BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA B2B (STUDI KASUS : PT.TUNTEX GARMENT INDONESIA)

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menggunakan Balanced Scorecard. Penilaian kinerja memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan. Dengan adanya persaingan yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang di perkotaan adalah retail. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Penilaian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: USULAN PENGUKURAN KINERJA STUDI KASUS DI CV CIHANJUANG INTI TEKNIK CIMAHI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap

Farah Esa B

BAB III METODE PENELITIAN. Rukan French Walk Blok G/16, Kelapa Gading, Jakarta utara. 1. Profil PT. Tunjung Sekar Jiwandani

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi (Wibowo,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

The Balanced Scorecard. Amalia

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam persaingan bisnis di era globalisasi ini, terdapat banyak faktor yang menentukan usaha perusahaan untuk tetap mempertahankan eksistensinya di dalam industrinya yang persaingannya sangat ketat. Terdapat banyak tuntutan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya tidak hanya dari satu segi saja melainkan banyak segi yang harus dilihat, yakni segi pemenuhan permintaan para konsumen, pengembangan para sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan tersebut serta kualitas servis dan jasa yang disediakan perusahaan terhadap konsumen. Di samping itu, perusahaan juga dituntut dapat mengikuti perkembangan zaman yang sedang berjalan dan mengikuti tren-tren yang ada untuk memenangkan persaingan. Untuk itulah sangat penting bagi perusahaan untuk menilai apakah kinerja yang diberikan sudah sesuai standar para konsumen. Perkembangan bisnis yang semakin global ini menimbulkan persaingan yang global pula dan hal tersebut mengharuskan perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Penentuan strategi bisnis yang tepat sangatlah penting karena hal tersebut akan digunakan sebagai landasan kerja untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Selain itu, strategi bisnis juga dapat menjadi pedoman pengukuran kinerja dimana apabila strategi bisnis suatu perusahaan tepat maka seharusnya kinerja perusahaan tersebut juga meningkat di saat yang sama. Penentuan strategi bisnis tidak dapat terlepas dari pengukuran kinerja suatu perusahaan dikarenakan pengukuran kinerja akan diketahui efektivitasnya dari penerapan suatu strategi dan juga penerapannya dalam waktu tertentu dan kondisi tertentu. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan tersebut sesungguhnya maka perlu dilakukan analisis pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi bisnis. Di dalam organisasi bisnis, pengukuran kinerja dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengevaluasi serta menilai kinerja hasil kegiatan yang dilakukan setiap divisi sebagai pertanggung jawaban yang nantinya akan dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ditentukan. Banyak sekali perusahaan yang hanya mengukur kinerja berdasarkan satu segi saja, biasanya dari segi finansial yakni profit. Padahal pengukuran kinerja tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi melainkan banyak hal seperti pelanggan, jasa yang 1

2 diberikan, pengembangan SDM dan lain-lain. Selain itu, dari pengukuran kinerja itu sendiri dapat membantu perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi internal dan kondisi eksternal perusahaan. Pengukuran kinerja juga dapat mendeteksi kekuatan dan kekurangan yang terjadi pada perusahaan, dan selanjutnya dilakukan penyesuaian agar perusahaan dapat melakukan perbaikan yang diperlukan pada masa mendatang. Perubahan kondisi bisnis yang semakin kompetitif tentunya telah mengubah standar yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk mengukur kinerjanya. Pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan perspektif keuangan saja sudah tidak lagi memadai untuk menghadapi zaman globalisasi ini yang begitu kompetitif. Pengukuran kinerja yang hanya menitikberatkan pada perspektif finansial saja dapat menyebabkan perusahaan mengabaikan perspektif lainnya dan hanya fokus pada keuntungan jangka pendek serta cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Tetapi faktanya, di zaman sekarang masih banyak perusahaan yang masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional yakni hanya mengukur kinerja berdasarkan perspektif keuangan. Hal tersebut dikarenakan perspektif keuanganlah yang paling mudah diukur, dianalisis dan dievaluasi secara terintegrasi dengan cepat dan mudah. (Rangkuti, 2011) Sesungguhnya, ada perspektif non-keuangan yang lebih penting yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Kenyataan inilah yang menjadi awal terciptanya konsep Balanced Scorecard. Metode balanced scorecard dapat dijadikan batasan keberhasilan kinerja perusahaan karenabalanced scorecard tidak hanya mencerminkan pada aspek keuangan saja melainkan mencakup empat aspek yang dapat menjadi tolak ukur kinerja yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Aspek non-finansial tersebut mendapat perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya peningkatan kinerja finansial berasal dari aspek non-finansial sehingga apabila perusahaan meningkatkan kinerja dari aspek non-finansial maka aspek finansial pun meningkat melipat-ganda karena disanalah aspek finansial berasal. Dengan menganalisis keempat perspektif tersebut, maka akan diperoleh gambaran tentang kemajuan yang dapat dicapai suatu perusahaan. (Rangkuti, 2011) Setelah penulis melakukan riset, adapun beberapa penelitian yang telah mengaplikasikan konsep Balanced Scorecard di perusahaan jenis B2C (Business to Consumers). Tetapi, sangat dapat dirasai bahwa penelitian pada perusahaan jenis

3 B2B (Business to Business) masih jarang terdengar. Perusahaan jenis B2B yang masih menggunakan pengukuran kinerja dengan sistem tradisional dan diharapkan dapat menggunakan ukuran kinerja Balanced Scorecard adalah PT.TUNTEX GARMENT INDONESIA yang terletak di Cikupa, Tangerang ini. Merujuk dari jurnal oleh Adil CHRIYHA, Zitouni BEIDOURI dan Otmane BOUKSOUR yang berasal dari University Hassan II Ain Chock tentang Proposal of a Performance Model based on The Balanced Scorecard for the Morrocan Textile Industry (2012), Peneliti menyatakan bahwa di dalam industri tekstil Morrocan, kinerja telah menjadi perhatian yang sangat penting. Dalam cakupan internasional, model interprestasi dan evaluasi telah ada sejak jaman industri lahir. Kinerja dalam industri tekstil Morrocan haruslah bersifat global, yakni mencakup hal produktivitas, fleksibilitas, biaya, deadline, kualitas, keamanan, kinerja sosial, kinerja lingkungan dan sebagainya. Perkembangan dari kriteria evaluasi dalam industri tekstil Morrocan inilah yang menstimulasikan tantangan bagi para pengendali sistem produksi untuk mencapai kinerja global. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan poin-poin penting yang menjadi indikator sistem pengukuran kinerja bagi industri tekstil di Morrocan. Para peneliti menggunakan metode balanced scorecard karena metode ini digunakan terbanyak di dunia. Tujuan yang lain adalah untuk membedakan faktor yang menentukan prioritas untuk mengembangkan perusahaan tekstil untuk meyakinkan bahwa perkembangan terjadi pada semua kinerja area secara serentak Dari hasil penelitian tersebut, penelitian menunjukkan beberapa patokan kinerja dalam 4 perspektif balanced scorecarddan seberapa penting setiap indikator penentu tersebut (dinyatakan dalam persen). Dari hasil penelitian jurnal tersebut, penulis sangat tertarik dan ingin mencoba mengembangkan penelitian tentang balanced scorecard di industri tekstil yang berada di Indonesia. PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA adalah perseroan terbatas yang bergerak di bidang perusahaan manufaktur jasa untuk pembuatan garment sport seperti baju bola, jaket olahraga, celana olahraga dan lain-lain. Perusahaan ini telah mulai beroperasi sejak 1991 dan telah memiliki beberapa buyers perusahaan garment sport terkenal dari luar negeri. Salah satu buyer PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA adalah Nike. PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA pertama kalinya didirikan oleh Tung-Feng Factory yang berasal dari Taiwan. Dapat dikatakan sekarang bahwa PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA adalah salah satu unit bisnis TIC GROUP (Tuntex Incorporation) yang bergerak di bidang bisnis jasa garment.

4 Gambar 1.1 Unit Bisnis TUNTEX INC. Sumber : Perusahaan TUNTEX GARMENT INDONESIA. Tujuan awal didirikan PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA adalah agar PT. TUNTEX INDONESIA dapat menjadi pemimpin secara menyuluruh dan penyedia pelayanan dibidang tekstil dan bisnis garment di Indonesia. Produk yang diproduksi PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA selalu tergantung keinginan buyers dikarenakan PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA hanya menyediakan jasa cutting, sewing, packing, ekspor dan lain-lain. Sistem produksi yang dilakukanpt. TUNTEX GARMENT INDONESIA selama ini adalah proses dari menyediakan bahan baku pembuatan garment yang dipesan, mengukur, memotong, menjahit, packing sampai diekspor kembali ke buyers. PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang tersebut. PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA mempunyai karyawan yang kurang lebih 1500 orang dan mempunyai dua cabang perusahaan yang terletak di Cikupa. Adapun, Penelitian yang dilakukan berlokasi di pabrik I yang berada di Cikupa. Selama ini, perusahaan mengukur kinerjanya hanya pada sektor finansial dan lebih memperhatikan hasil akhir (outcome). Selama ini, perusahaan lebih fokus pada hasil pesanan dari para klien dan laba perusahaan tanpa memperhatikan faktor-faktor lain yang menjadi penentu akhir akan menyebabkan perusahaan tidak dapat menghadapi masalah yang akan muncul

5 dalam jangka panjang.tentu saja pengukuran kinerja yang hanya menggunakan metode tradisional yakni keuangan, jauh dari karakteristik yang digambarkan diatas. Oleh karena itu, penggunaan sistem pengukuran kinerja yang baru yang menghubungkan perspektif finansial dan perspektif non-finansial bagi perusahaan akan memberikan informasi tentang perusahaan yang lebih akurat, yang lebih bermanfaat bagi manajer untuk mengukur dan mengelola semua kompetensi perusahaan yang dapat digunakan untuk mendorong peningkatan kinerja, sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan strategis yang sesuai melalui Balanced Scorecard. Berdasarkan survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk bagian produksi, terlihat bahwa masih terdapat jumlah produk cacat pada tahun 2013 sedangkan dari perusahaan sendiri menargetkan untuk mencapai KPI zero defect. Berikut adalah data jumlah produk cacat pada tahun 2013 yang diperoleh dari PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA. 13.000 12.000 11.000 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Jumlah Produk Cacat Jumlah Produk Cacat Gambar 1.2 Jumlah Produk Cacat PT.TUNTEX GARMENT INDONESIA Tahun 2013 Sumber : Perusahaan PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kecacatan produksi disetiap produksinya. Hal ini menjelaskan bahwa data diatas sangat berpengaruh terhadap

6 kinerja perusahaan dikarenakan semakin tinggi tingkat kecacatan produksi yang terjadi maka semakin menurun kinerja karyawan PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA. Kinerja bagian produksi yang menurun ini tentu saja berdampak negatif pada bagian-bagian lainnya seperti keuangan, karyawan dan juga pelanggan. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk membantu perusahaan dalam mengurangi masalahnya dengan mengukur kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard dari 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan & pembelajaran. Pengukuran kinerja yang akan dilakukan pada perusahaan adalah melalui indikator-indikator KPI pada masing-masing perspektif yang ada. Pada perspektif keuangan, indikator yang akan dipilih adalah current ratio, ROI, total debt to total asset, perputaran aset dan efisiensi bahan baku. Pemilihan indikator tersebut adalah berdasarkan rasio-rasio yang terdapat pada perspektif keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas. Sedangkan untuk indikator efisiensi bahan baku adalah karena indikator tersebut termasuk dalam KPI perusahaan. Pada perspektif pelanggan, indikator yang akan diteliti adalah tingkat kepuasan buyers dan tingkat kepuasan end-users. Hal ini dikarenakan PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA hanya memiliki empat pelanggan tetap tetapi kapasitas produksi yang dimiliki sangat besar sekali dimana artinya empat pelanggan ini menjadi hal yang sangat krusial apabila pelanggan tidak merasa puas. Pada perspektif proses bisnis internal, yang menjadi indikator penentu adalah tingkat kecacatan produksi dan tingkat ketepatan waktu produksi. Tingkat kecacatan produksi merupakan KPI dari perusahaan untuk menjaga kualitas produk, apabila tingkat kecacatan produk semakin tinggi berarti kualitas produksi semakin rendah. Tingkat ketepatan waktu produksi juga merupakan indikator yang penting bagi perusahaan karena apabila perusahaan tidak memenuhi permintaan buyers untuk mengirimkan produk yang diorder tepat waktu, hal tersebut dapat mengurangi kepuasan pelanggan. Pada perspektif yang keempat yaitu perspektif pertumbuhan & pembelajaran, yang menjadi indikator penentu kinerjanya adalah tingkat kehadiran karyawan, tingkat kompetensi karyawan, tingkat turnover karyawan dan tingkat kepuasan karyawan. Tingkat turnover karyawan dan tingkat kehadiran karyawan diukur untuk tujuan mengukur seberapa karyawan berkomitmen untuk berkontribusi pada perusahaan. Tingkat kompetensi karyawan bertujuan untuk mengukur seberapa kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan. Untuk tingkat

7 kepuasan karyawan, tujuannya adalah untuk mengukur apakah karyawan puas dengan sistem penggajian, sumber daya teknologi dan system kerja yang dimiliki perusahaan. Dari rangkaian kata latar belakang di atas, maka peneliti ingin memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA dengan menggunakan metode balanced scorecard. Adapun alasan yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah karena peneliti berkeinginan untuk meneliti keberhasilan kinerja perusahaan PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA dengan menggunakan metode balanced scorecard. Selain itu, hal yang menarik dari penelitian ini adalah karena penelitian mengenai pengukuran kinerja menggunakan metode balanced scorecard pada perusahaan jenis B2B (business to business) masih jarang diteliti. Dari rangkaian kata di atas, maka diangkatlah judul, ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA B2B (STUDI KASUS : PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA). 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian dengan menitikberatkan permasalahan yang akan dibahas, yaitu mengenai analisis pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard pada salah satu pabrik PT.TUNTEX GARMENT INDONESIA yaitu pabrik CIKUPA I. Adapun ruang lingkup penelitian ini membahas pengukuran kinerja menggunakan empat perspektif yang terdapat pada BSC yaitu perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berdasarkan KPI (Key Performance Indicators) yang telah ditetapkan sebelumnya oleh PT.TUNTEX GARMENT INDONESIA. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis berusaha mengidentifikasikan masalah yang ditemukan dalam pembahasan tesis ini sebagai berikut : 1. Bagaimana ukuran kinerja yang baik bagi PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA dengan menggunakan metode Balanced Scorecard?

8 2. Bagaimana hasil pengukuran kinerja pada PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA menggunakan balanced scorecardberdasarkan KPI (Key Performance Indicator)? 3. Bagaimana penyaranan terhadap kinerja pada PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA untuk meningkatkan kinerja perusahaan? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat mengukur kinerja PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA menggunakan metode balanced scorecard. 2. Untukmenganalisis hasil dari pengukuran kinerja PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dalam upaya peningkatan kinerja. 3. Untuk mengetahui langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil agar dapat meningkatkan kinerja pada PT. TUNTEX GARMENT INDONESIA. 1.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, penulis berharap ada beberapa manfaat yang dihasilkan baik manfaat teoritis maupun manfaat praktik, yaitu : 1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi studi metode balanced scorecard dalam pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan terutama perusahaan penyedia jasa garment. Selain itu, penulis menjadi lebih mengenal perusahaan pada industri garment dan mengetahui sejauh mana pendekatan teori dapat diaplikasikan ke lapangan. 2. Manfaat Praktik : Secara praktik, penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasistrategi yang telah dijalankan sehingga kedepannya dapat digunakan untukmeningkatkan kinerja perusahaan. 1.6 State of Art Penelitian analisis pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard pernah dibahas dalam beberapa jurnal ilmiah sebelumnya, salah satunya yaitu penelitian oleh (L.Michael, 2012) yang berjudul Melaksanakan strategi dengan Balanced Scorecard. Dalam jurnal ilmiah ini, Fuyuan Xu menyatakan bahwa demi kesuksesan sebuah organisasi, sangat pentinglah seorang manajer

9 menciptakan tujuan, nilai, visi serta pengembangan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Balanced Scorecard yang diciptakan oleh Profesor Harvard, Profesor Kaplan dan asistennya, Norton, dapat membantu para pemimpin bisnis berhasil melaksanakan semua strategi yang telah direncanakan melalui objektiv, pengukuran, target dan inisiatif. Hal tersebut karena Balanced Scorecard tidak hanya fokus pada objektif finansial melainkan pengukuran terorganisasi melalui empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian ini fokus pada bagaimana melaksanakan strategi menggunakan metode Balanced Scorecard. Selain itu, penelitian Balanced Scorecard juga pernah dibahas oleh (Fawzi Al Sawalqa, 2011) yang berjudul Implementasi Balanced Scorecard di Jordania : Analisis Inisial. Penelitian ini fokus pada penelitian riset survei kuantitatif pada 168 perusahaan yang berlokasi di Jordania pada berbagai industri dan ukuran yang menggunakan pendekatan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 35.1 % menggunakan metode Balanced Scorecard dan 30% diantaranya mengimplementasikannya sebagai pengukuran kinerja yang tetap. Walaupun kebanyakan perusahaan yang menggunakan metode Balanced Scorecard tidak hanya menggunakan 4 perspektif dalam BSC mereka tetapi mereka tetap fokus pada 4 perspektif tersebut. Selanjutnya, penelitian tentang Balanced Scorecard oleh (Agus Purnomo, 2011) yang berjudul Pedoman Pengukuran Kinerja Distribusi dengan Balanced Scorecard dan Objectives Matrix di PT MQ Consumer Goods. Dalam Penelitiannya, metode Balanced Scorecard digunakan untuk membuat pedoman pengukuran kinerja distribusi pada perusahaan yang diteliti. Pedoman tersebut nantinya digunakan untuk pengukuran kinerja distribusi sehingga dapat diketahui besarnya kontribusi ukuran kinerja terhadap tujuan perusahaan. Berikutnya merupakan jurnal ilmiah yang ditulis oleh (Adil Chriyha, 2012) yang berjudul Model Kinerja berdasarkan Balanced Scorecard untuk Industri Tekstil Morroco. Dalam Jurnal ilmiah ini, disebutkan bahwa terdapat banyak sistem pengukuran kinerja yang dapat menentukan kinerja suatu perusahaan tetapi penulis menetapkan Balanced Scorecard sebagai model karena selain simple, BSC juga sangat komprehensif dan digunakan di seluruh dunia. Penelitian ini memfokuskan bagaimana model Balanced Scorecard yang digunakan untuk mengukur kinerja pada perusahaan di industri Tekstil yang berada di Morroco. Hasil dalam penelitian ini

10 menunjukkan berbagai indikator yang diukur dalam 4 perspektif yang terdapat dalam BSC serta berbagai bobot yang telah ditetapkan menjadi model untuk mengukur kinerja perusahaan industri tekstil di Morroco. Berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terhadap perusahaan jasa B2B, adapun jurnal ilmiah yang membahas Efek Balanced Scorecard pada kinerja dalam perusahaan sektor jasa oleh (W.Esther ; O.Moses; Ochieng Okaka, 2013). Studi yang dilakukan oleh para peneliti dalam jurnal ilmiah tersebut berlokasi di Kenya dan melakukan upaya survey terhadap 200 perusaahaan yang berlokasi disana. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kriteria non-finansial adalah sama pentingnya dengan kriteria finansial dalam sistem pengukuran Balanced Scorecard pada perusahaan sektor jasa. Selain itu, penulis juga menulis bahwa ketika kedua pengukuran tersebut terintegrasi maka, integrasi tersebut akan memimpin perusahaan mendapatkan hasil yang lebih baik.