LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA. Sekertariat Jenderal. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Kinerja. Area Perubahan : 1. Capaian

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA


L A P O R A N K I N E R J A

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

2.1 Rencana Strategis

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

Sasaran Reformasi Birokrasi

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB III OBJEK PENELITIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

K A T A P E N G A N T A R

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KINERJA. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan... BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 KATA PENGANTAR

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA 2015

IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Tahun 2015, merupakan tahun pertama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melaksanakan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 sejak bergabungnya Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi, Sekretariat Jenderal menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis organisasi. Masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan mempunyai indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaiannya, yang setiap tahun indikator kinerja diukur tingkat ketercapaiannya. Hasil pengukuran kinerja tahun 2015, ketercapaian masing-masing Indikator Kinerja Utama yaitu: 1. Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja dengan indikator kinerja prosentase efisiensi perencanaan penganggaran ditargetkan 90%, capaian kinerjanya adalah 99% atau tingkat ketercapaiannya 110%. Sedangkan indikator kinerja penilaian terhadap AKIP ditargetkan B, capaian kinerjanya adalah B. 2. Sasaran meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara dengan indikator kinerja prosentase opini penilaian laporan keuangan oleh BPK ditargetkan WTP, capaian kinerjanya adalah WDP. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 i

3. Sasaran meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum dengan indikator kinerja kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti ditargetkan 60%, capaian kinerjanya adalah 63,89% atau tingkat ketercapaiannya 106%. Sedangkan indikator kinerja prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) ditargetkan 40%, capaian kinerjanya adalah 47,8% atau tingkat ketercapaiannya 119%. 4. Sasaran meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri dengan indikator kinerja indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman ditargetkan 60%, capaian kinerjanya adalah 60,75% atau tingkat ketercapaiannya 101%. 5. Sasaran meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian dengan indikator kinerja prosentase pelayanan administrasi kepegawaian ditargetkan 90%, capaian kinerjanya adalah 90% atau tingkat ketercapaiannya 100%. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 ii

KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance). Oleh karenanya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terus menggelorakan gerakan Reformasi Birokrasi sebagai suatu keharusan, dan mengupayakan birokrasi pemerintah menjadi lembaga yang efisien, transparan dan akuntabel. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan tiap pimpinan Kementerian/Lembaga Pemerintahan, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, membuat laporan akuntabilitas kinerja secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, telah disusun Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini dimaksudkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang mencakup semua hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini merupakan gambaran capaian pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai bahan masukan bagi pemangku kepentingan dan merupakan umpan balik bagi jajaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan kinerja unit kerja dimasa yang akan datang. Jakarta, Mei 2016 Sekretaris Jenderal ttd Ainun Na im Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 iii

DAFTAR ISI IKHTISAR EKSEKUTIF... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tugas dan Fungsi... 1 1.3. Struktur Organisasi... 2 1.4. Sumber Daya Manusia... 3 1.5. Anggaran... 4 1.6. Sistematika Penyajian... 5 PERENCANAAN KINERJA... 6 2.1. Rencana Strategis... 6 2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015... 8 AKUNTABILITAS KINERJA... 10 3.1. Pengendalian Kinerja... 10 3.2. Pengukuran Kinerja... 11 3.3. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)... 11 3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)... 13 3.5. Analisis Capaian Kinerja... 14 3.6. Realisasi Anggaran... 33 PENUTUP... 35 LAMPIRAN... 36 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome)... 10 Gambar 2. Rapat Pimpinan Reviu Renstra 2015-2019... 20 Gambar 3. Kegiatan Launching SIMonev... 20 Gambar 4. Peluncuran PINTU... 29 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 v

DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal 3 Tabel 2. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2015... 4 Tabel 3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 8 Tabel 4. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan 14 Pendidikan Tinggi Tahun 2015... Tabel 5. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan 15 Akuntabilitas Kinerja.. Tabel 6. Nilai AKIP Kemenristekdikti.. 18 Tabel 7. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, 21 Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Negara... Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan 24 Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum.. Tabel 9. Kasus Hukum Tahun 2015.. 27 Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan 28 Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri. Tabel 11. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar 29 Pelayanan Publik. Tabel 12. Capaian Sasaran Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan 30 Pembinaan Kepegawaian Tabel 13. Kinerja Administrasi Kepegawaian Tahun 2015. 31 Tabel 14. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2015.. 33 Tabel 15. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja... 34 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 vi

DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2015... 5 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal atas penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2015 ini dibuat dengan menyajikan serangkaian keberhasilan dan kegagalan atas pencapaian rencana, tindakan dan kegiatan atas perencanaan dan perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal dalam mewujudkan birokrasi yang akuntabel, transparan, dan profesional melalui program Reformasi Birokrasi. Laporan kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2015 ini menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tahun 2015. Tujuan penyajian laporan kinerja ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan kinerjanya. 1.2. Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi kegiatan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 1

b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum; f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugastugas Kementerian dalam pengaturan, pembinaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan pembangunan terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan. 1.3. Struktur Organisasi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari: 1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2. Biro Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepegawaian Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 3. Biro Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi keuangan, kerumahtanggaan, arsip, serta penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 4. Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan advokasi dan bantuan hukum, serta pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana 5. Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan pelaksanaan kerja sama dalam negeri dan luar negeri, serta pelaksanaan komunikasi publik Selain itu Sekretariat Jenderal secara administratif membina tiga pusat yaitu: Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 2

1. Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, pemanfaatan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data dan informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi. 2. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana, kerjasama dan bisnis teknologi, serta keamanan dan keselamatan di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan program dan evaluasi pendidikan dan pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan. 1.4. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi didukung oleh orang 617 pegawai yang terdiri pegawai 468 laki-laki dan 149 perempuan. No Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Unit Kerja Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah 1 SEKRETARIAT JENDERAL 139 96 235 Sekretaris Jenderal 1 1 Biro Perencanaan 15 13 28 Biro SDM 38 29 67 Biro Keuangan dan Umum 57 23 80 Biro Hukum dan Organisasi 20 13 33 Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik 8 18 26 2 PUSAT DATA DAN INFORMASI IPTEK DAN DIKTI 3 PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 21 7 28 284 38 322 4 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 24 8 32 TOTAL 468 149 617 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 3

1.5. Anggaran Pagu anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 sebesar Rp 2.907.347.043.000 dengan proporsi 12,5 untuk gas dan fungsi, 28,1% PNS Eks Ditjen Dikti, PN, dan Kopertis dan proporsi terbesar adalah anggaran untuk BOPTN dan BPPTN-BH sebesar 59,4%. Tabel 2. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2015 Kegiatan Layanan Umum Pendidikan Total Proporsi Tugas Fungsi Sekretariat Jenderal 252.319.654.000 111.982.234.000 364.301.888.000 12,5% Pembinaan dan Pengembangan Humas dan Hukum Peningkatan Kualitas Perencanaan, Kegiatan dan Anggaran, Penjalinan Kerja Sama dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Peningkatan dan Pengelolaan Urusan Umum 13.677.764.000 13.677.764.000 0,5% 16.242.104.000 16.242.104.000 0,6% 127.702.805.000 127.702.805.000 4,4% Pengelolaan Data dan Informasi Iptek 5.468.250.000 5.468.250.000 0,2% Pengembangan Jaringan Penyedia Dengan Pengguna Iptek Pengembangan Jaringan Penyedia Iptek Dengan Internasional.397.000 792.397.000 0,0% 4.522.731.000 4.522.731.000 0,2% Pengembangan Sistem Legislasi Iptek 1.945.954.000 1.945.954.000 0,1% Pengembangan Kawasan Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Pendidikan Tinggi Layanan Tridharma di Perguruan Tinggi (BOPTN) 81.967.649.000 81.967.649.000 2,8% 111.982.234.000 111.982.234.000 3,9% 1.726.952.793.000 1.726.952.793.000 59,4% Tunjangan Kinerja 816.092.362.000 816.092.362.000 28,1% Total 252.319.654.000 2.655.027.389.000 2.907.347.043.000 100,0% Dari sisi jenis belanja, paling besar dialokasikan untuk belanja barang sebesar 67%, belanja pegawai 31%, dan belanja modal 2%. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 4

53 BELANJA MODAL 2% 51 BELANJA PEGAWAI 31% 52 BELANJA BARANG 67% Grafik 1. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2015 1.6. Sistematika Penyajian Laporan kinerja ini melaporkan capaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2015 sesuai Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019. Analisis Capaian Kinerja (performance result) diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai perbaikan kinerja di masa mendatang. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015. 2. Bab. I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang penyusunan laporan, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi, sumber daya manusia dan anggaran. 3. Bab. II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Rencana Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi, dan Perjanjian Kinerja 2015. 4. Bab. III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, menjelaskan tentang pengendalian, pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis pada tahun 2015. 5. Bab. IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dan upaya perbaikan. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang bersifat mendasar dan dibuat secara integral, efisien, dan koordinatif. Dalam kurun waktu 2015-2019 dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun dan memperhitungkan potensi, peluang, serta kendala yang ada maupun tantangan yang mungkin terjadi, Sekretariat Jenderal melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, visi Sekretariat Jenderal telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019. Dalam penentuan visi, Sekretariat Jenderal telah mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu: (i) memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan organisasi, (ii) ditetapkan secara rasional, realistis, mudah dipahami, (iii) dirumuskan secara singkat, padat, mudah diingat, (iv) dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan (v) mempunyai sifat fleksibel. Oleh sebab itu visi Sekretariat Jenderal akan ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) dan mampu mengerahkan dan menggerakkan segala sumber daya Sekretariat Jenderal. Adapun visi Sekretariat Jenderal yang diharapkan mampu memberi arah ke masa depan yaitu: Misi Sekretariat Jenderal merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh unit organisasi Sekretariat Jenderal dalam upaya untuk mewujudkan visi. Dengan pernyataan misi yang telah ditetapkan, diharapkan seluruh unsur Sekretariat Jenderal dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran Sekretariat Jenderal dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi Sekretariat Jenderal telah disusun secara jelas dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimilikinya sesuai peraturan perundang- Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 6

undangan. Perumusan misi ini telah memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan stratejik. Kriteria dalam penentuan misi Sekretariat Jenderal antara lain adalah: (i) sejalan dengan upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (ii) sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 serta tugas yang dibebankan oleh undang-undang, (iii) menggambarkan tindakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal. Berdasarkan acuan tersebut di atas, misi Sekretariat Jenderal adalah: Dalam rangka mencapai Visi dan Misi, maka Visi dan Misi tersebut dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel 2. Meningkatnya kualitas layanan yang efektif dan efisien Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan dalam sasaran strategis sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2015-2019. Sasaran strategis tersebut adalah: 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja 2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara 3. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian 4. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum 5. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 7

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan Perjanjian Kinerja merupakan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelola. Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemenristekdikti 2015-2019. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2015, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 No Sasaran Indikator Kinerja 1 2 3 4 Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum Prosentase efisiensi perencanaan penganggaran Penilaian terhadap AKIP Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti Prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) Target 2015 90% B WTP 60% 60% 40% Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 8

No Sasaran Indikator Kinerja 5 Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian Prosentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian Target 2015 90% Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengendalian Kinerja Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja berubah dari pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja yang berorientasi hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU) menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan. Dalam hal pengendalian kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terus melakukan perbaikan. Dari PK 2015 yang telah ditandatangani, telah dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik (triwulan). Sehubungan dengan hal tersebut terus dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja (SIMonev). Pengndalian Kinerja Capaian Kinerja Pengukuran Kinerja Evaluasi Kinerja Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome) Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 10

3.2. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja financial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut: Realisasi Persentase Capaian = x 100% Rencana Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Untuk mengukur capaian masing-masing IKU dilakukan secara umum yakni melalui data capaian kinerja dan pengukuran dengan kondisi riil yang ada. Sedangkan analisis capaian masing-masing IKU diupayakan disampaikan secara rinci dengan mendefinisikan alasan penetapan masing-masing IKU; cara mengukurnya; capaian kinerja yang membandingkan tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, dan pada akhir periode Renstra; disertai dengan data pendukung berupa tabel, foto/gambar, grafik, dan data pendukung lainnya. 3.3. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan berbagai upaya perbaikan, dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dan berorientasi kepada hasil (result oriented government). Oleh karena itu dalam rangka sinergi implementasi SAKIP mulai tingkat kementerian hingga unit kerja, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 11

Menteri tentang Pedoman Implementasi SAKIP di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sekretariat Jenderal juga menginisiasi berbagai agenda akuntabilitas kinerja di semua komponen yang merupakan bagian integral dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), meliputi aspek: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja. a. Perencanaan Kinerja 1) Menetapkan Renstra Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-2019 dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015. Pada dokumen Renstra tersebut tercantum Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program, beserta target-target Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). 2) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah ditetapkanya Permenristekdikti No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan revisi terhadap dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2015, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2015. 3) Selain itu dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja tahun 2015, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang melakukan reviu Renstra 2015-2019, dan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2015-2019. b. Pengukuran Kinerja Pada dokumen Renstra Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-2019 tercantum indikator kinerja sasaran meliputi Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengupayakan pengukuran atas target-target yang direncanakan dengan menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) dan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) yang berorientasi hasil (outcome) dan diformalkan dalam Keputusan Menteri. c. Pelaporan Kinerja Penyajian informasi capaian kinerja dalam Laporan Kinerja (LAKIP) secara terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan antara lain melalui Capaian Kinerja dengan IKU yang terukur. Dalam Laporan LAKIP ini juga terus ditingkatkan kualitasnya diantaranya Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 12

menggambarkan pembandingan capaian kinerja yang memadai, tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, tren kinerja dan pada akhir periode Renstra. Sehubungan dengan amanah PP No. 26 Tahun 2015, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan Menteri tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum. d. Evaluasi Kinerja Mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMonev), dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem perencanaan di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini dikembangkan secara online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja dan satuan kerja mandiri. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi pimpinan atas pelaksanaan program dan kegiatan dilapangan. SIMonev telah disosialisasikan kepada unit kerja dan satuan kerja di pusat dan daerah, dan telah dilakukan launching pada tanggal 14 Desember 2015 oleh Menristekdikti yang dihadiri para Rektor PTN. SIMonev ini telah terintegrasi dengan aplikasi OM SPAN Kementerian Keuangan sehingga realiasasi anggaran dapat diketahui secara real time. Selain itu, SIMonev juga akan diintegrasikan dengan aplikasi SMART Kementerian Keuangan dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L. e. Capaian Kinerja Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi juga sedang menyusun Peraturan Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah merumuskan indikator-indikator dan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa keberhasilan kinerja Kementerian. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan tolok ukur capaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya. IKU ditetapkan mengacu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-2019 sesuai dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 13

Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian kinerjanya, dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja Indikator Kinerja Target 2015-2019 Realisasi 2014 Tahun 2015 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Prosentase efisiensi 94% - 90% 99% 110 perencanaan penganggaran Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian Penilaian terhadap AKIP Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti Prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman Prosentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian A B B B 100 WTP WTP WTP WDP - 100% - 60% 63,89% 106,48 60% - 40% 36% 90 80% - 60% 60,75% 101,25 90% - 90% 90% 100 3.5. Analisis Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam periode 2015-2019 yaitu: Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 14

1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja 2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara 3. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum 4. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri 5. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian Capaian kinerja Sasaran Strategis tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKU Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015, bahwa secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan, walaupun beberapa indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut: Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja diukur dengan dua indikator yaitu Prosentase efisiensi perencanaan penganggaran dan Penilaian terhadap AKIP. Adapun capaiannya adalah sebagai berikut: Tabel 5. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja Indikator Kinerja Target 2015-2019 Realisasi 2014 Tahun 2015 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Prosentase efisiensi perencanaan penganggaran 94% - 90% 99% 110 Penilaian terhadap AKIP A B B B 100 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 15

1. Prosentase Efisiensi Perencanaan Penganggaran Efisiensi perencanaan anggaran diukur dengan teknik spending review, yaitu alat untuk mengevaluasi kinerja anggaran pemerintah. Fokus utamanya adalah untuk efisiensi anggaran. Spending Review secara lugas menyebut angka yang harus dihemat karena terdapat inefisiensi anggaran. Hasilnya direkomendasikan untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien. Spending Review dilakukan dalam rangka untuk mengetahui potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana yang menjadi prioritas nasional seperti pembangunan infrastruktur. Sesuai dengan hasil Spending Review yang dilakukan Kementerian Keuangan kepada Kemenristekdikti pada tahun 2015, telah ditemukan inefisiensi sebesar 0,006% dari total keseluruhan pagu Kemenristekdikti sehingga tingkat efisiensi anggaran sebesar 99,99%. Hasil ini lebih besar dibandingkan target pada tahun 2015 sebesar 90%. Inefisiensi yang terjadi salah satunya akibat perencanaan anggaran yang belum dibuat dengan baik. Masih banyak yang membuat perencanaan anggaran mengikuti dari tahun anggaran sebelumnya kemudian ditambah berapa persen. Akibatnya terjadi pemborosan anggaran ataupun anggaran yang tidak terpakai karena bukan merupakan kebutuhan tahun bersangkutan. Contoh inefisiensi yang terjadi adalah masih adanya penggunaan biaya yang melebihi standar biaya. Hal ini dikarenakan pembuat anggaran tidak berpedoman pada standar biaya yang telah ditetapkan Kementerian Keuangan setiap tahunnya. Contoh lainnya yaitu adanya duplikasi anggaran, dimana untuk kegiatan yang sama dilakukan beberapa kali. Beberapa catatan hasil spending review yang dilakukan Kementerian Keuangan kepada Kemenristekdikti pada tahun 2015 antara lain: 1) Banyaknya konsinyering yang pesertanya sedikit sehingga lebih baik diganti dengan Rapat Dalam Kantor (RDK) saja, termasuk penyusunan laporan tidak perlu konsinyering. 2) Peserta RDK hanya berhak mendapatkan uang saku RDK. Uang transport diberikan kepada peserta rapat yang tidak berada dalam satu kompleks perkantoran dimana RDK diselenggarakan. 3) Kegiatan yang merupakan tupoksi semestinya tidak dapat diberikan honor. 4) Satuan honor moderator menggunakan jam, harusnya kali. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 16

5) Harga satuan honor, biaya pemeliharaan dan uang harian yang melebihi SBM. 6) Jumlah narasumber dan/atau tim pelaksana kegiatan yang terlalu banyak. Untuk mengurangi tingkat inefisiensi pada tahun mendatang yang perlu dilakukan adalah: 1) Lebih mencermati lagi dalam penggunaan satuan biaya sehingga tidak terjadi kesalahan besaran biaya maupun penggunaan satuan dalam perhitungan anggaran; 2) Lebih selektif dalam hal pembentukan tim pelaksana kegiatan maupun penyelenggaraan rapat/meeting di luar kantor sehingga tidak melanggar ketentuan yang berlaku; 3) Lebih mencermati penyelenggaraan konsinyering hanya untuk kegiatan yang benarbenar diperlukan; 4) Dalam penyusunan RKA-KL tahun-tahun berikutnya perlu dicermati kembali pengalokasian pada Kelompok Belanja 5211, agar anggaran dapat diserap lebih optimal. 2. Penilaian Terhadap AKIP Terwujudnya akuntabilitas kinerja yang akuntabel tingkat keberhasilannya dilihat dari perolehan predikat akuntabilitas kinerja yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sesuai rencana strategis Kemenristekdikti 2015-2019, pada tahun 2015 Kemenristekdikti mentargetkan memperoleh predikat B. Berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor B/3979/M.PANRB/12/2015, perihal hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, tanggal 11 Desember 2015, pada tahun 2015 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendapat predikat B dengan nilai 68,76 yang interpretasinya adalah akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan. Dalam rangka implementasi SAKIP, Kemenristekdikti terus melakukan berbagai upaya perbaikan di semua komponen sistem akuntabilitas kinerja yaitu aspek perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja hingga capaian kinerja. Upaya perbaikan memperhatikan catatan penting hasil evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB. Dalam Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 17

tentang Rencana Strategis Kemenristekdikti Tahun 2015-2019, target hasil penilaian terhadap implementasi AKIP adalah katagori A dengan nilai > 80-90 pada tahun 2019. Tabel 6. Nilai AKIP Kemenristekdikti KOMPONEN 2011 2012 2013 2014 2015 1. Perencanaan Kinerja 23,4 24,84 24,54 25,1 22,87 2. Pengukuran Kinerja 13,45 13,57 13,66 14,97 15,94 3. Pelaporan Kinerja 9 9,15 9,04 11,64 10,81 4. Evaluasi Kinerja 6,16 5,46 5,78 6,86 6,89 5. Pencapaian Kinerja 11,94 13 16,21 12,5 12,25 TOTAL 63,95 66,02 69,23 71,07 68,76 PREDIKAT CC B B B B Sesuai data evaluasi kinerja di atas, selama lima tahun terakhir nilai akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti mengalami naik turun. Namun begitu tingkat akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti tetap berada pada predikat B (Baik, perlu sedikit perbaikan). Dibandingkan dengan tahun 2014, nilai akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti pada tahun 2015 mengalami penurunan. Ada beberapa catatan hasil evaluasi oleh Kementerian PAN RB atas implementasi SAKIP Kemenristekdikti yaitu: 1) Rencana strategis Kemenristekdikti belum seluruhnya menyajikan tujuan/sasaran strategis yang berorientasi kepada hasil/outcome dan dilengkapi dengan indikator kinerja outcome yang relevan dan belum menjabarkan (cascade down) kedalam berbagai sasaran strategis dan indikator kinerja di Renstra Eselon I bahkan hingga para pejabat eselon III dan IV. Kemudian meneruskan performance cascade ini hingga kinerja individu masing-masing pegawai; 2) Belum sempurnanya aplikasi keuangan dan kinerja yang ada sehingga mampu mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja serta memudahkan penggunaannya; 3) Belum adanya pedoman implementasi akuntabilitas kinerja dan evaluasi kinerja yang dapat digunakan untuk penilaian dan rekomendasi atas akuntabilitas kinerja masingmasing Eselon l/unit utama; Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 18

Melihat permasalahan yang dihadapi di atas Kementerian PAN dan RB memberikan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan Kemenristekdikti agar nilai akuntabilitas kinerja dapat meningkat di masa datang antara lain: 1) Mereviu kembali Rencana Strategis (Renstra), Perjanjian Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merepresentasikan Kementerian Riset dan Teknologi setelah digabungkan dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan selanjutnya memperbaiki rumusan sasaran strategis dan indikator kinerja Kementerian kemudian menjabarkan (cascade down) kedalam berbagai sasaran strategis dan indikator kinerja di Renstra Eselon I bahkan hingga para pejabat eselon III dan IV. Kemudian meneruskan performance cascade ini hingga kinerja individu masing-masing pegawai; 2) Menyempurnakan aplikasi keuangan dan kinerja yang ada sehingga mampu mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja serta memudahkan penggunaannya; 3) Meningkatkan kualitas hasil evaluasi akuntabilitas kinerja agar dapat memberikan penilaian dan rekomendasi atas akuntabilitas kinerja masing-masing Eselon I/unit kerja. Sehingga dapat ditindaklanjuti untuk perbaikan perencanaan dalam bentuk langkahlangkah nyata; 4) Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja diseluruh jajaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel. Dalam rangka memenuhi rekomendasi Kementerian PAN dan RB, Kemenristekdikti telah melakukan beberapa langkah antara lain: a) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah ditetapkanya Kemenristekdikti No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan revisi terhadap dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2015, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2015. b) Selain itu dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja tahun 2015, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang melakukan reviu Renstra 2015-2019, Perjanjian Kinerja 2016, dan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2015-2019. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 19

Gambar 2. Rapat Pimpinan Reviu Renstra 2015-2019 c) Mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMonev), dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem perencanaan di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini dikembangkan secara online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi pimpinan atas pelaksanaan program dan kegiatan di lapangan. Gambar 3. Kegiatan Launching SIMonev d) Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi juga sedang menyusun Peraturan Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 20

Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Negara Sasaran meningkatnya pengelolaan kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara tingkat pencapaiannya diukur dari opini audit yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku pemegang otoritas dalam pemeriksaan keuangan. Untuk memperoleh opini WTP suatu instansi pemerintah harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: 1) disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai; 2) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP); 3) kepatuhan terhadap perundang-undangan; 4) pengungkapan yang memadai; 5) tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI. Tabel 7. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Negara Sasaran Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara Indikator Kinerja Target 2015-2019 Realisasi 2014 Tahun 2015 Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK WTP WTP WTP WDP - Tahun 2014 Kemenristekdikti berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangannya. Sedangkan untuk tahun 2015 tingkat pencapaian indikator Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK adalah WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Beberapa kendala ditemukan dalam penyusunan Laporan Keungan Kemenristekdikti Tahun 2015 antara lain: 1. Laporan Keuangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan laporan keuangan kompilasi dari 142 Satker yang cukup variatif dalam menerapkan pola pengelolaan keuangannya. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri pada saat Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 21

melakukan kompilasi maupun saat melakukan verifikasi data laporan yang disampaikan oleh Satker. Satker Kemenristekdikti tersebut adalah : a) Satker Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (29 satker); b) Satker Pengelola Keuangan PNBP (85 satker); c) Satker Pengelola Keuangan Non PNBP (21 satker) d) Satker Sekretariat Ditjen Dikti - PTN BH (7 satker) Disamping itu dari 142 satuan kerja tersebut, 11 (sebelas) diantaranya merupakan Satker baru yang mengelola dana DIPA baru pada tahun anggaran 2015 ini, sehingga pada saat menyusun laporan keuangan belum didukung oleh SDM yang cukup memadai baik dalam pengelolaan maupun dalam menyusun laporan keuangan. Selain itu Pagu Anggaran/DIPA yang dikelola oleh Eselon I Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan merupakan pecahan dari Pagu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hal ini menyebabkan adanya kelambatan dalam melakukan rekonsiliasi terhadap realisasi anggaran secara keseluruhan. Selain itu pemecahan pagu ini menyebabkan kesalahan pada bagian perencanaan sehingga banyak Pagu yang masih negatif dan telat untuk dilakukan perubahan. 2. Penyajian Aset Tetap di sebagian besar Satker di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi banyak terjadi ketidaksesuaian nilai antara SAK dan SIMAK BMN, hal ini disebabkan pada aplikasi SAIBA dan SIMAK BMN yang belum sempurna dan terdapat masalah pada proses pengiriman data aset dari Aplikasi SIMAK-BMN ke Aplikasi SAIBA. Hal yang menjadi permasalahan utama adalah munculnya nilai aset hasil pengiriman dari aplikasi SIMAK BMN yang tidak sesuai dengan jumlah Belanja Modal yang dikeluarkan Satuan Kerja sehingga memunculkan banyak nilai aset yang belum diregister. Nilai tersebut dihilangkan dengan menjadikannya Beban Aset Ekstra komptabel dan koreksi aset. Selain itu juga terdapat nilai negatif pada Persediaan Belum Diregister. Hal ini terjadi karena pembelian persediaan menggunakan belanja yang langsung menjadi beban dan bukan membentuk persediaan. Kesalahan belanja ini dikarenakan akun belanja yang membentuk persediaan merupakan akun baru dan tidak semua Satuan Kerja memiliki DIPA untuk akun baru tersebut. Solusi sementara yang digunakan adalah Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 22

dengan melakukan jurnal manual untuk menghilangkan nilai persediaan yang belum diregister dengan melawankannya pada Beban Barang. 3. Sistem Akuntansi Akrual masih belum dipahami dengan baik oleh banyak operator SAIBA pada unit kerja. Hal ini mengakibatkan pencatatan akuntansi dengan sistem akrual belum dilaksanakan secara penuh. Oleh karena itu terhadap permasalahan tersebut dilakukan upaya antara lain: a) Membangun komitmen dari seluruh jajaran di lingkungan Kemenristekdikti mulai dari pimpinan sampai dengan staf; b) Pelaksanaan anggaran secara akuntabel dan bertanggungjawab serta didukung dengan standar dan sistem akuntansi yang berlaku; c) Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola keuangan; d) Audit reguler oleh Itjen yang fokus pada Laporan Keuangan; e) Pendampingan penyusunan laporan keuangan baik di pusat maupun di daerah oleh Setjen, Itjen dan BPKP. Sasaran 3 : Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum Sasaran Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum diukur dengan kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti dan Prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap). Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 23

Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum Sasaran Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum Indikator Kinerja Target 2015-2019 Realisasi 2014 Tahun 2015 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti Prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) 100% - 60% 63,89% 106,48 60% - 40% 47,8% 119 1. Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan agenda reformasi birokrasi, walaupun belum menyeluruh dan tertata dengan sangat baik. Agenda perubahan telah dilaksanakan dan hasilnya telah dirasakan oleh pegawai dan pemangku kepentingan terkait. Akan tetapi jalan panjang reformasi birokrasi masih berlanjut, tantangan dan permasalahan birokrasi belum sepenuhnya tuntas, mengharuskan adanya solusi dan penyelesaian untuk memecahkan persoalan-persoalan birokrasi dan mewujudkan birokrasi yang profesional. Pada tahun 2015, Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) adalah 63,89 dengan kategori B. Kemenristekdikti telah melakukan berbagai upaya demi kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya dimaksud telah menghasilkan berbagai kemajuan perbaikan tata kelola pemerintahan, antara lain: a. Jajaran pimpinan dan juga pegawai di Kemenristekdikti telah memberikan perhatian yang cukup besar atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi dengan membuka website khusus pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kemenristekdikti; Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 24

b. Kemenristekdikti menggunakan 3 (tiga) komponen penilaian dalam memperhitungkan pemberian Tunjangan Kinerja, yaitu Kehadiran, Rewards/Punishment dari Kinerja Unit, dan Integritas; c. Penerapan manajemen kinerja di lingkungan Kemenristekdikti sudah cukup baik, dengan adanya keterlibatan para pimpinan tinggi dalam penerapan manajemen kinerja dan evaluasi terkait capaian kinerja dilakukan secara berkala dengan adanya sistem punishment jika kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tidak tercapai; d. Sistem Promosi terbuka untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi secara nasional juga telah dilakukan di Kemenristekdikti. Hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas program reformasi birokrasi adalah: a. Reformasi Birokrasi di Kementerian belum terlaksana secara optimal, hal ini disebabkan karena pemahaman perubahan pola pikir (mind set), serta budaya kerja (culture set) PNS di lingkungan Kementerian belum merata sehingga apa yang diharapkan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi belum tercapai sepenuhnya; b. Pengintegrasian implementasi seluruh kebijakan, prosedur dan aplikasi yang selama ini sudah berjalan dengan baik pada ex-kementerian Riset dan Teknologi dan ex- Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke dalam lingkup Kemenristekdikti belum sepenuhnya dilakukan; c. Belum seluruh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Kemenristekdikti telah diharmonisasikan; d. Peta Proses Bisnis belum terjabarkan dalam semua Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada, hal ini disebabkan karena proses integrasi sistem dari dua unit yang berbeda yaitu ex-kementerian Riset dan Teknologi dan ex-direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam rangka lebih meningkatkan kualitas birokrasi serta mampu lebih menumbuhkan budaya kinerja di lingkungan Kemenristekdikti, terdapat beberapa hal yang masih perlu dilakukan yaitu: a. Memotivasi seluruh PNS di lingkungan Kementerian agar memiliki pola pikir (mind set), serta budaya kerja (culture set) sesuai harapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemenristekdikti; Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 25

b. Melakukan pengintegrasian implementasi seluruh kebijakan, prosedur dan aplikasi yang selama ini sudah berjalan dengan baik pada ex-kementerian Riset dan Teknologi dan ex-direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke dalam lingkup Kemenristekdikti. c. Melakukan identifikasi, analisis, dan pemetaan terhadap peraturan perundangundangan untuk mengetahui adanya kemungkinan tumpang tindih/tidak harmonis; d. Menetapkan peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi untuk seluruh unit organisasi, kemudian dijabarkan ke dalam prosedur operasional tetap (SOP) dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi serta efektivitas birokrasi; e. Meningkatkan kapasitas pegawai berdasarkan pada gap kompetensi serta menyusun rencana pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan pegawai berbasis kompetensi secara berkelanjutan; f. Meningkatkan kualitas implementasi pengendalian gratifikasi, penerapan SPIP, penanganan benturan kepentingan, pengaduan masyarakat dan Whistle Blowing System (WBS), serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaanya; g. Menetapkan unit kerja di lingkungan Kemenristekdikti yang akan dibina dan dikembangkan menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani; h. Menindaklanjuti hasil survey Indeks Kepuasan Pelayanan dan Indeks Persepsi Anti Korupsi dengan menyempurnakan kualitas pelaksanaan kegiatan pada area pelayanan publik dan pengawasan; i. Melakukan inovasi terus menerus secara berkesinambungan dalam pelayanan kepada masyarakat. Mengacu pada kondisi birokrasi terkini sebagaimana tersebut diatas, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berkomitmen terus melanjutkan reformasi birokrasi periode 2015-2019. Peta jalan reformasi birokrasi telah disusun yang akan menjadi rujukan utama pelaksanaan reformasi birokrasi dalam kurun waktu 2015-2019. Berisi gambaran perihal langkah-langkah strategis dan agenda yang akan dilaksanakan terkait dengan pembenahan birokrasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran reformasi birokrasi nasional. Dengan berpedoman peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berpijak dari hasil reformasi birokrasi sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjalankan delapan program area perubahan, yaitu 1) manajemen Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 26

perubahan; 2) penguatan pengawasan; 3) penguatan akuntabilitas kinerja; 4) penguatan kelembagaan; 5) penguatan tatalaksana; 6) penguatan sistem manajemen SDM aparatur; 7) penguatan peraturan perundang-undangan; dan 8) peningkatan kualitas pelayanan publik. 2. Prosentase Kasus Hukum Yang Telah Terselesaikan (Berkekuatan Hukum Tetap) Untuk indikator kinerja Prosentase Kasus Hukum Yang Telah Terselesaikan (Berkekuatan Hukum Tetap) dari target 40% kasus yang diselesaikan, terealisasi 47,8% kasus atau dengan persentase capaian 119% nya adalah kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap). Sebagian besar kasus-kasus yang ditangani adalah kasus yang melibatkan perguruan Tinggi. Pada tahun 2015 kasus hukum yang ditangani meliputi bidang litigasi sebanyak 12 kasus dan telah diselesaikan dengan ketetapan hukum sebanyak 7 kasus, 1 mengajukan banding dan 4 sementara dalam pemeriksaan perkara. Untuk kasus nonlitigasi yang telah ditangani sebanyak 11 kasus dan dapat diselesaikan sebanyak 4 kasus yang sudah diselesaikan dengan baik dan sudah disepakati bersama, dan untuk 7 masalah lainnya sampai saat ini masih dalam tahap penyelesaian dengan melakukan komunikasi, rekonsiliasasi dan harmonisasi. Sehingga secara keseluruhan bidang advokasi dapat menyelesaikan 7 kasus litigasi dari 12 kasus dan 4 kasus nonlitigasi dari 11 kasus atau 11 kasus terselesaikan dari total 23 kasus yang ditangani. Tabel 9. Kasus Hukum Tahun 2015 Litigasi : 1. Perkara Nomor 224/B/2016/PT.TUN.JKT : (menang di tingkat Banding) 2. Perkara Nomor 126/G/2015/PTUN-JKT : (menang di tingkat pertama) 3. Perkara Nomor 40/Pdt.G/2015/PN.Ptk : (pemeriksaan perkara) 4. Perkara Nomor 38/Pdt.G/2015/PN.KDI : (menang di tingkat pertama) 5. Perkara Nomor 171/G/2015/PTUN-JKT : (pemeriksaan perkara) 6. Perkara Nomor 194/G/2015/PTUN-JKT : (pemeriksaan perkara) 7. Perkara Nomor 215/P/FP/2015/PTUN.JKT : (menang ditingkat pertama - final) 8. Perkara Nomor 39/G/2015/PTUN.MKS (mengajukan banding) 9. Perkara Gugatan 34/Pdt.G/2015/PN. Tgl (pemeriksaan perkara) 10. Perkara MK Nomor 122/PUU-XII/2014 (Putusan Menolak Gugatan Pemohon) 11. Gugatan pemberhentian (Dosen DPK Kopertis Bandung) Kasus ditolak 12. Uji Materil UU Pendidikan Kedokteran (Perkara MK nmr 122/PUU- XII/2014) Gugatan ditolak Non Litigasi 13. Kasus STKIP Suluh Bangsa dan STT Telematika ke Kepolisian 14. BAP Kasus Univ. Berkeley 15. Memenuhi BAP Kasus PJJ 16. Kasus STIMIKOM Indonesia Maju 17. Kasus STKIP PGRI NTT 18. Kasus Universitas Daru Ulum Jombang 19. Kasus Universitas Tritunggal Surabaya 20. Kasus Akbid Martapura 21. Kasus STIE Adhy Niaga 22. Kasus Tomohon 23. Kasus UISU Medan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 27

Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antarlembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri Sasaran Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerjasama luar negeri diukur dengan indikator Indeks Kepuasan Pelayanan oleh Ombudsman. Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai berikut: Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri Sasaran Indikator Kinerja Target 2015-2019 Realisasi 2014 Tahun 2015 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman 80-60 60,75 106,48 Dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, Ombudsman RI melaksanakan penelitian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap pelayanan publik, inovasi pelayanan publik, penguatan kapasitas, dan efektivitas pengawasan. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan peningkatan kualitas pelayanan publik. Pada tahun 2015, Ombudsman RI telah melaksanakan penelitian terhadap produk pelayanan administrasi yang diselenggarakan di Kemenristekdikti. Dari 6 produk pelayanan administrasi diperoleh nilai rata-rata 60,75 atau dalam zona kuning dengan predikat kepatuhan sedang. Nilai tersebut lebih besar dari target tahun 2015 sebesar 60. Hasil penelitian tersebut disajikan dalam tabel berikut: Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 28

Tabel 11. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar Pelayanan Publik Produk Layanan 1) Izin perbantuan atau penugasan bagi tenaga ahli asing dan tenaga sukarela 2) Permohonan izin pendirian PTS 67 3) Permohonan penambahan program magister dan profesi PTN dan PTS 67 4) Penyetaraan ijazah PT luar negeri 55 5) Informasi Publik 77 6) Perizinan mahasiswa asing di Indonesia 49 Nilai Nilai Rata Rata 60,75 Zona 49 KUNING Hasil penelitian menunjukkan rendahnya kepatuhan terhadap implementasi standar pelayanan publik dalam berbagai bentuk yaitu ketidakjelasan proses dan prosedur, ketidakpastian jangka waktu pelayanan, dan ketidakpastian hukum. Kondisi tersebut dapat berdampak kepada pelayanan publik yang buruk, potensi perilaku koruptif dan menurunnya kewibawaan pemerintah. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, Kemenristekdikti meluncurkan program PINTU (Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu), dimana layanan ini akan mengintegrasikan layanan publik yang ada di Kemenristekdikti, seperti layanan teknis pendidikan tinggi, layanan perizinan, layanan informasi serta layanan pengaduan. Gambar 4. Peluncuran PINTU Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 29