BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi setiap organisasi harus siap mengikuti perubahan agar tidak tertinggal dan dapat bersaing, salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas. Untuk meningkatkan kualitas, pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang mutlak dilakukan oleh manajemen untuk mengevaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan strategis di masa mendatang. Berbagai informasi di himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses bisnis perusahaan, sehingga perusahaan akan memiliki strategi agar dapat bertahan dan berkembang dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan (Wibisono, 2006). Menurut Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Cirebon (1998) Perusahaan Daerah Farmasi Ciremai Kota Cirebon, yang selanjutnya disebut PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon beralamat di Jalan Siliwangi No. 171 Kota Cirebon, merupakan salah satu Perusahaan Daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagai wujud kepeduliannya untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Kota Cirebon dan sekitarnya yang didirikan pada tanggal 04 Februari Menurut Peraturan Perusahaan PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon (2009) Perusahaan Daerah Farmasi Ciremai mempunyai visi Terwujudnya Perusahaan 1

2 Daerah Farmasi Ciremai Kota Cirebon yang professional sebagai pemberi pelayanan di bidang sediaan farmasi, alat kesehatan, dan laboratorium dalam rangka menuju Cirebon sebagai Kota Sehat, sedangkan misinya adalah : 1. Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme SDM perusahaan 2. Memberikan pelayanan prima dalam pelayanan kefarmasian di apotek 3. Mengembangkan usaha apotek 4. Melakukan peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana perusahaan (Apotek, PBF, PAK, dan Laboratorium) 5. Mengembangkan usaha di sektor PBF, PAK, dan Laboratorium 6. Meningkatkan kemitraan dan mengembangkan kerjasama dengan pihak ketiga 7. Meningkatkan dan mempertahankan kerjasama dengan dokter PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon mempunyai beberapa unit usaha/bisnis yang terdiri dari unit PBF, unit apotek (Apotek Ciremai, dan Apotek Ciremai 3), dan unit penyalur alat kesehatan (PAK). Unit Bisnis Apotek PD Farmasi Ciremai semula memiliki 3 unit apotek yaitu, Apotek Ciremai, Apotek Ciremai 2, dan Apotek Ciremai 3, tetapi dengan dikeluarkannya SK Direktur RSUD Gunung Jati Kota Cirebon tentang pelayanan farmasi satu pintu maka Unit Apotek Ciremai 2 yang berada di lokasi rumah sakit tersebut harus keluar (tutup). Sistem pengelolaan perbekalan farmasi unit apotek dilakukan secara sentral di Apotek Ciremai, sehingga Apotek Ciremai 3 hanya berfungsi sebagai unit layanan. Bisnis farmasi yang dimiliki PD Farmasi Ciremai khususnya unit apotek tidak lepas dari persaingan yang semakin keras dan global. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan reevaluasi dan menentukan strategi manajemen yang tepat dalam 2

3 upaya meningkatkan kinerja unit bisnis apotek. Sebagai perusahaan publik pengukuran kinerja merupakan elemen yang penting dalam pembuatan keputusan dan mendukung pelaporan eksternal yang berguna bagi manajemen publik, parlemen, dan masyarakat. Pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya terhadap sisi keuangan saja, karena hal tersebut akan berdampak kurang baik terhadap sustainabilitas bisnis perusahaan dan dapat menyebabkan perusahaan terjebak pada orientasi jangka pendek dan mengabaikan kelangsungan bisnis jangka panjang dari perusahaan tersebut (Imelda, 2004). Metode pengukuran kinerja telah berkembang pesat. Salah satu instrumen penilaian kinerja unit bisnis apotek PD Farmasi Ciremai yang sekaligus dapat digunakan sebagai alat pemetaan strategi adalah Balanced Scorecard (BSC). Balanced scorecard (BSC) merupakan suatu alat untuk menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam suatu set pengukuran kinerja yang menyeluruh dan menghasilkan suatu kerangka sistem manajemen dan pengukuran strategis. (Muslim dan Wibowo, 2006) Kaplan dan Norton (2000) menyebutkan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu financial perspective (perspektif keuangan), customer perspective (kepuasan pelanggan), internal process business perspective (proses bisnis internal dalam perusahaan), serta learning and growth perspective (proses pembelajaran dan pertumbuhan). Pengukuran kinerja ini sangat komprehensif yang mencakup ukuran finansial dan nonfinansial, serta menggambarkan hubungan perspektif satu dengan yang lain. 3

4 Evaluasi terhadap kinerja unit bisnis apotek PD. Farmasi Ciremai Kota Cirebon penting untuk dilakukan karena semakin ketatnya persaingan dalam bidang farmasi komunitas, dengan adanya pengkajian terhadap kinerja akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan peta strategi (strategi maps) perusahaan di masa mendatang. Strategi tersebut hendaknya diformulasikan dengan mengacu pada evaluasi kinerja perusahaan yang telah dilalui sehingga akan diketahui dengan baik keadaan perusahaan saat ini, hal apa saja yang sudah sesuai dengan perencanaan dan telah memenuhi target sehingga perlu dipertahankan dan hal apa saja yang belum optimal sehingga perlu ditingkatkan. Dengan demikian perusahaan paham dengan baik posisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang, dan diharapkan perusahaan akan mempunyai keunggulan bersaing yang baik serta mencapai posisi yang diinginkan. Penerapan Balanced Scorecard dimulai dari akarnya yaitu dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan selanjutnya memberikan kontribusi pada proses bisnis internal sehingga pelanggan menjadi puas serta akhirnya akan mendapat kekuatan dalam financial (Satibi, dkk, 2007). Evaluasi kinerja yang dilaksanakan terhadap unit bisnis apotek PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon baru sebatas evaluasi kinerja keuangan, evaluasi kinerja secara menyeluruh dengan Balanced Scorecard belum pernah dilakukan, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul Evaluasi Kinerja Unit Bisnis Apotek Perusahaan Daerah Farmasi Ciremai Kota Cirebon dengan Balanced Scorecard Sebagai Bahan Penyusunan Strategy Maps. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan 4

5 timbal balik yang bermanfaat bagi PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon khususnya unit bisnis apotek. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas studi ini memfokuskan pada pertanyaan: 1. Bagaimanakah kinerja unit bisnis apotek PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon dengan metode Balanced Scorecard melalui empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan? 2. Bagaimanakah penyusunan strategy maps unit bisnis apotek PD Farmasi Ciremai yang tepat berdasarkan evaluasi kinerja dengan metoda Balanced Scorecard tersebut? C. Batasan Penelitian Penulis menggunakan data-data primer dan data sekunder di dalam membahas permasalahan kinerja unit bisnis apotek PD. Farmasi Ciremai Kota Cirebon. Data Primer penulis akan didapat dari hasil interview kepada manajemen dan karyawan unit bisnis apotek PD. Farmasi Ciremai Kota Cirebon. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan, performance report, dan hasil kuesioner kepada customer dan karyawan. Penulis juga hanya akan menganalisis permasalahan yang terkait dengan kinerja unit bisnis apotek dalam perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif 5

6 pembelajaran dan pertumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk penyusunan strategy maps unit bisnis apotek. Batasan tahun untuk data yang akan diamati adalah laporan keuangan periode tahun 2009/2010 dan 2010/2011, serta tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 untuk data yang lainnya, sedangkan cakupan penelitian pada PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon dilakukan hanya pada unit bisnis apotek (Apotek Ciremai dan Apotek Ciremai 3). D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kinerja Unit Bisnis Apotek PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon dari empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Menyusun strategy maps berdasarkan evaluasi kinerja unit bisnis apotek PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon dengan metode Balanced Scorecard. E. Manfaat Penelitian Dengan adanya pengkajian secara akademik ini diharapkan dapat membantu manajemen untuk menentukan kebijakan perusahaan setelah berakhir tahun 2013, untuk pengembangan dan perbaikan strategi perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan sehingga secara tidak langsung dapat berkontribusi meningkatkan pendapatan PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon bagi Pemerintah Daerah Kota Cirebon. 6

7 Bagi penulis sendiri ini sangat berguna di dalam menyumbang pemikiran demi suksesnya perusahaan, dan menambah pengetahuan bagi penulis mengenai perusahaan bidang farmasi dan konsep Balanced Scorecard. F. Keaslian Penelitian Suryanegara (2009) melakukan penelitian dengan judul Pemetaan Strategi di Instalasi Farmasi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan Pendekatan Balanced Scorecard periode tahun Selain itu telah dilakukan penelitian yang serupa dengan judul Pemetaan Strategi Instalasi Farmasi RSUD Gunung Jati Cirebon Dengan Pendekatan Balanced Scorecard oleh Noviatun (2008), dan Pengukuran Kinerja Apotek Koperasi Pegawai RSUP Hasan Sadikin Bandung dengan pendekatan Balanced Scorecard (Liza, 2001). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryanegara (2009), Noviatun (2008), dan Liza (2001) adalah pada unit analisis penelitian yaitu unit bisnis apotek PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon dan indikator penelitian yaitu Return on Investment (ROI), Total Asset Turnover (TATO), jumlah keluhan pelanggan, ketidakhadiran karyawan (absen), tingkat perputaran pegawai, budaya organisasi dan leadership seperti terlihat pada tabel 1. 7

8 Tabel 1. Daftar Penelitian Serupa yang Pernah Dilakukan Nama Tahun Judul Indikator Perbedaan Penelitian yang Dilakukan Wawang Anwarudin 2012 Evaluasi Kinerja Unit Bisnis Apotek PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon Dengan Balanced Scorecard Sebagai Bahan Penyusunan Strategy Maps Penelitian yang Pernah Dilakukan Fithria Dyah Ayu Suryanegara (Suryanegara, 2009) 2009 Pemetaan Strategi di Instalasi Farmasi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan Pendekatan Balanced Scorecard periode tahun Return on Investment (ROI) 2. Gross Profit Margin (GPM) 3. Inventory Turnover Ratio (ITOR) 4. Total Asset Turnover (TATO) 5. Kepuasan Pelanggan 6. Retensi Pelanggan 7. Akuisisi Pelanggan 8. Keluhan Pelanggan 9. Tingkat ketersediaan obat 10.Rata-rata waktu penyediaan obat 11.Rata-rata waktu pemberian informasi obat 12.Pelatihan Karyawan 13.Absensi 14.Kepuasan Kerja Karyawan 15.Produktifitas Karyawan 16.Perputaran Pegawai 17.Kapabilitas Sistem Informasi 18.Budaya Organisasi 19. Motivasi Kerja 20.Leadership 21.Teamwork 1. ITOR 2. Pertumbuhan Pendapatan 3. Gross Profit Margin 4. Kepuasan pasien 5. Keterjaringan Pasien 6. Dispensing time 7. Tingkat antrian 8. Ketersediaan obat 9. Pelabelan obat yang benar 10.Informasi obat 11.Kepuasan karyawan 12.% pelatihan 13.Produktivitas karyawan Unit analisis: Unit Bisnis Apotek PD Farmasi Ciremai Kota Cirebon, Indikator: Return on Investment (ROI), Total Asset Turnover (TATO), keluhan pelanggan, absensi, perputaran pegawai, budaya organisasi dan leadership. unit analisis: IFRS RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto indikator: Pertumbuhan pendapatan Tingkat antrian Pelabelan obat yang benar 8

9 Lanjut tabel 1 Eka Noviatun (Noviatun, 2008) Liza (Liza, 2001) 2008 Pemetaan Strategi Instalasi Farmasi RSUD Gunung Jati Cirebon Dengan Pendekatan Balanced Scorecard 2001 Pengukuran Kinerja Apotek Koperasi Pegawai RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung dengan pendekatan Balanced Scorecard 1. Pertumbuhan pendapatan 2. ITOR 3. Persentase laba kotor 4. Kepuasan pasien 5. Tingkat keterjaringan pasien 6. Tingkat ketersediaan obat 7. Rata-rata dispensing time 8. Rata-rata waktu pemberian informasi obat 9. Tingkat antrian 10.Proporsi obat yang diberikan dengan label yang benar 11.Proporsi karyawan yang telah dilatih 12.Tingkat produktifitas 13.Kepuasan karyawan 1. KinerjaSDM 2. Kinerja proses pelayanan 3. Kepuasan pasien 4. Kinerja keuangan Unit analisis: RSUD Gunung Jati Cirebon Indikator: Pertumbuhan pendapatan Tingkat antrian Proporsi obat yang diberikan dengan label yang benar Unit analisis: RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 9