BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

Artikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan. Drs. Mardiya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB VI KESIMPULAN. Proses modernisasi menjadi salah satu pemicu dari. perubahan sosial politik, baik di Jepang ( ) dan di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI

BAB I PENDAHULUAN. berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini membahas tentang bagaimana faktor-faktor yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional menuntut adanya sumber daya

Gender dalam Persfektif Nilai Lokal Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

Mengapa Kartini, bukan Cut Nyak Dhien?

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

BAB IV. Refleksi Teologis

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab laki-laki yang lebih besar, kekuatan laki-laki lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. biologis melainkan merupakan fungsi dari kondisi sosial budaya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Senin, 7 Maret, Cecep Wijaya Sari.

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan utama pada

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

DAFTAR PARA PEREMPUAN2 TERHEBAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SILABUS PEMBELAJARAN

LINTASAN SEJARAH PERJUANGAN HIMPUNAN WANITA KARYA ( H W K )

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kegiatan pengembangan industri bertujuan untuk menyediakan bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

Gerwani dan Tragedi 1965

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. konservatisme beberapa agama, serta budaya leluhur yang menempatkan perempuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB I PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN DAN KEMERDEKAAN BAGI KAUM PEREMPUAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

BAB IV KESIMPULAN. praktik-praktik anihilasi simbolis dalam proses produksi berita. Perempuan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ai Rospirawati, 2013

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan Pariwisata adalah asset yang dimiliki oleh Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang

Review Roman "Anak Semua Bangsa" : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan mempunyai peran yang sama di dalam masyarakat umum. Tetapi tidak sedikit orang menganggap bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda dalam segala bidang kehidupan. Perempuan dalam pemikiran banyak orang, khususnya masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki, pekerjaan mereka hanya di kasur, dapur dan sumur. Pemikiran masyarakat awam belum paham benar dengan tugas perempuan sebagai mahkluk sosial yang juga bekerja di dalam masyarakat. Seringkali perempuan di asingkan dari kehidupan politik, pendidikan umum, bahkan dalam dunia pekerjaan. Inilah kondisi sistem yang banyak di jumpai dalam masyarakat. Kondisi seperti ini akan melahirkan perlawanan yang di sebut gerakan oleh kaum perempuan yang ingin membebaskan diri dari ikatan yang di anggap merugikan perempuan. Gerakan perempuan pertama kali dilakukan pada abad-18 di negara Barat seperti Prancis, Amerika dan Afrika. Dan pola dari gerakan ini hampir mirip dengan pola pergerakan perempuan yang ada di Indonesia saat ini. Gerakan perempuan di Indonesia sudah muncul pada zaman penjajahan Kolonial Belanda sekitar tahun 1900-an yang pada masa itu Negara kita masih memakai nama Hindia Belanda. Kedatangan Belanda yang melakukan eksploitasi besar-besaran 1

terhadap rakyat dan lahirnya kelompok cerdik akibat diterapkannya politik etis telah melahirkan hasrat untuk merdeka dan kesadaran berorganisasi sebagai alat perjuangan. Pergerakan perempuan di mulai dari perjuangan individu yang berawal dari dalam keluarga. Adanya ketertindasan dan ketidakadilan yang di alami kaum perempuan pertama kali di dalam keluarga, sehingga mereka merasa ingin melawan sistem yang menindas diri mereka sebagai seorang perempuan. Salah satu tokoh pelopor yang sering kita dengar ialah Raden Ajeng Kartini dengan tulisan-tulisan yang berhasil dibukukan. Selain Kartini ada Dewi Sartika seorang pejuang perempuan, kemudian ada Cut Nyak Dien yang berasal dari Aceh, ikut bergerak melawan ketertindasan oleh bangsa penjajah melalui kekuatan fisiknya. Njai Ageng Serang, Tjoet Meutia, Rohana Kudus, dll. Awalnya pergerakan oleh kaum perempuan dilakukan oleh individu dan beberapa perempuan. Semakin lama membentuk sebuah kelompok dan berkembang menjadi lebih besar hingga disebut dengan organisasi. Organisasi di jadikan sebagai wadah menyalurkan aspirasi perempuan yang di anggap mampu memahami pemasalahan-permasalahan perempuan yang sulit terselesaikan secara individual. Namun perempuan Indonesia sendiri masih belum banyak yang ikut bergabung dalam organisasi perempuan. Hal ini kemungkinan di sebabkan oleh adanya budaya patriarki yang di anut oleh banyak masyarakat Indonesia. Ini yang menjadikan rendahnya kesadaran kaum perempuan untuk menolak perlakuan sistem yang menjadikan mereka dalam ketidakbebasan. Sehingga pergerakan perempuan bergerak secara lambat di bandingkan dengan pegerakan atau organisasi politik lainnya. 2

Organisasi perempuan pertama kali muncul di Indonesia tepatnya pada masa penjajahan bangsa kolonial Belanda yakni pada tahun 1912 dengan nama Poetri Mardika. Dimana pada awalnya pergerakan perempuan ini memfokuskan perbaikan pada bidang kultural dan sosial. Semua itu di latarbelakangi oleh rasa nasionalime yang berkembang akibat lamanya penjajahan oleh bangsa asing. Kongres perempuan pertama kali di lakukan pada tanggal 22-25 Desember yang di kenal saat ini sebagai Hari Ibu. Kemudian ada organisasi Aisyah pada Tahun 1920-an. Sebelum masa Orde Lama yakni di masa pemerintahan Soekarno organisasi perempuan yang muncul tetap di dukung oleh pemerintah. Salah satu organisasi yang muncul ialah organisasi Gerakan Wanita Sedar (GERWIS). Kemudian berubah nama menjadi Gerakan Wanita Indonesia yang mencakup kegiatan-kegiatan berbagai aspek di bidang ekonomi, sosial, keluarga, pendidikan, budaya, kepemimpinan, dan politik. Ada organisasi Wanita Marhaen, Persatuan Wanita Indonesia dan lain-lain. Sedangkan pada masa pemerintahan orde baru di bawah kekuasaan presiden Soeharto, semua organisasi perempuan di kontrol oleh pemerintah. Dalam hal ini sering di katakan masa penghancuran gerakan perempuan dimana aktivitas semua organisasi perempuan di batasi. Mereka hanya boleh menyelenggarakan pertemuan-pertemuan penggajian, boleh menjalankan kegiatan amal untuk perempuan miskin tetapi mereka tidak boleh mengungkapkan hal-hal yang tidak adil yang terjadi di masa pemerintah pada waktu itu. Bahkan 3

organisasi- organisasi perempuan yang independen sekalipun telah kehilangan seluruh kekuatan mereka. Karakter organisasi perempuan di masa orde baru dapat di lihat dalam bidang ideologi bahwa perempuan adalah sebagai istri pendamping setia suami, ibu pendidik anak, dan Pembina generasi muda penerus bangsa, pengatur rumah tangga. Mereka hanya sebagai pekerja yang menambah penghasilan keluarga dan sebagai anggota masyarakat yang berguna. Tidak berjuang untuk hak-hak kaum perempuan, berbicara mengenai penindasan berarti mempertanyakan politik pemerintah dan hal itu adalah perbuatan yang tabu. Kegiatan- kegiatan utamanya seperti membuat karangan bunga, masak-memasak, mengikuti penataranpenataran indoktrinasi ideologi negara. Organisasi perempuan juga memiliki kewajiban untuk mengumpulkan dukungan untuk partai tertentu dalam pemilihan umum. Wadah yang di sediakan oleh pemerintah adalah PKK ( Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) atau Dharma Wanita yang bersifat terikat pada pemerintah. Jadi oganisasi ini tidak di ijinkan untuk bergerak bebas sebagaimana organisasi perempuan sebelumnya. Dan yang menjadi bagian keanggotaan dari organisasi di bawah pemerintahan adalah para istri-istri pegawai pemerintah yang mendukung keberhasilan pembangunan pada masa itu. Berakhirnya masa orde baru dan di mulainya masa reformasi kemungkinan besar banyak organisasi perempuan yang mulai berdiri. Sebab kita tahu bahwa masa reformasi di sebut juga dengan gerakan perubahan yang cepat. 4

Jadi dapat kita lihat juga banyak perubahan-perubahan yang terjadi era reformasi. Kebebasan manusia berekspresi tetapi tetap di bawah naungan hukum Negara, sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Gerakan perubahan yang lebih baik dalam segala bidang dan untuk semua kalangan, baik dalam hal sosial, budaya, ekonomi, politik, pendidikan dengan tidak memandang kalangan. Hal inilah yang melatarbelakangi banyaknya organisasi perempuan di berbagai daerah kota-kota di Indonesia. Melihat kondisi dan masalah-masalah yang terjadi di era modern saat ini, ternyata kita perlu untuk belajar dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah belajar dalam lingkungan organisasi. Belajar dari hal sederhana maka perlu juga mempelajari mengenai kehidupan perempuan itu sendiri. Banyak organisasi perempuan sebagai tempat belajar dan memahami kajian-kajian perempuan. Organisasi perempuan itu sangat perlu, mengingat bagimana sejarah perempuan adalah kaum yang paling lama di tindas di dalam lingkungan sekitar. Di Sumatera Utara, banyak berdiri organisasi-organisasi perempuan. Kaum perempuan juga banyak mendiami wilayah Sumatera Utara yang bekerja sebagai Petani, Pembantu, ibu-ibu rumah tangga dan sebagai buruh di pabrikpabrik dll. Organisasi perempuan yang pernah berjaya di Sumatera Utara adalah Gerakan Wanita Indonesia dan organisasi Aisiyah. Sama halnya, mereka dengan organisasi pada umumnya yaitu memberikan pendidikan pada masyarakat sebagai salah satu kegiatan yang paling utama. 5

Organisasi perempuan yang muncul pada era reformasi tahun 2003 salah satunya adalah organisasi Perempuan Mahardhika berpusat di Jakarta. Organisasi ini selama 13 tahun telah membentuk cabang di 9 kota, dan 7 provinsi. Salah satu cabang di antaranya adalah kota Medan. Di Sumatera Utara organisasi ini hanya terbentuk di Medan. Organisasi Perempuan Mahardhika mulai berdiri di Kota Medan sejak tahun 2008 sampai saat ini. Layaknya sebagaimana organisasi biasa, Perempuan Mahardhika mempunyai anggaran dasar. Organisasi ini bergerak di bidang sosial, pendidikan dan ekonomi. Selain itu, organisasi ini juga berjuang untuk kaum buruh perempuan yang bekerja di perusahaanperusahaan Kota Medan dan masih banyak lagi yang di lakukan khusus berbicara perempuan. Perkembangan organisasi ini sedikit mengalami kelambanan, hal ini di sebabkan karena minimnya pendidikan perempuan yang kemungkinan besar menyebabkan rendahnya kesadaran perempuan-perempuan di kota ini. Serta tidak ada yang menuliskan bagaimana gerakan organisasi perempuan paska reformasi saat ini. Hal di ataslah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk mengkaji mengenai Perkembangan Organisasi Perempuan Mahardhika Di Sumatera Utara Periode 2007-2016. 6

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu: 1. Latar belakang munculnya gerakan perempuan 2. Munculnya Organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 3. Program organisasi perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 4. Pengaruh organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 5. Kondisi organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi mengenai: 1. Berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 2. Peranan organisasi Perempuan Mahardhika terhadap perjuangan perempuan di Sumatera Utara 3. Perkembangan organisasi Perempuan Mahardika di Sumatera Utara D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardika di Sumatera Utara? 2. Bagaimana peranan organisasi Perempuan Mahardhika terhadap perjuangan perempuan di Sumatera Utara? 3. Bagaiamana perkembangan organisasi Perempuan Mahardika di Sumatera Utara. 7

E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui peranan organisasi Perempuan Mahardhika terhadap perjuangan perempuan di Sumatera Utara 3. Untuk mengetahui perkembangan organisasi Perempuan Mahardhika di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini di lakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menambah wawasan peneliti mengenai pergerakan organisasi perempuan yang ada di Sumatera Utara 2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum khususnya perempuan tentang pergerakan organisasi perempuan di Indonesia dan daerah-daerah penyebaran organisasi ini. 3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya perempuan-perempuan secara umum mengenai organisasi dalam gerakan perempuan 4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya dan juga menjadi bahan perbandingan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada maupun yang akan sedang dilaksanakan 8