BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut.
|
|
- Liana Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Setelah data hasil penelitian lapangan terkumpul yaitu tentang penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak berkebutuhan khusus, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. A. Analisis pengunaan games puzzle pada anak berkebutuhan khusus di PAUD Teddy Bear Banyurip Alit Kec. Pekalongan Selatan. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki kelainankelainan khusus. Untuk itu mereka perlu adanya pendidikan yang khusus pula. Anak berkebutuhan khusus perlu mendapatkan pendidikan sedini mungkin agar mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus adalah dengan permainan. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan anak-anak atas keinginan sendiri dengan memanfaatkan kelebihan energi yang ada pada dirinya dan tanpa disadari memberi manfaat pada tahap perkembangan yang sedang dan akan dilaluinya. Sedangkan bentuk bermain tersebut pada anak-anak berkebutuhan khusus digunakan untuk meningkatkan beberapa kemampuan mereka yaitu untuk meningkatkan kemampuan fisik, kemampuan akademik, mengembangkan daya abstraksi dan fantasi, mengembangkan sosialisasi, dan meningkatkan intelektual. 83
2 84 Hal-hal yang diperlukan untuk kegiatan anak usia dini bukan seperti anak usia sekolah. Akan tetapi hal yang diperlukan adalah pemberian stimulasi atau rangsangan agar anak mampu mengetahui keadaan disekelilingnya. Penggunaan metode harus melihat kondisi anak, karena daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan bermacam-macam, ada yang cepat, sedang, ada juga yang lambat. Guru dapat mengenalkan angka, huruf, nama-nama binatang, dan alat transportasi dengan menggunakan games puzzle pada anak berkebutuhan khusus, karena melalui permainan ini anak akan merasa senang, selain itu untuk melatih daya ingat dan konsentrasi pada anak berkebutuhan khusus. Dalam permainan ini selain menyenangkan juga untuk mempermudah anakanak dalam mengingat sesuatu (seperti angka, huruf, nama-nama binatang, dan alat transportasi) melalui kegiatan belajar sambil bermain. Perlahan dengan tuntunan dan bantuan dari guru serta orang tua, tentunya dengan proses belajar sambil bermain akan mencapai hasil yang diinginkan, karena banyaknya anak masing-masing mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu semuanya butuh proses dan waktu untuk mencapai keberhasilan dalam melatih ingatan anak. Berikut ini akan dipaparkan mengenai analisis penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak berkebutuhan khusus berdasarkan dari jenis ketunaannya:
3 85 1. Analisis Penggunaan Games Puzzle pada anak Tunarungu Anak tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan dalam pendengaran. Dengan memiliki keterbatasan pendengaran tersebut, mereka memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam pengucapan kata dan dalam berbicara atau mengeluarkan kata-kata. Hal yang dipersiapkan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran adalah mengkondisikan anak anak agar duduk tenang, berdo a sebelum memulai pembelajaran. Pembelajaran pada anak tunarungu lebih banyak menggunakan komunikasi dengan gerak bibir dari pada menggunakan bahasa isyarat, karena apabila dilakukan dengan bahasa isyarat saja dikhawatirkan mereka hanya akan bisa berkomunikasi dengan sesama anak tunarungu saja. Penggunaan games puzzle pada anak tunarungu diberikan hanya beberapa hari dalam seminggu dan dilaksanakan setelah pembelajaran atau materi selesai diajarkan dengan tujuan agar anak tidak bosan. Selain games puzzle yang juga ikut berperan dalam rangka untuk melatih daya ingat anak adalah melalui permainan tebak-tebakan gambar dan nyanyian. Metode lain yang juga berperan dalam membantu ingatan anak diantaranya adalah metode menulis dan mewarnai. Mengenai perkembangan ingatan anak tentang materi yang telah diajarkan, ada yang sudah mampu mengingatnya dan ada juga yang belum bisa, yaitu dalam materi bina diri rata-rata anak sudah bisa, hanya ada 1 anak yang belum bisa. Untuk materi motorik halus dan kasar dari 4 anak, 3
4 86 anak sudah bisa, dan 1 anak mulai bisa artinya masih butuh bimbingan dan arahan dari guru. Dalam materi identitas diri dari 4 anak, 3 anak sudah mampu untuk mengingat bentuk tulisan namanya sendiri, sedangkan 1 anak belum mampu. Untuk vokal, dari 4 anak, 1 anak sudah bisa keluar vokal tetapi bicaranya kurang jelas, 1 anak belum bisa keluar, 1 anak sudah bisa untuk menyebut namanya sendiri, dan 1 anak lagi masih butuh bimbingan. Sedangkan untuk komunikasi, semuanya sudah faham untuk mengikuti intruksi/perintah dari guru. 2. Analisis Penggunaan Games Puzzle pada Anak Tunagrahita Perkembangan fungsi intelektual anak tunagrahita yang rendah dan disertai dengan perkembangan perilaku dalam menyesuaikan keadaan yang rendah pula akan berakibat langsung pada kehidupan mereka sehari-hari, sehingga ia banyak mengalami kesulitan dalam hidupnya. Anak tunagrahita lamban dalam menerima respon pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan berulang-ulang dan menyita waktu meskipun materi yang diberikan tergolong ringan. Sehingga sering ditemukan anak kurang serius memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Ketidakstabilan emosional siswa dan situasi lingkungan belajar yang kurang kondusif juga penghambat proses belajar mereka. Tidak jarang guru menuruti keinginan bermain anak dan melakukan pembelajaran secara personal untuk menjaga mood anak. Mereka tidak
5 87 senang dikekang dan dilarang ketika melakukan sesuatu, selalu ingin bebas dengan dunianya sendiri. Dalam penggunaan games puzzle perlu adanya dorongan dari guru dalam mengingat puzzle yang telah diberikan. Penggunaan games puzzle pada anak tunagrahita diberikan 4 hari dalam seminggu atau sesuai kebutuhan. Diperlukan kesabaran guru untuk memotivasi anak agar puzzle yang diberikan dapat diingat dan dipahami sehingga mampu diselesaikan dengan baik dan benar. Selain games puzzle yang juga ikut berperan dalam rangka untuk melatih daya ingat anak, antara lain: melalui bongkar pasang balok, tebak gambar, lagu, mewarnai gambar, melempar bola, mengelompokkan benda sesuai warna, contohnya yaitu dapat berupa bola kecil-kecil bisa sebagai sarana belajar berhitung dan belajar warna. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk melatih motorik dan ingatan anak. Mengenai perkembangan ingatan anak tentang materi yang telah diajarkan, ada yang sudah mampu mengingatnya dan ada juga yang belum bisa, yaitu dalam materi bina diri: dari 15 anak, 5 anak sudah bisa, 7 anak belum bisa, dan 3 anak mulai bisa. Untuk motorik halus: dari 15 anak, 4 anak sudah bisa, 3 anak belum bisa, dan 8 anak mulai bisa, sedangkan untuk motorik kasarnya: dari 15 anak, 8 anak sudah bisa, 2 anak belum, dan 5 anak mulai bisa. Pengenalan lingkungan (warna, nama-nama benda, dan angka). Warna dari 15 anak, 8 anak sudah bisa, 6 anak belum bisa, dan
6 88 1 anak mulai bisa. Nama-nama benda: dari 15 anak, 12 anak sudah bisa, 2 anak belum bisa, dan 1 anak mulai bisa. Angka: dari 15 anak, 9 anak sudah bisa (1-20), dan 5 anak belum bisa. Dalam materi identitas diri: dari 15 anak, 8 anak sudah bisa, 4 anak belum bisa, dan 1 anak mulai bisa. Komunikasi: dari 15 anak, 7 anak sudah bisa, 4 anak belum bisa, dan 4 anak mulai bisa. Sedangkan pasang puzzle: dari 15 anak, 7 anak sudah bisa, 5 anak belum bisa, dan 3 anak mulai bisa. Sebagian anak-anak tunagrahita ada yang mengalami kesulitan dalam melakukan bina diri, motorik halus, identitas diri, serta dalam hal komunikasi, dan sebagian yang lain sudah bisa. Sedangkan untuk motorik kasar dan pengenalan lingkungan rata-rata anak-anak sudah bisa. Untuk pasang puzzlenya sebagian sudah bisa dan sebagian lagi ada yang mulai bisa dan ada yang belum bisa. 3. Analisis Penggunaan Games Puzzle pada Anak Autis Bentuk perilaku anak autis menunjukkan keberadaan yang mencolok dibanding dengan anak-anak pada umumnya. Perbedaan perilaku anak autis nyata berbeda berkaitan dengan perkembangan perilaku anak-anak seusianya. Anak penyandang autis mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensori, pola bermain, perilaku, dan emosi. Sehingga anak autis hidup dalam dunianya sendiri.
7 89 Pembelajaran pada anak autis dilakukan secara personal. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan games puzzle. Games puzzle akan berhasil digunakan tergantung dari keadaan anak itu sendiri. Bila memungkinkan untuk menggunakan puzzle maka akan diberikan games puzzle. Jadi penggunaan games puzzle pada anak autis adalah melihat kondisi dan keadaan anak tersebut. Pengunaan games puzzle pada anak autis ini, ada yang sudah bisa dan ada yang belum bisa. Seperti A. Imammudin sudah bisa pasang puzzle yang sederhana dalam waktu kurang lebih 5 menit, M. Dhanial dan nanda belum bisa, syifa masih butuh bimbingan dan arahan dari gurunya. berikut: Mengenai keadaan anak autis di PAUD Teddy Bear adalah sebagai 1. A. Imamudin sudah ada sedikit perubahan yaitu ketika diajak bicara sekarang sudah mulai untuk menatap mata. 2. Syifa, anaknya tidak bisa duduk tenang, sukanya melempar-lempar benda, ketika disuruh untuk mewarnai kadang mau kadang tidak, sesuai dengan moodnya. 3. Nanda juga sudah ada sedikit perubahan, awalnya nanda tidak mau untuk duduk sendiri, senangnya duduk dipelukan gurunya atau tantenya, tetapi sekarang sudah mulai bisa lepas dari pangkuan gurunya. Untuk bernyanyi sudah mulai mengikuti, sudah mau untuk bertepuk tangan, tetapi apabila nanda menginginkan sesuatu seringkali ia
8 90 memukul-mukul kepalanya dan menangis histeris. Hal ini dilakukan karena menginginkan sesuatu tetapi dirinya tidak bisa untuk mengungkapkannya. 4. M. Dhanial, egonya masih tinggi, apabila dia sedang pegang sesuatu misalkan mau di minta oleh guru atau temannya tidak boleh, ia akan menjadi marah dan teriak-teriak. Oleh karena itu pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru sering kali tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang telah direncanakannya. Jadi pembelajaran yang diberikan pada anak autis ini tergantung dari keadaan anaknya dan lebih menekankan pada aspek pembentukan sikap terlebih dahulu, agar anak autis mampu mengendalikan dirinya. Mengenai perkembangan ingatan anak tentang materi yang telah diajarkan, ada yang sudah mampu mengingatnya dan ada juga yang belum bisa, yaitu dalam materi bina diri rata-rata anak autis belum bisa melakukannya, hanya ada 1 anak yang sudah bisa. Untuk motorik halusnya dari 4 anak, 1 anak sudah bisa, 1 anak belum bisa, dan 2 anak mulai bisa (artinya anak sudah mulai bisa untuk pegang pensil/krayon). Sedangkan dalam motorik kasarnya (melempar bola) dari 4 anak, 2 anak sudah bisa, 1 anak belum bisa, dan 1 anak mulai bisa (artinya dalam melakukannya masih belum bisa fokus/masih asal lempar sembarangan). Dalam materi pengenalan lingkungan (warna, angka, nama-nama benda) dari 4 anak, 1 anak sudah bisa, dan 3 anak belum bisa. Untuk identitas diri dari 4 anak, 1
9 91 anak sudah bisa, dan 3 anak belum bisa. Untuk komunikasi sendiri dari 4 anak, 1 anak sudah bisa, 1 anak sudah lumayan bisa tetapi bicaranya masih susah, 1 anak mulai menatap mata, dan 1 anak belum bisa. Pasang puzzle dari 4 anak, 1 anak sudah bisa, 2 anak belum bisa, dan 1 anak mulai bisa (artinya dalam menyelesaikan puzzle tersebut masih butuh bimbingan/ arahan dari guru). B. Analisis faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak berkebutuhan khusus di PAUD Teddy BearBanyuurip Alit Kec. Pekalongan Selatan. Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru PAUD Teddy Bear tentang penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak berkebutuhan khusus mempunyai faktor penghambat dan pendukung. Berikut ini faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat berdasarkan ketunaanya. a. Analisis faktor-faktor yang menghambat dan mendukung penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak tunarungu. Faktor faktor yang menghambat dalam penggunaan games puzzle pada anak tunarungu adalah ada 2 yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor ekternalnya adalah terbatasnya jenis puzzle yang sama. Sedangkan
10 92 dari faktor intenalnya seperti anak tidak mood, anak kurang konsentrasi sehingga dalam memasangnya kadang posisi puzzlenya terbalik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Erna Fathuliana yang menyatakan bahwa faktor penghambatnya adalah jumlah puzzle yang terbatas dengan jenis yang sama, sehingga terkadang terjadi rebutan antar anak yang menyebabkan salah satunya menjadi menangis. Selain itu juga anak dalam menerapkan puzzle terkadang masih ada yang posisi puzzlenya terbalik, dan keliru menempatkan gambar puzzle pada lubangnya. Kemudian untuk mengatasi hal tersebut guru memberikan pengarahan kepada anak agar bermain puzzle secara bergantian. 1 Sedangkan untuk faktor pendukungnya menurut ibu Erna Fathuliana, adalah tersedianya puzzle. Selain itu juga dari faktor situasi, penggunaan games puzzle akan berjalan dengan baik jika situasi yang mendukung, situasi mendukung tersebut bisa dilihat dari keadaan siswanya. 2 Faktor yang mendukung dalam penggunaan games puzzle adalah adanya dukungan dan kerjasama dari Kepala Sekolah dan guru. Dalam hal ini Kepala Sekolah berperan dalam memfasilitasi berbagai jenis games puzzle. Sedangkan guru jelas sebagai peran utama dalam penggunaan games puzzle di dalam kelas, serta situasi yang mendukung untuk digunakannya games puzzle yaitu dapat dilihat dari keadaan anaknya. 1 Fathuliana, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan, 15 September Erna Fathuliana, Guru PAUD Teddy Bear, Wawancara, Pekalongan, 1 September 2014.
11 93 b. Analisis faktor-faktor yang menghambat dan mendukung penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak tunagrahita Faktor faktor yang menghambat dalam penggunaan games puzzle pada anak tunagrahita adalah ada 2 faktor yaitu faktor internl (dari dalam diri anak) dan faktor eksternal (dari luar diri anak). Untuk faktor internalnya yaitu kondisi anak yang belum siap untuk menerima pelajaran, tergantung dari mood anak, anak kurang konsentrasi, anak-anak malas, dan anak-anak lamban dalam menangkap penjelasan yang disampaikan oleh guru. Sedangkan faktor ekternalnya adalah lingkungan belajar yang kurang kondusif, karena kadang ada anak yang tidak bisa duduk dengan tenang, kemudian ada anak yang suka teriak-teriak dan juga ada yang senang bermain seenaknya sendiri. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan bimbingan/pengarahan kepada anak dalam memasang puzzle, berusaha menarik perhatian dan konsentrasi anak melalui lagu-lagu atau tepuk bervariasi. Hal ini sesuai dengan pendapat ibu Muhafillah, bahwa faktor penghambatnya adalah kadang kondisi anak yang belum siap untuk menerima pelajaran, tergantung mood dari anak-anak itu sendiri, anak kurang konsentrasi, dan ada anak yang malu. 3 Senada dengan pendapat diatas, menurut ibu Siti Patimah tentang faktor-faktor yang menghambat adalah kondisi anak yang kadang susah 3 Muhafillah, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan, 11 September 2014.
12 94 untuk dikondisikan, anak-anak lamban dalam menangkap penjelasan yang disampaikan oleh guru, meskipun ada sebagian yang sudah mampu. Kemudian kadang anak-anak kurang bisa konsentrasi sehingga dalam memasangnya masih suka terbalik-balik, anak-anak malas, atau tidak mood. 4 Adapun menurut Ibu Siti Patimah tentang faktor yang mendukung dalam penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak tunagrahita adalah materi yang akan diajarkan sesuai dengan tema puzzle, memenuhi kebutuhan anak untuk bermain, guna untuk mendukung motorik dan ingatan anak. 5 Selain itu juga, menurut ibu Kharisatul Husna tentang faktor yang mendukung adalah puzzle merupakan gambar yang menarik dan memiliki warna yang menyolok sehingga anak-anak senang untuk memainkannya. 6 Faktor-faktor yang mendukung dalam penggunaan games puzzle pada anak tunagrahita adalah materi yang akan diajarkan sesuai dengan tema puzzle, memenuhi kebutuhan anak untuk bermain, guna untuk mendukung motorik dan ingatan anak, puzzle merupakan gambar yang menarik dan memiliki warna yang menyolok sehingga anak-anak senang untuk memainkannya. Selain itu juga penggunaan games puzzle akan berjalan dengan baik jika situasinya mendukung, situasi mendukung tersebut bisa dilihat dari keadaan dan mood anak. 4 Siti Patimah, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan 17 September Siti Patimah, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan 17 September Kharisatul Husna, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan, 8 September 2014.
13 95 c. Analisis faktor-faktor yang menghambat dan mendukung penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak autis Faktor faktor yang menghambat dalam penggunaan games puzzle pada anak autis adalah dari faktor internal yaitu hambatan dalam komunikasi seperti berbicara dan memahami bahasa, kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, anak-anak yang belum pernah ikut terapi, kondisi anak yang susah untuk dikondisikan, ada anak yang tidak bisa duduk tenang, kemudian anak-anak kurang konsentrasi sehingga dalam memasangnya masih terbalik-balik, anak-anak malas, atau tidak mood. Hal ini sesuai dengan pendapat ibu Erna Fathuliana, yaitu faktor faktor yang menghambat dalam penggunaan games puzzle pada anak autis hambatan dalam komunikasi seperti berbicara dan memahami bahasa, kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, serta anak-anak yang belum pernah ikut terapi. 7 Selain itu, menurut ibu Siti Patimah faktor-faktor yang menghambat adalah kondisi anak yang susah untuk dikondisikan, ada anak yang tidak bisa duduk tenang, meskipun ada juga yang sudah mampu. Kemudian kadang anak-anak ada yang tidak bisa konsentrasi sehingga dalam memasangnya masih butuh bimbingan dan arahan, anak-anak malas, atau tidak mood. 8 Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan pendidikan dan pengajaran dengan menggunakan 7 Erna Fathuliana, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan, 6 Oktober Siti Patimah, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan 17 September 2014.
14 96 pendekatan individual. Sedangkan metode yang digunakan adalah menyesuaikan kondisi dan kemampuan anak. Begitu juga dengan materi yang diberikan menyesuaikan kondisi dan kemampuan anak. Adapun tentang faktor yang mendukung dalam penggunaan games puzzle untuk melatih daya ingat pada anak autis menurut ibu Erna Fathuliana adalah tersedianya games puzzle, dan pembelajaran yang dilakukan secara personal. 9 Sedangkan faktor pendukung menurut Ibu Siti Patimah adalah memenuhi kebutuhan anak untuk bermain, guna untuk mendukung motorik dan ingatan anak. 10 Faktor-faktor yang mendukung dalam penggunaan games puzzle pada anak autis adalah pembelajaran yang dilakukan secara personal, untuk memenuhi kebutuhan anak dalam bermain guna untuk mendukung motorik dan ingatan anak, karena puzzle merupakan salah satu jenis permainan yang bersifat mendidik Erna Fathuliana, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan, 15 September 10 Siti Patimah, guru PAUD Teddy Bear, wawancara, Pekalongan 15 September 2014.
BAB III PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI PAUD TEDDY BEAR. 1. Sejarah Berdirinya PAUD Teddy Bear
BAB III PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI PAUD TEDDY BEAR A. Gambaran Umum PAUD Teddy Bear 1. Sejarah Berdirinya PAUD Teddy Bear PAUD Teddy Bear yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemahaman masyarakat umum mengenai anak berkebutuhan khusus masih sangat minim, kebanyakan mereka menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia dini tidak lepas dari kegiatan bermain. Setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang penting. Bermain merupakan ciri khas anak. Bermain akan menghilangkan kejenuhan anak dan membuat anak menemukan kesenangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu alat merubah suatu pola pikir ataupun tingkah laku manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan
Lebih terperinciPUSAT ALAT PERMAINAN EDUKATIF. No Gambar Nama Manfaat dan Cara Bermain Usia Harga (Rp) MAINAN KAYU
PUSAT ALAT PERMAINAN EDUKATIF http://rmhpintar.wordpress.com Pasar Kembang Parakan Temanggung Jawa Tengah Phone : 081578844127 / 081388230970 Email : riskaerma@gmail.com No Gambar Nama Manfaat dan Cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Orangtua berharap anaknya bisa mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanganan untuk anak berkebutuhan khusus menjadi suatu tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan luar biasa mengingat karakteristik dan kebutuhan anak yang
Lebih terperinciPUSAT ALAT PERMAINAN EDUKATIF. No Gambar Nama Manfaat dan Cara Bermain Harga (Rp) MAINAN KAYU
PUSAT ALAT PERMAINAN EDUKATIF http://rmhpintar.wordpress.com Pasar Kembang Parakan Temanggung Jawa Tengah Phone : 081578844127 / 081388230970 Email : riskaerma@gmail.com No Gambar Nama Manfaat dan Cara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Setiap orang tua sangat menginginkan anaknya lebih baik, lebih hebat dan lebih berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang
Lebih terperinciPedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY
Pedoman Identifikasi Anak Autis Sukinah jurusan PLB FIP UNY Adanya gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non-verbal Terlambat bicara Tidak ada usaha untuk berkomunikasi Meracau dengan bahasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi setiap manusia dalam rangka mengembangkan segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciPermasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai perkembangan karena usia yang tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan
Lebih terperinciTulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF
Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF 30/06/2009 Disimpan dalam Uncategorized Tagged Alat Permainan edukatif, barang bekas, kreatif, Mainan, mainan anak Sesungguhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar, hanya saja masalah tersebut ada yang ringan dan ada juga yang masalah pembelajarannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Salah satunya
Lebih terperinciRentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuraeni, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa merupakan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy, tingkatan intelektual manusia terbagi dalam tiga jenis 1. Pertama, individu dengan tingkat intelektual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugrah yang Tuhan berikan untuk dijaga dan dirawat. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam masa tumbuh kembang. Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK
Karakteristik Guru sebagai Pembimbing di Taman Kanak-kanak 127 KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Guru adalah pembimbing bagi anak taman kanak-kanak. Proses tumbuh kembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Merupakan tugas orang tua dan guru sebagai pendidik untuk dapat menemukan potensi tersebut.
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, dihadapkan pada banyak tantangan baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya juga pendidikan. Semakin hari persaingan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pedidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendidik anak sejak kecil merupakan pembangunan pondasi untuk masa depan. Jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh dan kuat. Anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan anak yang sehat dan normal biasanya dilihat dari bagaimana perkembangan motorik anak tersebut. Terkadang perkembangan motorik dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang telah mengalami banyak perkembangan, majunya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut juga dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa maka kesadaran akan pendidikan juga semakin tinggi. Hal ini terbukti bahwa banyak orangtua yang mulai menyekolahkan anaknya sedari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, keluarga bahkan negara. Maka seorang anak sudah seharusnya di jaga dan di asuh dengan baik. Pengasuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tunagrahita. Tunagrahita adalah kelambatan perkembangan mental seorang anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu anak yang mengalami kebutuhan khusus adalah anak tunagrahita. Tunagrahita adalah kelambatan perkembangan mental seorang anak. Anak lebih lambat mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Musik merupakan bahasa yang universal karena musik mampu dimengerti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan bahasa yang universal karena musik mampu dimengerti dan dipahami oleh setiap orang dari bangsa apa pun di dunia ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana pembelajaran anak usia belajar. Pembelajaran merupakan proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia yang berbentuk lisan, tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam suatu komunitas masyarakat.
Lebih terperinciLAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Suatu Observasi Lapangan di SDLB Desa Labui, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh) Oleh: Qathrinnida, S.Pd Suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Potensi dan kemampuan dasar anak usia dini sudah dimulai sejak usia 0-6 tahun, masa ini merupakan masa emas yang hanya datang sekali seumur hidup dan tidak
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji validasi
Lebih terperinciMENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperincicbuah Potong Binatang Luncur
cbuah Potong Binatang Luncur Buah Potong Beserta Papan dan Pisau. 4 Buah.Cat Non Toxic. Bermanfaat untuk melatih life skill. dan Melatih : Motorik Halus Mengenalkan Buah Mengenalkan Warna Melatih Kemandirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden age,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis
Lebih terperinciPanduan Observasi. No. Indikator Hal Yang diamati 1. Guru PAI sebagai membimbing, menuntun, member tauladan, dan membina. disampaikan.
LAMPIRAN LAMPIRAN Panduan Observasi No. Indikator Hal Yang diamati 1. Guru PAI sebagai membimbing, menuntun, member tauladan, dan membina 1 Memperhatikan bagaimana cara guru PAI mengajar anak tunagrahita
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 DENNY ACHSANUL HAK DESI SIAGIAN DESY SELVIA RAHMAWATI DEWA AYU RAHMA W.S. DWI NOVITA SARI ERFANDY HABIBI LENI DAWATI PAULINA I.D RIDHO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dini sudah meningkat di Indonesia, mencapai 6,6 juta orang atau tiga persen dari jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa. Menurutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang
Lebih terperinciKB PAUD JATENG TERPADU RENCANA PROGRAM SEMESTER (PROMES) KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB-A (USIA 2 3 TAHUN)
KB PAUD JATENG TERPADU RENCANA PROGRAM (PROMES) KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB-A (USIA 2 3 TAHUN) 1 & 2 TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018 YAYASAN PENGELOLA PENDIDIKAN BERMAIN KB PAUD JATENG TERPADU
Lebih terperinciChecklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007
-1 Checklist Indikator PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 Diolah oleh: http://www.rumahinspirasi.com MORAL & NILAI AGAMA a. Dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling. akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara,
Lebih terperinciAl-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI LOMPAT KANGURU PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Oleh : Rosa Imani Khan, Ninik Yuliani Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang mengalami masa keemasan dimana anak mulai peka dan sensistif untuk menerima berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke dunia sudah membawa bekal kehidupan yang belum terasah atau belum teruji tanpa adanya pembelajaran dan pelatihan, bekal kehidupan itu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No.27 Tahun 1990). Sebagai lembaga
Lebih terperinciINSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH SE-PROPINSI BANTEN. Nama Lengkap
Lampiran I INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH SE-PROPINSI BANTEN A. Identitas Anak Nama Lengkap Jenis Kelamin Anak ke Tempat Tgl Lahir Sekolah :.. : Laki-laki / Perempuan. : dari..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Pengembangan bahasa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda perkembangan fisik, mental, atau sosial dari perkembangan
Lebih terperinciANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II
1. Berlari sambil melompat (D.3.20). 2. Meniru gerakan binatang/senam fantasi (D.3.23) 3. Berdiri dengan tumit di atas satu kaki selama 10 detik (D.3.19). 4. Mereyap dan merangkak lurus ke depan (D.3.22).
Lebih terperinciDalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.
Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus. a. Silabus Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa emas. Hal tersebut ditunjukkan dengan perkembangan yang cepat pada beberapa aspek yakni aspek sosial, emosional, kognitif, bahasa, seni
Lebih terperinciINSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Nama Lengkap. Kecamatan.. Kab/Kota. : Belum Sekolah/Pernah Sekolah (DO) / Sekolah.
A. Identitas Anak INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Nama Lengkap Jenis Kelamin Anak ke Umur Agama Tempat Tgl Lahir Alamat Rumah Pendidikan :.. : Laki-laki / Perempuan. : dari.. bersaudara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan garapan pengajaran di sekolah dasar yang memegang peranan penting, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting bagi keluarga untuk menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia dini merupakan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciPemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak
Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Maya Dewi Kurnia Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Anak merupakan pribadi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.
Lebih terperinciE-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 532-545 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN RATUSAN MELALUI
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang ASUH ; gizi, perawatan dasar imunisasi, ASIpengobatan bila sakit, kebersihan diri dan lingkungan, sandang, olah tubuh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak yang dilahirkan di dunia ini tidak selalu tumbuh dan berkembang secara normal. Ada diantara anak-anak tersebut yang mengalami hambatan, kelambatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri
Lebih terperinciANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER I
SEMESTER I 1. Berjalan maju pada garis lurus (D.3.15). 2. Berjalan mundur dan ke samping (D.3.16). 3. Menirukan berbagai gerakan binatang atau senam 4. Merayap dan merangkak lurus ke depan (D.3.22). Manusia
Lebih terperinci