I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu hal penting, apabila pengelolaan penggajian belum baik

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan jasa, rumah sakit memiliki fungsi pokok memberikan pelayanan

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan dilingkungan

I. PENDAHULUAN. masalah komitmen seorang pegawai atau karyawan menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia merupakan unsur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan jasmani khususnya kesehatan. Selain itu, peralatan pendukung

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Salah satu dorongan orang bekerja pada suatu organisasi termasuk

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mendasar terhadap pemerintahan dan dimensi kehidupan. Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia kerja dewasa ini tenaga kerja atau karyawan senantiasa

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. profit yang diperoleh oleh organisasi tersebut, tetapi ada banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Rivai dan Basri, 2005:50)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dan salah satu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkembang di dalam masyarakat. Kekuatan pertama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta pengujian hipotesis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. mungkin tercapai tanpa sumber daya yang memadai. Sumber daya yang memadai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan khususnya yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

Sistem yang digunakan di RSUD Simo Boyolali berbeda antara dokter spesialis, dokter umum dan perawat. Untuk insentif dokter spesialis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,2006).

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini peranan sumber daya manusia dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegawai. Manajemen sumber daya manusia yang baik dapat menghasilkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pelanggan merupakan jiwa dari kelangsungan hidup sebuah organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini tidak lepas dari peran pemimpin dengan kepemimpinan yang partisipatif dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, salah satunya sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan layanan layanan banking yang telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi

1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi bisnis, baik swasta ataupun pemerintah pada masa kini dan mendatang dipastikan akan semakin ketat. Untuk terus mampu bertahan dalam kondisi persaingan yang sedemikian hebatnya, sebuah perusahaan ataupun lembaga pelayanan masyarakat harus mampu dan bisa menjaga atau meningkatkan kualitas serta kelangsungan hidup perusahaannya. Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting sebagai motor penggerak dari seluruh sarana dan prasarana yang tersedia untuk menghasilkan barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas sumber daya manusia tersebut. Perusahaan yang menyadari bahwa sumber daya manusia adalah aset utama dalam perusahaannya tentunya akan memikirkan langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang dapat mendorong pengembangan sumber daya manusia untuk produktif, kreatif dan berprestasi dalam menghadapi persaingan di dunia usaha saat ini.

Penelitian sumber daya manusia memegang peranan penting bagi pencapaian tujuantujuan organisasi. Oleh karena itu, aspek-aspek yang berorientasi pada motivasi kerja pegawai perlu mendapat perhatian serius dari pihak manajemen. Penurunan produktivitas merupakan masalah umum yang sering terjadi di dalam suatu organisasi. Untuk itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan produktivitas karyawan. Salah satunya adalah rendahnya motivasi kerja dalam suatu organisasi tersebut. Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keunggulan harus mengusahakan produktivitas individual yang setinggi-tingginya. Artinya, suatu organisasi harus mengetahui bagaimana cara untuk memotivasi dan menaikkan produktivitas karyawannya. Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan kinerja total dalam suatu organisasi, instansi ataupun lembaga. Manullang (1994:47) mengemukakan bahwa : Motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh manajer untuk memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan. Motivasi menurut Hasibuan (2006: 156) Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus tujuan organisasi. 2

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, salah satunya adalah Insentif. Ada beberapa pengertian insentif yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Malayu S. P Hasibuan (2001 : 118) : Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatasnya prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi. Saydam ( 1996 :236) : Insentif pada dasarnya adalah sebagai tambahan penghasilan yang diberikan kepada karyawan tertentu. Pemberian insentif atau bonus biasanya didasarkan pada keberhasilan prestasi yang dibuat. Jadi pada dasarnya insentif merupakan suatu bentuk kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang jumlahnya tergantung dari hasil yang dicapai, baik berupa finansial maupun non finasial. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat dan lebih baik sehingga prestasi dapat meningkat yang pada akhirnya tujuan suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul, mengharapkan pada para tenaga kerjanya khususnya bagi para tenaga medis agar memiliki sebuah pola pikir individu yang memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Menurut surat keputusan Mentri kesehatan RI No. 983/1992, tugas pokok rumah sakit ialah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya rumah sakit sebagai unit usaha di bidang jasa terutama untuk 3

pemulihan, rehabilitasi, pemeliharaan, peningkatan pendidikan dan riset kesehatan memerlukan pengelolaan secara profesional agar mutu pelayanan kepada pasien dan keluarga menjadi baik. Intalasi Rawat Inap (IRNA) Alamanda yang merupakan bagian dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Abdul Moeloek di Bandarlampung selalu berusaha memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai salah satu bagian dari RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung yang notabene adalah suatu lembaga kesehatan. Instalasi Rawat Inap (IRNA) Alamanda memiliki tenaga medis seperti dokter dan perawat untuk menjalankan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Menurut Wolf, dkk yang kutip oleh Suhendar (2008): Perawat adalah tenaga medis yang memberikan pelayanan pembinaan kesehatan yang diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta membantu orang mengatasi dengan cara seunik mungkin, masalah kehidupan sehari-hari, penyakit dan cidera, cacat maupun kematian. Tenaga Perawat yang dimiliki oleh IRNA Alamanda terdiri dari perawat tetap (PT) yang berstatus pegawai negri sipil (PNS), Perawat Honorer dan Perawat Magang. Jumlah dokter dan perawat pada Instalasi Rawat Inap Alamanda RSUD Abdul Moeloek Bandarlampung dapat dilihat pada Tabel 1. 4

Tabel 1. Jumlah Karyawan di Instalasi Rawat Inap Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung Bulan Januari - Juni Tahun 2010. No Bidang Pekerjaan Perawat dan pekerja Jumlah Pegawai Honor Magang (orang) Tetap 1 Ka. Ruangan 1 1 2 Wk.Kepala Ruangan 1 1 3 Dokter Spesialis 6 6 4 Dokter Umum 3 3 5 Perawat 17 2 3 22 6 Petugas kebersihan 6 6 7 Satpam 1 2 3 Jumlah 29 10 3 42 Sumber : RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung, 2010 Berdasarkan peraturan yang telah ditentukan, jam kerja bagi perawat IRNA alamanda RSUD dr.h.abdul Moeloek Bandarlampung dalam sehari selama 18 jam yang dibagi menjadi 3 shift, yang masing-masing shift selama 6 jam. Perawat pada umumnya melakukan pekerjaan dengan penuh perhatian dan patuh pada peraturan yang berlaku, namun disiplin perawat ataupun motivasi kerjanya kadang hilang jika tidak dilakukan pengawasan dengan baik. Menurunnya Motivasi Kerja yang sering perawat lakukan antara lain adalah terlambat datang. Untuk mengetahui tingkat ketidakhadiran perawat pada IRNA alamanda pada RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung dapat dilihat pada Tabel 2. 5

Tabel 2. Tingkat ketidakhadiran Perawat pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul moeloek Bandarlampung Bulan Januari Juni Tahun 2010. Bulan Jumlah Perawat (orang) Hari kerja (hari) Jumlah Absensi (Hari) Batas Toleransi Absen (Hari) Tingkat Absensi (%) Januari 22 26 12 4 2,09 Februari 22 25 4 4 0,72 Maret 22 26 7 4 1,22 April 22 26 6 4 1,04 Mei 22 26 5 4 0,87 Juni 22 25 4 4 0,72 Rata - Rata 22 26 6 4 1,11 Sumber : RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung, 2010 Tabel 2 menunjukan tingkat absensi perawat pada RSUD dr.h. Abdul Moeloek Bandarlampung rata-rata 6 hari atau 1,11 % per bulan sedangkan batas toleransi absensi yang diperkenankan adalah 4 hari atau 0,69 % perbulan. Ketidakhadiran perawat umumnya disebabkan karena sakit, ada keperluan lain dan bahkan ada keterangan tidak jelas. Tingkat absensi perawat masih belum memenuhi standar absensi RSUD dr. H. Abdul Moeloek di Bandarlampung. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya motivasi kerja perawat dalam menjalankan tugas. Persentase ketidakhadiran dihitung dengan rumus : Jumlah absensi perawat yang fluktuatif tersebut menunjukkan keadaan motivasi dan kegairahan kerja perawat yang kurang baik, yang akhirnya mempengaruhi prestasi 6

kerjanya. Sebagai akibat dari tingkat absensi yang berfluktuasi maka pelayanan yang diberikan kepada pasien IRNA Alamanda Pada RSUD dr.h.abdul Moeloek menjadi tidak maksimal. Untuk meningkatkan Motivasi kerja perawat, maka RSUD dr.h.abdul Moeloek memberikan insentif kepada perawat, termasuk perawat yang bertugas di IRNA Alamanda. Seluruh perawat yang bertugas di IRNA Alamanda memperoleh jumlah insentif yang sama. Insentif diberikan secara bulanan, namun hari pemberiannya tidak ditentukan secara tetap. Untuk mengetahui jumlah insentif yang diterima kepada perawat bisa dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Jumlah insentif yang Diterima Perawat Pada IRNA Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung bulan Januari - Juni 2010. Bulan Jumlah Perawat (orang) Jumlah pasien (orang) Jumlah insentif yang dibayar RSUDAM (Rupiah) Jumlah Insentif yang Diterima per Perawat (Rupiah) Januari 22 65 2.000.550 91.000 Februari 22 69 2.204.000 100.000 Maret 22 50 990.500 45.000 April 22 80 2.967.000 135.000 Mei 22 77 2.550.200 116.000 Juni 22 58 1.040.025 47.300 Rata - Rata 22 67 1.958.712 90.000 Sumber : RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung, 2010. Tabel 3 memperlihatkan bahwa dalam penentuan jumlah nominal insentif yang diberikan, didasarkan kepada jumlah pasien yang dirawat. Semakin banyak pasien yang dirawat maka jumlah nominal insentif yang diberikan kepada perawat akan semakin meningkat. Sebaliknya, jika jumlah pasien yang dirawat sedikit maka 7

insentif yang diberikan akan menurun. Setiap perawat memperoleh insentif yang sama satu sama lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pihak rumah sakit berupaya untuk memberikan balas jasa yang layak dan adil terhadap seluruh perawat. Namun dalam proses pemberian insentif ini tidak luput dari masalah. Diantaranya adalah jumlah nominal yang diberikan terkadang tidak memuaskan para perawat, selain itu pemberian insentif kepada para perawat terkadang terlambat atau tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, penulis termotivasi untuk mengangkat judul skripsi yaitu : Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pada Instalasi Ruang Rawat Inap Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek di Bandarlampung. B. Permasalahan Pengelolaan Rumah Sakit yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas pula. Kualitas tersebut tercermin dalam produktivitasnya, yaitu sejauh mana ia bisa memberikan feed back bagi organisasinya. Agar perawat mempunyai produktivitas yang tinggi maka perlu diperhatikan faktor mendasar seperti motivasi kerja perawat. Motivasi kerja dapat di tingkatkan oleh banyak faktor namun yang jadi sorotan pada RSUD dr. H. Abdul Moeloek adalah seputar masalah pemberian insentif yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi perawatnya. Pada tabel 3 memaparkan 8

bahwa jumlah insentif yang diberikan RSUD dr.h Abdul Moeloek kepada perawat di IRNA alamanda di dasarkan kepada jumlah pasien yang dirawat setiap bulannya. Artinya jumlah pasien yang dirawat sangat mempengaruhi akan naik turunnya jumlah insentif yang diberikan pada perawat. Maksud dan tujuan RSUD dr. H.Abdul Moeloek memberlakukan sistem insentif yang didasarkan pada jumlah pasien adalah agar terjadinya peningkatan motivasi kerja perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan medis kepada pasien. Kualitas pelayanan medis yang baik tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa pelayanan kesehatan RSUD dr. H, Abdul Moeloek di Bandarlampung. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, bermuara pada rumusan masalah yaitu : Apakah pemberian insentif berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat Rumah Sakit Umum Daerah dr.h.abdul Moeloek di Bandarlampung? C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi kerja perawat Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek di Bandarlampung. 2. Sebagai masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek di Bandarlampung dalam meningkatkan motivasi kerja perawat. 3. Dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi pihak lain yang juga meneliti tentang pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi kerja perawat. 9

D. Kerangka Pemikiran Kebijakan atau sistem pemberian insentif yang diberlakukan oleh RSUD dr. H. Abdul moeloek akan memacu perawat mencapai tujuan dengan cara memberikan rangsangan baik dalam bentuk moril maupun materil. Menurut Gibson (1994:41) memaparkan bahwa sasaran utama program insentif adalah penarikan orang yang berkualitas untuk bergabung dalam organisasi, mempertahankan karyawan agar tetap datang bekerja dan memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi. Kepuasan yang dirasakan oleh karyawan terhadap imbalan yang diterimanya akan tercermin pada prestasi kerja yang dicapai. Adapun sifat dasar dari pemberian insentif menurut Nitisemito (1992 : 163) adalah : 1. Penghasilan yang diterima pegawai hendaknya langsung menaikkan produktivitas. 2. Pembayaran hendaknya dilakukan secepat mungkin. 3. Standar kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati. 4. Besar upah normal dengan standar kerja perjam hendaknya merangsang pekerja untuk bekerja lebih giat. Menurut Dessler (1997: 350) sesuai dengan kenyataan, uang merupakan satu-satunya motivator yang paling penting yang digunakan oleh masyarakat kita yang terorganisir. Untuk memberi penghargaan atas jasa seseorang pada organisasi atau 10

perusahaan tertentu biasanya dapat diwujudkan dengan memberikan insentif baik yang bersifat finansial maupun non finansial. Kebijakan pemberian insentif yang diterapkan pada RSUD dr.h.abdul Moeloek di Bandarlampung tidak terlepas dari kepuasan yang diterima karyawan, padahal tingkat kepusaan seseorang adalah relative sifatnya. Dengan adanya kepuasan yang dirasakan perawat maka RSUD dr. Abdul Moeloek mengharapkan akan terjadi peningkatan motivasi kerja perawat tersebut. Menurut Herzberg, faktor- faktor yang berperan sebagai motivator terhadap pegawai adalah yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik. Faktor- faktor Motivasi tersebut antara lain sebagai berikut, (Thoha, 1993 : 203): Keberhasilan Pengakuan Posisi dan pekerjaan Tanggungjawab Pengembangan Apabila pemberian insentif tersebut dianggap sudah cukup, maka penetapan pemberian insentif itu dapat memotivasi karyawan yang kurang produktif menjadi lebih produktif dalam kerjanya. 11

INSENTIF Kepuasan Produktivitas Waktu pemberian insentif Standar kerja Upah normal MOTIVASI KERJA Keberhasilan Pengakuan Posisi dan pekerjaan Tanggungjawab Pengembangan. Sumber : Nitisemito (1992 : 163) Sumber : Thoha (1993 : 203) Gambar 1 Kerangka Pemikiran E. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Pemberian insentif mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi kerja perawat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Bandar lampung. 12

13