BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENANGANAN ANAK ADD (ATTENTION DEFICIT DISORDER) DI MI WALISONGO SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Gambaran Umum Program Penanganan Anak ADD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil. Usia anak pada saat didiagnosis memiliki epilepsi berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

II. Deskripsi Kondisi Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

EVALUASI PROGRAM PENANGANAN ANAK ADD (ATTENTION DEFICIT DISORDER) DI MI WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak normal (siswa reguler), akan

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. standar dan ekspektasi individu tersebut (WHO, 1993). Pengukuran kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki karakteristik yang

DEWI KUSUMA WARDHANI F

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan perilaku mengabaikan tugas di kelas pada anak ADHD. Peneliti memberikan intervensi berupa video

PLAY THERAPY: SEBUAH INOVASI LAYANAN KONSELING BAGI ANAK USIA DINI. Said Alhadi 1) (Universitas Ahmad Dahlan)

Daftar Isi. Daftar Isi 1

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak bagi kehidupan mereka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

UKDW BAB Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 3 tahun) merupakan masa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan istilah

PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis)

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat mencukupi segala kebutuhannya hanya dengan. mengandalkan kemampuannya sendiri, melainkan kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR PADA ANAK PENDIDIKAN USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Anak berkebutuhan khusus, TK, pelayanan

ANANDA BERKEBUTUHAN KHUSUS Penanganan Perilaku Sepanjang Rentang Perkembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengantar Psikologi Abnormal

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

54 BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENANGANAN ANAK ADD (ATTENTION DEFICIT DISORDER) DI MI WALISONGO SEMARANG A. Kekuatan dan Kelemahan dari Program Penanganan Anak ADD di MI Walisongo Semarang 1. Kekuatan dari Program Penanganan Anak ADD Menurut Fredi Rangkurti kekuatan adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program 1. Seperti halnya pada teori yang dikemukakan Rangkurti teori SWOT aplikasnya pada program penanganan untuk anak ADD pada kekuatannya dapat dilihat dengan melihat sejauhmana program memberikan dampak perubahan bagi fisik, mental, emosional, dan personal integratifnya. Pada program penanganan sendiri memiliki tujuan merubahaktifkan dirinya sendiri, serta memberi pendidikan edu sufisme pada anak. Anak diharapkan dapat berperilaku lebih memperhatikan kegiatan belajar mengajar. Program penanganan anak ADD juga memberikan tugas kepada 5 orang Mahasiswa sebagai terapis pendamping untuk mengamati perubahan yang terjadi pada anak selama proses terapi dengan acuan penilaian terapis yang tertuju pada perubahan aspek fisik, mental, emosional, serta personal integratif. Dari data penelitian di lapangan ditemukan hasil laporan dari beberapa terapis: Pada terapi meditasi kelas 2, 4, 5, dan 6 mengikuti dengan baik dan terapi berjalan 1 Fredi, Rangkurti, Manajemen Perencanaan Strategis, 2000, hlm.18 54

55 dengan lancar 2. Program memiliki model terapi yang cukup variatif seperti yoga, meditasi, terapi menggambar, psiko drama, terapi bermain, dan self hypnosis. Program juga memiliki SDM (terapis) yang cukup memadai untuk menyampaikan materi yang telah dirancang. 2. Kelemahan dari Program Penanganan Anak ADD Kelemahan (Weakness) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada 3. Aplikasinya adalah program penanganan ADD yang diadakan oleh pihak Jurusan Tasawuf IAIN Walisongo terdapat beberapa hambatan yang menjadikan kurang maksimalnya hasil yang dicapai. Dari asessment yang didapatkan dari penelitian ada dua assesment, yaitu dari Guru Kelas yang dilaporkan oleh Kepala Sekolah bahwa anak-anak memang memiliki perubahan pada segi motivasi 4. Berbeda dengan assesment yang dilaporkan oleh beberapa terapis, diantaranya terapis pendamping dan terapis pemateri mengatakan perubahan hanya terjadi pada sebagian anak saja, dan tujuan dari terapi tidak keseluruhannya mencapai hasil yang maksimal. Kelemahan dari program penanganan tersebut dikarenakan beberapa faktor hambatan yang mengganggu jalannya proses terapi. Kelemahan-kelemahan terdapat diantaranya dalam program adalah pada dua terapi yaitu terapi yoga dan menggambar yang pengemasan materi kurang menarik bagi anak-anak. Materi yang bagi terapis dikemas ringan 2 Wawancara dengan terapis Meditasi, 1 April 2013 3 Fredi, Rangkurti, Manajemen Perencanaan Strategis, hlm.18 4 Wawancara dengan Kepala Sekolah

56 pada terapi yoga, sebaliknya dianggap membosankan bagi anak. Anak-anak cenderung semaunya dalam mengikuti instruksi. 5. Pemanfaatan peer group (teman sekelas), malah menjadikan penanganan tidak efektif dilakukan. Teman sekelas yang seharusnya memfasilitasi program penanganan untuk anak ADD ini malah sebaliknya menjadi hambatan terbesar proses terapi pada penanganan untuk anak ADD. Kemudian waktu yang diharapkan tidak mengganggu (KBM) kegiatan belajar mengajar membuat anak malah merasa tidak nyaman. Dari beberapa hambatan yang ada juga memberikan dampak yang variatif pada anak. Sebagian anak memang memiliki perubahan seperti regulasi emosi serta bertambahnya motivasi yang berdampak meningkatnya nilai haasil belajar. Dan sebagian yang lain sama sekali tidak berubah, baik segi motivasi belajar maupun hasil belajarnya. B. Kesempatan dan Ancaman dari Program Penanganan Anak ADD di MI Walisongo Semarang oleh Mahasiswa LV Fakultas Ushuluddin 1. Kesempatan dari Program Penanganan Anak ADD Peluang/Kesempatan (oportunities) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. 6. Aplikasinya pada program yang pertama ialah respon positif yang terdapat pada terapi psiko drama ialah pada saat anak-anak diberi perintah untuk memainkan 5 Wawancara dengan Terapis Yoga 6 Fredi, Rangkurti, Manajemen Perencanaan Strategis, hlm.18

57 perannya sebagai orang tua dan anak, juga bagaimana dengan teman melalui boneka jari yang dibawa terapis. Terapis psiko drama menyampaikan juga terapi psiko drama tepat dengan sasaran. Karena ada dari siswa yang mengalami ADD mengatakan hal aneh saat menceritakan orang tuanya melalui media boneka. Disisi lain mengatakan dia mengatakan menyayangi ayahnya, akan tetapi anak tersebut tiba-tiba seperti gagap dan mengatakan ayahnya jahat 7. Pada terapi psiko drama ini membuat salah satu subyek yang sebelum diberikan terapi seperti terlihat bingung dan sering memunculkan ekspresi takut pada orang lain menjadi sedikit lebih tenang. Dapat dikatakan memunculkan regulasi emosi pada anak ADD tersebut 8. Regulasi emosi yang pada diri anak akan lebih membantu meringankan beban psikis yang muncul akibat konflik. Konflik dengan keluarga, teman sebaya, atau tekanan dari diri sendiri yang misalnya mengalami kekurangan pada fisik. Kedua, dari hasil wawancara penelitian didapatkan hasil kepala sekolah merekomendasikan beberapa anak karena mendapat keluhan dari guru kelas tentang motivasi belajar siswa dan sikap kurang memperhatikan dalam belajar serta hasil belajar siswa yang hasilnya rendah di bandingkan anak-anak lainnya. Akan terapi setelah dilakukan terapi dilaporkan oleh kepala sekolah sedikit ada perubahan pada motivasi mereka dalam belajar. Dari pihak sekolah yang menerima program penanganan anak ADD menjadi peluang bagus untuk kelancaran pada pelaksanaannya. Ketiga pada saat play therapy anak-anak dilatih untuk berkonsentrasi. Pada permainan yang diberikan oleh terapis diantaranya: puzzle, bola panas bola dingin, serta senam otak melatih sensorik, motorik dan, psikomotorik. Anak merasa senang. Terapi yang sifatnya santai akan terapi melatih anak 7 Wawancara dengan terapis psiko drama pada tanggal 2 April 2013 8 Ibid,

58 untuk konsentrasi penuh ini sangat efektif 9. Terapi juga dapat dilakukan untuk anak yang mengalami ADHD atau juga untuk anak yang tergolong autis. ADHD sendiri ialah gangguan perilaku yang ditandai oleh aktivitas motorik berlebih dan ketidakmampuan untuk memfokuskan perhatian 10. Pada anak autis juga terdapat permasalahan dengan fokus. Akan tetapi anak autis lebih kepada penunjukan fokus yang berlebihan pada bagian-bagian objek yang diamati (misalnya memutar roda mobil-mobilan secara berulangulang) 11. Pada dasarnya juga program penanganan ini dilakukan untuk anak ADD yang hampir sama permasalahannya dengan ADHD yang mana anak yang terkena ADD atapun ADHD sama-sama memiliki permasalahan dengan perhatian. Anak-anak tersebut susah untuk memfokuskan dirinya pada satu hal dalam jangka panjang yang membutuhkan konsentrasi. Serta pada diri anak autis yang memiliki kesulitan untuk memperhatikan lingkungan juga setidaknya menjadi alternatif terapi yang dapat digunakan. Sifat terapi-terapi yang santai sesungguhnya tidak memberatkan anak-anak, tergantung memilih waktu. Karena melihat dari kekurangan pada program ini juga terdapat unsur waktu yang tidak tepat. Melihat fungsi dari terapi-terapi tersebut, program juga dapat dicoba untuk dapat diterapkan pada anak-anak yang berada di sekolah lain seperti halnya di sekolah inklusif atau sekolah luar biasa. Sedikitnya pada pelatihan kedisiplinan, pelatihan kesadaran, dan melatih fokus dapat membantu anakanak yang berada di sekolah luar biasa atau sekolah inklusif untuk menangani anak-anak yang memiliki masalah berkesulitan 9 Wawancara dengan terapis play therapy 10 Jefferey S. Nevid, Spencer A. Rathus, Bevelery Greene, Abnormal Psychology in Changing World/Fith edition, Terj. Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2003, hlm.160 11 Ibid, hlm.144

59 memperhatikan/fokus terhadap sesuatu. Contohnya pada kasus anak ADHD, lemah belajar, ADD sendiri, dan autis. Dengan syarat meminimalisir hal-hal yang menjadikan hambatan.perlu perencanaan yang lebih matang lagi dalam pelaksanaan program berikutnya. 2. Ancaman dari Program Penanganan Anak ADD Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan 12. Ancaman pada program penanganan terhadap anak ADD ialah pada kelompok dan perencanaan waktu Pada program penanganan anak ADD juga terdapat situasi yang tidak menguntungkan yang menjadikan ancaman untuk pengadaan program apabila program akan diadakan kembali. Seperti yang telah diteliti, pada program penanganan untuk anak ADD, kelompok yang seharusnya memfasilitasi jalannya teapi agar lebih mudah menarik anak ADD masuk ke dalam terapi, justru menjadi penyebab kesulitan terapis dalam melakukan terapi. Waktu juga mengganggu proses terapi. Waktu yang seharusnya tepat pada jam di luar KBM (kegiatan belajar mengajar) malah menjadikan anak tidak konsentrasi mengikuti terapi. Anak-anak merasa tidak nyaman karena terlalu lelah. Serta hari-hari yang seharusnya diadakan terapi bertepatan dengan hari libur. Jadi, tetapi tidak dilakukan dengan frekuensi yang ditentukan 13. Dari yang dilaporkan dari beberapa terapis tersebut, hal yang paling berat menghambat memang pada sisi peer group atau dalam hal ini teman sekelas, akan tetapi situasi yang memacu anak-anak yang tidak 12 Fredi, Rangkurti, Manajemen Strategis 13 Laporan dari terapis pendamping

60 terkena ADD tidak ingin mengikuti terapi ialah dengan waktu siang hari yang umumnya anak-anak waktunya untuk pulang dari sekolah setelah KBM selesai, dan anak-anak dituntut untuk tetap berada di sekolah menjadi faktor ancaman berikutnya. Karena, apabila program tersebut diterapkan di Sekolah lain, yang situasinya lebih nyaman, tidak dengan waktu yang mungkin saat siang hari panas dan lelahnya fisik anak, akan lebih membuat program berhasil. Setidaknya hasilnya melebihi perubahan yang terjadi pada anakanak ADD di program yang telah dilaksanakan. Ancaman juga dapat terjadi apabila program ini tidak dilaksanakan lagi oleh pihak Jurusan Tasawuf Psikoterapi, dapat dilaksanakan oleh pihak lain selain pihak Jurusan Tasawuf Psikoterapi.