PERSETUJUAN PEMBIMBING

dokumen-dokumen yang mirip
PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA (TEACHING-LEARNING SEQUENCE) & MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK GAYA DI SMA NEGERI 3 KUPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013

2016 PENGEMBANGAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL PERPINDAHAN KALOR DAN PENGGUNAANNYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG BERORIENTASI PENGUBAHAN KONSEPSI SISWA SMA

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

BAB I PENGAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR

Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

EVALUASI BELAJAR SEMESTER GANJIL MKKS SMA NEGERI KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS Mata Pelajaran : Fisika

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Survei Pemahaman Mahasiswa Fisika Pada Materi Kalor Dan Temperatur

PROGRAM TAHUNAN. Nama Sekolah : SMA N 1 Banguntapan Mata Pelajaran : Fisika. Tahun Pelajaran : 2016/2017 KOMPETENSI INTI ALOKASI WAKTU SEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif

I. PENDAHULUAN. Sesuai hakikat atau sifat dasarnya, tujuan pembelajaran fisika adalah agar terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada berbagai kendala yang ada. Menurut Anne O Dwyer (2011)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA TOPIK SUHU DAN KALOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Buku Ajar FISIKA TEKNIK. Disusun Oleh Wahidin Abbas

FISIKA DASAR II DOSEN PENGASUH MATA KULIAH : Dr. Yanti Yulianti, S.Si, M.Si Akhmad Dzakwan, S.Si

MAKALAH HUKUM 1 TERMODINAMIKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat memahami sejumlah (a modest amount) konsep dan dapat menerapkan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA?

BAB I PENDAHULUAN. hukum, prinsip dan teori. Materi kimia yang sangat luas menyebabkan kimia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

Oleh: Unang Purwana. Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas PMIPA UPI

Panas dan Hukum Termodinamika I

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat

1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

KKKF13102 FISIKA DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. secara kualitatif maupun kuantitatif serta membantu sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUJUAN UMUM. Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

KONSEPSI MAHASISWA FISIKA TERHADAP POKOK-POKOK MATERI FISIKA DASAR DI PROGRAM STUDI FISIKA FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KAPITA SELEKTA MATEMATIKA

BAHAN AJAR. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial

FISIKA TERMAL Bagian I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Iqbal, 2015

RENCANA PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA UNTUK KEGIATAN LESSON STUDY DI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SATUAN ACARA PENGAJARAN

PROGRAM SEMESTER DAN PENJABARAN ALOKASI WAKTU

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Hukum Gerak Momentum Energi Gerak Rotasi Gravitasi

PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA. Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN

IX. Aplikasi Mekanika Statistik

ENERGI TERMAL. benda padat, sehingga berbentuk padat. Parikel-partikel tersebut bergerak maju dan. Gambar 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains,

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA Aprilia Dwinta Karlina, Drs.Trustho Raharjo,M.Pd., Drs. PujayantoM.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Yustina Jaziroh, 2014

PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu bahan ajar yang masih dianggap sulit

KONTRAK BELAJAR, RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER DAN RANCANGAN TUGAS Mata Kuliah Fisika

FISIKA SEKOLAH I I. DESKRIPSI

Unnes Physics Education Journal

Transkripsi:

7 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi yangberjudul 6'ANALISIS KONSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PADA MATERI TERMODINAMIKA' Oleh ADRIANUS NIM. 42t 4fi 0A5 Disetujui Oleh PEMBIMBING II 17 199003 1 003 YV Abd. Wahidin Nuavi, S.Pd. M.Si NrP. 19860123 200812 1 002 Mengetahui Sekretari*Jurusan Fisika NIP. 19760412 200312 2 004

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ilmu fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang memiliki peran sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat begitu pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya ilmu ini dipahami dengan baik oleh setiap orang yang mempelajarinya. Memahami konsep fisika dalam pembelajaran fisika sangatlah penting, karena konsep yang satu dengan konsep yang lain memiliki keterkaitan. Jika ada kesalahan dalam satu konsep, maka dapat mempengaruhi konsep yang lain juga. Para mahasiswa, sebelum mengikuti proses pembelajaran fisika secara formal di kampus, mereka sudah membawa konsep awal (prakonsep) tentang fisika yang merupakan hasil dari pengalaman sehari-hari maupun dari pengalaman hasil belajar di sekolah waktu menjadi siswa yang telah mereka kontruksi dari awal. Konsep awal yang dibawa kadang-kadang bertentangan dengan pandangan para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah para ahli, inilah yang disebut miskonsepsi. Berdasarkan teori kontruktivisme, pengetahuan mahasiswa dikontruksi atau dibangun oleh mahasiswa sendiri. Proses kontruksi tersebut diperoleh melalui interaksi dengan benda, kejadian dan lingkungan. Pada saat mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, mahasiswa mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Menurut Taufiq (2012:4) proses kontruksi pengetahuan yang terjadi pada pelajar, sangat besar kemungkinan terjadi kesalahan dalam proses mengkontruksi jika tidak didampingi sumber informasi yang jelas dan akurat. Materi-materi fisika ada yang bersifat konkrit ada juga yang bersifat abstrak. Sifat konkrit dan abstraknya materi fisika menimbulkan tingkat kesukaran yang beragam, ada yang mudah dipahami biasanya berkaitan dengan materi yang bersifat konkrit, ada yang sedang dan ada juga yang sulit dipahami. Keberagaman tingkat kesukaran materi tentunya memberikan respon tingkat pemahaman yang berbeda bagi yang mempelajarinya. Keberagaman tingkat kesukaran terhadap 1

2 materi fisika memungkinkan terjadinya kesalahan penafsiran terhadap materi/konsep. Kesalahan penafsiran inilah yang menimbulkan miskonsepsi. Miskonsepsi dalam topik atau materi fisika dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah pengalaman sehari-hari mahasiswa ketika berinteraksi dengan alam sekitar, mereka telah memiliki pengalaman dengan peristiwa panas dan dingin, kelajuan dan kecepatan, gerak benda yang jatuh bebas dari ketinggian tertentu, energi, tumbukan, dan lain-lain. Penelitian sebelumnya mengungkap adanya miskonsepsi mengenai konsep-konsep fisika pada materi mekanika di Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo, diantaranya penelitian Konsep Gaya menurut Hukum-hukum Newton tentang Gerak (Bakri, 2014:239), Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Harmonis Sederhana. Bagaimana jika terjadi miskonsepsi pada materi fisika yang lain maka akan mementukan kualitas lulusan mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Miskonsepsi pada materi fisika akan menyebabkan salah kaprah dalam dunia pendidikan fisika jangka panjang. Miskonsepsi yang sering terjadi akan bertahan lama dan sulit diperbaiki. Adanya miskonsepsi dapat menghambat proses penerimaan dan asimilasi pengetahuan-pengetahuan baru. Untuk mengetahui pemahaman konsep materi fisika khusus pada mahasiswa program studi pendidikan fisika, maka perlu diidentifikasi dan jika terdapat miskonsepsi akan diperbaiki sedini mungkin. Hal ini sangat penting karena mahasiswa program studi pendidikan fisika merupakan calon guru fisika. Sehingga diharapkan ketika menjadi guru nanti, dapat mengajar siswa dengan konsep fisika yang benar. Materi termodinamika merupakan salah satu topik penting dalam cabang fisika yang namanya Termofisika (Thermal Physics). Termodinamika mengkaji hubungan antara energi dan kerja suatu sistem. Materi ini akan sulit dipahami jika kuantitasnya tidak diamati secara langsung. Sebagai contoh, ada yang beranggapan bahwa air ketika mendidih suhunya akan naik jika terus dipanaskan, ada juga yang berpikir bahwa kalor hanya berhubungan dengan benda yang panas. Jika konsep dasar tidak dipahami dengan baik maka akan kesulitan membangun konsep-konsep berikutnya dengan benar.

3 Identifikasi pemahaman konsep fisika pada materi termodinamika perlu dilakukan agar kita tahu konsep yang sudah dibangun oleh mahasiswa dan dapat dilakukan perlakuan yang tepat kepada mahasiswa. Sejauh ini belum ada penelitian yang mengkaji pemahaman konsep mahasiswa pada materi termodinamika. Materi termodinamika merupakan salah satu bagian penting dalam fisika yang harus dikuasai oleh mahasiswa calon guru fisika. Uraian di atas mengindikasikan penting untuk mengetahui konsepsi mahasiswa pada materi-materi fisika khususnya pada materi termodinamika. Hasil dari beberapa penelitian tentang konsep materi fisika menyatakan bahwa pelajar tidak terlepas dari miskonsepsi, oleh karena itu penelitian tentang pemahaman konsep perlu dikembangkan guna mengetahui keberhasilan pembelajaran konsep yang telah dilakukan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Konsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika pada Materi Termodinamika 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Adanya konsep mahasiswa pada materi termodinamika yang berbeda dengan konsep ilmiah b. Belum diketahui seberapa besar konsep termodinamika yang telah dibangun oleh mahasiswa program studi fisika c. Belum diketahui berapa besar persentase mahasiswa yang paham konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep pada materi termodinamika 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konsepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Gorontalo pada materi Termodinamika?

4 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika pada materi Termodinamika. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : a. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi bagi dosen yang akan mengajar mata kuliah termodinamika untuk memperhatikan konsepkonsep esensial yang terjadi miskonsepsi atau yang tidak dipahami maupun konsep yang sudah dipahami oleh mahasiswa; dan b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang serupa.