Nadhilah Nur Shabrina, Sunarto, dan Herman Hamdani Universitas Padjadjaran

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN TUNA MATA BESAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN LHOKSEUMAWE

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Klorofil-a secara Temporal dan Spasial. Secara keseluruhan konsentrasi klorofil-a cenderung menurun dan

3. METODOLOGI. Gambar 7 Peta lokasi penelitian.

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA

Domu Simbolon. Staf pengajar pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatn Institut Pertanian Bogor

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL BERDASARKAN PENDEKATAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN BINUANGEUN, BANTEN TOPAN BASUMA

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

Gambar 1. Diagram TS

HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL DI TELUK LAMPUNG

Harry Kurniawan 1), Ir. Arthur Brown, M.Si 2), Dr. Pareg Rengi, S.Pi, M.Si 2) ABSTRAK

3. METODOLOGI PENELITIAN

Surface Temperature Distribution in West-East Transition Season Related to Small Pelagic Fish Fishing Ground in Spermonde Waters ABSTRACT PENDAHULUAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Di Perairan Selat Bali

Rochmady Staf Pengajar STP - Wuna, Raha, ABSTRAK

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

Daerah Penangkapan Ikan (fishing ground) Oleh: Ririn Irnawati

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

3. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Pantai Timur Sumatera Utara merupakan bagian dari Perairan Selat

J. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No. 2: ISSN

Diterima: 14 Februari 2008; Disetujui: Juli 2008 ABSTRACT

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit. Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 HASIL PENELITIAN. 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang

b) Bentuk Muara Sungai Cimandiri Tahun 2009

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

PENENTUAN KARAKTERISTIK HABITAT DAERAH POTENSIAL IKAN PELAGIS KECIL DENGAN PENDEKATAN SPASIAL DI PERAIRAN SINJAI

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) DALAM PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus spp) DI PERAIRAN PEMALANG JAWA TENGAH

Hubungan Upwelling dengan Jumlah Tangkapan Ikan Cakalang Pada Musim Timur Di Perairan Tamperan, Pacitan

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANTARA PERAIRAN SELAT MAKASAR DAN LAUT JAWA (110O-120O BT

STUDI PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL MELALUI PEMETAAN PENYEBARAN KLOROFIL- A DAN HASIL TANGKAPAN DI PALABUHANRATU, JAWA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sebaran suhu permukaan laut dan tracking daerah penangkapan Ikan Cakalang di Perairan Barat Laut Banda

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

Variasi Temporal dari Penyebaran Suhu di Muara Sungai Sario

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Stasiun Klimatologi Kairatu Ambon 2. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Kata kunci: Citra satelit, Ikan Pelagis, Klorofil, Suhu, Samudera Hindia.

KETERKAITAN VARIBILITAS ANGIN TERHADAP PERUBAHAN KESUBURAN DAN POTENSI DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN JEPARA

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

HUBUNGAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DAN SUHU PERMUKAAN LAUT DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS UTAMA DI PERAIRAN LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT MODIS

Universitas Sumatera Utara, ( 2) Staff Pengajar Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

ANALISIS HASIL TANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus sp.) DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU BERDASARKAN PERBEDAAN KEDALAMAN DI PERAIRAN MORODEMAK

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A DATA INDERAJA HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

KARAKTERISTIK DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PADA MUSIM BARAT DI PERAIRAN TELUK BONE

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

5 HASIL 5.1 Kandungan Klorofil-a di Perairan Sibolga

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Perairan Pantai Timur Sumatera Utara. Utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan,

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

ANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

BAB III BAHAN DAN METODE

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN MELALUI PUKAT CINCIN (Purse Seine) TAHUN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO, KOTA BANDA ACEH

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut 5,8 juta km 2 atau 3/4 dari total

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ)

PENDUGAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL BERDASARKAN KANDUNGAN KLOROFIL-A DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG EKA SEPTIANA

ANALISA VARIABEL OSEANOGRAFI DATA MODIS TERHADAP SEBARAN TEMPORAL TENGGIRI (Scomberomorus commersoni, Lacépède 1800) DI SEKITAR SELAT KARIMATA

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PELABUHAN LAMPULO BANDA ACEH. Oleh:

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL BERDASARKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN UTARA INDRAMAYU JAWA BARAT Nadhilah Nur Shabrina, Sunarto, dan Herman Hamdani Universitas Padjadjaran Email : nadhilshab@gmail.com Abstrak Penelitian mengenai penentuan daerah penangkapan ikan tongkol berdasarkan distribusi suhu permukaan laut dan hasil tangkapan ikan tongkol di perairan utara Indramayu ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu permukaan laut terhadap jumlah dan ukuran panjang ikan tongkol hasil tangkapan di perairan Indramayu serta mengetahui daerah penangkapan ikan tongkol yang potensial sehingga membantu dalam pengefektifan penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan tongkol tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 2.520 kg dengan CPUE sebesar 194 kg/setting dengan 13 kali setting, lalu bulan Maret sebesar 1.750 kg/setting dengan CPUE 159 kg/setting dengan 11 kali setting dan bulan Mei sebesar 1.540 kg dengan CPUE 128 kg/setting dengan 12 kali setting. Sebaran suhu permukaan laut di perairan Indramayu pada bulan Maret sampai Mei berkisar antara 28 C 31 C. Hasil tangkapan terbanyak dengan rata-rata 172 kg pada suhu permukaan laut kisaran 30 C-31 C dan ukuran ikan terbesar tertangkap pada suhu kisaran 28 C-29 C dengan ukuran rata-rata penangkapan sebesar 43 cm. Daerah potensial penangkapan ikan tongkol di perairan utara Indramayu terletak pada jarak lebih dari 50 mil dari Tempat Pendaratan Ikan Karangsong, Indramayu. Kata kunci : ikan tongkol, daerah penangkapan ikan, suhu permukaan laut, Indramayu Abstract This research about the determination of little tuna fishing ground based on sea surface temprature and fishing catch in northern Indramayu Sea, have been carried out in March to May 2016. This research aims to determine of sea surface temprature to the amount and length of little tuna fishing catch in Indramayu Sea and to know the potential area of little tuna fishing ground to helps in improve the effectiveness of fishing. The results showed that the catch of little tuna was highest in April at 2.520 kg with CPUE 194 kg/setting with 13 times of setting, then in March at 1.750 kg with CPUE 159 kg/setting with 11 times of setting and in May at 1.540 kg with CPUE 128 kg/setting with 12 times of setting. The distribution of sea surface temperatures in northern Indramayu sea in March to May ranged between 28 C-31 C. The highest catch with an average of 172 kg at sea surface temprature ranged between 30 C-31 C and the biggest size caught with an average size of 43 cm at sea surface temprature ranged between 28 C until 29 C. The potential fishing ground of little tuna in northern Indramayu Sea is located at a distance more than 50 miles from the Karangsong Indramayu fishing base. Keywords : little tuna, fishing ground, sea surface temperature, Indramayu 139

Nadhilah Nur: Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol... PENDAHULUAN Ikan tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor di Indonesia. Informasi mengenai daerah penangkapan ikan tongkol merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Nelayan Indramayu pada umumnya menentukan daerah penangkapan ikan masih berdasarkan pengalaman, warna perairan dan cara tradisional lainnya. Hal ini menyebabkan efektivitas dan efisiensi operasi penangkapan ikan berkurang dengan banyaknya waktu, biaya dan tenaga yang terbuang. Diperlukan metode penangkapan maupun metode penentuan fishing ground dalam melakukan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis secara optimal. Ikan tongkol (Euthynnus sp.) sebagai salah satu ikan pelagis kecil memiliki pola gerakan dan sebaran yang dapat diprediksikan dari berbagai indikator penduga, salah satunya adalah suhu permukaan laut. Pengukuran suhu permukaan laut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung yaitu melalui teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan satelit. Satelit dapat digunakan untuk pengamatan fenomena oseanografis, seperti suhu permukaan laut, yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi keberadaan ikan dan daerah penangkapan ikan. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah tahap pengumpulan data di perairan utara Indramayu, Jawa Barat dengan fishing base Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2016. Tahap kedua dilaksanakan pada bulan Juli 2016 dengan mengunduh data citra satelit suhu permukaan laut dari oceancolor.gsfc.nasa.gov. Penelitian ini menggunakan metode survey (Nazir 1999; Arikunto 1997); data primer yang diperoleh dengan cara mengikuti langsung operasi lapangan dan pengambilan data pada saat hauling dilakukan (waktu hauling, jumlah hasil tangkapan, ukuran panjang ikan). Data sekunder diperoleh dari data citra satelit yang di unduh dan diolah menggunakan software dan pengambilan data pendukung dari pelabuhan atau instansi terkait berupa data jumlah alat tangkap, jumlah kapal dan jumlah nelayan yang ada di perairan Indramayu. Data tambahan diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, tempat pelelangan ikan dan instansi-instansi terkait lainnya yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Jumlah hasil tangkapan dari kapal sampel yang telah ditentukan dicatat pada kuisioner dalam bentuk fishing log yang telah disediakan pada setiap posisi setting. Fishing log dibagikan kepada enumerator yang ada pada kapal sampel pada saat mereka melaut dan enumerator mencatat (menandai) posisi lintang dan bujur penangkapan (setting) yang tertera pada fish finder. Data kegiatan penangkapan juga diperoleh melalui wawancara terhadap sejumlah responden di samping melalui operasi penangkapan ikan. Responden ditetapkan secara purposive sampling, yaitu terhadap ABK, nahkoda atau pemilik kapal sampel. Jumlah ABK sebanyak 3 orang dan nahkoda sebanyak 3 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tangkapan Ikan Tongkol Jumlah Hasil Tangkapan Jumlah tangkapan ikan tongkol pada bulan Maret-Mei 2016 cenderung berfluktuasi. Data hasil tangkapan ikan tongkol yang dikumpulkan dari tiga kapal jaring rampus memiliki sebaran yang berbeda untuk berat dan rata-rata ukuran panjang tiap bulannya (Gambar 1). Gambar 1. Nilai CPUE bulan Maret Mei Hasil tangkapan harian pada bulan Maret hingga Mei hampir sama, namun secara kumulatif hasil tangkapan ikan tongkol pada bulan April cenderung lebih banyak dibanding bulan Maret dan Mei, hal ini terjadi karena 140

intensitas penangkapan yang dilakukan oleh nelayan pada bulan April cenderung lebih banyak di bandingkan dengan nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan pada bulan Maret dan Mei dikarenakan angin kencang yang terjadi sehingga mempengaruhi keberadaan ikan tongkol di perairan utara Indramayu karena ikan cenderung lebih suka dengan keadaan perairan yang lebih tenang untuk menghindari tekanan, namun ikan tongkol bergerak mengikuti arus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Reddy (1993) bahwa ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus. Penyebaran ikan tongkol sering mengikuti penyebaran atau sirkulasi arus. Ukuran Hasil Tangkapan Panjang ikan tongkol yang tertangkap selama bulan Maret hingga Mei berkisar antara 38 45 cm. Persentase ukuran ikan layak tangkap yang didapat pada trip penangkapan nelayan jaring rampus pada periode bulan Maret-Mei 2016 dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil tangkapan yang masuk dalam kategori layak tangkap sebesar 2.520 kg atau sebesar 43% dari jumlah total ikan yang ditangkap (Gambar 2). Gambar 2. Persentase Total Ikan Layak Tangkap dan Tidak Layak Tangkap Penangkapan ikan tongkol layak tangkap terbanyak pada bulan Maret dikarenakan bulan Maret merupakan awal dari musim peralihan I akan mengalami penurunan intensitas hujan sehingga perairan utara Jawa akan memiliki suhu permukaan laut yang panas sehingga dapat menarik banyak ikan tongkol yang datang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Williamson (1970) dalam Burhanudin (1984), bahwa pada umumya ikan tongkol menyenangi perairan panas dan hidup pada lapisan permukaan hingga kedalaman 40 meter dengan kisaran suhu optimum antara 20-28 C (Gambar 3). Gambar 3. Persentase Ukuran Ikan Layak Tangkap dan Tidak Layak Tangkap pada tiap Bulan Secara keseluruhan nilai kisaran ukuran panjang ikan tongkol yang tertangkap berada pada selang 38-45 cm dengan nilai ratarata ukuran panjang ikan sebesar 41 cm (Gambar 4). Ukuran ikan tongkol yang ditangkap pada bulan Maret Mei memiliki ukuran yang berbeda namun tidak terlalu signifikan perbedaannya. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan ukuran ikan tongkol dapat dipengaruhi oleh beberapa kemungkinan seperti perbedaan lokasi pengambilan sampel ikan atau keterwakilan sampel ikan yang diambil. Spesies ikan yang sama tetapi hidup di lokasi perairan yang berbeda akan mengalami perbedaan pertumbuhan karena adanya faktor dalam dan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan ikan tersebut. Menurut Effendie (2002), faktor dalam adalah faktor yang umumnya sulit dikontrol seperti keturunan sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu suhu dan makanan. 141

Nadhilah Nur: Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol... Gambar 4. Rata-rata Ukuran Panjang Ikan Tongkol Suhu Permukaan Laut Suhu permukaan laut pada bulan Maret Mei di perairan utara Indramayu berkisar antara 27 C 31 C dengan suhu dominan sebesar 28 C, namun menjelang akhir bulan Mei suhu permukaan laut cenderung dingin karena akan musim timur yang memang pada musim timur akan mengalami perubahan karena terjadinya penurunan suhu permukaan laut dengan adanya curah hujan yang tinggi. Dari perpindahan atau pergerakan harian massa air dapat dilihat bahwa perubahan suhu permukaan laut harian perairan utara Jawa relatif berkisar antara 1 C 2 C. Sebaran SPL juga dapat dihubungkan dengan adanya pergerakan arah dan kecepatan angin akan memperkuat pernyataan bahwa tinggi atau rendahnya nilai SPL juga dipengaruhi oleh angin dan perubahan musim. Hal tersebut sesuai dengan Nontji (1987), menyatakan bahwa SPL sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor meteorologi seperti penguapan, curah hujan, suhu udara, kecepatan angin, arus permukaan dan intensitas cahaya matahari. Tabel 1. Perubahan Suhu Rata-rata Selama Tiga Bulan Hubungan Suhu Permukaan Laut Dengan Jumlah Hasil Tangkapan Suhu permukaan laut dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui keberadaan suatu spesies ikan pada suatu perairan. Setiap spesies ikan mempunyai toleransi nilai suhu tertentu yang disenangi untuk melangsungkan hidupnya sehingga mempengaruhi keberadaan dan penyebaran ikan di suatu perairan. Hubungan hasil tangkapan ikan tongkol dengan suhu permukaan laut dapat dilihat bahwa bahwa grafik menunjukkan rata-rata hasil tangkapan yang didapat pada setiap kisaran suhu yaitu pada suhu 26 C-27 C memiliki rata-rata hasil tangkapan terendah yaitu sebanyak 140 Kg, pada suhu 28 C-29 C sebanyak 147 Kg dan pada suhu 30 C-31 C memiliki rata-rata hasil tangkapan tertinggi yaitu sebanyak 172 Kg pada setiap kali setting. Hal tersebut sesuai 142

dengan yang dinyatakan Gunarso (1985), bahwa ikan tongkol sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan salinitas. Ikan tongkol pada umumnya menyenangi perairan panas dan hidup dilapisan permukaan sampai pada kedalaman 40 m (Gambar 5). Gambar 5. Hubungan SPL dengan Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tongkol Penyebaran hasil tangkapan ikan tongkol dengan suhu permukaan laut terlihat bahwa hasil tangkapan ikan tongkol didapatkan pada suhu 28 C dan 30 C, hal ini juga dapat mengindikasikan bahwa suhu tersebut bisa dijadikan suhu optimum bagi penangkapan ikan tongkol di perairan Indramayu pada bulan Maret sampai Mei 2016 (Gambar 6). Suhu Optimum Gambar 6. Diagram Pencar SPL dengan Hasil Tangkapan Ikan Tongkol Hubungan Suhu Permukaan Laut dengan Ukuran Panjang Hubungan suhu permukaan laut dengan ukuran panjang ikan tongkol berdasarkan uji statistik tidak berhubungan secara signifikan, namun dapat dilihat bahwa frekuensi tangkapan ikan tongkol terbanyak terdapat pada kisaran suhu 30 C yaitu sebanyak 134 ekor pada ukuran kelas 40-41 cm. Mengikuti pada suhu yang sama sebanyak 94 ekor pada ukuran kelas 38-39 cm dan sebanyak 32 ekor pada ukuran kelas 42-43 cm dan 44-45 cm. Kemudian pada kisaran suhu 28 C, sebanyak 62 ekor ikan tertangkap pada ukuran kelas 44 sampai 45 cm. Mengikuti sebanyak 56 ekor pada ukuran kelas 42-43 dan sebanyak 36 ekor pada ukuran kelas 40-41 cm (Tabel 3). Pada grafik dibawah menyatakan bahwa pada kisaran suhu 28 C-29 C mendapatkan hasil tangkapan dengan ukuran rata-rata penangkapan sebesar 43 cm sedangkan pada suhu 26 C-27 C dan 30 C- 31 C mendapatkan hasil tangkapan dengan rata-rata ukuran 41 cm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nybakken (1992) bahwa suhu optimal bagi ikan pelagis berkisar antara 28 C- 30 C (Gambar 8). Secara singkat, pengelompokkan frekuensi kelas dapat dilihat pada tabel berikut : Interval Kelas (cm) Tabel 3. Pengelompokkan Frekuensi Kelas Frekuensi Total Banyak Frekuensi Tiap Suhu 26 C 27 C 28 C 29 C 30 C 31 C 36-37 16 3 3 5 0 5 0 38-39 158 3 13 32 2 94 14 40-41 240 12 15 36 16 134 27 42-43 157 2 15 56 15 42 27 44-45 135 0 13 62 17 31 12 46-47 14 0 1 9 0 4 0 Jumlah 720 20 60 200 50 310 80 143

Nadhilah Nur: Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol... Gambar 8. Hubungan SPL dengan Ukuran Panjang Ikan Tongkol Penyebaran Daerah Penangkapan Ikan Tongkol Daerah penangkapan ikan harus mempunyai cakupan luasan yang dapat dengan leluasa digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap. Penentuan daerah penangkapan ikan (DPI) potensial didasarkan skoring pada tiga indikator, yaitu jumlah tangkapan ikan, ukuran panjang, serta sebaran suhu permukaan laut pada daerah penangkapan ikan di perairan utara Indramayu. Berdasarkan peta sebaran DPI secara keseluruhan, daerah penangkapan ikan yang potensial terdapat pada jarak lebih dari 50 mil dari Tempat Pendaratan Ikan Karangsong- Indramayu. Daerah penangkapan ikan tongkol yang potensial berdasarkan koordinat nelayan menangkap ikan selama bulan Maret Mei (Gambar 9). Gambar 9. Sebaran DPI Potensial di Perairan Utara Indramayu KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebaran suhu permukaan laut di perairan Indramayu pada bulan Maret sampai Mei berkisar antara 28 C 31 C. Hasil tangkapan terbanyak dengan rata-rata 172 kg pada suhu permukaan laut kisaran 30 C-31 C dan ukuran ikan terbesar tertangkap pada suhu kisaran 28 C-29 C dengan ukuran rata-rata penangkapan sebesar 43 cm. 2. Daerah potensial penangkapan ikan tongkol di perairan utara Indramayu terletak pada jarak diatas 50 mil dari fishing base Karangsong, Indramayu 144

(pada koordinat 5 24'30.00" LS sampai 4 17'60.00" LS dan 108 3'40.00" BT sampai 108 35'20.00" BT). Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penentuan daerah penangkapan ikan yang potensial pada musim penangkapan lainnya di perairan Indramayu serta menggunakan parameter oseanografi lainnya seperti klorofil-a dan arus untuk mengetahui secara optimal keberadaan ikan tongkol. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V. Penerbit Rineka Cipta. Yogyakarta. Burhanudin. 1984. Tinjauan Mengenai Ikan Tuna, Cakalang, dan Ikan Tongkol. Jakarta: LON-LIPI. Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu. 2015. Indramayu dalam Angka 2015. Indramayu Jawa Barat. Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan Dalam Hubungannya dengan Alat, Metoda dan Taktik Penangkapan [Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Edisi Ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Eidman, M., Koesoebiono, D.G. Begen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo [Penerjemah]. Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach. PT. Gramedia. Jakarta. Reddy, M. P. M. 1993. Influence of the Various Oceanographic Parameters on the abundance of Fish Catch. Proceeding of International workshop on Aplication of Satellite Remote Sensing for Identifying and Forecasting Potential Fishing Zones in Developing Countries, India. 145