PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
Bambang Supriyanto 36

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

Rinendah Sihwinedar 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Yayuk Jatining Rahayu 4

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Siti Solehah 35. Kata Kunci : Aktivitas Hasil Belajar, Sifat Wajib ALLAH, Strategi Pembelajaran Bernyanyi

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Yosepha Sumarjilah 9. Kata Kunci: Hasl Belajar, Matematika, Media Kongkrit. 9 Guru SDN Rejoagung 01 Jember

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Experiential Learning

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Debby May Puspita Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Corresponding author: Debbymay02@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model discovery learning. Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan peserta didik untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Penggunaan Discovery Learning, ingin mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, pembelajaran yang awalnya menggunakan teacher centered menjadi student centered, dan mengubah pengajaran yang menggunakan ekspository learning dimana siswa hanya menerima informasi dari guru saja ke model Discovery learning dimana siswa menemukan informasi sendiri. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Dengan metode penelitian tindakan kelas melalui dua siklus didapatkan data adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 028227 Binjai Selatan dari 60,54 rerata nilai menjadi 94,61, dan dari keterlibatan siswa dalam belajar juga meningkat dari 84,60% menjadi 97,61%, sedangkan aktivitas dalam belajar dalam kegiatan kelompok keterlibatan siswa mengalami peningkatan dari 64,23% menjadi 86,08%. Pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran IPA akan meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar baik secara individu maupun secara kelompok. Meningkatnya aktifitas siswa dalam pembelajaran membuat siswa semakin bersemangat dalam belajar dan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci : Student Centered Learning, Pembelajaran Discovery Learning, Hasil Belajar Siswa PENDAHULUAN Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI yaitu agar siswa memiliki kemampuan seperti : (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingintahun, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses utnuk meyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendiidkan ke SMP/MTs (BSNP, 2006). Ironisnya dalam dunia sains khususnya di Sekolah Dasar, Indonesia berada di posisi ke-3 pada ajang 11 th International Mathematics and Sciences Olympiad (IMSO) yang diadakan di Denpasar, Bali pada 5-11 Oktober 2014. Ajang International ini diikuti oleh 14 negara, dan Indonesia juga berada dibawah Singapura di peringkat ke-2 dan Thailand di peringkat pertama (Dikdas Kemendikbud). Firman Jiddan (peserta IMSO) mengaku bahwa soal yang diujikan dalam olimpiade berbeda jauh dengan yang dipelajari di sekolah. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa siswa hanya terbiasa dengan soal yang dikatakan mudah, hanya berada pada tingkat pemahaman dan daya ingat siswa sehingga ketika siswa dihadapkan dengan soal yang mengacuh pada aspek lain, siswa merasa kebingungan. Pengkajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mutu hasil belajar merupakan usaha awal yang seharusnnya dilakukan agar dapat menetapkan langkah dan cara-cara yang tepat dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu hasil belajar. Kualitas lulusan sekolah juga harus diperhatikan, karena banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Ditinjau dari unsur siswa, masih banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor yang ada dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Kenyataan di lapangan didapat bahwa pembelajaran IPA sudah dilakukan secara aktif namun siswa masih tetap merasa jenuh dikarenakan akhir pembelajaran masih bersifat ceramah. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran dan pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya. Siswa cenderung menghafalkan fakta-fakta dan konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep itu terbentuk yang pada akhirnya membuat kemampuan berpikir siswa hanya terbatas pada kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami, sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa diabaikan karena tidak diaktifkan selama kegiatan pembelajaran di kelas. Apriana (2014:38) menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar sebagai dampak dari penggunaan model pengajaran tertentu yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan dan bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Imanita (2014:48) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan proses pembelajaran yang memiliki tingkatan sampai pada level tertinggi dan memberikan beberapa aspek perubahan pada diri siswa. 217

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa secara optimal dan baik pada aspek kognitif, maka diperlukan perubahan serta inovasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang mampu menaungi semua karakteristik tersebut adalah model discovery learning. Model discovery learning merupakan sebuah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam model ini, guru bukan hanya manager di dalam kelasnya, namun terlebih lagi guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan. Pemecahan masalah bukan hanya dilakukan secara kelompok dan diskusi semata namun terlebih lagi menekankan pada kegiatan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Dari model pembelajaran ini, siswa akan mengembangkan pengalaman belajar dengan mengkontruksi sendiri pengetahuannya dan mengembangkan sikap kritis siswa (Saefuddin, 2014). Model discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Discovery learning merupakan model pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran (Mulyasa, 2014:134).. PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri 028227 Binjai Selatan yang berjumlah 33 siswa, siswa laki laki berjumlah 16 dan siswa perempuan 17 dengan pokok bahasan alat pencernaan manusia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto, 2006:96). Menurut Sunardi (2010), penelitian tindakan kelas adalah penyelidikan secara sistematis dan terencana yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelasnya dengan jalan mengadakan perbaikan dan mempelajari akibat yang ditimbulkan. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua siklus. Tindakan pendahuluan dalam penelitian ini adalah mengadakan tes pendahuluan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan discovery learning, siswa diberi tes akhir I untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dan digunakan sebagai acuan perbaikan untuk melaksanakan siklus II. Setelah dilaksanakan siklus II, siswa diberi ters Akhir II untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dan akan dijadikan perbandingan antara siklus I dan siklus II. Penerapan pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA kelas V SD berjalan dengan baik, siswa termotivasi dan tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga aktifitas siswa cukup kondusif di dalam kelas. Peneliti dibantu oleh observer (teman sejawat) dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa belajar dalam kelompok. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah 6 atau 7 siswa. Setelah siswa menempati posisinya, guru meminta salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mengambil LKS serta alat dan bahan yang telah disiapkan oleh guru. Guru menjelaskan pada siswa cara pengerjaan LKS dan meminta siswa utuk berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya guna memecahkan persoalan yang ada dalam LKS. LKS ini diberikan untuk mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan menerapkan Discovery Learning. Dalam kelompok siswa diharapkan bisa memahami tentang alat pencernaan manusia. Siswa melakukan diskusi dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya yaitu presentasi yang dapat melatih siswa untuk berani tampil di depan teman-temannya dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Pada akhir pembelajaran siswa diberi tes akhir. Pada pembelajaran yang pertama masih ada beberapa kendala. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran discovery learning. Pada siklus pertama hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria yang diharapkan. Sehingga peneliti melanjutkan pada siklus berikutnya. Siklus ke-2 dilaksanakan dengan baik, proses pembelajaran dilakukan sama dengan siklus yang pertama. Pada siklus ke-2 siswa sudah mulai memahami materi. Siswa sudah terbiasa belajar dalam kelompok. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Pada siklus ke-2 hasil belajar siswa kelas V mengalami peningkatan dan sudah memenuhi KKM SD Negeri 028227 Binjai Selatan, sehingga tidak perlu melaksanakan siklus berikutnya. Dalam discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru mendorong siswa utuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, bukan memberi tahu tetapi memberikan kesempatan atau dengan berdialog agar siswa menemukan sendiri. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini yaitu meliputi, aktivitas menggunakan alat peraga, aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok, aktivitas presentasi dan aktivitas bertanya. Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut: 218

Tabel 1. Persentase Aktivitas Siswa No Aktivitas Siswa Siklus I (%) Siklus II(%) 1. Menggunakan alat peraga 62,53 84,89 2. Melakukan kerjasama 84,60 97,61 3 Presentasi 64,23 86,08 4 Bertanya 61,88 82,64 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, yaitu: aktivitas menggunakan alat peraga 62,53%, aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok 84,60%, aktivitas presentasi 64,23% dan aktivitas bertanya 61,88%, sehingga diperoleh persentase aktivitas belajar secara klasikal sebesar 68,61% dan tergolong dalam kategori sedang. Sedangkan pada siklus yang ke II, aktivitas menggunakan alat peraga 84,89%, aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok 97,61%, aktivitas presentasi 86,08% dan aktivitas bertanya 70,70%, sehingga diperoleh persentase aktivitas secara klasikal mencapai 82,64%. Sehingga aktivitas siswa secara klasikal meningkat sebesar 19,49%. Peningkatan Aktivitas siswa disajikan dalam diagram berikut : Gambar 1. Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam penelitian ini siswa diberikan 3 kali tes, yaitu tes pendahuluan (Pra Siklus), tes Akhir siklus I dan tes Akhir Siklus II. Bentuk soal dari masing masing tes adalah tes uraian. Masing masing tes terdiri atas empat soal, dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Hasil belajar siswa pada penelitian ini mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa yang ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 2. Peningakatan hasil belajar siswa No Kategori Hasil Belajar Pra Siklus I Siklus II Siklus (%) (%) 1. Tuntas, memenuhi KKM ( 65) dari 60,54 73,25 94,61 skor maksimal 100 2. Tidak Tuntas, Tidak memenuhi KKM 39,46 26,75 5,39 ( 65) dari skor maksimal 100 Total 100 100 100 Berdasarkan tabel persentase hasil belajar siswa di atas, diketahui bahwa hasil belajar siswa yang tergolong dalam kategori tuntas pada tes pendahuluan hanya 60,64% (17 Siswa), siklus I sebesar 73,25% (20 Siswa) sedangkan pada siklus II mencapai 94,61% (30 Siswa), dengan demikian kategori hasil belajar siswa yang tergolong tuntas mengalami peningkatan sebesar 33,97%. Hasil belajar siswa yang tergolong dalam kategori tidak tuntas pada siklus I sebesar 39,40% (13 Siswa) sedangkan pada siklus II sebesar 9,10% (3 Siswa) dengan demikian kategori hasil belajar siswa yang tergolong tidak tuntas mengalami penurunanan sebesar 34,07%. Berikut ini grafik peningkatan hasil belajar siswa. 219

Gambar 2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Discovery Learning, aktivitas siswa selama penerapan Discovery Learning, dan bagaimana hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan Discovery Learning. Berdasarkan data yang diperoleh, maka akan dibahas penerapan pembelajaran, aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa selama penerapan Discovery Learning. Penerapan Discovery Learning berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa hambatan yang dihadapi namun hambatan tersebut dapat diselesaikan pada pertemuan selanjutnya. Dalam penerapan Discovery Learning pada siklus 1 dapat dikatakan berjalan dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Pada awal pembelajaran agak sedikit ramai dalam mencari kelompoknya, bahkan ada yang kurang setuju dengan anggotanya dikarenakan kurang akrab, (2) Aktivitas siswa dalam berinovasi, presentasi dan bertanya masih rendah, (3) Beberapa siswa kurang teliti dalam menjawab soal sehingga banyak kesalahan yang terjadi, dan (4) Guru mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya namun banyak diantara mereka yang malu dan takut hal ini mungkin dikarenakan kebiasaan mereka pada kegiatan sebelumnya yang pasif dalam pembelajaran. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi pada siklus 2, yaitu: (1) siswa sudah mulai menerima dan mulai akrab dengan aggota kelompoknya, (2) memberikan bimbingan dan motivasi yang dilakukan oleh peneliti mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, hal ini diperoleh dari meningkatnya persentase dari setiap siklus, (3) guru memberikan perpanjangan waktu agar siswa lebih teliti dalam menjawab soal latihan, dan (4) guru memberikan reward pada siswa agar siswa tidak lagi malu atau takut dalam melakukan presentasi. Aktivitas siswa pada siklus I, yaitu: aktivitas menggunakan alat peraga 62,53%, aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok 84,60%, aktivitas presentasi 64,23% dan aktivitas bertanya 61,88%, sehingga diperoleh persentase aktivitas belajar secara klasikal sebesar 68,31% dan tergolong dalam kategori Sedang. Sedangkan pada siklus yang ke II, aktivitas menggunakan alat peraga 84,89%, aktivitas melakukan kerjasama dalam kelompok 97,61%, aktivitas presentasi 86,08% dan aktivitas bertanya 82,64%, sehingga diperoleh persentase aktivitas secara klasikal mencapai 87,81%. Sehingga aktivitas siswa secara klasikal meningkat sebesar 19,50%. Hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 63,25%, dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena telah memenuhi KKM SD Negeri 028227 yaitu terdapat minimal 75% yang telah mencapai nilai 60, dengan 20 siswa tuntas dan 13 siswa yang belum tuntas. Siklus 2 dilaksanakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Pada pembelajaran siklus 2 hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 60,54% yaitu dari 73,25% menjadi 94,61%, dalam hal ini dari 33 siswa yang mengikuti pembelajaran terdapat 30 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Discovery Learning pada pembelajaran IPA terbukti dapat meningkatkan aktivitas hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 028227 Binjai Selatan. SIMPULAN Dari hasil analisa data dan pembahasan di atas menunjukkan bahwa beberapa kemajuan yang dicapai selama pembelajaran menggunakan model Discovery Learning. Maka hasil penelitian tindakan kelas ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Pembelajaran Discovery Learning meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA; b) Pembelajaran Discovery Learning aktifitas siswa dalam belajar baik secara individu maupun secara kelompok; c) Meningkatnya aktifitas siswa dalam pembelajaran membuat siswa semakin; d) bersemangat dalam belajar dan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa temuan lain yang diperoleh adalah munculnya kreatifitas siswa dalam melakukan percobaan, banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa, adanya tanggung jawab menyelesaikan tugas, hilangnya keluhan bosan, bahkan siswa lebih senang menyelesaikan tugas daripada beristirahat. 220

REFERENSI Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Apriana. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.P.2014/2015. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan. Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015. Jakarta: Kemendikbud. Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2000. Penelitian Ilmiah. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Saefuddin, Asis. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung : PT. Ramaja Rosdakarya. Sunardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dalam Modul Bidang Studi Guru Kelas SD. Jember : Universitas Jember. Supriyadi, Agus. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Metode Pembelajaran IPA Kelas IV SDN. 03 Sungai Ambawang Kubu Raya. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura. 221