A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga, Jakarta Pusat, tempat ini sengaja dipilih karena akses mudah ditempuh. Penelitian dilaksanakan menggunakan one shot time harizone, yaitu penelitian dilaksanakan pada suatu waktu tertentu, yaitu Juni 2017. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Kausal. Analisis kausal adalah penelitian untuk mengetahui tentang pengaruh satu atau lebih variable bebas (independent variables) terhadap variable terikat (dependent variable). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh, persepsi korupsi pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak (wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga). C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh 36
37 peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi korupsi pajak, dan kualitas pelayanan pajak. Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013:1031), kepatuhan berarti sifat patuh atau ketaatan. Kepatuhan secara terminologi berarti taat, patuh, disiplin terhadap suatu aturan yang berlaku. Dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2000 menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan merupakan tindakan yang dilakukan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan telah sesuai berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. b. Persepsi Korupsi Pajak Persepsi yang dimiliki oleh suatu individu dengan individu yang lainnya, boleh jadi berbeda. Menurut Robbins dan Judge (2015:103) persepsi adalah sebuah proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensoris untuk memberikan pengertian
38 pada lingkungannya. Menurut Jalaluddin (2016:50) persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Istilah korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 21 Tahun 2001 tentang KPK, korupsi ialah tindakan dengan tujuan memperkaya diri sendiri, merugikan pihak lain yang dilakukan baik perseorangan maupun korporasi. c. Kualitas Pelayanan Fiskus Menurut Sri Putri (2014) pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang) dan fiskus merupakan petugas pajak. Kualitas pelayanan adalah seluruh pelayanan terbaik yang diberikan untuk tetap menjaga kepuasan bagi wajib pajak di kantor pelayanan pajak dan dilakukan berdasarkan UU perpajakan (Putu dan Ni Luh, 2016). Dari berbagai pengertian kualitas, dan juga pelayanan, maka disimpulkan bahwa arti dari kualitas pelayanan itu sendiri merupakan suatu ukuran baik atau buruknya kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam hubungannya dengan bidang perpajakan, kualitas pelayanan berarti penilaian baik atau kah buruk tentang pelayanan yang diberikan oleh fiskus kepada wajib pajak.
39 2. Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Variabel Pengukuran Variabel Indikator Skala Pengukuran Persepsi Korupsi Pajak (X1) Pengetahuan atas kasus korupsi pajak. Kesadaran atas terjadinya kasus korupsi pajak. Penegakan hukum atas kasus korupsi pajak. Kualitas Pelayanan Fiskus (X2) Fasilitas kantor pajak yang memadai Keramahan petugas pajak Penampilan petugas pajak yang rapih Petugas pajak cepat tanggap atas keluhan dan kesulitan wajib pajak Petugas pajak melayani dengan ketelitian dan tanggung jawab Petugas pajak memiliki kemampuan dalam pelayanan Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Mengisi formulir dengan lengkap dan jelas Tepat waktu dalam membayar pajak Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Melakukan perhitungan pajak dengan jujur Tidak memiliki tunggakan pajak Tidak pernah mendapat sanksi administrasi Interval Interval Interval
40 D. Pengukuran Variabel Jenis skala pegukuran yang digunakan untuk mengukur variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah skala interval, dimana pengukuran dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang dengan menyatakan setuju dan ketidaksetujuan terhadap subjek, objek dan kejadian tertentu. Tabel 3.2 Skala Likert Untuk Kuisioner Jawaban Responden Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono (2014)
41 E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang mempunyai kesamaan karteristik tertentu. Populasi penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Tiga yaitu sebanyak 15.880.. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi sebenarnya. Menurut Sugiono (2014), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi. Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling, dimana sampel penelitian ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014:124). Metode accidental sampling ini dipilih sehubungan dengan terbatasnya waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian, namun sampel yang didapat memenuhi kaidah statistik.
42 Tabel 3.3 Tabel Jumlah WPOP KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga 2011 2012 2013 2014 2015 2016 WPOP Terdaftar OP Non 4.203 4.462 4.718 2.729 2.729 2.783 Karyawan OP 9.153 9.488 9.303 11.570 12.307 13.079 Karyawan TOTAL 13.356 13.950 14.021 14.299 15.036 15.880 Sumber : KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga Berdasarkan tabel 3.3 diatas maka, sample yang diambil pada penelitian adalah 100 responden atau wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT ke KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus formula Slovin yaitu: n = N 1 + N (e) 2 n = 15.880 1 + 15.880 (0,1) 2 n = 99.37 = 100 Dimana: n = jumlah sampel N = populasi e = presentase kesalahan sampel, e = 10 % (0,1)
43 F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi lapangan: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan merupakan data sekunder, karena di dapat secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak luar). Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari, mengkaji, meneliti, serta menelah buku-buku, jurnal, dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang akan atau sedang diteliti. 2. Penelitian lapangan Data empiris yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik sebagai berikut: a. Pengamatan (Observasi) merupakan suatu proses pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan cara mengamati dan mengumpulkan dokumen, buku-buku serta surat keterangan yang mendukung penelitian. b. Angket (Kuisioner), merupakan suatu proses pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab, selanjutnya untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut akan ditentukan skor atas jawaban yang diberikan. Prosedur dalam mengumpulkan data penelitian ini
44 adalah dengan cara menyampaikan langsung pertanyaaan yang berupa kuisioner. Kuisioner dibagikan kepada wajib pajak yang telah terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Tiga. Kuisioner berupa beberapa pertanyaan terkait dengan penelitian ini yang diajukan kepada responden dengan menggunakan Skala Likert. G. Metode Analisis Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Statistik Deskriptif dan Verifikatif 1. Statistik Deskriptif Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini analisis deskriptif menggunakan analisis rata-rata hitung (mean), nilai maksimum dan nilai minimum. 2. Verifikatif Penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian ini untuk menjelaskan sebarapa besar pengaruh
45 variabel Persepsi Korupsi pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Dalam penelitian ini menggunakan Struktural Equation Model (SEM) dengan pendekatan Partial Least Squares (PLS). Partial Least Squares (PLS) dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator. PLS adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variable laten untuk tujuan perdiksi (Ghozali,2014). Penggunaan metode SEM PLS dikarenakan model pengukuran dibentuk oleh variabel yang memiliki indikator yang berbentuk reflektif atau indikator dilihat sebagai efek dari konstrak yang dapat diamati. Model dalam SEM PLS meliputi outer model (model pengukuran) dan inner model (model struktural). Berikut penjelasan kedua model tersebut: b. Outer Model (Model Pengukuran) Outer model sering disebut (outer relation atau measurement model), Evaluasi pengukuran outer model Partial Least Square (PLS) adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas indikator indikator yang mengukur variabel laten atau mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya (Ghozali,2014). Kriteria uji validitas pada sebuah penelitian mengacu pada besaran outer loading
46 setiap indikator terhadap variabel latennya. Berikut adalah rincian model pengukuran yang akan digunakan : 1. Variabel persepsi Korupsi Pajak (KP) mempunyai tiga (3) indikator yaitu pengetahuan atas kasus korupsi pajak, kesadaran atas terjadinya kasus korupsi pajak, dan penegakan hukum atas kasus korupsi pajak.. Berikut gambar model pengukuran Partial Least Squares (PLS). Gambar 3.1: Model PLS Variabel Persepsi Korupsi Pajak (PKP) 2. Variabel Kualitas Pelayanan Fiskus (KPF) mempunyai enam (6) indikator yaitu fasilitas kantor pajak yang memadai, keramahan petugas pajak, penampilan petugas pajak yang rapih, petugas pajak cepat tanggap atas keluhan dan kesulitan wajib pajak, petugas pajak melayani dengan ketelitian dan tanggung jawab, dan petugas pajak memiliki kemampuan dalam pelayanan. Berikut gambar model pengukuran Partial Least Squares (PLS).
47 Gambar 3.2: Model PLS Variabel Kualitas Pelayanan Fiskus (KPF) 3. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (KWP) mempunyai enam (6) indikator yaitu mengisi formulir dengan lengkap dan jelas, tepat waktu dalam membayar pajak, tepat waktu dalam menyampaikan SPT, melakukan perhitungan pajak dengan jujur, tidak memiliki tunggakan pajak, dan tidak pernah mendapat sanksi administrasi. Berikut gambar model pengukuran Partial Least Squares (PLS). Gambar 3.3: Model PLS Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (KWP)
48 c. Inner Model Inner model yang sering disebut juga dengan (inner relation, structural model dan substantive theory) yaitu untuk menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory (Ghozali,2014). Pada penelitian ini model struktural untuk menguji hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Persepsi Korupsi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. 2. Kualitas Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga dalam penelitian ini spesifikasi diatas dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.4: Model Struktural
49 Gambar 3.5: Model Partial Least Squares (PLS) Lengkap d. Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran) 1. Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score yang diestimasi dengan Soflware PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun menurut Chin, 1998 (dalam Ghozali, 2014) untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai.
50 2. Ukuran yang digunakan untuk membangun validitas konvergen pada tingkat konstruk adalah AVE (Average Variance Extracted). Indikator akan dipertahankan jika nilai AVE lebih besar dari 0,5. 3. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (composite reliability) adalah 0,7, walaupun bukan merupakan standar absolute. 4. Untuk menguji validitas diskriminan dengan melihat nilai akar kuadrat AVE harus lebih besar daripada korelasi antar variabel laten. (Ghozali,2015) e. Evaluasi Inner Model (Model Struktural) Diukur dengan menggunakan Q-Square predictive relevance dengan rumus Q 2 = 1 (1-R1 2 ) (1-R2 2 ) (1-Rp 2 ). Dimana R1 2, R1 2 Rp 2 adalah R square variable endogen dalam model. f. Analisis Regresi Linier Berganda Metode regresi linier berganda menghubungkan satu variable dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model prediktif tunggal. Metode regresi liniear berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu persepsi korupsi pajak (X1), dan kualitas pelayanan fiskus (X2) terhadap variabel dependen kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang
51 melakukan kegiatan usaha (Y), dengan menggunakan analisis regresi linier berganda sebagai berikut: Y = α + ß1X1 + ß2X2 + e Keterangan: Y α ß X1 X2 e = Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi = Konstanta = Slope atau koefisien regresi = Persepsi Korupsi Pajak = Kualitas Pelayanan Fiskus = Error g. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis didasarkan pada nilai yang terdapat pada analisis structural model, tingkat signifikansi path coefficient didapat dari nilai t muatan faktornya (factor loading) lebih besar dari 1,96.