Perlindungan Lahan, dan Subbag. Tata Usaha Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Kami menyadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk menjadi bahan perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan dan semoga laporan ini memberikan manfaat terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Jakarta, Desember 2016 Direktur Ir. Prasetyo Nuchsin, MM i

IKHTISAR EKSEKUTIF Sejalan dengan renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2015 2019, sasaran kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu meningkatnya luasan areal pertanian, pengoptimalan lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani dan mengevaluasi pemanfaatana sertifikat tanah pertanian. Program kerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu: 1) terwujudnya perluasan sawah seluas 132.155 ha; 2) terwujudnya pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu seluas 4.779,5 ha;3) terwujudnya pra sertifikasi dan pasca sertifikasi sebanyak 63.407 bidang. Sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, telah ditetapkan sasaran program yaitu 1) jumlah perluasan sawah; 2) terwujudnya pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu; 3) terwujudnya pra sertifikasi dan pasca sertifikasi.dari pengukuran 3 indikator tersebut disimpulkan indikator jumlah realisasi fisik perluasan sawah seluas 129.096 ha dari target 132.155 ha (97,69) termasuk kategori berhasil, pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu 3.999 ha dari target 4.779,5 ha (83,67) termasuk kategori berhasildan pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 51.446 bidang dari target 63.407 bidang (81,14%) termasuk kategori berhasil. Untuk anggaran 3 (tiga) kegiatan utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu Perluasan Sawah dengan total anggaran konstruksi Rp. 2.142.815.240.000,- terblokir sebesar Rp.77.098.430.431,- sehingga terealisasi sebesar Rp.2.059.512.811.106,- (99,70%), Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa gambut Terpadu dengan total anggaran sebesar Rp. dengan total anggaran sebesar Rp. 21.273.047.000,- terblokir sebesar Rp. 3.015.907.100,- sehingga terealisasi sebesar Rp.15.490.908.216,- (84,85%) dan pra sertipikasi Rp. 12.568.249.000 dengan realisasi Rp.10.289.263.000,- (81,87%). Kendala yang dihadapi selama Tahun 2016, sehingga realisasi prosentase tingkat capaian untuk beberapa kegiatan kurang dari 100%, diantaranya karena (1) Terjadinya perubahan struktur organisasi baik di Pusat maupun di beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan

Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan, (2) Adanya perubahan akun sesuai PMK 168/2015 dari Bantuan Sosial menjadi Bantuan Pemerintah, dalam Bantuan Pemerintah kelompok penerima bantuan diharuskan membentuk Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK), sehingga memerlukan waktu pemahaman dan dokumentasi UPKK, (3) Pencairan Bantuan Pemerintah bertahap, Tahap I sebesar 40%, Tahap II dan III sebesar 30%, (4) Kebijakan penghematan/pemotongan anggaran (self blocking) sehingga beberapa kegiatan ditunda bayar di Tahun Anggaran 2017, dan (5) Pengaruh faktor alam (iklim) yang mempengaruhi tahap pelaksanaan kegiatan konstruksi.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I.PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi... 2 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja... 3 1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia... 6 1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan... 7 II.PERENCANAAN KINERJA... 9 2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2019... 9 2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2016... 13 III. AKUNTABILITAS KINERJA... 17 3.1. Capaian Kinerja Organisasi... 17 3.2.Realisasi Anggaran... 29 IV.PENUTUP... 31 LAMPIRAN... 32 ii

1.1. Latar Belakang mbab I PENDAHULUAN Permasalahan penting pembangunan pertanian saat ini adalah terjadinya penurunan kondisi sarana dalam prasarana pertanian, terutama menurunnya jumlah lahan pertanian akibat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Penurunan jumlah dan kualitas lahan menyebabkan menurunnya produksi pertanian. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek pengelolaan lahan guna mendukung peningkatan produksi pertanian dari aspek hulu. Ketersediaan lahan merupakan salah satu faktor utama dan strategis dalam pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, serta meningkatkan produksi pertanian (pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan). Sejalan dengan itu melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015 tentang organisasi dan tata kerja kementerian pertanian, telah ditetapkan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yang secara spesifik dan fokus menangani aspek pengelolaan lahan selaku Eselon II pendukung Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Selain itu Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan bertugas mendorong upaya penyediaan infrastruktur menyangkut aspek perluasan dan perlindungan lahan. Sedangkan sasarannya adalah mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan. Pelaksanaan kegiatan Perluasan dan Perlindungan Lahan dalam rangka pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan oleh Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan saat ini merupakan pelaksanaan tahun kelima dalam rencana pembangunan jangka menengah 2010-2014. Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, maka dilaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini 1

didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 1.2. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perluasan areal dan pengelolaan lahan. Sedangkan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan (1) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang basis data lahan, perlindungan lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (2) Pelaksanaan kebijakan dibidang basis data lahan, perlindungan lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal dan (5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan didukung oleh 4 (empat) Unit Kerja Eselon III dan 1 (satu) Tata Usaha, yaitu : 1. Subdirektorat Basis Data Lahan 2. Subdirektorat Perlindungan Lahan 3. Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan 4. Subdirektorat Perluasan Areal 5. Sub Bagian Tata Usaha Masing-masing Unit Kerja Eselon III didukung oleh 2 (dua) Unit Eselon IV yang menangani masalah teknis, sedangkan Sub Bagian Tata Usaha merupakan unit Eselon IV yang menangani masalah administrasi. 2

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015, tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon II Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan susunan organisasi yang terdiri dari 4 (empat) Unit Eselon III, dan 9 (sembilan) Unit Eselon IV (termasuk Sub Bagian Tata Usaha). Secara lengkap struktur Organisasi Perluasan dan Perlindungan Lahan dari Eselon II sampai dengan Eselon IV dapat dilihat pada bagan berikut : Gambar 1. Struktur Organisasi Perluasan dan Perlindungan Lahan Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Subbagian Tata Usaha Subdit Basis Data Lahan Subdit Perlindungan Lahan Subdit Optimasi dan Rehalibitasi Lahan Subdit Perluasan Areal Seksi Inventarisasi dan Analisis Data Seksi Alih Fungsi Lahan Seksi Optimasi Lahan Seksi Penyiapan Lahan Seksi Pemetaan Seksi Konservasi Lahan Seksi Rehabilitasi Lahan Seksi Penyiapan Sarana Prasarana Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015, maka tugas dan fungsi masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut : 3

1) Subdirektorat Basis Data Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimibingan teknis dan evaluasi, serta analisis dan penyajian di bidang basis data lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Basis Data Lahan menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang basis data lahan; b) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan; c) pelaksanaan identifikasi lahan; d) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan; e) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang basis data lahan; dan f) pelaksanaan analisis dan penyajian data lahan. 2) Subdirektorat Perlindungan Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengendalian lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Perlindungan Lahan menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan; dan e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan 3) Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan menyelenggarakan fungsi: 4

a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan; b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan; c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan; d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan 4) Subdirektorat Perluasan Areal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perluasan Areal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subdirektorat Perluasan Areal menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penyiapan lahan, prasarana dan sarana perluasan areal; b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal; c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal; d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal; dan e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal. 5) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. 5

1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dukungan sumber daya manusia sebanyak 71 orang tersebar pada 4 (empat) Subdirektorat dan 1 (satu) bagian Tata Usaha dengan perincian sebagai berikut 1. Subdirektorat Basis Data Lahan sebanyak 12 orang. 2. Subdirektorat Perlindungan Lahan sebanyak 15 orang. 3. Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebanyak 12 orang. 4. Subdirektorat Perluasan Areal sebanyak 12 orang 5. Sub Bagian Tata Usaha sebanyak 20 orang. No. Tabel 1. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Berdasarkan Pangkat dan Golongan Unit Kerja Golongan IV III II THL 1 Direktur 1 - - - 1 Total 2 Subdit Basis Data Lahan 3 8 1-12 3 Subdit Perlindungan Lahan 4 10 1-15 4 Subdit Perluasan Areal 2 7 1 2 12 5 Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan 1 7 4-12 6 Subbag Tata Usaha 1 7 3 8 19 Jumlah 71 Tabel 2. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Berdasarkan Sebaran per Golongan No. Golongan A B C D E Jumlah 1 Golongan I 2 Golongan II 2 7 9 3 Golongan III 4 19 4 13 40 4 Golongan IV 7 4 1 12 5 THL 10 10 Jumlah 71 6

Sebaran pegawai menurut golongan di lingkup Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yang berjumlah 71 orang, pegawai golongan IV sebanyak 12 orang (16,90%), golongan III sebanyak 40 orang (56,34%), golongan II sebanyak 9 orang (12,68%), dan tenaga harian lepas sebanyak 10 orang (14,08%), seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas. Pada awal bulan Desember ada pegawai golongan IV yang meninggal dunia, sehingga total pegawai di Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebanyak 70 orang. Berdasarkan sebaran pejabat di lingkup Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yang berjumlah 14 orang, terdiri dari pejabat Eselon II sebanyak 1 orang, pejabat Eselon III sebanyak 4 orang, dan pejabat Eselon IV sebanyak 9 orang, dengan rincian seperti pada tabel berikut : Tabel 3. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon II, III dan IV No. Pejabat Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Eselon II 1-1 2 Eselon III 2 2 4 3 Eselon IV 6 3 9 Jumlah 9 5 14 1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan 1.5.1. Dukungan Anggaran Pusat No. Uraian PAGU (Rp) 1 2 Kegiaatan Konservasi Lahan Subdit Basis Data Lahan Realisasi Sisa Anggaran (Rp) % Rp 1.431.255.000-750.013.675 52,40 681.241.325 2.192.200.000 250.000.000 1.934.715.150 99,61 7.484.850 3 Subdit Perluasan Areal 4.409.842.000 250.000.000 4.153.614.617 99,85 6.227.383 4 5 6 Subdit Optimasi dan rehabilitasi Subdit Perlindungan Lahan Sub Bagian Tata Usaha Jumlah Blokir 2.375.330.000 250.000.000 2.117.106.099 99,61 8.223.901 1.793.190.000 250.000.000 1.521.970.820 98,62 21.219.180 8.629.010.000-8.599.868.212 99,66 29.141.788 20.830.827.000 1.000.000.000 19.077.288.573 96,20 753.538.427 7

Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan untuk Tahun Anggaran 2016 medapat dukungan anggaran pusat sebesar Rp. 20.830.827.000,-, namun ada dana pusat yang terblokir yaitu sebesar Rp.1.000.000.000,-. Dana Pusat terdiri atas Dana APBN Rupiah Murni yang digunakan untuk mendukung kegiatan di 4 (empat) Subdirektorat, antara lain Subdit Basis Data Lahan sebesar Rp. 2.192.200.000,-, Subdit Perluasan Areal sebesar Rp. 4.409.842.000,-, Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebesar Rp. 2.375.330.000,-, Perlindungan Lahan sebesar Rp. 1.793.190.000,-, dan kegiatan Konservasi Lahan sebesar Rp. 1.431.255.000,-, Sub Bagian Tata Usaha sebesar Rp. 8.629010.000,-. Dari total anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 19.077.288.573,- (96,20%) dan sisa anggaran pusat yang tidak terserap sejumlah Rp. 753.538.427,-. 1.5.2.. Dukungan Anggaran Daerah No. Uraian PAGU (Rp) (Rp) % 1 Perluasan Sawah 2.142.815.240.000 77.098.430.431 2.059.512.811.106 99,70 2 Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa Gambut Terpadu Blokir (Rp) Realisasi 21.273.047.000 3.015.907.100 15.490.908.216 84,85 3 Pra sertipikasi 12.568.249.000-10.289.263.000 81,87 Jumlah 2.176.656.536.000 80.114.337.531 2.085.292.982.322 Untuk anggaran 3 (tiga) kegiatan utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu Perluasan Sawah dengan total anggaran konstruksi Rp. 2.142.815.240.000,-, Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa gambut Terpadu dengan total anggaran sebesar Rp. dengan total anggaran sebesar Rp. 21.273.047.000,- dan pra sertipikasi Rp. 12.568.249.000,-. 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA Program pembangunan perluasan dan perlindungan lahan pertanian dijabarkan dalam Rencana Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2015 2019. Selanjutnya Rencana Strategis Tahun 2015 2019 diuraikan secara detail dalam Rencana Kerja Tahunan yang disusun oleh masing-masing Unit Kerja Eselon III. Sementara itu, Rencana Kerja Tahunan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2016 dituangkan dalam bentuk Penetapan Kinerja yang ditandatangani oleh Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan dan disahkan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sebagai wujud kontrak kinerja. 2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Rencana Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2015 2019 memuat program/kegiatan untuk mendukung tujuan dan sasaran yang tercantum dalam Renstra Direkorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Salah satu misi Kementerian Pertanian yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan. Dalam kaitannya dengan ini diperlukan perluasan areal baru dan optimasi lahan dalam rangka peningkatan luas areal tanam yang bermuara pada peningkatan produksi. Rencana strategis Kementerian Pertanian menetapkan perluasan areal seluas 1 juta ha untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dalam kaitannya dengan kebijakan tersebut, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebagai salah satu kelembagaan yang mendukung peningkatan produksi pertanian dari aspek hulu ditugaskan untuk memberikan kontribusinya sehingga tujuan dan sasaran akhir pembangunan pertanian dapat mewujudkan kedaulatan pangan nasional. 9

Penjabaran Rencana Program/Kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) yang dijabarkan secara lengkap sebagai berikut : 2.1.1 Visi dan Misi Visi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah mewujudkan ketersediaan lahan yang berkelanjutan sebagai motor penggerak peningkatan produksi pertanian. Untuk mewujudkan Visi tersebut, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian mengemban Misi sebagai berikut : 1. Menyajikan data dasar lahan yang akurat, terukur dan terpetakan dalam bentuk numerik, dan spasial sebagai dasar dalam perencanaan perluasan dan perlindungan lahan. 2. Menyelenggarakan perluasan areal kawasan tanaman pangan. 3. Melaksanakan optimasi dan rehabilitasi lahan pertanian. 4. Melaksanakan perlindungaan lahan pertanian. 5. Menerapkan usahatani dengan memperhatikan kaidah konservasi lahan pertanian. 6. Menyelenggarakan koordinasi lintas sektor di tingkat pusat dan antara Direktorat dengan Dinas lingkup Pertanian di Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait dengan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian perluasan dan perlindungan lahan. 7. Melaksanakan pembinaan sumberdaya manusia baik di tingkat pusat dan daerah dalam bidang perluasan dan perlindungan lahan. 2.1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah : 1. Menata ulang dan memperbaiki penyajian data dan informasi numerik, tekstual dan spasial tentang lahan pertanian dalam rangka mempermudah perencanaan dan pengendalian pemanfataan lahan pertanian. 2. Menambah baku lahan pertanian dan luas areal tanam komoditas tanaman pangan, khususnya yang diusahakan oleh petani dan masyarakat. 10

3. Melakukan upaya optimasi dan rehabilitasi lahan rawa gambut dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas lahan 4. Mengendalikan pemanfaatan kawasan peruntukan pertanian sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayaah Kabupaten/Kota. 5. Mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian menjadi peruntukan lainnya, termasuk yang bersifat sementara dan atau permanen. 6. Memantau rencana penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan. 7. Mendorong dan fasilitasi pra sertifikasi lahan dalam rangka peningkatan hak atas tanah petani pada lahan pertanian. Sasaran pelaksanaan pembangunan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2015 2019 adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya pengembangan basis data lahan pertanian yang akurat melalui penyiapan peta dan data lahan serta pemanfaatannya di seluruh Indonesia. 2. Terwujudnya perluasan areal pada kawasan tanaman pangan untuk sawah berdasarkan survey calon petani dan calon lokasi (CPCL) dan pemetaan desain cetak sawah. 3. Terwujudnya pemanfaatan lahan rawa gambut terpadu. 4. Tersedianya dokumen pra sertipikasi. 5. Terwujudnya pengendalian lahan melalui koordinasi tingkat pusat dan daerah, penetapan kawasan peruntukan pertanian, penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan atau Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) dalam RTRW atau dokumen/peraturan daerah. 2.1.3 Arah Kebijakan Memperhatikan Rencana Strategi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, maka arah kebijakan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan yang terkait dengan Penyediaan Data Lahan harus dilakukan koordinasi dengan Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, 11

Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Pertanahan Nasional, serta Unit kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Penyediaan data lahan meliputi (1) data dan informasi lahan yang telah diusahakan (2) lahan cadangan sebagai lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 2. Kebijakan yang terkait dengan Perluasan Areal harus memperhatikan berbagai kebijakan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Sektor dan Undang-Undang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan serta peraturan perundang-undangan yang terkait lainnya. 3. Kebijakan yang terkait dengan Optimasi, Rehabilitasi dan Konservasi Lahan juga mengacu dan memperhatikan pada berbagai kebijakan lingkup Kementerian Pertanian, kebijakan subsektor Sumberdaya Air, kebijakan sektor Lingkungan Hidup serta kebijakan sektor Kehutanan, terutama dalam Konservasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Masyarakat. 4. Kebijakan yang terkait dengan Perlindungan Lahan meliputi berbagai kebijakan yang terkait dan terintegrasi dengan perencanan, pemanfataan dan pengendalian perencanaan lahan pertanian dalam kawasan peruntukan pertanian yang mengacu pada Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta peraturan perundang-undangan sektor pertanian yang terkait. 5. Kebijakan yang terkait dengan perencanaan dan keuangan serta otonomi daerah dalam rangka pembangunan perluasan dan pengelolaan lahan harus memperhatikan peraturan perundangundangan tentang Sistem Perencanaan Nasional, Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Otonomi Daerah, sehingga semua rencana kegiatan pembangunan ini dapat diwujudkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang. 12

2.1.4 Rencana Aksi Dalam pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkaian waktu periodik antara lain sebagai berikut : 1) Penerbitan pedoman teknis kegiatan 2) Sosialisasi Kegiatan 3) Identifikasi calon petani dan calon lokasi 4) Pengawalan pemberkasan dokumen 5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan 6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik 7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan 8) Pelaporan 2.1.5 Program dan Kegiatan Salah satu Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Program Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan indikator kinerja utama adalah : 1. Jumlah perluasan sawah 2. Jumlah pengembangan dan pemanfaatan rawa gambut terpadu 3. Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi. 2.2. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 Penetapan Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian. Adapun kontrak kerja yang ditetapkan Direktorat Peluasan dan Perlindungan Lahan sesuai review PK pada Bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut : 13

Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahun 2016 (PK) Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA. 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan optimasi lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi pemanfaatan sertipikat tanah petani 1. Jumlah perluasan sawah 2. Jumlah pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu 3. Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 132.155 Ha 4.779,5 Ha 63.407 Bidang Sumber data : Penetapan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, Ditjen PSP, 2016 2.2.1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Untuk mencapai Indikator Kinerja Utama dari Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2016, maka upaya dilakukan melalui kegiatan utama sebagai berikut : Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (Ha) Realisasi (Ha) Capaian (%) Meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan optimasi lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi pemanfaatan sertipikat tanah petani 1. Perluasan Sawah 1. Jumlah perluasan sawah 132.155 129.096 97,69 2. Jumlah pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu 3.Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 4.779,5 3.999 83,67 63.047 51.446 81,60 Perluasan Areal Sawah adalah suatu usaha penambahan luasan/baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar yang dapat diusahakan untuk usahatani sawah. Upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah sangat penting dalam upaya 14

mempercepat pencapaian surplus beras dan swasembada beras berkelanjutan. Kegiatan perluasan sawah secara teknis harus dilaksanakan berurutan mulai dari identifikasi dan penetapan lokasi, survei/investigasi, desain, konstruksi sampai dengan pemanfaatan sawah baru. Kegiatan perluasan sawah TA.2016 dilaksanakan di 27 provinsi dan 161 kabupaten dengan target alokasi 132.155 ha terealisasi 129.096 ha (97,69%). 2. Pengembangan Rawa Gambut Terpadu Pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu merupakan upaya optimalisasi lahan rawa untuk lahan pertanian menjadi sangat diprioritaskan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pemanfaatan lahan rawa pasang surut maupun rawa lebak/gambut untuk pertanaman padi, meningkatkan kualitas kesuburan lahan dan air pada lahan rawa/gambut secara terpadu untuk pertanaman padi tanpa merusak lingkungan, meningkatkan produksi dan produktifitas padi lahan rawa pasang surut dan rawa/gambut secara berkelanjutan. Alokasi kegiatan Pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu pada awalnya 5.000 ha dengan total anggaran Rp.20.000.000.000,-. Dikarenakan adanya penghematan, alokasi kegiatan Pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu menjadi 4.779,5 ha dengan total anggaran Rp. 18.257.139.900,- yang tersebar di 4 provinsi dan 6 kabupaten. Dari realisasi tersebut luas yang sudah ditanam 78.464 ha. Luasan akan terus bertambah mengingat waktu pembuatan laporan kinerja ini kegiatan di lapangan masih tetap berjalan. 15

3. Pra sertipikasi sertipikasi lahan. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian merupakan bagian dari upaya penguatan hak atas tanah petani dan pemberdayaannya. Pada dasarnya upaya penguatan hak atas tanah petani menyinergikan beberapa kegiatan dari berbagai instansi terkait, khususnya Kementerian Pertanian dan BPN dalam proses sertipikasi tanah petani. Penguatan hak atas tanah petani melalui sertipikasi tanah petani dengan cara mudah dan biaya terjangkau, akan mendorong petani untuk meningkatkan hak atas tanah. Selanjutnya sertipikat tanah tersebut dapat digunakan sebagai agunan/jaminan dalam pemberian fasilitas kredit usahatani dari perbankan, disamping digunakan untuk menstimulasi petani supaya tidak mengalih fungsikan lahan pertanian produktif ke non pertanian. Alokasi kegiatan pra sertipikasi lahan pertanian dianggarkan sebanyak 80.000 bidang dengan total anggaran Rp. 16.000.000.000,-. Namun demikian terdapat penghematan menjadi 63.241 bidang dengan anggaran Rp. 12.568.249.000,-. 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi 3.1.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat berhasil (capaian > 100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60 79%), (4) kurang berhasil (capaian < 60 %) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan melalui pengukuran indikator kinerja. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi dengan angka target. 3.1.2. Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ditentukan melalui capaian indikator kinerja utama. Pengukuran capaian kinerja kegiatan utama dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi kinerja dengan angka target kinerja dalam indikator kinerja utama pada Penetapan Kinerja. Capaian kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebagaimana tabel berikut : 17

Tabel 6. Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2016 Sasaran Strategis Meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan rawa gambut terpadu, serta mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi pemanfaatan sertipikat tanah petani 1. 2 3 Indikator Kinerja Jumlah perluasan sawah pengembangan rawa gambut terpadu Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi Target Realisasi % Capaian Kesimpulan 132.155 Ha 129.096 Ha 97,69 Berhasil 4.779,5 Ha 3.999 Ha 83,67 Berhasil 63.407 Bdg 51.446 Bdg 81,14 Berhasil Sumber data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Direktorat Perluasan dan Perindungan Lahan, 2016 Indikator kinerja tahun 2016 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran program yaitu 1) jumlah perluasan sawah; 2) terwujudnya pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu; 3) terwujudnya pra sertifikasi dan pasca sertifikasi. Dari pengukuran 3 indikator tersebut disimpulkan indikator jumlah realisasi fisik perluasan sawah seluas 129.096 ha dari target 132.155 ha (97,69) termasuk kategori berhasil, pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu 3.999 ha dari target 4.779,5 ha (83,67) termasuk kategori berhasil dan pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 51.446 bidang dari target 63.407 bidang (81,14%) termasuk kategori berhasil. 3.1.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2016 Capaian sasaran PK Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan rawa gambut terpadu, serta mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi pemanfaatan sertipikat tanah petani, diukur berdasarkan capaian indikator kinerja utama. 18

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan alokasi anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebesar Rp. 4.105.466.518.000,- melalui pelaksanaan kegiatan utama didalamnya, capaian kinerja masing-masing kegiatan dapat dikategorikan berhasil. Sedangkan pada tahun 2016 dengan anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebesar Rp. 2.816.392.779.000,- melalui pelaksanaan kegiatan utama didalamnya, capaian kinerja masing-masing kegiatan dapat dikategorikan berhasil. Perbandingan Capaian Kinerja TA. 2014, 2015 dan TA. 2016 sebagaimana tabel berikut : Tabel. 7 Perbandingan Capaian Kinerja TA. 2014, 2015 dan TA. 2016 Indikator Kinerja Jumlah perluasan 1. sawah Jumlah pengembangan 2. optimasi lahan pertanian 3 Pengembangan metode SRI Pengembangan 4 rawa gambut terpadu TA.2014 % Realisasi Capaian % Capaian % Capaian 18.789 Ha 97,49 20.070 Ha 87,26 129.096 Ha 97,69 927.404 Ha 97,49 253.321 Ha 99,87 161.705 Ha 98,70 Realisasi TA. 2015 TA. 2016 Realisasi 3.999 Ha 83,67 5 Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi 51.446 Bdg 81,14 Sumber Data: Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, 2014, 2015 dan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan,2016 Penjelasan terkait pencapaian kinerja kegiatan Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2016 secara lebih terinci adalah sebagai berikut : 3.1.3.1. Kegiatan Perluasan Sawah Pada TA. 2016 kegiatan perluasan sawah mempunyai target 132.155 ha dengan total anggaran Rp. 2.142.815.240.000,-. Dari total anggaran tersebut terdapat dana yang terblokir (selfblocking) sebesar Rp.77.098.430.431,-. Hasil Capaian Kinerja - Realisasi fisik kegiatan perluasan sawah pada tahun 2016 adalah 129.096 Ha dari target 132.155 ha atau sebesar 97,69%. 19

Secara fisik, kegiatan perluasan sawah masih terus berjalan dan luasan tersebut masih akan bertambah mengingat masih belum terlaporkannya keseluruhan realisasi sampai dengan batas waktu pelaporan. Sementara anggaran untuk kegiatan konstruksi perluasan sawah terserap sebesar Rp. 2.059.512.811.106,- dari pagu Rp.2.142.815.240.000,- sehingga realisasi keuangan setelah dikurangi dana yang diblokir adalah 96,20%. - Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan perluasan sawah masuk dalam kriteria Berhasil, hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 97,69%. Tidak tercapainya target 100 % disebabkan hal-hal sebagai berikut : Hasil SID yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan konstruksi cetak sawah kurang akurat Penetapan CP/CL belum sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam pedoman teknis, sehingga masih ada beberapa lokasi mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber air Penyelesaian pengerjaan fisik terlambat, hal ini dikarenakan kurangnya jumlah alat berat, sulitnya mobilisisasi alat berat ke lokasi terutama lokasi yang merupakan kepulauan, adanya banjir, serta beberapa lokasi yang mempunyai vegetasi sangat berat Sawah yang sudah selesai dicetak tidak bisa segera ditanami, hal ini disebabkan antara lain lokasi terkena banjir, kebiasaan petani yang tidak mau tanam diluar kebiasaan musim tanam di wilayah setempat Masih ada beberapa lokasi yang terdapat simpukan sisa land clearing dan masih berada dilokasi sawah. - Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan anggaran Rp.391.043.080.000.,- tercapai perluasan sawah seluas 20.070 Ha (87,26%), sedangkan pada tahun 2016 dengan anggaran Rp. 2.142.815.240.000,-, tercapai perluasan sawah seluas 129.096 Ha, maka tahun 2016 terlihat ada 20

kenaikan capaian perluasan sawah, karena kegiatan perluasan sawah tahun 2016 dilaksanakan mulai awal tahun, sedangkan tahun 2015 pelaksanaan kegiatan perluasan sawah dilaksanakan pada pertengahan tahun. - Kontribusi kegiatan perluasan sawah adalah meningkatnya luas baku lahan sawah yang akan meningkatkan produksi padi. Kontribusi dapat diperkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan perluasan sawah menghasilkan produktivitas rata-rata 2,5 ton/ha pada tahun pertama. Untuk tahun berikutnya, produktivitas dan indeks pertanaman diperkirakan akan meningkat. 3.1.3.2. Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu Sasaran kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu adalah terealisasinya kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu dengan target 4.779,5 ha yang dilaksanakan di 6 Kabupaten pada 4 Provinsi dengan alokasi anggaran sebesar Rp.21.273.047.000,-. Hasil Capaian Kinerja - Setelah revisi DIPA tanggal 10 November 2016, terdapat penambahan anggaran pada DIPA revisi yang tidak sesuai dengan target awal Rp.20.000.000.000,- menjadi Rp.21.273.047.000,- - Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu pada tahun 2016 terealisasi seluas 3.999 Ha dari target seluas 4.779,5 Ha (83,67%). - Anggaran kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu terserap Rp.15.490.908.216,- dari Pagu sebesar Rp. 21.273.047.000,-. sehingga realisasi sampai dengan Desember 2016 adalah 72,82%. - Dari pagu anggaran di atas, terdapat selfblocking sebesar Rp.3.015.907.100,-. - Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu masuk dalam kriteria Cukup Berhasil, hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 72,82 %. 21

- Tidak tercapainya target 100 % dikarenakan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mendapatkan alokasi kegiatan seluas 500 ha, tidak melaksanakan kegiatan ini dan dananya dikembalikan ke kas negara. Hal ini disebabkan karena lokasi yang telah disiapkan untuk kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu di Kecamatan SP Padang tergenang banjir. Selain itu, Kabupaten Kepulauan Meranti yang semula ditargetkan melaksanakan kegiatan seluas 500 ha, hanya mampu melaksanakan seluas 329 ha karena lokasi tidak memenuhi kriteria. Upaya kedepan diharapkan penanggung jawab Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu dapat lebih selektif dalam mengusulkan lokasi kegiatan. 3.1.3.3. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani Pada tahun 2016, anggaran kegiatan Pra Sertipikasi lahan pertanian dilaksanakan sebanyak 1.600 paket (80.000 bidang) di 26 Propinsi, 163 Kabupaten/Kota. Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan Pra dan Pasca Sertipikasi Lahan Pertanian sebesar Rp. 16.000.000.000,-. Namun demikian terdapat penghematan menjadi 62.841 paket untuk Pra Sertipikasi Lahan Pertanian dengan anggaran menjadi Rp. 12.568.249.000,-. Hasil Capaian Kinerja Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian pada tahun 2016 terealisasi sebesar 51.446 bidang dari target 62.841 bidang (81,95 %). Anggaran kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian sampai dengan Desember 2016 terealisasi Rp. 10.289.263.000,- (81,87 %) dari Pagu sebesar Rp. 12.568.249.000,- Dari hasil monitoring evaluasi kegiatan di lapangan dan laporan kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian diperoleh hasil yang cukup baik. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani masuk dalam 22

kriteria (Berhasil), hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 81,95 %. Kontribusi kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani yaitu : - Diperolehnya data penetapan calon lokasi dan calon petani (CPCL) serta jumlah persil/bidang yang diperuntukan bagi petani dan/atau pemilik penggarap lahan pertanian rakyat yang akan digunakan untuk perencanaan kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah (SHAT) oleh BPN ditahun mendatang. - Memberikan kepastian kepada petani pemilik penggarap yang telah mengusahakan tanahnya tetapi belum mempunyai hak atas tanah yang tetap (subyek) dan lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan di sentra produksi (obyek) atas tanah yang akan disertipikasi secara cepat, tepat, mudah, aman - Mempercepat penyajian dokumen administrasi subyek dan obyek untuk diproses lebih lanjut dalam pembuatan sertipikat tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. 3.1.4. Evaluasi Kinerja 3.1.4.1. Kegiatan Perluasan Sawah - Kegiatan perluasan sawah pada tahun 2015 ditargetkan seluas 23.000 ha dan terealisasi seluas 20.070 ha atau 87,26%. Target perluasan sawah tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 200.600 ha, namun terjadi penghematan sehingga target menjadi 132.155 ha dan terealisasi sebesar 129.096 ha atau 97,69%. - Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2015-2019, kegiatan Perluasan sawah seluas 1.000.000 Ha. Sampai dengan tahun 2016 perluasan sawah mencapai 149.166 Ha atau 14,92% dari target renstra yang telah ditetapkan. Grafik 1. Perkembangan Kegiatan Perluasan Sawah 23

3.1.4.2. Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu - Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu baru dilaksanakan pada tahun 2016 dengan target alokasi 5.000 ha, namun terjadi penghematan sehingga alokasi menjadi 4.779,5 yang dilaksanakan di 6 Kabupaten pada 4 Provinsi dengan jumlah anggaran sebesar Rp.18.257.139.000,-. Kegiatan ini terealisasi seluas 3.688 Ha dari target seluas 4.779,5 Ha (84,85%). - Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2015-2019, kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu seluas 75.000 Ha. Kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun anggaran 2016. 3.1.4.3. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani - Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani baru dilaksanakan tahun 2016. Target kegiatan Pra Sertipikasi Lahan pada tahun 2016 dialokasikan sebesar Rp. 16.000.000.000,- mengalami revisi menjadi Rp. 12.568.249.000 Sampai dengan Desember 2016 terealisasi Rp. 10.289.263.000,- (81,87%) dari pagu revisi. - Berdasarkan Review Renstra Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan tahun 2015-2019, kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani ditargetkan sebanyak 325.000 bidang dan sampai dengan tahun 2016 baru terealisasi sebanyak 51.446 bidang atau 15,83%. Selama periode 2015-2019, capaian pelaksanaan kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tersebut sebagai berikut : 24

Tabel 8. Capaian kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Terhadap Target Renstra Indikator Sasaran Realisasi % Capaian Target Renstra terhadap TOTAL 2015-2019 Target 2015 2016 Renstra 1 Jumlah Perluasan Sawah 1.000.000 20.070 128.842 148.912 14,89 2 Jumlah Pengembangan rawa gambut terpadu 20.000-3.999 3.999 20 3 Jumlah Bidang tanah petani yang di pra sertipikasi 325.000-51.446 51.446 15,83 3.1.5. Hambatan dan Kendala serta Upaya Tindak Lanjut Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan pada tahun 2016. Untuk itu melalui analisis laporan serta hasil pemantauan ke lapangan dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau target tidak mencapai 100% serta langkah-langkah antisipasi yang perlu diambil pada tahun mendatang. 3.1.5.1. Hambatan dan Kendala Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain : a. Hasil SID yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan konstruksi cetak sawah kurang akurat b. Tidak semua lokasi kegiatan dilengkapi shop drawing. c. Penetapan CP/CL belum sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam pedoman teknis, sehingga masih ada beberapa lokasi mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber air. Atau sebaliknya ada lokasi yang merupakan rawa lebak dalam dan rawan terhadap bencana banjir, sehingga ketika puncak musim hujan, lokasi tenggelam. d. Koordinasi dan komunikasi antara PPK dengan kalaklap/kalakgiat belum berjalan intensif, sehingga penyelesaian pekerjaan fisik di lapangan kurang berjalan lancar. 25

e. Tim pengawasan tidak melakukan tugas secara maksimal. Sehingga masih ada pekerjaan di lapang yang tidak sesuai dengan kriteria teknis pekerjaan cetak sawah. f. Dokumen lingkungan (UKL-UPL dan izin lingkungan) terlambat diterbitkan g. Penyelesaian pengerjaan fisik terlambat, hal ini dikarenakan kurangnya jumlah alat berat, sulitnya mobilisisasi alat berat ke lokasi terutama lokasi yang merupakan kepulauan, adanya banjir, serta beberapa lokasi yang mempunyai vegetasi sangat berat. Lokasi yang berpencar (spot luasan kecil), sehingga memakan waktu yang lama untuk mobilisasi alat berat dari satu lokasi ke lokasi yang lainnya. h. Sawah yang sudah selesai dicetak tidak bisa segera ditanami, hal ini disebabkan antara lain lokasi terkena banjir, kebiasaan petani yang tidak mau tanam diluar kebiasaan musim tanam di wilayah setempat, dan sumber air terbatas (lokasi sumber air yang jauh dari lokasi kegiatan perluasan sawah). i. Masih ada beberapa lokasi yang terdapat simpukan sisa land clearing dan masih berada dilokasi sawah. Sehingga mengurangi luas efektif lahan yang bisa digarap petani, menyulitkan pengolahan tanah, dan menjadi sarang hama tikus. j. Pengukuran realisasi sering tidak sinkron antara pelaksana dan pengawas. Sehingga laporan mingguan tidak sama. k. Masih banyak administrasi kegiatan perluasan sawah yang belum lengkap, baik dari mulai dokumen perencanaan, laporan bulanan, maupun laporan akhir. l. Sawah yang sudah selesai dicetak belum dibuat berita acara serah terima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP), maupun BAST. Hal ini disebabkan tim PPHP menilai pekerjaan belum sempurna sesuai kontrak. m. Dukungan pembiayaan oleh pemerintah daerah melalui APBD I / dan APBD II, masih sangat terbatas, bahkan ada kabupaten yang sama sekali tidak mendapat dukungan pembiayaan tersebut, sehingga menjadi kendala untuk melakukan 26

operasional ke lapangan seperti pembinaan, koordinasi, dan pengumpulan data ke daerah-daerah/kabupaten yang memiliki potensi areal untuk pencetakan sawah. n. Adanya penghematan anggaran menjelang akhir tahun anggaran sehingga proses penyelesaian dokumen anggaran menghambat realisasi 3.1.5.2. Saran Tindak Lanjut Tindak lanjut terhadap permasalahan yang tersebut di atas dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang antara lain : a. Hasil SID dilakukan verifikasi lapang, sehingga diperoleh lokasi hasil SID yang benar-benar sesuai untuk kegiatan perluasan sawah baik dari kesesuian lahan maupun luasannya. b. Pelaksana wajib membuat shop drawing diseluruh lokasi yang digunakan untuk acuan kerja lapang. c. Penetapan CP/CL harus dilakukan secara selektif dengan mengacu pada pedoman teknis kegiatan perluasan sawah. Memperbaiki mekanisme perencanaan menggunakan kriteriakriteria yang menjadi focus kegiatan, diharapkan kedepan memperoleh lokasi kegiatan yang clean and clear baik dari lokasi maupun petani, sehingga kegiatan fisik dapat berjalan sesuai target yang telah ditetapkan d. Komunikasi yang efektif antara PPK, pelaksana dan semua tim yang ada dalam kegiatan pelaksanaan cetak sawah secara swakelola sangat diperlukan. Sehingga pengerjakan fisik kegiatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. e. Tim pengawas harus bekerja secara optimal sesuai dengan tugasnya. PPK menegur Tim Pengawas, apabila Tim pengawas tidak melakukan fungsinya. f. Pihak dinas berkoordinasi dengan petugas BLHD, agar segera bisa menilai hasil penyusunan dokumen lingkungan, sehingga bisa segera dikelurakan izin lingkungan oleh Bupati. g. Berdasarkan hasil laporan tim pengawas di lapang terkait kekurangan alat, PPK bisa bersurat ke pelaksana untuk 27

menambah alat berat. Untuk menghindari lokasi yang bervegetasi berat, pihak dinas sebaikanya memilih lokasi yang bervegetasi ringan sampai dengan sedang. Memilih lokasi yang hamparan luas dan menghindari spot lokasi yang terlalu banyak. h. Untuk lokasi yang tidak bisa ditanami karena banjir maupun kekeringan, maka perlu dilakukan perbaikan CP/CL. Bisa jadi lokasi yang dicetak memang tidak sesuai dengan kriteria teknis. Koordinasi dengan pihak Pemda juga bisa dilakukan, untuk membangun saluran pembuang, pintu/kleb untuk daerah rawa lebak yang banjir, atau pembuatan bendungan, sumur bor, mapun pompanisasi untuk daerah-daerah yang kering atau sumber air tidak tersedia di lokasi kegiatan perluasan sawah. i. Untuk mengatasi adanya simpukan sisa land clearing maka PPK membuat teguaran ke pelaksana untuk membersihkan simpukan, atau mengganti lokasi lain sesuai dengan luas lahan adanya simpukan. Sehingga tidak mengurangi target luas lahan yang sudah tercantum dalam kontrak. j. Pengukuran hasil lokasi kegiatan yang sudah selesai dikerjakan dilakukan bersama antara tim pelaksana maupun tim pengawas dengan menggunakan alat pengukur yang sama, misalnya GPS. Hasil pengukuran ditandatangani bersama antara pelaksana dan Tim pengawas. k. Petugas dinas harus melengkapi seluruh administarsi kegiatan perluasaan sawah, dari mulai dokumen perencanaan, mou, kontrak sampai dokumen BAST. (sesuai ceklist kelengkapan administrasi) l. PPK menegur kalaklap/kalakgiat agar melakukan penyepurnaan pekerjaan di lapang aagar Tim PPHP dapat menandatangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. Pihak pelaksana harus melengkapi laporan hasil pekerjaan dengan shop drawing. m. Dukungan anggaran baik dari APBD I dan APBD II sangat diperlukan untuk membantu dalam monitoring dan pembinaan kegiatan perluasan lahan di tahun yang akan datang. 28

n. Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. o. Mengevaluasi kembali pendanaan untuk seluruh kegiatan pada Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan. p. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara intensif baik dari Petugas Daerah maupun Pusat. 3.1.6. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Mekanisme pelaksanaan kegiatan fisik Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan dilakukan dengan pola dana tugas pembantuan. 3.2. Realisasi Anggaran 3.2.1. Anggaran Kegiatan Pusat No. Uraian PAGU (Rp) 1 2 Kegiaatan Konservasi Lahan Subdit Basis Data Lahan Realisasi Sisa Anggaran (Rp) % Rp 1.431.255.000-750.013.675 52,40 681.241.325 2.192.200.000 250.000.000 1.934.715.150 99,61 7.484.850 3 Subdit Perluasan Areal 4.409.842.000 250.000.000 4.153.614.617 99,85 6.227.383 4 5 6 Subdit Optimasi dan rehabilitasi Subdit Perlindungan Lahan Sub Bagian Tata Usaha Jumlah Blokir 2.375.330.000 250.000.000 2.117.106.099 99,61 8.223.901 1.793.190.000 250.000.000 1.521.970.820 98,62 21.219.180 8.629.010.000-8.599.868.212 99,66 29.141.788 20.830.827.000 1.000.000.000 19.077.288.573 96,20 753.538.427 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan untuk Tahun Anggaran 2016 mendapat dukungan anggaran pusat sebesar Rp. 20.830.827.000,- dan total anggaran diblokir sebesar Rp.1.000.000.000,-. Dana Pusat terdiri atas Dana APBN Rupiah Murni dan Bantuan Luar Negri yang digunakan untuk mendukung kegiatan di 4 (empat) Subdirektorat, antara lain Subdit Basis Data Lahan sebesar Rp. 2.192.200.000,-, Subdit Perlindungan Lahan sebesar Rp.1.793.190.000,-, Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebesar Rp. 2.375.330.000,-, Subdit Perluasan Areal sebesar Rp. 4.409.842.000,-, Sub Bagian Tata Usaha sebesar Rp. 8.629.010.000,-, Kegiatan Konservasi Lahan sebesar 1.431.255.000,-. Dari total anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 19.077.288.573,- (96,20%). 29

3.2.2. Anggaran Kegiatan Utama Indikator Kinerja Anggaran (Rp) Blokir Realisasi % Capaian Kesimpulan 1. Jumlah perluasan sawah 2.142.815.240.000 77.098.430.431 2.059.512.811.106 99,70 Berhasil 2 pengembangan rawa gambut terpadu 21.273.047.000 3.015.907.100 15.490.908.216 84,85 Berhasil 3 Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 12.568.249.000-10.289.263.000 81,87 Berhasil Kegiatan Utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA. 2016 yang tercantum pada Penetapan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan meliputi 3 kegiatan yaitu Perluasan Sawah, Pengembangan Pemanfaatan Rawa Gambut Terpadu, serta Pra Sertipikasi Lahan Pertanian. Secara rinci target dan realisasi keuangan dari 3 Kegiatan Utama yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Perluasan Sawah yang mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.142.815.240.000,- terealisasi sebesar Rp. 2.059.512.811.106,- atau 99,70%. b. Kegiatan Pengembangan Rawa Gambut Terpadu mendapat alokasi sebesar Rp. 21.273.047.000,- terealisasi sebesar Rp. 15.490.908.216,- atau 84,85%. c. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian yang mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 12.568.249.000,- terealisasi sebesar Rp. 10.289.263.000,- atau 81,87%. 30

BAB IV PENUTUP Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, maka dalam rangka mendukung pencapaian target sukses Kementerian Pertanian (pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani) serta program pembangunan sarana dan sarana pertanian, telah disusun Rencana Strategis dan Program Kerja Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan 2015 2019 sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian untuk mendukung sub sektor tanaman pangan. Pencapaian sasaran dilaksanakan secara bertahap setiap tahun melalui berbagai program dan kegiatan yang meliputi aspek Basis Data Lahan, Perlindungan Lahan, Pengembangan Rawa Gambut Terpadu, Perluasan Sawah. Berbagai keberhasilan telah dicapai dalam memfasilitasi ketersediaan dan pengelolaan lahan baik dari ketersediaan basis data lahan, upaya perlindungan lahan, perluasan areal sawah, pengembangan rawa gambut terpadu, serta perluasan areal hortikultura, perkebunan dan peternakan. Namun masih banyak tantangan dan kendala yang dihadapi untuk mencapai sasaran pembangunan perluasan dan pengelolaan lahan 2015 2019. Keberhasilan program/kegiatan, kinerja, dan pengembangan perluasan dan perlindungan lahan sangat tergantung dari partisipasi aktif pelaku pertanian di lapangan, baik petani, pembina, pemerintah daerah dan pusat. Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program dan kegiatan perluasan dan perlindungan lahan, disampaikan dalam Laporan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2016 yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dapat dikategorikan berhasil, namun masih perlu diupayakan perbaikan untuk mengatasi kendala teknis dan administrasi yang dihadapi. Untuk itu perlu ditingkatkan koordinasi dan dukungan seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan perluasan dan pengelolaan lahan pertanian. 31

LAMPIRAN

Lampiran 2. Kronologis Perubahan Target Kegiatan Perluasan Sawah TA.2016 a. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai DIPA tanggal 10 Desember 2015 NO Provinsi/ Kabupaten Target Alokasi Cetak Sawah (ha) Pagu (Rp) 1 Jawa Barat 2.300 36.800.000.000 2 Sumatera Utara 1.000 16.000.000.000 3 Aceh 16.600 265.600.000.000 4 Sumatera Barat 1.730 27.680.000.000 5 Riau 2.785 44.560.000.000 6 Jambi 3.800 60.800.000.000 7 Sumatera Selatan 14.700 235.200.000.000 8 Lampung 15.260 244.160.000.000 9 Kalimantan Barat 19.300 308.800.000.000 10 Kalimantan Tengah 17.300 276.800.000.000 11 Kalimantan Selatan 5.750 92.000.000.000 12 Kalimantan Timur 3.485 55.760.000.000 13 Sulawesi Utara 5.625 90.000.000.000 14 Sulawesi Tengah 6.430 102.880.000.000 15 Sulawesi Selatan 11.270 180.320.000.000 16 Sulawesi Tenggara 12.500 200.000.000.000 17 Maluku 3.350 63.650.000.000 18 Nusa Tenggara Barat 15.250 244.000.000.000 19 Nusa Tenggara Timur 4.775 76.400.000.000 20 Papua 4.600 87.400.000.000 21 Bengkulu 1.750 28.000.000.000 22 Maluku Utara 3.900 74.100.000.000 23 Bangka Belitung 7.800 124.800.000.000 24 Gorontalo 2.650 42.400.000.000 25 Kepulauan Riau 500 8.000.000.000 26 Papua Barat 4.290 81.510.000.000 27 Sulawesi Barat 9.600 153.600.000.000 28 Kalimantan Utara 2.300 36.800.000.000 Total 200.600 3.258.020.000.000

b. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai DIPA tanggal 12 Agustus 2016 NO Provinsi/ Kabupaten Target Alokasi Cetak Sawah (ha) Pagu (Rp) 1 Jawa Barat 600 9.600.000.000 2 Aceh 2.500 40.000.000.000 3 Sumatera Barat 640 10.242.240.000 4 Riau 950 15.200.000.000 5 Jambi 2.700 43.200.000.000 6 Sumatera Selatan 11.475 183.600.000.000 7 Lampung 11.995 191.920.000.000 8 Kalimantan Barat 16.905 270.480.000.000 9 Kalimantan Tengah 16.550 264.800.000.000 10 Kalimantan Selatan 3.236 51.776.000.000 11 Kalimantan Timur 1.162 18.592.000.000 12 Sulawesi Utara 2.915 46.640.000.000 13 Sulawesi Tengah 5.359 85.744.000.000 14 Sulawesi Selatan 9.940 159.040.000.000 15 Sulawesi Tenggara 6.000 96.000.000.000 16 Maluku 1.525 28.975.000.000 17 Nusa Tenggara Barat 11.537 184.592.000.000 18 Nusa Tenggara Timur 3.216 51.456.000.000 19 Papua 4.150 78.850.000.000 20 Bengkulu 140 2.240.000.000 21 Maluku Utara 1.500 28.500.000.000 22 Bangka Belitung 7.130 114.080.000.000 23 Gorontalo 2.090 33.440.000.000 24 Kepulauan Riau 250 4.000.000.000 25 Papua Barat 2.372 45.068.000.000 26 Sulawesi Barat 4.360 69.760.000.000 27 Kalimantan Utara 932 14.912.000.000 Total 132.129 2.142.707.240.000

c. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai DIPA tanggal 10 November 2016 NO Provinsi/ Kabupaten Target Alokasi (ha) Pagu (Rp) 1 Jawa Barat 500 8.000.000.000 2 Aceh 2.500 40.000.000.000 3 Sumatera Barat 608 9.730.240.000 4 Riau 950 15.200.000.000 5 Jambi 2.580 41.280.000.000 6 Sumatera Selatan 11.475 183.600.000.000 7 Lampung 11.995 191.920.000.000 8 Kalimantan Barat 16.905 270.480.000.000 9 Kalimantan Tengah 16.550 264.800.000.000 10 Kalimantan Selatan 3.236 51.768.000.000 11 Kalimantan Timur 1.162 18.592.000.000 12 Sulawesi Utara 2.855 45.680.000.000 13 Sulawesi Tengah 4.962 79.392.000.000 14 Sulawesi Selatan 9.940 159.040.000.000 15 Sulawesi Tenggara 6.000 96.000.000.000 16 Maluku 1.525 28.975.000.000 17 Nusa Tenggara Barat 11.537 184.592.000.000 18 Nusa Tenggara Timur 2.864 45.824.000.000 19 Papua 4.150 78.850.000.000 20 Bengkulu 140 2.240.000.000 21 Maluku Utara 1.500 28.500.000.000 22 Bangka Belitung 7.130 114.080.000.000 23 Gorontalo 2.090 33.440.000.000 24 Kepulauan Riau 237 3.792.000.000 25 Papua Barat 2.272 43.168.000.000 26 Sulawesi Barat 4.260 68.160.000.000 27 Kalimantan Utara 932 14.912.000.000 Total 130.855 2.122.015.240.000

d. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai Revisi akhir bulan Desember 2016 NO Provinsi/ Kabupaten Target Alokasi (ha) Pagu (Rp) 1 Jawa Barat 500 8.000.000.000 2 Aceh 2.500 40.000.000.000 3 Sumatera Barat 608 9.730.240.000 4 Riau 950 15.192.000.000 5 Jambi 2.580 41.280.000.000 6 Sumatera Selatan 11.475 183.600.000.000 7 Lampung 11.995 191.920.000.000 8 Kalimantan Barat 16.905 270.480.000.000 9 Kalimantan Tengah 16.550 266.357.000.000 10 Kalimantan Selatan 3.236 47.499.022.000 11 Kalimantan Timur 1.184 18.942.240.000 12 Sulawesi Utara 2.855 45.680.000.000 13 Sulawesi Tengah 4.962 79.392.000.000 14 Sulawesi Selatan 9.940 159.040.000.000 15 Sulawesi Tenggara 6.000 96.000.000.000 16 Maluku 1.525 28.975.000.000 17 Nusa Tenggara Barat 11.537 191.147.766.000 18 Nusa Tenggara Timur 2.864 45.824.000.000 19 Papua 4.150 78.850.000.000 20 Bengkulu 140 2.867.200.000 21 Maluku Utara 1.500 28.500.000.000 22 Bangka Belitung 7.130 114.080.000.000 23 Gorontalo 2.090 35.112.000.000 24 Kepulauan Riau 1.537 24.592.000.000 25 Papua Barat 2.272 43.168.000.000 26 Sulawesi Barat 4.260 68.160.000.000 27 Kalimantan Utara 922 14.752.000.000 Total 132.167 2.149.140.468.000

Lampiran 3. Target dan Realisasi Fisik Sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Konstruksi No Provinsi Target Realisasi Fisik Luas Tanam Ha Ha Ha 1 Jawa Barat 500 500 500 2 Aceh 2.500 2.450 1.080 3 Sumatera Barat 608 602 253 4 Riau 950 813 616 5 Jambi 2.580 2.580 2.064 6 Sumatera Selatan 11.475 11.475 8.833 7 Lampung 11.995 11.995 10.073 8 Kalimantan Barat 16.905 16.905 10.598 9 Kalimantan Tengah 16.550 16.550 7.208 10 Kalimantan Selatan 3.236 3.000 2.642 11 Kalimantan Timur 1.162 1.162 505 12 Sulawesi Utara 2.855 2.846 2.716 13 Sulawesi Tengah 4.962 4.900 3.344 14 Sulawesi Selatan 9.940 9.940 9.558 15 Sulawesi Tenggara 6.000 6.000 2.911 16 Maluku 1.525 1.610 867 17 Nusa Tenggara Barat 11.537 11.537 3.474 18 Nusa Tenggara Timur 2.864 1.738 580 19 Papua 4.150 4.150 2.287 20 Bengkulu 140 140 109 21 Maluku Utara 1.500 1.460 574 22 Kepulauan Bangka Belitung 7.130 7.130 3.429 23 Gorontalo 2.090 2.090 303 24 Kepulauan Riau 1.537 232 125 25 Papua Barat 2.272 2.372 1.892 26 Sulawesi Barat 4.260 4.260 1.744 27 Kalimantan Utara 932 660 182 Jumlah 132.155 129.096 78.464

Lampiran 4. Target dan Realisasi Fisik Sesuai Revisi Terakhir No Provinsi Target Realisasi Fisik Luas Tanam Ha Ha Ha 1 Jawa Barat 500 500 500 2 Aceh 2.500 2.450 1.080 3 Sumatera Barat 608 602 253 4 Riau 950 813 616 5 Jambi 2.580 2.580 2.064 6 Sumatera Selatan 11.475 11.475 8.833 7 Lampung 11.995 11.995 10.073 8 Kalimantan Barat 16.905 16.905 10.598 9 Kalimantan Tengah 16.550 16.550 7.208 10 Kalimantan Selatan 3.236 3.000 2.642 11 Kalimantan Timur 1.184 1.162 505 12 Sulawesi Utara 2.855 2.846 2.716 13 Sulawesi Tengah 4.962 4.900 3.344 14 Sulawesi Selatan 9.940 9.940 9.558 15 Sulawesi Tenggara 6.000 6.000 2.911 16 Maluku 1.525 1.610 867 17 Nusa Tenggara Barat 11.537 11.537 3.474 18 Nusa Tenggara Timur 2.864 1.738 580 19 Papua 4.150 4.150 2.287 20 Bengkulu 140 140 109 21 Maluku Utara 1.500 1.460 574 22 Kepulauan Bangka Belitung 7.130 7.130 3.429 23 Gorontalo 2.090 2.090 303 24 Kepulauan Riau 1.537 232 125 25 Papua Barat 2.272 2.372 1.892 26 Sulawesi Barat 4.260 4.260 1.744 27 Kalimantan Utara 922 660 182 Jumlah 132.167 129.096 78.464

Lampiran 5. Dokumentasi a. Dokumentasi Kegiatan Perluasan Sawah TA.2016

b. Dokumentasi Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu